Disusun Oleh :
Nama : Hesti Eka Adefani
NIM :202303102070
Tinkat : 2B
Mahasiswa
ditandai oleh keadaan absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat
oleh sebuah ketidak seimbangan atau ketidak adanya persediaan insulin atau
Penderita diabetes mellitus sekitar 11 juta atau 6% dari populasi yang ada dan
komplikasi baik akut maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
Sukarmin, 2008).
elin, 2009).
2. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi pankreas
mencapai hilus limpa diarah kronio – dorsal dan bagian atas kiri kaput
bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan
vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah kaput
duodenum.
Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel- alfa,
beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari semua sel
bungkusan bervariasi antara spesies satu dengan yang lain. Dalam sel B ,
ukuran polimer atau agregat seng dari insulin. Insulin disintesis di dalam
ke dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya sel ini yang
fenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah. Sel alfa yang mencakup
melingkarinya.
2. Fisiologi Pankreas
karbohidrat
langerhans. Hormon-
sebagai hormon yang merendahkan kadar glukosa darah yaitu insulin dan
Insulin : Hubungan yang erat antara berbagai jenis sel dipulau langerhans
somatostatin
menghambat sekresi
Pankreas menghasilkan :
dalam pengobatan diabetes. Insulin ialah sebuah protein yang dapat turut
lemak.
ketiga, somatostatin berperan dalam pengaturan sekresi sel pulau, dan yang
rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan
Insulin dalam darah beredar dalam bentuk yang tidak terikat dan
reseptor yang ada pada sel target, sisa insulin didegradasi oleh enzim
diabetes melitus, suatu penyakit kompleks yang bila tidak diobati dapat
1) Sintesis Insulin
melewati ambang batas normal yaitu 80-100 mg/dL maka insulin akan
yang sudah terbentuk lebih dahulu oleh sel beta pulau langerhans
pancreas. Akan tetapi, kecepatan sekresi awal yang tinggi ini tidak
gambaran seperti dataran yang baru, biasanya pada saat ini kecepatan
yang sudah lebih dahulu terbentuk dan oleh adanya aktivasi system
didalam hati.
Gambar 1 Pankreas
3. Etiologi
a) Faktor genetik :
b) Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
c) Faktor lingkungan
Disebabkan oleh kegagalan telative beta dan resisten insulin. Secara pasti
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada
masa kanak-kanak.
diantaranya adalah:
65 tahun)
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
menjadi 3 yaitu :
4. Manifestasi Klinis
yaitu:
5) Kelemahan tubuh
optimal.
5. Patofisiologi
Menurut (Corwin, EJ. 2009), Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu
hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
substansilain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut
polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau
6. PATHWAY
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel
tahun.
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi
pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa
Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan
4. DM tipe lain
gangguan endokrin.
5. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
mengidap diabetes.
8. Komplikasi
jangka panjang :
a) Hyperglikemia.
jamur.
dan lemak.
yaitu :
dan kematian.
berat.
sebagai berikut:
1) Hipoglikemia ringan
2) Hipoglikemia sedang
terkoordinasi,
perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional,
3) Hipoglikemia berat
buah atau teh manis, 2-3 sendok teh sirup atau madu. Bagi
(neuropati diabetik).
pembekuan darah
9. Penatalaksanaan Medis
glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada
1) Diet
adalah :
pedoman 3 J yaitu:
dikurang
i atau ditambah
b. Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
rumus :
3) Penyuluhan
sebagainya.
4) Obat-Obatan
(OHO)
badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat
intraselluler
b. Insulin
a. DM tipe I
c. DM kehamilan
h. DM operasi
i. DM patah tulang
j. DM dan underweight
lain.
DM > 140 mg/dl paling sedikit dalam 2 kali pemeriksaan.Atau > 140
c) Gula darah sewaktu < 140 mg/dl digunakan untuk skrining bukan
diagnostik.
d) Tes toleransi glukosa oral (TTGO). GD < 115 mg/dl ½ jam, 1 jam,
3 bulan.
glukosa.
i) Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml,
penelitian diabetes.
Kriteria diagnostik WHO dalam (Mansjoer, A dkk. 2008) untuk Diabetes Melitus
pada orang dewasa yang tidak hamil, Pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:
12. Prognosis
c) Dengan kontrol gula yang teratur dan menjaga gaya hidup serta
1. Pengkajian
2. Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi:
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing, dehidrasi, suhu
b. Kondisi hipoglikemi
pada pria.
6. Pemeriksaan Fisik
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonusotot
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
pada diare.
f. Neurosensori
gangguan penglihatan.
g. Kardiovaskuler
h. Pernapasan
i. Seksualitas
j. Gastro intestinal
lemah/menurun.
k. Muskulo skeletal
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulku
3. Perencaranaan
Tabel 1
Perencanaan
Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ❖ Fluid management
d.d resistensi insulin 3x24jam diharapkan klien dengan diagnosa Pertahankan catatan intake dan output yang
kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan akurat Pasang urin kateter jika diperlukan
Terbebas dari edema, efusi, anaskara Memelihara Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
berkurang Tanda vital dalam rentang normal Kolaborasikan dengan dokter jika ada
kurang dari kebutuuhan peningkatan berat badan sesuai dengan usia Berat Monitor adanya penurunan berat
tubuh badan ideal sesuai dengantinggi badan Mampu badan Monitor lingkungan selama
jaringan konjungtiva
perfusi jaringan TD normal (120/80 mmHg) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
membaik Tidak ada gerakan penyebab perubahan sensasi Ajarkan klien untuk
analgetik
3. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan
4. Evaluasi
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan
48
C. Dokumentasi Keperawatan
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Nama : Ny. P
b. Umur : 56 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan Terakhir : SMA
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Alamat : Tosari
g. Agama : Islam
h. Suku : Jawa
i. No RM :-
j. Tanggal MRS :-
k. Tanggal Pengkajian : 25 februari 2021
l. Orang yang paling dekat / bisa di hubungi
Nama : Tn. A
Alamat : Tosari
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan klien : Suami
Jenis Hubungan
no Nama Umur pekerjaan Keterangan
Kelamin Dg Klien
1. Tn. A 55 th Laki-laki Suami PNS Kepala keluarga
2. Ny. P 56 th Perempuan Swasta Anggota keluarga
3. Nn. L 19 th Perempuan Anak Mahasiswa Anggota keluarga
Suami:
Klien:
Anak perempuan:
Analisis Hasil :
NilaiA :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamarkecil,
mandi dan berpakaian.
NilaiB :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsitersebut
NilaiC : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
NilaiD :Kemandiriandalamsemuahal,kecualimandi,berpakaian,dansatufungsi
tambahan
NilaiE : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dansatu
fungsitambahan.
NilaiF : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsitambahan
NilaiG : Ketergantungan pada keenam fungsitersebut
Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagaiC, D, E,
F, G
b. Pengkajian status kognitif dan afektif
SHORTH PORTABLE MENTAL STATUS QUESIONER (SPMSQ)
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual BERAT
Nilai 1
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak Tidak
Kegiatan dan minat/kesenangan anda
Nilai 1
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak
Nilai 1
4 Apakah anda sering merasa bosan? Tidak
Nilai 1
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik Ya
Setiap saat? Nilai 1
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang burukAkan Tidak
terjadi pada anda? Nilai 1
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagianBesar Ya
hidup anda? Nilai 1
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Ya
Nilai 5
9 Apakah anda lebih sering dirumah daripadapergi Ya
Keluar dan mengerjakan sesuatu hal yangbaru?
Nilai 1
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah Ya
Dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang
? Nilai 5
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda Ya
Sekarang menyenangkan? Nilai 1
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti Tidak
Perasaan anda saat ini? Nilai 1
13 Apakah anda merasa penuh semangat? Ya
Nilai 1
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidakAda Tidak
harapan?
Nilai 1
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik Ya
Keadaannya daripada anda? Nilai 1
C. *)Setiapjawabanyangsesuaimempunyaiskor“1“(satu): skor5-9 :
kemungkinandepresi
D. Skor 10ataulebih: depresi
1 A : Adaptasi √
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantupada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 P : Partnership √
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya.
3 G : Growth √
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima & mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4 A : Afek √
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih
atau mencintai.
5 R : Resolve √
Saya puas dengan cara teman-teman saya dansaya
menyediakan waktu bersama- sama
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 8
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluargasedang
Nilai : 7-10 fungsi keluarga baik
ANALISA DATA
Naman pasien :
Umur :
No Register :
No Data Etiologi Masalah
DS: Ketidakstabilan
gula darah
- Pasien
mengatakan
badan lemah
dan letih
- Pasien
mengatakan
sering merasa
haus
- Pasien sering
buang air kecil
sebanyak 10x
DO:
- Gula darah:
284 mg/dl
- Kien tampak
lelah
- Klien sering
minum dan
sering buang
air kecil
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :
UMUR :
NO. REGISTER :
NO. TGL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TT
TERATASI
24-02-2021 Ketidakstabilan gula darah d.d 26-02-2021
resistensi insulin
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama :
Umur :
No. Register :
TGL NO DIAGNOSA SLKI SIK TT
KEPERAWATAN I
24-02- I Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia
2021 d.d resistensi insulin selama 1x24 jam, maka diharapkan
kestabilan gula darah membaik dengan • Observasi
kriteria hasil:
- Identifkasi kemungkinan penyebab
- Kestabilan kadar glukosa darah hiperglikemia
membaik - Identifikasi situasi yang
menyebabkan kebutuhan insulin
- Status nutrisi membaik meningkat (mis. penyakit kambuhan)
- Tingkat pengetahuan meningkat - Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis. poliuri, polidipsia, polivagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor keton urine, kadar analisa gas
darah, elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
• Terapeutik
• Edukasi
• Kolaborasi
Obs TTV
15.00 k/u: lemah
kes: compos mentis
TD: 130/100 mmHg
S: 36˚C
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Obs TTV
k/u: lemah
20.00 kes: compos mentis
TD: 130/100 mmHg
S: 36˚C
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Obs TTV
15.00 k/u: lemah
kes: compos mentis
TD: 120/90 mmHg
S: 36˚C
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit