Anda di halaman 1dari 17

REKSADANA SYARIAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pasar Uang dan Pasar
Modal Syariah
Dosen Pengampu : Dr. S. Purnamasari, SH., S.Sos.I., MSI

Disusun Oleh :
Mairi Bidayanti 2005020145
M. Yahya 2005020140
Noor Annisa 2005020107
Noor Inna 2005020150
Taufik 2005020137

KELAS NON REGULER BANJARMASIN


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD
ALBANJARI BANJARMASIN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Sri Purnama Sari, SH,
S, Sos. I, MSI sebagai dosen pengampu mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal
Syariah yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan maklah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 01 Desember 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Reksadana Syariah...............................................3


2.2 Ciri-ciri dan Tujuan Reksadana Syariah....................................................6
2.3 Cleansing Pada Reksadana Syariah...........................................................8
2.4 Bank Kustodian, Manajer Investasi, dan Agen Penjual............................8
2.4.1 Bank Kustodian..............................................................................8
2.4.2 Manajer Investasi...........................................................................9
2.4.3 Agen Penjual..................................................................................10
2.5 Keuntungan dan Risiko Instrument Reksadana Syariah............................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre


(pusat finansial dunia) dalam dunia ekonomi modern. Sebagaimana institusi
modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan.
Mereka selalu memperhatikan perubahan pasar, membuat berbagai analisis
dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi, baik dalam pembelian
maupun penjualan saham. Aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan.

Untuk itu hadirlah reksadana yang berbasis pada prinsip syariah yang
diharapkan akan menjadi instrumen keuangan yang dapat menekan praktik-
praktik spekulasi dalam pasar modal di Indonesia. Pada dasarnya produk
reksadana tidak bertentangan dengan aturan syariah karena tidak memberikan
bunga yang pasti pada investor, melainkan bergantung pada hasil investasi
yang dilakukan oleh manajer investasi. Namun, yang perlu dipastikan adalah
agar portofolio investasi reksadana tidak melanggar aturan syariah. Investasi
yang dipilih harus tercantum dalam Daftar Efek Syariah (DES), dan
depositonya juga harus ditempatkan di bank syariah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka dapat diambil suatu rumusan
masalah, yaitu:

1. Apa pengertian dan prinsip reksadana syariah?

2. Apa ciri-ciri dan tujuan dari reksadana syariah?

3. Bagaimana proses cleansing pada reksadana syariah?

4. Apa itu bank kustodian, manajer investasi, dan agen penjual?

1
2

5. Bagaimana tingkat keuntungan dan risiko instrument reksadana


syariah?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Penulisan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui penertian dan prinsip dari reksadana syariah.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan tujuan dari reksadana syariah.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses cleansing pada reksadana


syariah.

4. Untuk mengetahui apa itu bank kustodian, manajer investasi dan agen
penjual.

5. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dan risiko instrument


reksadana syariah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Reksadana Syariah

Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust yang berarti


Unit (saham) kepercayaan. Sedangkan di Amerika dikenal dengan sebutan
Mutual Fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal dengan
sebutan Investment Fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi
berdasarkan kepercayaan. Reksadana tersusun menjadi dua konsep, yaitu
reksadana yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti
(himpunan) uang. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa reksadana adalah
kumpulan uang yang di pelihara.1

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27


tentang Pasar Modal, reksadana adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Efek yang dimaksud adalah
surat-surat berharga, termasuk surat pengakuan utang, saham, obligasi, dan
pasar uang.2 Lembaga reksadana adalah emiten (penerbit) unit-unit sertifikat
saham yang kegiatan utamanya adalah melakukan investasi dalam efek,
investasi kembali atau perdagangan efek di bursa efek.3

Di samping reksadana konvensional, telah hadir pula reksadana


syariah. Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta (shahib almal/rab almal) dengan manajer investasi
sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan
pengguna investasi.Reksadana syariah pertama kali di perkenalkan di

1
Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 165.
2
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, (BandungPustaka
Setia, 2013), h. 141.
3
Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 230.

3
4

Indonesia pada tahun 1998 oleh PT Dana reksa Investment Management,


dimana pada saat itu PT Dana reksa mengeluarkan produk Reksadana
berdasarkan prinsip syariah berjenis Reksadana campuran yang dinamakan
Dana reksa Syariah Berimbang.4

Reksadana syariah merupakan lembaga intermediasi yang membantu


surplus unit melakukan penempatan dana untuk di investasikan. Salah satu
tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor
yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang
bersih dan data di pertanggung jawabkan secara agama serta sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah.5

Reksadana syariah telah disahkan dalam Lokakarya Alim Ulama


Indonesia tentang reksadana syariah, yang diselenggarakan oleh Majelis
Ulama Indonesia bekerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia pada
tanggal 24-25 Rabiul Awal 1417 H/ 29-30 Juli 1997 M di Jakarta. Dalam
lokakarya ini telah diambil kesimpulan tentang pandangan hukum Islam
terhadap Reksadana Syariah.

Menindaklanjuti pembicara dan tanya jawab pada lokakarya ulama


tentang reksadana syariah yang berintikan adalah bahwa menghadapi
globalisasi abad ke 21 umat Islam dihadapkan pada realita dunia yang serba
cepat dan canggih, tak terkecuali didalamnya masalah ekonomi dan
keuangan. Produk produk baru dikembangkan untuk menarik dana dari
masyarkat, namun bagi umat islam produk produk tersebut harus dicermati,
karena dikembangkan dari jasa keuangan konvensional yang netral terhadap
nilai dan ajaran agama.

Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalat adalah dibolehkan


selama tidak bertentangan dengan syariah, mengikuti kaidah fikih yang
dipegang oleh mazhab hambali dan para fukaha lainnya yaitu : prinsip dasar
4
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2007), h. 117.
5
Andi Soemitra, op.cit., h. 165.
5

dalam transaksi dan syarat syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh
ditiadakan, selama tidak dilarang oleh syariah atau betentangan dengan nash
syariah. Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang tidak
bertentangan dengan dasar dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya
(diqiyaskan) dengan syarat syarat yang tidak bertentangan dengan syariat.6

Peraturan tentang reksadana syariah juga di atur dalam Fatwa DSN


MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman pelaksanaan investasi
untuk reksadana syari'ah, mendefinisikan reksadana syariah sebagai
reksadana yang beoperasi menurut ketentuan dan prinsip Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta shahib al mal, maupun
antara manager invetasi sebagai wakil shahib al mal dengan pengguna
investasi. Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali
dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Pada prinsipnya, pokok-pokok aturan investasi reksa dana syariah


mencakup :7

1. Investasi hanya pada efek-efek dari perusahaan yang kegiatan usaha


utamanya dan hasil usaha utamanya sesuai dengan pedoman syariah
Islam.

a. Tidak memproduksi atau menjual makanan dan minuman yang


haram dan syubhat.

b. Tidak memproduksi makanan dan minumanyang memabukkan.

c. Tidak menyelenggarakan perjudian.

d. Tidak melakukan kegiatan yang melanggar tata susila manusia


(pornografi).

e. Tidak memberikan jasa keuangan yang mempraktik riba.


6
Qardhawi, Yusuf. 7 Kaidah Fikih Muamalat, Jakarta : Pustaka Al-Kausar.hlm.11
7
Ibid, hal. 172-173
6

f. Tidak memproduksi alat-alat senjata dan pemusnah manusia.

g. Tidak memproduksi rokok.

2. Perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha utamanya sesuai syariah


Islam, namun memiliki anak perusahaan yang kegiatan dan hasil
usaha utamanya tidak sesuai dengan syariah Islam dikategorikan
sebagai tidak sesuai dengan syariah Islam.

3. Perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha utamanya sesuai dengan


syariah Islam, namun mayoritas sahamnya dimiliki oleh suatu
perusahaan yang kegiatan dan hasil usaha utamanya tidak sesuai
dengan syariah Islam dikategorikan sebagai sesuai dengan syariah.

4. Penempatan jangka pendek pada giro konvensional yang tidak dapat


dhindarkan akan dibersihkan melalui proses cleansing. Penggunaan
dana cleansing antara lain santunan anak yatim dan fakir miskin,
pembangunan sarana umum, dan untuk membantu musibah
kemanusiaan.

5. Perbedaan yang paling meninjol antara reksa dana syariah dengan


reksa dana konvensional adalah dalam reksa dana syariah terdapat
proses “screening” atau filter atas instrumen investasi berdasarkan
pedoman syariah dan proses “cleansing” untuk membersihkan
pendapat yang dianggap diperoleh dari kegiatan yang haram menurut
pedoman syariah.

2.2 Ciri-ciri dan Tujuan Reksadana Syariah

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995


pasal 18, ayat (1), bentuk hukum reksadana di Indonesia ada dua, yakni
reksadana berbentuk perseroan terbatas (PT. Reksa Dana) dan reksadana
7

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).8 Badan Hukum perseroan (PT)


Reksadana berbentuk perseroan (PT. Reksa Dana) merupakan badan hukum
tersendiri yang didirikan untuk melakukan kegiatan reksadana. Ciri-ciri
reksadana PT adalah bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT),
sponsor wajib menyetor sekurang-kurangnya 1% dari modal dasar, pemodal
adalah pemegang saham, manajer investasi bertindak sebagai pengelola
kekayaan reksadana, bank kustodian bertindak sebagai tempat penyimpanan
dan pengadministrasian kekayaan reksadana.

Ciri-ciri dari reksadana kontrak investasi kolektif adalah bentuk


hukumnya adalah kontrak investasi kolektif, pengelolaan reksadana dilakukan
oleh manager investasi berdasarkan kontrak, penyimpanan kekayaan investasi
kolektif dilaksanakan oleh bank kustodion berdasarkan kontrak, menjual unit
penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli, unit
penyertaan tidak dicatat di bursa, investor dapat menjual kembali
(redemption) unit penyertaan yang dimilikinya kepada manager investasi
yang mengelola, hasil penjualan/pembayaran kembali unit penyertaan akan
dibebankan kepada kekayaan reksadana dan harga jual/beli unit penyertaan
didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit dihitung oleh Bank
kustodian secara harian.

Dalam hal reksadana KIK, manajer investasi menghimpun dana dari


masyarakat pemodal. Berarti dana ini berasal dari ratusan ribu pemodal; baik
pemodal individu maupun pemodal institusi. Dana ini dikumpulkan dengan
cara menjual unit penyertaan. Masyarakat yang membeli unit penyertaan
reksadana akan mendapat tanda bukti berupa surat konfirmasi dari bank
kustodion.

8
Sari, R. P. (2018). Perbandingan Reksadana Syariah Dengan Reksadana Konvensional Dalam
Dunia Perbankan. Al-Intaj : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4(1).
ttps://doi.org/10.29300/aij.v4i1.1203
8

Reksadana syariah memiliki tujuan untuk mendapatkan pertumbuhan


nilai investasi dalam jangka panjang dan memperoleh pendapatan yang
berkelanjutan kepada pemodal yang hendak mengikuti syariah Islam.

2.3 Cleansing Pada Reksadana Syariah

Proses cleansing yaitu untuk membersihkan pendapatan yang


dianggap diperoleh dari kegiatan yang haram menurut pedoman syariah.
Proses cleansing juga perlu dilakukan bila terdapat hal yang berpotensi
mengubah status kehalalan dari uang yang didapat selama berlangsungnya
proses investasi.

Setelah proses cleansing dilakukan, dana tersebut tidak serta merta


dialihkan kepada pemilik modal. Dana tersebut akan dikelola oleh manajer
investasi untuk dialihfungsikan pada program yang bersifat amal, baik
keagamaan maupun sosial. Misalnya, pemberdayaan UMKM, pemberian
beasiswa, bantuan untuk korban bencana, pembayaran zakat, dan berbagai
aktivitas amal lainnya.

Proses cleansing menjadi bukti keseriusan dan komitmen dari


berbagai pihak yang terlibat dalam pasar modal syariah, khususnya berkaitan
dengan penyelenggaraan yang tetap sejalan dengan ketentuan dan prinsip-
prinsip syariah. Dengan begitu, selaku investor tidak perlu khawatir saat
hendak menanamkan modalnya, baik itu soal keamanan dan tentu saja perihal
kehalalannya sebagai yang utama dalam reksa dana syariah. 

2.4 Bank Kustodian, Manajer Investasi, Agen Penjual

2.4.1 Bank Kustodian

Bank kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya


memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan
efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen dan hak-hak lain,
9

menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang


menjadi nasabahnya.9

Tugas dan kewajiban bank kustodian :10

1) Memberikan pelayanan penitipan kolektif sehubungan dengan


kekayaan reksa dana.

2) Menghitung nilai aktiva bersih (NAB) dari unit penyertaan setiap hari
bursa.

3) Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan reksa dana atas


perintah manajer investasi.

4) Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua


perubahan dalam jumlah unit penyertaan, jumlah unit penyertaan serta
nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas lainnya dari para
pemodal.

5) Mengurus penerbitan dan penebusan dari unit penyertaan sesuai


dengan kontrak.

6) Memastikan bahwa unit penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan


dana dari calon pemodal.

2.4.2 Manajer Investasi

Manajer investasi syariah adalah manajer investasi yang dalam


anggaran dasarnya menyatakan bahwa kegiatan dan jenis usaha, cara
pengelolaan, dan/atau jasa yang diberikan, dilakukan berdasarkan
prinsip syariah di pasar modal. Manajer investasi sebagai pengelola
investasi. Manajer investasi ini bertanggungjawab atas kegiatan

9
Pasal 1 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah
10
Pasal 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah
10

investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi,


mengambil keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi,
dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan
investor. Manajer investasi (perusahaan pengelola) dapat berupa:

1) Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk devisi tersendiri


atau PT yang khusus menangani reksadana.

2) Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan


manajemen investasi (PMI) atau investment manajemen
company.

2.4.3 Agen Penjual

Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) juga memiliki peran


penting dalam penjualan reksa dana syariah. APERD adalah Pihak
yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja
sama dengan manajer investasi pengelola reksa dana. Saat ini APERD
yang menjual reksa dana syariah sebanyak 41 APERD dari total 53
APERD. Dari 41 APERD tersebut baru terdapat 1 (satu) Bank
Syariah.

Bank syariah sebagai agen penjual reksa dana syariah memiliki


karakteristik khusus yang dapat menjadi daya tarik untuk menarik
minat nasabah membeli reksa dana syariah. Namun kenyataannya
produk investasi melalui reksa dana syariah masih belum menjadi
pilihan utama nasabah untuk menginvestasikan kelebihan dananya
dibandingkan produk investasi lainnya.

2.5 Keuntungan dan Risiko Instrument Reksadana Syariah

Hal utama yang membedakan antara reksadana syariah dengan


reksadana jenis lainnya adalah penempatan dana atau investasinya.
11

Reksadana syariah akan menempatkan dana ke dalam perusahaan yang


bidang usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti bank
kustodian. Investasi reksadana syariah memang sangat sesuai untuk jangka
panjang, karena dapat meminimalkan volatilitas imbal hasil bagi investor.
Pilihan reksadana pun semakin banyak, di antaranya reksadana IPB syariah,
danareksa syariah berimbang, reksadana PNM ekuitas syariah, cipta syariah
balance.

Menurut Sutedi (2011), keuntungan yang diperoleh pemodal atau


investor jika berinvestasi melalui reksadana syariah antara lain:11

1) Pemodal yang tidak memiliki dana cukup besar untuk berinvestasi, dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat
memperkecil risiko. Reksadana syariah bertujuan untuk dapat membantu
instrument di pasar uang maupun pasar modal.

2) Mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal


secara bebas. Pemodal dengan memeliki pemahaman yang baik
mengenai investor, lebih mudah untuk menentukan saham-saham yang
baik untuk dibeli.

3) Efesiensi waktu. Investor tidak perlu setiap saat memantau kinerja


investasinya, karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer
investasi.

Seperti halnya produk investasi lainnya, di samping mendatangkan


berbagai peluang keuntungan, reksadana syariah juga mengandung berbagai
peluang resiko untuk investor yang berinvestasi dengan reksadana syariah
antara lain:

1) Risiko Berkuranganya Nilai Unit Penyertaan , Risiko ini dipengaruhi


oleh turunya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya)
yang masuk dalam portofolio reksadana syariah.
11
Sutedi Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan; Berdasarkan Prinsip-
prinsip Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
12

2) Risiko Likuiditas, risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh


manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
Apabila hal tersebut terjadi, Manajer investasi kesulitan dalam
menyediakan uang tunai atas redemtion tersebut.

3) Risiko Wanprestasi, risiko ini merupakan risiko yang terburuk, karena


dapat menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih (NAB).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut


ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta (shahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil,
maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna investasi.
Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal yang tidak
bertentangan dengan syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap syarat yang tidak
bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di
qiyaskan) dengan syarat-syarat yang sah.

Investasi kini menjadi salah satu kegiatan perekonomian yang paling


banyak diminati oleh orang di beberapa negara maju hingga pada saat ini
sudah marak dijumpai di negara berkembang, seperti Indonesia. Diantara
beberapa bentuk investasi, reksadana syariah menjadi salah satu tonggak baru
dalam perkembangan keuangan syariah di Indonesia.

Keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksadana adalah


sebagai berikut: diversifikasi, mempermudah pemodal untuk melakukan
investasi di pasar modal secara bebas, efesiensi waktu. Sedangkan risiko
dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah adalah antara lain:
risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, risiko likuiditas, risiko wanperstasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009)

Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah,
(BandungPustaka Setia, 2013)

Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2006)

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,
(Jakarta: Kencana, 2007)

Andi Soemitra, op.cit.

Qardhawi, Yusuf. 7 Kaidah Fikih Muamalat, Jakarta : Pustaka Al-Kausar.

Ibid

Sari, R. P. (2018). Perbandingan Reksadana Syariah Dengan Reksadana


Konvensional Dalam Dunia Perbankan. Al-Intaj : Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah

Pasal 1 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman


Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah

Pasal 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman


Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah

Sutedi Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan;


Berdasarkan Prinsip-prinsip Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

www.mos.co.id. (2022, 06 Desember). Tips Investasi / Beramal Sambil Investasi.


Diakses pada 06 Desember 2022. Dari https://www.most.co.id/tips-
investasi/Beramal_Sambil_Investasi

14

Anda mungkin juga menyukai