Pasal 82
(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan.
(2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat
1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.
Pasal 83
Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
Pasal 84
Setiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79
ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh.
Pasal 93
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar
upah apabila :
(4) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut : e. isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar
untuk selama 2 (dua) hari;
Pasal 153 (1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :
Pasal 153
(1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pekerja/buruh dengan alasan:
Pasal 153
Ayat (1) Pengusaha dilarang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Pekerja/Buruh dengan
alasan: poin e. hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
oss system, cara mendapat pbg persetujuan bgnn Gedung basis sstem informasi mendirikan
bangunan gedung, persyaratan yg dibutuhkan utk keg yg modalnya diatas 15M & legalitas izin yang
dibutuhkan
persyaratan yg dibutuhkan utk keg yg modalnya diatas 15M & legalitas izin yang dibutuhkan
modal
Pasal 177
a. profil;
b. permodalan usaha;
d. KBLI; dan
e. lokasi usaha.
(2) Untuk mendapatkan NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaku Usaha orang perseorangan
mengisi data pada Sistem OSS.
Pasal 189
(1) Sistem OSS melaksanakan pemeriksaan ketentuan atas data usaha berupa rencana nilai
investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 huruf d yang diajukan oleh Pelaku Usaha
meliputi:
a. minimum investasi; dan
b. ketentuan permodalan,
untuk Penanaman Modal Asing.
(2) Ketentuan minimum investasi bagi Penanaman Modal Asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, meliputi total investasi lebih besar dari Rp10.OOO.00O.000,O0 (sepuluh
miliar rupiah), di luar tanah dan bangunan per bidang usaha KBLI 5 (lima) digit per lokasi
proyek.
Subgolongan ini mencakup : - Perdagangan besar dan perdagangan eceran mobil baru dan bekas,
meliputi mobil penumpang, termasuk di dalamnya mobil khusus, seperti ambulans dan minibus dan lain-
lain; lori, trailer (kereta gandeng) dan semi-trailer; dan kendaraan berkemah seperti karavan rumah
bermotor Subgolongan ini juga mencakup : - Perdagangan besar dan eceran mobil off-road (jeep dan
lain-lain) - Perdagangan besar dan eceran oleh agen komisi - Lelang mobil Subgolongan ini tidak
mencakup : - Perdagangan besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil, lihat 4530 -
Penyewaan mobil dengan sopir, lihat 4922, 4942 - Penyewaan truk dengan sopir, lihat 4943 -
Penyewaan mobil dan truk tanpa sopir, lihat 7710
45101
Berdasarkan Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 pada Pasal 12, pengecualian dari ketentuan minimum
nilai investasi bagi PMA yaitu total investasi lebih besar dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah), di luar tanah dan bangunan per bidang usaha KBLI 5 (lima) digit per lokasi proyek, berlaku
diantaranya untuk:
Tingkat resiko
Rendah
KETENTUAN UMUM :
1. Perubahan perusahaan adalah perubahan data perusahaan yang meliputi perubahan nama
perusahaan, bentuk perusahaan, alamat kantor perusahaan, nama
pemilik/penanggungjawab, modal dan kekayaan bersih, kelembagaan, kegiatan usaha, dan
barang/jasa dagangan utama.
2. Kekayaan bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (asset) dengan total
nilai kewajiban tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3. SIUP terdiri dari :
a) SIUP Kecil (SK SIUP berwarna putih) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp.50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah), tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
b) SIUP Menengah (SK SIUP berwarna Biru) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari RP.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
c) SIUP Besar ( SK SIUP berwarna Kuning) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagngan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
4. Dikecualikan dari kewajiban memiliki SIUP :
a) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor perdagangan.
b) Kantor Cabang atau Kantor Perwakilan.
c) Perusahaan perdagangan mikro dengan kriteria sebagai berikut :
1) Usaha perseorangan atau persekutuan.
2) Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat
3) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
5. Perusahaan perdagangan mikro dapat diberikan SIUP mikro, apabila dikehendaki yang
bersangkutan. (SK SIUP berwarna Hijau)
DASAR HUKUM :
Persyaratan
1. Surat Permohonan
2. Foto copy KTP
3. Foto copy NPWP (Lokasi Bojonegoro)
4. Surat Penunjukan sebagai penanggungjawab kantor cabang/perwakilan perusahaan
5. Foto copy Perpanjangan SIUP kantor pusat perusahaan yang telah dilegalisir oleh Pejabat
Penerbit SIUP
6. Surat keterangan domisili perusahaan
7. Pas foto warna ukuran 3 x 4 sejumlah 2 lembar (berpakaian resmi)
8. Surat kuasa (apabila tidak diurus sendiri)
9. Pernyataan Pemohon izin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
10. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
Retribusi :
Biaya Pelayanan :