MELLITUS
Kelompok 5
Tutor: dr. Adrian Suhendra, Sp. PK(K)., M.Kes
Anggota Kelompok
Edwin Pappang Monareh 2110096 Ketua
Anggi Cristia Sibarani 2110263 Sekretaris
Michelle Selviana Aurelia Budiyanto 2110012
Hans Anthony Antan Djaya 2110046
NR. Raisa Kamilia Novita 2110060
Irene Vitta Ariyani 2110075
Samaret Yesaya Plopor Simamora 2110129
Namira Fayza Insyira 2110232
Edbert Hanafi Widjaja 2110257
Terminologi
Glukosa Darah
01 02 03
Akantosis Nigrikan Sewaktu Insulin
Kondisi kulit yang Pemeriksaan glukosa Sebuah hormon
ditandai oleh bercak darah lewat pengambilan polipeptida yang
beledu gelap di lipatan darah vena yang bisa mengatur metabolisme
dan kerutan tubuh karbohidrat
dilakukan langsung atau
kapan saja
05
Penyakit Metabolik
04
Hiperglikemia
Penyakit yang berkaitan dengan
Kadar gula darah yang tinggi penyakit metabolisme bisa karena
produksi energi, peningkatan usia
seperti hipertensi dan diabetes
melitus
Fisiologi Sistem Endokrin Pankreas
Pankreas adalah organ kelenjar eksokrin dan kelenjar
endokrin dalam abdomen, terletak retroperitoneal setinggi
vertebrae lumbalis L-2, melintang pada curvatura major
gaster dan berjalan di belakang gaster. mempunyai 2
ductus pancreaticus yang bermuara di duodenum. Panjang
pankreas manusia 12.5 cm dengan tebal 2,5 cm dan berat
60-100 gram, terdiri dari capia, collum, corpus, dan cauda
pancreatis
http://eprints.umm.ac.id/42441/3/jiptummpp-gdl-aldibachti-48336-3-babii.pdf
Pankreas
Endokrin Eksokrin
http://journal.ipb.ac.id/index.php/veteriner/article/view/2485/1473
http://eprints.umm.ac.id/41188/3/jiptummpp-gdl-inaskhoiru-47045-3-bab2.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0c166ce00aa5063285911bbcf7f4c421.pdf
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenkm/km2016/KM201613/materi2.html
1. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk
preproinsulin (precursor hormon insulin) →
retikulum endoplasma sel beta
http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/pancreas/insulin.html
Sherwood, L - Introduction to human physiology. 8th ed
Hemostasis Insulin dan Glukagon
http://eprints.ums.ac.id/30356/2/BAB_1.pdf
Histologi Pankreas
I: pulau pankreas
A: asinus serosa
D: duktus interlobularis
Atlas histologi diFiore 11th ed V: Pemb. darah
Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 14th ed
http://eprints.umm.ac.id/42441/3/jiptummpp-gdl
-aldibachti-48336-3-babii.pdf
Proses Metabolisme Karbohidrat dan
Lemak dalam Tubuh
Metabolisme
Karbohidrat
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/apa-itu-diabetes-melitus-dm-tipe-1#:~:text=Pada%20diabetes%20tipe%201%20ini,dari%20luar%20tubuh%20secara%20rutin.
Epidemiologi DM Tipe 1
●Diabetes Melitus Tipe 1
1. Cenderung pada anak umur 5-6 tahun dan 11 tahun menurut IDAI
2. Anak 0-14 tahun menurut IDF
3. >50% penderita berumur >20 tahun 4. Di beberapa negara barat, dari seluruh diabetes 5-10%nya
adalah DMT 1
5. Pada anak dan remaja 90% diabetes adalah DMT 1
.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7146037/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2925303/#:~:text=Conclusions-,Data%20from%20large%20epidemiologic%20studies%20worldwide%20indicate%20that%20the%20incidence,by%2018%20years%20of%20age.
Faktor Resiko DM Tipe 1
● Memiliki Riwayat keluarga DM tipe 1
● Infeksi virus → coxsackie, cytomegalo, mumps, rubella
● Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi penyakit ini
banyak dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14 tahun
https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/symptoms-causes#:~:text=Type%201%20diabetes%20occurs%20when,that%20might%20trigger%20the%20disease.
Etiologi DM Tipe 1
1. Autoimun : Autoantibodi hasil produksi dari autoimun nanti akan menyerang sel beta pankreas
sehingga menyebabkan produksi insulin menurun. Contoh autoantibodinya ada glutamicacid
decarboxylase 65 autoantibodies (GAD), tyrosine phosphataselike insulinoma antigen 2 (IA2), Insulin
Autoantibodies (IAA), dll.
2. Idiopatik : tidak jelas, tetapi diduga berupa virus atau toksin.
https://emedicine.medscape.com/article/117853-overview?reg=1#a4
https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/symptoms-causes#:~:text=Type%201%20diabetes%20occurs%20when,that%20might%20trigger%20the%20disease.
Klasifikasi DM Tipe 1
● Diabetes tipe 1 : defisiensi insulin lengkap atau hampir lengkap, biasanya disebabkan oleh
autoimunitas . Gambaran klinis: onset yang lebih muda (biasanya tetapi tidak selalu sebelum
usia 30 tahun), berat badan normal, biasanya tidak ada riwayat keluarga diabetes,
pengobatan insulin diperlukan segera atau dalam waktu sekitar satu tahun, GAD positif, IA2
dan/atau antibodi sel pulau , kerentanan terhadap ketoasidosis dan kadar glukosa darah yang
tidak stabil.
● Diabetes tipe 1b atau idiopatik : bentuk yang tidak biasa dari diabetes tipe 1 fenotipik
dengan defisiensi insulin yang hampir lengkap, komponen herediter yang kuat, dan tidak ada
bukti autoimunitas. Dilaporkan terutama di Afrika dan Asia.
● Diabetes autoimun laten dewasa ( LADA ): suatu bentuk diabetes tipe 1 dengan onset
dewasa, progresif lambat, kebutuhan insulin akhirnya tetapi dapat merespon agen oral pada
awalnya, biasanya tidak ada ketoasidosis pada presentasi, GAD positif , IA2 dan / atau
antibodi sel pulau
https://www.hopkinsguides.com/hopkins/view/Johns_Hopkins_Diabetes_Guide/547038/all/Diagnosis_and_Classification_of_Diabetes#:~:text=Diabetes%20is%20classified%20as%20type,deficiency%2C%20u
sually%20caused%20by%20autoimmunity.
Patogenesis DM Tipe 1
https://calgaryguide.
ucalgary.ca/DM-I-pat
hogenesis
Patofisiologi DM Tipe 1
McCance, K. L., & Huether, S. E. (2010). Pathophysiology: The biologic basis for disease in adults and children. Maryland Heights, Mo: Mosby Elsevier.
Gejala Klinis DM Tipe 1
Perkeni. 2021. Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia 2021.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557685/
https://dtc.ucsf.edu/living-with-diabetes/diet-and-nutrition/understanding-fats-oils/your-blood-lipids/
https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/urine-tests
Pemeriksaan fungsi ginjal Pemeriksaan fungsi hepar
● Asam urat : 3,5-7,2 mg/dL ● SGOT : 5-40 U/L
● Ureum : 6-24 mg/dL ● SGPT : 7-56 U/L
● Kreatinin wanita : 0,59-1,04 mg/dL, pria :
0,74-1,35 mg/dL
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/creatinine-test/about/pac-20384646
https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/uric-acid----blood-
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/blood-urea-nitrogen/about/pac-20384821
Penatalaksanaan DM Tipe 1
non-farmakologi
● Edukasi
● Olahraga atau aktivitas fisik → 30 menit setiap 3-4x seminggu
● Terapi Nutrisi Medis (TNM) dan pola makan 3 J
- Jumlah kalori yang dihitung sesuai kebutuhan
- Jadwal makan (3x sehari dengan selingan) → 20% pagi, 30% siang, 25% sore
2-3 porsi makanan kecil (10-15%)
- Jenis pilihan makanan → Karbohidrat : 45-65%
Protein : 10-20%
Lemak : 20-25%
Serat : 25g/hari
rendah garam : 2400 mg/hari (Na)
Pemanis alternatif tak berkalori (aspartam/sakarin/sukralose/neotame)
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/297/209
Pencegahan DM Tipe 1
● Pencegahan Primer
Dilakukan pada individu rentan ( dengan riwayat keluarga DMT1 ) sebelum terjadi destruksi sel beta
oleh imun. Cara: Menghindari pencetus aktivasi autoimunitas terhadap sel beta (menghindari susu
sapi), suplementasi nutrisi yang dapat menekan autoimunitas terhadap sel beta (omega 3, vit D)
● Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada individu non diabetic yang sudah terjadi aktivasi sistem imun untuk mencegah
progresi ke diabetes. Telah dilakukan beberapa penelitian pencegahan sekunder dengan injeksi
insulin, nicotinamide, teplizumab, abatacept. Masih diteliti lebih lanjut
● Pencegahan Tersier
Ditujukan untuk menghambat destruksi sel beta pankreas dengan intervensi imunologi
menggunakan siklosporin dan anti CD3 antibodies. Namun masih butuh penelitian lebih lanjut
● Manajemen gaya hidup sehat, aktivitas yang cukup, diet gizi seimbang
Goldman, L., & In Schafer, A. I. (2016). Goldman's Cecil medicine (25th ed.). Philadelphia: Elsevier/Saunders
Komplikasi DM Tipe 1
Komplikasi Kronik :
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman
-PAengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
Prognosis DM Tipe 1
DM tipe 1 dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hampir 50% pasien akan
mengalami komplikasi serius seumur hidup. Beberapa akan kehilangan penglihatan, dan yang
lain akan mengembangkan penyakit ginjal tahap akhir. Bagi mereka yang berhasil melewati 20
tahun pertama, prognosisnya bagus. Namun, penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dan seiring
berjalannya waktu, pasien dapat mengembangkan penyakit arteri koroner prematur, neuropati,
tukak kaki, dan kehilangan penglihatan.
Mempertahankan euglikemia seumur hidup dikaitkan dengan kecemasan dan depresi yang
parah; bagi banyak pasien diabetes tipe 1, kualitas hidupnya buruk.
Diabetes
Mellitus Tipe 2
Definisi Diabetes Melitus tipe 2
http://eprints.umpo.ac.id/4621/3/BAB%202.pdf
Faktor resiko
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Epidemiologi
McCance, K. L., & Huether, S. E. (2010). Pathophysiology: The biologic basis for disease in adults and children.
Maryland Heights, Mo: Mosby Elsevier.
Kasper, D., Fauci, A., Hauser, S., Longo, D., & Jameson, J. (2015). Harrison's Principles of Internal Medicine. New
York: McGraw-Hill Education.
Klasifikasi
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin
tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi
resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi
insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih
tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal
tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya
glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas
akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1352/4/Chapter2.pdf
Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas
dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin
untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiesi
relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi
insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1352/4/Chapter2.pdf
Patogenesis DM Tipe 2
https://calgaryguide.
ucalgary.ca/Pathogen
esis-of-Diabetes-melli
tus-DM),-Type-II/
Patogenesis DM Tipe 2
Perkeni.
Pedoman
Pengelolaan dan
Pencegahan
Diabetes Melitus
Tipe 2 Dewasa Di
Indonesia (2021)
Patofisiologi DM Tipe 2
McCance, K. L., & Huether, S. E. (2010). Pathophysiology: The biologic basis for disease in adults and children. Maryland Heights, Mo: Mosby Elsevier.
Gejala Klinis DM Tipe 2
● Pencegahan primer
- Ditujukan untuk kelompok yang memiliki faktor risiko melalui perubahan gaya hidup
(pengaturan pola makan, meningkatkan aktivitas fisik & latihan jasmani, menghentikan
kebiasaan merokok, dan intervensi farmakologis
pada faktor risiko tinggi)
● Pencegahan sekunder
- Upaya mencegah/menghambat timbulnya komplikasi pada pasien DM tipe 2
● Pencegahan tersier
- Ditujukan pada pasien DM tipe 2 yang sudah memiliki komplikasi dalam upaya
mencegah kecacatan lebih lanjut
1. Komplikasi Makrovaskular
2. Komplikasi Mikrovaskular
Viigimaa M et al. Macrovascular Complications of Type 2 Diabetes Mellitus. Curr Vasc Pharmacol. 2020;18(2):110-116.
Faselis C et al. Microvascular Complications of Type 2 Diabetes Mellitus. Curr Vasc Pharmacol. 2020 ;18(2):117-124.
https://www.endocrineweb.com/conditions/type-2-diabetes/type-2-diabetes-complications
Prognosis DM Tipe 2
Kelebihan kematian secara keseluruhan pada pasien dengan DM Tipe 2 adalah sekitar 15% lebih
tinggi tetapi sangat bervariasi.
Saat ini, dengan farmakoterapi untuk hiperglikemia, serta menurunkan kolesterol LDL dan
mengelola tekanan darah dengan terapi ACE/ARB, dengan obat antihipertensi lain dan aspirin
dalam pencegahan sekunder, komplikasi vaskular dapat dikelola secara memadai, menghasilkan
penurunan morbiditas dan mortalitas.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/
Pembahasan Skenario
Anamnesis
Ny. A, 42 th. (faktor risiko) berobat ke RS UKM dengan keluhan utama berat badan (BB) yang turun
drastis (ada weight loss) walaupun makan banyak. Pasien mengatakan selalu lapar (polifagia; gejala
klinis DM) dan haus (polidipsia; gejala klinis DM), sehingga jadi sering minum dan BAK (poliuria),
bahkan sering terbangun di malam hari untuk BAK (nokturia) yang semakin parah dalam 2 bulan
terakhir (gejala klinis DM). Hal tersebut mengganggu pekerjaan pasien sebagai event organizer. Pasien
juga mengeluhkan menjadi cepat lelah dan kurang bertenaga sejak 1 bulan ini (fatigue). BB pasien
turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Kadang pasien merasa jari-jari tangan terasa kesemutan dan kebas
(gejala Klinis DM, paresthesia, diabetik neuropati). Pasien menyangkal ada riwayat batuk lama disertai
keringat malam (hiperhidrosis nokturnal, menyangkal TB). BAB pasien lancar (menyingkirkan suspek
pendarahan), BAK pasien sering (gejala klinis DM), tetapi tidak ada keluhan nyeri atau panas
(menyingkirkan adanya infeksi saluran kemih)
Pembahasan Skenario
Riwayat Berobat: pasien belum pernah berobat untuk keluhan saat ini.
Riwayat Penyakit Dahulu: 5 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis kencing manis (faktor risiko DM),
sempat menjaga pola makan dan diberikan obat, dikonsumsi selama 6 bulan dan kata dokter tidak perlu
melanjutkan karena gula darahnya sudah normal. Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga: ayah pasien memiliki riwayat kencing manis (riwayat penyakit genetik), dan
semua keluarga inti memiliki postur tubuh yang gemuk (faktor predisposisi herediter)
Riwayat Kebiasaan: senang makan keripik, kerupuk, roti, dan mie sejak kecil (faktor risiko DM).
Jarang mengonsumsi minuman manis maupun kue2 manis. Pasien tidak pernah olahraga sejak
muda, dan sejak hamil (faktor risiko DM), BBnya terus naik hingga mencapai 80 kg (gejala klinis DM).
Selama pandemi Covid- 19, pekerjaan pasien terhenti dan lebih banyak dirumah saja. Pola makan
jadi tidak sehat, karena jadi lebih banyak mengemil (faktor risiko DM). Sehari2 pasien masih
memasak dan mengurus anak, namun memang dibantu oleh ART dan suster.
Status Keluarga: menikah, part time event organizer (faktor risiko DM), dengan 2 orang anak yang
juga gemuk (genetik)
Pembahasan Skenario
Tanda vital:
Pemeriksaan Penunjang:
Dasar Diagnosis
Diagnosis kerja = DM tipe 2 + Obese 1
- Punya riwayat kencing manis - Hasil urinalisis warna kuning, agak keruh dan
Penatalaksanaan Farmakologi
HbA1c 7,8% = Kombinasi dua obat
1. Metformin (3 x 500 mg/hari p.c)
R/ Metformin tab 500 mg No. XXX
S 3 dd tab 1 p.c.