Kerja Praktek Proses Produksi Gula Pasir
Kerja Praktek Proses Produksi Gula Pasir
Oleh:
RIAN PRIADI
10.17.1.0011
Pabrik gula Jatitujuh merupakan pabrik gula pertama yang dibangun dalam
rangka usaha pemerintah tersebut diatas disamping penyehatan dari pada PNP
XIV itu sendiri, yang kebetulan berada dipropinsi jawa barat. Dalam tahun 1971
pemerintah indonesia, dala usahanya untuk swasembada gula mengadakan kerja
sama dengan bank dunia yang kemudian berbentuk Indonesia Sugar Study (ISS).
Setelah salah satu programnya adalah mencari areal baru yang beroreontasi pada
lahn kering. Survey beberapa daerah diseluruh wilayah Indonesia dimulai pada
tahun 1972 antara lain dihutan Loyang, Jatimunggul, Jatitujuh
Hasil perkembangan hasil yang dicapai pabrik PG. Rajawali II unit PG.
Jatiujuh merupakan bahwa gula yang dihasilkan oleh pabrik gula ini dari tahun
1980-1993 memang tergantung kualitas tebu itu sendiri, dilihat dari produksi yang
dilakukan selama tiga belas tahun berturut-turut menghasilkan gula . Th 1980-
1981 112.927/ku, th 1981-1982 118.938/ku, 1982-1983 136.181/ku, 1983-1984
196.729/ku, th 1984-1985 196.729/ku, th 1985-1986 196.555/ku, th 1986-1987
275.906/ku, th 1987-1988 203.311/ku, th 1988-1989 166.908/ku, th 1989-1990
151.042/ku, th 1990-1991 187.837/ku, th 1991-1992 322.357/ku, 1992-1993
281.286/ku, th 1993-1994 324.337/ku. Nilai ini belum meenuhi standar syarat
gula kritasl putih (SNI-210)
LEMBARAN PENGESAHAN
Dengan judul:
“PROSES PRODUKSI MINYAK CENGKEH (Clove Oil)
MENGGUNAKAN METODE DESTILASI”
DI PABRIK MINYAK CENGKEH H. AZIS
Disusun Oleh :
RIAN PRIADI
10.17.1.0011
Menyetujui,
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
I.3 Batasan Masalah ........................................................................ 3
I.4 Maksud dan tujuan Kerja Praktek .............................................. 3
I.5 Manfaat Kerja Praktek ............................................................... 4
I.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 5
ii
II.8.2 Penggilingan ................................................................... 21
II.8.3 Pemurnian ....................................................................... 22
BAB III METODE PELAKSANAAN
III.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................. 23
III.2 Flowchart Metode Pelaksanaan .............................................. 23
III.3 Tahap – tahap Pelaksanaan ..................................................... 24
III.3.1 Tahap Persiapan ............................................................ 24
III.3.2 Tahap Observasi ............................................................ 24
III.3.3 Tahap pengambilan data secara langsung ..................... 24
III.3.4 Tahap studi pustaka ....................................................... 24
III.3.5 Tahap pengumpulan data .............................................. 25
III.3.6 Tahap pengolahan data .................................................. 26
III.3.7 Pembahasan ................................................................... 26
III.3.8 Pengambilan kesimpulan dan sara ................................ 27
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Sejarah berdirinya ................................................................... 28
IV.2 PTP.XIV dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PERSERO) 29
IV.3 PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) .......................... 30
IV.4 Pabrik ...................................................................................... 30
IV.5 Areal ........................................................................................ 31
IV.6 Karyawan ................................................................................ 34
IV.7 Struktur Organisasi ................................................................. 37
IV.7.1 Kepala Bagian Pablikasi ............................................... 37
IV.7.2 Kepala Bagian Intalasi .................................................. 38
IV.7.3 Kepala Bagian TU Dan Keuangan ................................ 38
IV.7.4 Kepala Bagian SDM ..................................................... 38
IV.7.5 Kepala Bagian Mekanisasi ........................................... 38
IV.7.6 Kepala Bagian Tanaman ............................................... 39
IV.8 Ketenagakerjaan ...................................................................... 39
IV.9 Proses Produksi Gula Pasir ..................................................... 42
IV.9.1 Stasiun Gilingan ........................................................... 43
iii
IV.9.2 Stasiun Pemurnian ........................................................ 45
IV.9.3 Penguapan .................................................................... 48
IV.9.4 Kristalisasi .................................................................... 49
IV.9.5 Pemisahan ..................................................................... 50
IV.9.6 Proses Packing .............................................................. 51
IV.10 Pengendalian Kwalitas .......................................................... 51
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan ............................................................................... 55
V.2 Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR REFERENSI ............................................................................ 56
Lampiran ................................................................................................... 57
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 struktur organisasi ................................................................... 57
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren.
Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir
jagung, juga menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari
sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk menghasilkan gula mencakup
tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi
(penyulingan).
Lain halnya dengan gula bit yang diproduksi di tempat dengan iklim
yang lebih sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan
beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada
pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut
sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan
dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen
dapat disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak
bisa lagi diproses.
1
Pengimpor gula terbesar adalah Uni Eropa (UE). Peraturan pertanian
di UE menetapkan kuota maksimum produksi dari setiap anggota sesuai
dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian dari gula ini adalah gula
"kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula "kuota c" yang dijual pada
harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut dan pajak impor yang
tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor ke negara negara UE,
atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat menetapkan harga
gula tinggi untuk mendukung pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping
namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuat minuman)
atau pindah dari negara itu (pembuat permen)
Pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup
tersebut di produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya
dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan
harga yang sangat murah.
Masa operasi PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh yang sudah lama
berjalan dari 1971, menjadikan pabrik tersebut masih terus melakukan
modifikasi dan mencari metode yang paling tepat untuk membuat gula yang
sesuai dan dapat bersaing kondisi lingkungan IPAL serta secara ekonomis
mendukung.
2
1. Manajemen
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, bidang kajian yang di ambil adalah
Manajemen Operasional, manajemen Operasionl sangatlah penting
sebagai kontrol dan tanggung jawab sehingga organisasi tersebut lebih
efesien dan efektif.
2. Proses produksi
3. Sistem produksi
4
1. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman kerja yang berharga dalam
membantu proses adaptasi terhadap lingkungan dunia kerja,
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai materi kuliah
yang selama ini telah didapat oleh penulis, serta memperoleh
pengalaman dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan. Karena pada
saat melakukan kerja praktek penulis berhadapan dengan dunia
kerja nyata. Sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah
didapat dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.
3. Bagi perusahaan
Dengan dibuatnya laporan Kerja Praktek ini, diharapkan dapat
memberikan masukan dan saran bagi perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya guna kemajuan dan perbaikan
perusahaan di masa yang akan datang
5
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang kerja praktek, identifikasi
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan keja praktek,
manfaat yang didapat dari kerja praktek serta sistematika
penulisan
BAB II TINJAU PUSTAKA
Menjelaskan tentang bahan-bahan yang di kaji yaitu bahan
baku tanaman tebu, manfaat dari tanaman tebu, manfaat lain
dari gula, komponen kimia yang terkandung dalam pohon tebu,
dan teori-teori dasar pemurnian air nira (air pohon tebu
mentah)
BAB III MITODE PELAKSANAAN
Menjelaskan waktu dan tempat kerja praktek, menjelaskan
tahapan-tahapan pelaksanaan kerja praktek.
BAB IV PEMBAHASAN
Menjelaskanapa informasi apa saja yang ada di Pabrik PG.
Rajawali II jatitujuh dari Sejarah perusahaan sampai Proses
Produksi Gula Pasir
BAB V PENUTUP
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
pembahasan Proses Produksi Gula Pasir
6
BAB II
TINJAU PUSTAKA
7
2.2. Jenis-jenis produksi
8
cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang
dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
9
gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan
dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan
air.
Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa
yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering
memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat
minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas.
Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang
tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk
proses produksi dan pembangkit listrik.
10
Tebu atau sugar cane dalam bahasa inggris adalah tanaman yang memiliki
klasifikasi sebagai berikut :
11
dan DDL-kolesterol 21,8% namun tidak terjadi peningkatan pada kadar
glukosa atau glikemik darah. Malah kadar HDL –Kolesterol meningkat
11,3%. Beberapa manfaat si manis tebu ini :
1. Melawan Kanker Payudara
2. Menguatkan Gigi dan gusi
3. Mengobati Mimisan
4. Mengobati Masuk Angin
5. Mencegah Stroke
6. Meredakan jantung Berdebar
7. Meredakan Panas Tubuh.
8. Mengobati Batuk.
12
Sukrosa 70-86
Glukosa 2-4
Fruktosa 2-4
Garam organik bebas 0,5-2,5
Zat-zat lain 0-10
Sumber : http://lordbroken.wordpress.com/pengolahan-gula-tebu-4/
2.5.1. Octacosanol
2.6. Gula
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren.
Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti
kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir
jagung, juga menghasilkan semacam pemanis namun bukan tersusun dari
sukrosa sebagai komponen utama. Proses untuk menghasilkan gula mencakup
tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi
(penyulingan).
Lain halnya dengan gula bit yang diproduksi di tempat dengan iklim
yang lebih sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan
beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada
pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut
sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan
dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen
dapat disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak
bisa lagi diproses.
Pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup
tersebut di produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya
dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan
harga yang sangat murah.
17
proses pembuatan candy adalah: inversi, titik didih gula, dan tingkat kelarutan
gula.
18
hampir 80% gula invert. Gula invert dengan jumlah yang terlalu banyak
mengakibatkan terjadinya extra heating sehingga dapat merusak flavor dan
warna. Selain itu gula invert yang berlebihan meng- hasilkan lengket atau
bahkan produk tidak dapat mengeras.
2.8.1. Penimbangan
Tujuan utama stasiun ini adalah menerima tebu dari petani atau
kebun. Sebelum ditampung tebu terlebih dahulu ditimbang dan
dinyatakan dalam angka bulat kuintal. Perhitungan harus dilakukan
19
dengan cermat karena angka timbangan merupakan angka masukan
yang pertama dalam perhitungan angka-angka hasil pengolahan.
Tempat penampungan tebu sementara disebut dengan emplacement
(Kuntardiryo, 1997).
20
sistem FIFO (first in first out) yaitu tebu yang datangnya awal terlebih
dahulu diproses/ masuk stasiun gilingan (Kuntardiryo, 1997).
2.8.2. Penggilingan
Bahan baku tebu dari lori dibawa kemeja tebu dan tebu akan
mengalami perlakuan pendahuluan berupa pencacahan menjadi fraksi
yang lebih kecil, terakhir akan mengalami penggilingan. Perlakuan
pendahuluan dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran nira saat
pemerahan nira di stasiun gilingan. Penggilingan dimaksudkan untuk
mengambil nira dari batang tebu dan memisahkannya dari ampas. Saat
penggilingan diberikan air imbibisi untuk mengurangi kehilangan gula
dalam ampas, akibat dari kurang sempurnanya daya perah unit
penggilingan. Hasil pemerahan tiap gilingan berbeda. Cairan tebu
manis dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya
digunakan di mesin pemanas (Boiler).
Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 15% gula dan serat
residu, dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula,
sekitar 50% air serta pasir dan batu- batu kecil dari lahan yang
terhitung sebagai “abu”. Sebuah tebu bisa mengandung 12 hingga 14%
serat dimana untuk setiap 50% air mengandung sekitar 25 hingga 30
ton baggase untuk setiap 100 ton tebu atau 100 ton gula.
21
2.8.3. Pemurnian
22
BAB III
MITODE PELAKSANAAN
MULAI
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Pembahasan
gambar 3.1 Flowchart
Pengambilan Kesimpulan Metode Pelaksanaan
dan Saran
SELESAI
23
3.3. Mekanisme kegiatan kerja praktek
1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan dalam kerja praktek ini
meliputi :
Data Proses pengangkutan bahan baku
Data mengenai sistem kerja mesin proses produksi
Data rendemen (yield) yang dihasilkan pada tiap set
produksi
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi
literatur baik pustaka tulis maupun elektronik (internet).
Literatur yang digunakan haruslah berisi informasi tentang hal-
hal yang berkaitan dengan perusahaan atau proses produksinya
baik bahan, alat, maupun yang lainnya.
Data sekunder dalam kerja praktek ini meliputi :
Bahan bakun yang dibutuhkan dalam proses
produksi.
25
Alat yang di gunakan dalam proses produksi gula
pasir.
3.3.7. Pembahasan
Setelah mengumpulkan data dan informasi yang
didapat, maka selanjutnya semua informasi di laporkan dan di
bahas secara rinci. Dalam tahapan inimembahas dan
menjelaskan informasi ataupun data yang telah diolah
sebelumnya.
26
1. Sejarah Perusahaan
2. Aspek Perusahaan
4. Pengendalian Kualitas
27
BAB IV
28
Sebagai tindak lanjut maka :
Pada tahun 23 juni 1975 mentri pertanian mengeluarkan sk. No.
795/MENTAN/VI/1975 tentang izin prinsip pendirian pabrik gula
jatih tujuh yang kemudian dikenal dengan nama “PROYEK GULA
JATIHTUJUH”
Kemudian disusul dikeluarkanya SK. Dirjen Kehuhtanan No.
2033/DJ/J/1975 tanggal 10 juli 1975 tentang dasar-dasar
pengaturan lebih lanjut pelaksanaan SK. Mentan tersebut diatas
Akhirnya berdasarkan Sk. Mentan No. 481/Kpts/UM/76 tanggal 9
agustus 1976 areal kawasan kehutanan BKPH
Jatimanggul/Cibenda dan BKPH jatimungul kerticala di bebaskan
untuk dikelolah oleh PNP.XIV Proyek Gula Jatitujuh. PNP.XIV
yang baru didirikan sejak tahun 1968 terhitung 1 november 1977
berdasarkan SK. Mentan No.654/Kpts/Org/10/1977 tanggal 31
Oktober 1979 harus melepaskan tanggung jawabnya atas proyek
gula jatitijuh.
Pada tanggal 5 nopember 1980 pabrik gula jatitujuh diresmikan
oleh Presiden Repubrik Indonesia Bapak Soeharto disertai Ibu Tien
Soehartao
4.4. Pabrik
Pengembangan pabrik gula serta peralatan ditangani oleh
kontraktor perancis berdasarkan kontrak kerja/perjanjian antara
pemerintah republic Indonesia Cq.PTP XIV (Persero) sebagai pembeli
dalam pemerintah perancis Cq. Perusahaan terkemuka perancis Five cail
Bdcok (FCB) sebagai penjual (pemenang tander) yang desain kapasitasnya
pabrik adalah 4000 TCD atas dasar mutu tebu yang diolah sebagai berikut:
Fiber Content 14,5%
Sucrose content 11,0%
Brix of absolute juice 18,0%
Purity of absolute juice 51,5%
Trash % cane maksimum 5,0%
30
diambil dengan cara dipompa dari sungai cimanuk sejauh 7 km dengan
debit 60 LT/detik
4.5. Areal
a. Keadaan alam
Areal pabrik jatitujuh dibangun di atas areal Ex kawasan
kehutanan yang terlantar tidak tepelihara, keadaan vegetasi asal
terdiri dari hutan-hutan kayu yang tumbuh secara menggerombol
sporadis antara lain terdiri dari jenis kayu jati, johar, sonokeling
dan lain-lain
Disamping semak belukar padang alang-alang serta pada
musim hujan berapa bagian ditanami padi dan palawija, lokasi
areal pabrik gula jatitujuh terletak pada dua kabupaten ialah
kabupaten majalengka dan kabupaten indramayu atau garis bujur
timur 108°6’3’’- 108°16’24’’ dan garis lintang selatan 6°31’2’’-
6°36’40’’
Jarak dari kota Cirebon adalah 77 km sedangkan kabupaten
indramayu maupun kabupaten majalengka adalah 32 Km.
Berdasarkan SK.mentri Pertanian no. 481/Kpts/UM/8/1976 tanggal
9 agustus 1976 bahwa areal PG. jatitujuh ditetapkan seluas
12.022.50 Ha terdiri dari :
Kabupaten majalengka :
BKPH jatihtujuh : 2.750,20 Ha
BKPH Cidenda : 2.919,10 Ha
Jumlah : 5.671,30 Ha
Kabupaten Indramayu :
BKPH Kerticala : 5.360,90 Ha
BKPH jatimunggul : 990,30 Ha
Jumlah : 6.351,20 Ha
31
Penambahan dari PERHUTANI : 1.402,00 Ha
JUMLAH SELURUHNYA : 13.424,50 Ha
b. Penggunaan areal
Emplasemon : 135,44 Ha
Jalan : 467,42 Ha
Kantong air (Waduk) : 229,63 Ha
Pertamina : 61,85 Ha
Perengan dan sungai : 2.141,88 Ha
Jumlah
3.035,83 Ha
Jumlah keseluruhan
13.424,50 Ha
c. Tanah
Topografi atau keadaan permukaan tanah mulai dari rata
(landai) hingga berombak (bergelombang) ketinggian berkisar dari
3m hingga 50m dari permukaan laut
Jenis tanah areal pabrik gula jatitujuh terdiri dari :
Mediteran 47%
Kabisol 28%
32
Grumosol 6%
Podsolik 2%
Alluvial 1%
Assosiasi 22%
d. Tipe iklim
Curah hujan adalah termasuk type C & D kurang 1500 mm/Tahun
1. Suhu rata-rata tertinggi 30°-38° September suhu rata-rata
terendah 28°-38° c januari perbedaan suhu udara rata-rata
umumnya kurang dari 1° c terhadap rata-rata tahun
3. Kecepatan angin
4.46 – 6,04 km/jam pada bulan agustus s/d nopember, 3,17
km/jam pada bulan- bulan lainya rata-rata/ tahun 3,97
km/jam
4.6. Karyawan
Dipabrik gula karyawan dibagi dalam lima klasifikasi sebagai berikut :
1. Karyawan staf (pimpinan)
2. Karyawan pelaksana (karyawan bulanan)
3. Karyawan kampanye (selama masa gilingan)
4. Karyawan musiman
5. Karyawan harian
33
Jumlah dari pada karyawan PG. Jatitujuh berdasarkan standar formasi
sebagai berikut:
Jumlah karyawan di bagian
Uraian Jumlah
TU Tanaman Instansi Pebrikasi
Staf pimpinan 9 33 13 5 60
Musiman 7 28 7 4 42
a. Sarana perumahan
b. Sarana lainya
Poliklinik
Lapangan tenis
Lapangan bola
35
1980/1981 4216 488 5,72 26,78 1.974.198 112.927
37
4.7.3. Kepala bagian TU dan keuangan
38
4.8. Ketenagakerjaan
39
Bagian Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tidak tetap
Tanaman 74 132
Tebangan 16 12
Pabrikasi dan 116 -
Instalasi
Kendaraan 40 18
40
Perencanaan karier pada prinsipnya setiap pekerja diberikan
kesempatan yang sama untuk meraih jenjang karier yang setinggi-tingginya
dalam perusahaan. Pengaturan mengenai jenjang karier Pekerja diatur dan
ditetapkan oleh Perusahaan dan Serikat Pekerja daerah secara aktif meminta
informasi tentang sistem jenjang karier. Setiap pekerja diberikan kesempatan
yang sama untuk mengembangkan kariernya guna memperoleh kenaikan
golongan dan jabatan di Perusahaan. Kriteria dalam mempertimbangkan
kenaikan jabatan meliputi faktor yang berhubungan prestasi, potensi,
kompetensi dan tersedia informasi dalam jabatan/ pangkat yang lebih tinggi.
Direksi dapat menurunkan jabatan ke posisi yang lebih rendah bila
pekerja tidak memenuhi syarat lagi untuk menduduki posisi jabatan tersebut
atas dasar evaluasi maupun prestasi dari pekerja yang bersangkutan. Pekerja
juga dapat dimutasikan sesuai dengan kepentingan kebutuhan perusahaan.
Sistem jam kerja resmi adalah hari jam kerja dalam 1 minggu adalah 5
hari atau 6 hari atau 40 jam dalam seminggu. Jam kerja 1 hari bagi yang
melaksanakan ketentuan hari kerja 5 hari dalam seminggu adalah 8 jam dan
40 jam dalam minggu. Jam kerja 1 hari yang melaksanakan ketenyuan hari
kerja 6 hari dalam seminggu adalah 7 jam dan 40 jam dalam seminggu.
Sistem penggajian kepada pekerja diberikan gaji berdasarkan skala gaji
dasar sesuai golongan. Gaji tersebut sebagai dasar perhitungan Iuran
Jamsostek, lembur, pesangon, THR, jasa produksi, santunan kematian, biaya
pindah, penghargaan masa kerja 25 tahun dan hak lainnya yang berkaitan
dengan gaji. Kenaikan berkala tahunan untuk setiap pekerja didasarkan atas
penilaian prestasi kerja tahunan dengan menggunakan hasil evaluasi dalam
Sistem Manajemen Kinerja (SMK).
42
Gambar 4.2 proses produksi gula pasir
43
Proses dimulai dengan menggangkut tebu dari truk ke meja
tebu/cane table menggunakan bantuan cane crane. Pabrik ini memiliki 4
cane table dan 4 cane crane. Pada masing-masing cane table terdapat
leveller yang berguna mangatur jumlah tebu yang akan masuk ke cane
carrier. Cane Carrier berfungsi membawa tebu menuju cane cutter. Cane
cutter digunakan untuk mencacah tebu menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Dengan ukuran yang lebih kecil diharapkan akan semakin banyak
nira yang diperas. Cane cutter berukuran ±1,5 meter. Pabrik ini memiliki
2 Cane Cutter (CC I dan CC II) yang dipasang secara seri. Cane Cutter 1
memiliki 56 buah pisau, sedangkan Cane Cutter 2 memiliki 80 buah pisau.
Selanjutnya cacahan tebu melewati Heavy Duty Hammer Shredder (HDS)
yang memiliki prinsip seperti palu untuk memukul cacahan tebu sehingga
mudah diperah di gilingan.
45
Proses pemurnian nira di pabrik ini menggunakan bahan
pembantu dalam prosesnya. Dalam proses pemurnian nira ini
menggunakan proses sulfitasi yaitu menambahkan gas SO₂ dan
Ca(OH)₂ yang disebut sebagai susu kapur dengan maksud untuk
mengendapkan kotoran agar mudah dipisahkan dalam proses
penapisan.
46
yang tidak terembunkan sehingga tidak manghambat proses
pengendapan nantinya.
47
ton/ha dapat meningkatkan produksi tanaman tebu serta menekan
penggunaan pupuk an-organik.
4.7. 3. Penguapan
48
Gambar 4.6 bejana evaporator
4.7. 4. Kristalisasi
49
Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik
masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga mendekati
kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus koefisien
kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan
terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat
bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak
kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pada proses masak
ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut kembali ataupun
terbentuk tidak beraturan.
4.7. 5. Pemisahan
50
menempel pada saringan. Sedangkan larutan (stroop) akan keluar
menembus saringan dan jatuh kedalam penampung
Persyaratan
Kriteria uji Satuan
GKP 1 GKP 2 GKP 3
52
Bahan tambahan
makanan (SO2)
Cemaran logam:
Kualitas gula kristal yang diproduksi oleh suatu pabrik gula harus
memenuhi kriteria sesuai dengan standar nasional indonesia (SNI). Salah
satu parameter utama kualitas gula kristal adalah kadar air, dimana
menurut SNI 3140.3 : 2010 mengenai gula kristal putih, kadar air gula
kristal putih < 0,1 %. Pada proses produksi gula di pabrik gula di
Indonesia, kebanyakan gula produk dikemas dalam bentuk karung @ 50
kg. Kemasan dalam karung ini kemudian disimpan dalam gudang dengan
ditumpuk sampai tiba waktunya untuk di distribusikan ke konsumen.
Kadar air berpengaruh terhadap kualitas gula setelah diproduksi. Kadar air
yang tinggi (> 0,1 %) bisa menyebabkan gula menggumpal ataupun
mikroba dapat tumbuh subur dalam kemasan gula.
Tahun gilingan
Uraian
2006 2007 2008 2009 2010
Luas (Ha) 7150 7450 7800 8000 8200
Tebu (Ton/Ha) 675 700 725 750 775
Jumlah Tebu (Ku) 4826250 5215000 5655000 6000000 6355000
Rendemen (%) 7,60 7,70 7,85 8,00 8,10
Hablur (Ku/Ha) 51,3 53,9 56,91 60 62,78
Jumlah Hablur (Ku) 366795 401555 443918 480000 514755
Gula/Ha (Ku/Ha) 51,45 54,06 57,08 60,18 62,96
Jumlah Gula (Ku) 367895 402760 445249 481440 516299
Kap. Giling (TTH)
54
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
2. Proses produksi gula pasir ada 3 tahap dan 6 proses yang cukup lama
mulai dari pemarutan (cuter), pengepresan, dan pemurnian yang cukup
panjang, gula pasir yang diproduksi juga tergantung pada pemanenan
atau tergantung pada musim
3. Kualitas gula pasir yang diproduksi PG. jatitujuh tergantung pada kwalitas
tebu dan rendemen gula yang dihasilkan, oleh karena itu bidang
pertanianlah yang bertangung jawab dalam hal ini
2.2. Saran
55
56
DAFTAR REFERENSI
Pangestu ajie, 2009, ruang lingkup PG. II jatitujuh .Jakarta : Rineka Cipta
http://id.wikipedia.org/wiki/Gula
http://r3870me.wordpress.com/2012/12/22/proses-pembuatan-gula-pasir-dari-
tebu/
http://lordbroken.wordpress.com/2010/01/14/pemanfaatan-limbah-pabrik-gula/
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca%20Panen/tep440
_files/Pengolahantebu.htm
http://www.pg-rajawali2.com/
http://www.slideshare.net/Salfatimiyah/bab-6-pembahasan-jatitujuh
56
LAPIRAN 1
KETERANGAN STRUKTUR
Nomor 24
STAF BST
1. Agus hamzah
2. Yunus
58
STRUKTUR ORGANISASI
KARYAWAN PIMPINAN PT. PG. RAJAWALI II
UNIT PG. JATITUJUH
3 4 5 6 7 8
9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22 23 24
Lampiran II