Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu,

dimana perusahaan yang merger mengambil alih semua aset dan kewajiban

perusahaan yang di-merger. Perusahaan yang di-merger kemudian akan

dibubarkan dan berhenti operasi.

Akuisisi adalah strategi perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis

dengan membeli sebagian atau seluruh aset maupun saham dari perusahaan

yang diakuisisi. Dengan demikian, pihak pengakuisisi akan memiliki

kendali atas perusahaan yang mereka akuisisi

Budaya organisasi yang secara umum untuk lebih mudah dipahami, yaitu

system nilai-nilai yang dipahami bersama oleh seluruh anggota organisasi,

sengaja disosialisasikan serta dapat terimplementasi pada perilaku dan sikap

masing- masing karyawan dalam kehidupan berorganisasi.

2. RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana Budaya organisasi ?

2.Bagaimana Pengukuran dan evaluasi perbedaan budaya?

3.Apa saja penelitian terdahulu terkait budaya ?

1
3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui budaya organisasi

2. Untuk mengetahui pengukuran dan evaluasi perbedaan budaya

3. Untuk mengetahui penelitian terdahulu terkait budaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. BUDAYA ORGANISASI

Seperti dibahas dalam bab sebelumnya, perbedaan budaya perusahaan

antara perusahaan yang akan bergabung dapat menjadi penyebab utama

kegagalan dalam proses penggabungan. Dalam konteks merger dan akuisisi,

perbedaan budaya perusahaan dapat dipahami sebagai perbedaan kepercayaan,

nilai-nilai dan praktik-praktik antara perusahaan yang mengambilalih dengan

perusahaan yang diambil alih (Schein, 2010).

Model di atas menunjukkan kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi

dipengaruhi oleh kemampuan menggabungkan budaya perusahaan yang mana

meliputi cultural due diligence, cross-cultural communication, connection, dan

control. Cultural due diligence adalah penetapan kesesuaian budaya dalam

akuisisi internasional. Kesesuaian budaya bukan berarti budaya tersebut harus

sama persis, melainkan dua kebudayaan yang dapat digabungkan. Cultural due

diligence dilakukan sebelum proses akuisisi yang mana dapat memampukan

pihak pengambilalih menentukan apakah penggabungan dari budaya yang

berbeda tersebut memiliki kemungkinan keberhasilan setelah tahap akuisisi

terjadi. Faktor kedua yang perlu dilakukan sebelum proses akuisisi adalah

cross-cultural communication, yaitu komunikasi dua arah antara perusahan

yang terlibat dalam akuisisi yang mana dapat memastikan bahwa manajer dan

pekerja dari masing- masing perusahaan dapat saling bertukar informasi

mengenai budaya perusahaan merek.

3
Buruknya komunikasi antar kedua belah pihak dapat mengakibatkan

timbulnya ketidakjelasan, ketakutan dan desas-desus antara perusahaan yang

terlibat, sehingga dapat mengakibatkan gagalnya proses akuisisi. Faktor ketiga

adalah connection, yaitu ikatan sosial dan hubungan terstruktur antara

perusahaan yang terlibat dalam akuisisi. Dan yang terakhir adalah control yang

mana harus dilakukan agar dapat membentuk komitmen, kepercayaan dan

kerjasama antara perusahaan yang bergabung yang dapat berkontribusi bagi

keberhasilan penggabungan budaya perusahaan. Control tersebut harus

dilakukan baik dari sisi perusahaan pengambilalih maupun perusahaan yang

diambil alih.

2. PENGUKURAN DAN EVALUASI PERBEDAAN BUDAYA

Bagian proses perencanaan meliputi evaluasi perbedaan budaya

yang dilakukan sebelum merger dan selama proses negosiasi

berlangsung. Dengan kata lain, penting untuk melakukan evaluasi

(apabila pengukuran. Tidak dilakukan) atas perbedaan budaya

sesegera mungkin sebelum proses due diligence dilakukan.

Evaluasi budaya dan perbedaan budaya merupakan tugas yang

cukup kompleks. Metode evaluasi yang digunakan dapat berupa

direct atau indirect contact dengan perusahaan yang akan

diambilalih. Berikut ini adalah sumber-sumber yang dapat

memberikan informasi mengenai perusahaan target.

Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri, yang

menggambarkan karakteristik, paham, misi perusahaan dan

4
sebagainya. Sumber yang baik dari informasi ini dapat berupa

laporan perusahaan pada web site-nya atau berupa press relerelease.

Artikel-artikel dan wawancara dengan manajer senior yang

mana dapat membantu mengumpulkan pendekatan-pendekatan

manajemen dalam menangani berbagai isu.

a. Ceramah dan pidato yang diberikan oleh anggota tim

manajemen dari perusahaan target.

b. Mengumpulkan informasi dari beberapa perusahaan di sektor

industri dimana perusahaan target beroperasi.

c. Wawancara dengan manajer dan pekerja dari perusahaan

sendiri yang pernah bekerja atau memiliki hubungan bisnis

dengan perusahaan target.

d. Percakapan dan wawancara dengan klien, pemasok dan

pesaing yang pernah berhubungan dengan perusahaan target.

e. Percakapan dan wawancara dengan pemegang informasi,

seperti akuntan, pengacara, konsultan manajemen, orang

bank.

f. Percakapan dengan manajer dan pekerja dari perusahaan

target dalam waktu yang berbeda-beda seperti workshop,

seminar, exhibitions, dan lain-lain.

Apabila perusahaan target adalah perusahaan publik, maka

informasi bisa didapatkan dari laporan tahunan yang dapat

memberikan informasi mengenai budaya perusahaan. Semua

5
informasi yang telah dikumpulkan kemudian diperiksa reliabilitasnya

dan memastikan validitasnya. Informasi ini juga yang akan digunakan

oleh tim dalam melakukan negosiasi. Setiap tim dapat memberikan

ranking terhadap

Informasi atau perbedaan budaya bersadarkan target, segingga

mereka dapat mempertimbangkan dan membuat keputusan

berdasarkan urutan perbedaan budaya tersebut.

3.KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU TERKAIT BUDAYA

Penelitian-penelitian terkait merger dan akuisisi telah banyak

dilakukan oleh peneliti terdahulu. Mereka melakukan analisa

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan

kegagalan merger dan akuisisi dari berbagai sisi, contohnya

menggunakan variabel dari sisi due diligence, dari sisi budaya

perusahaan, dari sisi kinerja keuangan dan lain sebagainya.

Hasil penelitian yang didapatkan pun beraneka ragam. Ada

penelitian yang menunjukkan hasil positif, hasil negatif, atau tidak

adanya pengaruh antara variabel yang diteliti dengan kesuksesan dan

kegagalan merger dan akuisisi. Beberapa penelitan terdahulu tersebut

telah dirangkum dalam tabel berikut ini, yang mana telah menjadi

dasar bagi penelitian ini. Hampir semua penelitian yang telah

dirangkum dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa budaya

perusahaan sangat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan merger

dan akuisisi. Dan sebagian besar penelitian tersebut menyimpulkan

6
bahwa perbedaan budaya telah mengakibatkan gagalnya merger dan

akuisisi yang dilakukan.

Merger dan akuisisi adalah proses penggabungan dua atau

lebih perusahaan dengan nilai, budaya dan gaya yang berbeda

menjadi satu unit yang bersatu. Berdasarkan teori yang telah

dijelaskan sebelumnya, terdapat dua jenis merger yaitu horizontal

merger dan vertical merger.

Horizontal merger adalah penggabungan perusahaan dengan

area bisnis yang serupa/ mirip, contohnya adalah Chevron dan

Texaco. Sementara vertical merger adalah penggabungan perusahaan

dengan area bisnis yang berbeda, contohnya adalah AOL dan Time

Warner, yang mana akan menjadi contoh penggabungan yang

dijelaskan pada bab ini nantinya.

Merger dan akuisisi tidak hanya dilihat dari perspektif

keuangan saja, tetapi juga penggabungan dua perusahaan yang

berbeda dan dua budaya yang berbeda yang mana akan membawa

beberapa hambatan bagi perusahaan-perusahaan yang bergabung

tersebut apabila tidak diatasi pada tahapan sebelum melakukan

merger dan akuisisi. Oleh karena itu, manajemen dari tiap

perusahaan perlu terlibat secara aktif dalam proses penggabungan

tersebut sehingga mereka dapat memahami perbedaan, khususnya

perbedaan budaya, yang terjadi dan dapat merencanakan perubahan

secara perlahan-lahan, sehingga nantinya proses merger dan akuisisi

7
tersebut dapat membawa keberhasilan.

BAB 111

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Penggabungan usaha dapat memberikan banyak manfaat bagi

perusahaan, tetapi perbedaan budaya organisasi dapat menghambat

keberhasilan penggabungan. Oleh karena itu, pemahaman yang

komprehensif tentang budaya organisasi dari kedua perusahaan

sangat penting dalam proses penggabungan usaha. Pengukuran dan

evaluasi perbedaan budaya adalah hal yang kritis dalam proses

integrasi, dan karyawan harus memperoleh pelatihan dan bantuan

yang memadai untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan

dalam mengatasi perbedaan budaya yang muncul sebagai hasil dari

penggabungan usaha.

2. SARAN

Dalam menjalankan penggabungan usaha, perusahaan harus

memperhatikan nilai budaya organisasi yang mereka pegang untuk

memperoleh keberhasilan dalam penggabungan. Oleh karena itu,

untuk meminimalisir risiko konflik, perusahaan perlu membuat

persiapan yang matang dan melakukan evaluasi yang tepat.

Perusahaan juga harus memperhatikan dampak apa yang akan

8
terjadi pada karyawan dan memberi mereka pelatihan dan dukungan

yang cukup dalam menghadapi perubahan budaya. Selain itu,

penelitian lebih lanjut di masa depan lebih lanjut diperlukan untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang budaya organisasi

dan penggabungan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.petra.ac.id/17800/1/Publikasi1_04025_3364.pdf

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai