Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AJARAN AGAMA ISLAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA SAMAWI


LAINNYA

Diajukan sebagai memenui Tugas ke V Pada Mata Kuliah Pendidikan Agama


(MKU60101-20221)

Oleh

NAMA : NOFRI HARDI SAPUTRA


BP/NIM : 2022/ 2205742011393
PRODI : S1 Hukum (Kelas Nagari)
JABATAN : WALI NAGARI SUNGAI ASAM
ALAMAT : Pasa Minggu Sungai Asam, Nagari Sungai
Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung,
Kabupaten Padang Pariaman, 25584

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR
YARSI SUMATERA BARAT
BUKITTINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Semesta Alam atas
Berkat Rahmat dan Karunianya sehingga Penulis mampu menyelesaikan Makalah
ini dengan Harapan agar Penulis diharapkan dapat mengetahui Ajaran Agama
ISlam dan Hubungannya denga agama samawi lainnya. Manfa'at dari
pemahaman yang baik dan benar terhadap tema ini adalah Penulis bisa
mendapatkan pemahamani mengenai kedudukan Manusia dihadapan Sang
Maha Pencipta, sehingga dapat meninggatkan nilai nilai Ibadah kepada-Nya.
Penulis menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan
bagi semua pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Terima Kasih.

Sungai Asam, 28 Oktober 2022


Penulis

NOFRI HARDI SAPUTRA


BAB I
Pendahuluan

Ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan


mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku
manusia, terutama kaum muslimin, dalam kehidupan di dunia ini dan untuk
keselamatan kehidupan di akhirat kelak. Tujuan utama seorang muslim adalah
meraih kemuliaan dan karunia-Nya, mendapatkan pahala yang besar disisi
Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-Nya yang menang di dunia dan
akhirat.
Ajaran Islam adalah ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
S.A.W yang berasal dari Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa. Setiap Agama
samawi ajarannya bersumber dari tuhan yang sama, Karena Tidak Ada Tuhan
Selain Dia.
Berdasarkan ini maka disusun sebuah Makalah dengan Judul : Ajaran
Agama Islam dan Hubungannya dengan Agama Samawi Lainnya.
BAB II
Pembahasan

A. Ajaran Agama Islam

Ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan


mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah
laku manusia, terutama kaum muslimin, dalam kehidupan di dunia ini dan
untuk keselamatan kehidupan di akhirat kelak. Tujuan utama seorang
muslim adalah meraih kemuliaan dan karunia-Nya, mendapatkan pahala
yang besar disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-Nya yang
menang di dunia dan akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membentangkan banyak jalan
kebaikan untuk berlomba melaksanakan ketaatan, dan ketaatan yang paling
besar adalah kembali kepada Al-Qur’an, baik membaca, menghafal,
mentadaburi, maupun mengamalkannya didalam kehidupan ini. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirma :
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dar rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan, yang tidak akan merugi, agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambahkan
kepadamereka karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri.” (Qs.Faathir (35):29-30)

Sumber Hukum Islam yang Disepakati Ulama


1. Al Quran
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril. Al
Quran juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi
Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah kerasulan dan pedoman
hidup bagi manusia serta hukum-hukum yang wajib dilaksanakan. Hal ini
untuk mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al Quran sebagai kalam Allah SWT
dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan atau kelemahan yang
dimiliki oleh manusia untuk membuatnya sebagai tandingan, walaupun
manusia itu adalah orang pintar.

2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui
bahwa sabda, perbuatan dan persetujuam Rasulullah Muhammad SAW
tersebut adalah sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al Quran.
Banyak ayat-ayat di dalam Al Quran yang memerintahkan untuk
mentaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran
ayat 32:
ٰ ْ َ َ ‫ه َ َ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ َّ ْ َ َّ ه‬ َ ُ
‫اّٰلل َل ُي ِح ُّب الك ِف ِر ْي َن‬ ‫ق ْل ا ِط ْي ُعوا اّٰلل والرسول ۚ ف ِان تولوا ف ِان‬- ٣٢
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling,
ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
Al Hadits sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai penguat,
sebagai pemberi keterangan, sebagai pentakhshis keumuman, dan
membuat hukum baru yang ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran.
Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ada
kalanya atas petunjuk (ilham) dari Allah SWT, dan adakalanya berasal
dari ijtihad.

3. Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran
dan sunah Rasul. Dalam moraref atau portal akademik Kementerian
Agama bertajuk Pandangan Imam Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber
Penetapan Hukum Islam dan Relevansinya dengan perkembangan
Hukum Islam Dewasa Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah satu
metode dalam menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak
didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini
melihat berbagai masalah yang timbul di era globalisasi dan teknologi
modern.
Jumhur ulama ushul fiqh yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf,
merumuskan ijma dengan kesepakatan atau konsensus para mujtahid
dari umat Muhammad pada suatu masa setelah wafatnya Rasulullah
SAW terhadap suatu hukum syara' mengenai suatu kasus atau peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti.
Ijma sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui
pendapat maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Ijma
sharih ini juga sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang dilakukan
dalam suatu majelis, pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan.
Bentuk ijma yang kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama
melalui cara seorang mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya
tentang hukum satu masalah dalam masa tertentu kemudian pendapat
itu tersebar luas serta diketahui orang banyak. Tidak ada seorangpun di
antara mujtahid lain yang menggungkapkan perbedaan pendapat atau
menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat itu.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah
bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan
peran yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum
Islam Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat terakhir karena ia memandang
qiyas lebih lemah dari pada ijma.
B. Hubungan Ajaran Islam dengan Agama Samawi Lainnya.

Islam dan agama lainnya memiliki hubungan yang sagat erat


dimana terdapat beberapa kesamaan selain mengajarkan kebaikan
kepada umatnya. Tidak hanya itu,Islam dan agama lain juga
mengajarkan umatnya untuk bertoleransi Antar umat agama lainnya
dan saling menghormati.
Tapi disisi lain perbedaan ini(agama) atau pendapat mengenai
teologi ini juga sering kali mengakibatkan konflik/pertumpahan
darah.pola relasi / hubungan antar agama pada masa lalu sangat
dipengaruhi oleh politik keagamaan yang mana, masing-masing
dibiarkan didalam sebuah hubungan antitesis dan persaingan.
Sementara pemerintah melakukan politik keagamaan yang
hanya bertendensi pada dogma/ajaran,dan bukan
etika(perilaku).akibatnya, kehidupan keagamaan sangat kehilangan
inspirasi bagi umatnya.oleh pihak penguasa yang tidak bertanggung
jawab, komunikasi antar umat beragama dikendalikan sedemikian
rupa sehingga tidak berjalan secara bebas maupun terbuka.
Seperti yang saya ketahui sejak abad 19 M, agama-agama
muncul dalam sebuah fase formatif yang ditandai oleh upaya untuk
merumuskan ajaran ajaran dan pendidikan yang dirasa sangat cocok
dengan tantangan saat ini.
Posisi islam diantara agama-agama yang lainnya dapat dilihat
dari peran yang dimainkanya. Dalam hubungan ini agama islam
memiliki tugas besar, yaitu:
1. Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk
persaudaraan diantara sekalian agama di dunia. Hal ini telah
dijelaskan dalam al-qur'an bahwa banyak dijumpai ayat-ayat dalam
yang menganjurkan kepada umat islam agar hidup saling
berdampingan dan saling menghormati dengan penganut agama
yang lainnya.
2. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang
telah ada sebelumnya. Hal ini diibaratkan dengan sebuah rumah,
agama-agama sebelumnya dapat diibaratkan sebagai yang
membawa genteng, dinding, pintu, jendela dan yang lainnya. Islam
datang dengan membawa semua yang menghimpunya dalam
sebuah sistem bangunan yang kokoh dan utuh.
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh para
penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke
dalam agamanya itu. Hal ini dijelaskan di dalam al- qur'an banyak
dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan adanya penyimpangan yang
dilakukan sebagain penganut agama tertentu yang kemudian
dimasukkan ke dalam agama tersebut. Islam dengan al- qur'an
datang mengoreksinya. Dalam hubungan ini al- qur'an datang
sebagai al-muhaimin,yaitu yang menguji dan menyeleksi serta
sekaligus membersihkan agama dari pengaruh paham-paham
yang salah. Contoh kesalahan orang-orang yang beragama
Kristen dijelaskan dalam al-qur'an . Artinya : Lalu Kami utus
kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri
(yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali
tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak
bertakwa (kepada-Nya). (QS Al-Mu'minun: 32).
Dalam kaitan ini kita jumpai adanya paham bahwa Tuhan terdiri dari
tiga unsur (unsur anak,roh kudus dan bapak) yang dikenal dengan
nama trinitas. Al- qur'an menyatakan bahwa trinitas itu bukan berasal
dari ajaran Isa,bahwa dianggap sebagai penyimpangan dari ajaran Isa.
Hal ini pun telah Allah nyatakan dalam al-qur'an .
Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
"Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS Al-Maidah:
73).
4. Mengajarkan kebenaran yang abadi yang sebelumnya belum
pernah diajarkan, berhubungan dengan bangsa atau umat pada
waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan
mereka dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral
dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju, karena
agama-agama yang datang sebelumnya hanya berlaku hanya utuk
zaman tertentu saja, tetapi islam datang untuk zaman yang tidak
terbatas. Islam berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan
segala keadaan ajarannya tetap berlaku.

Posisi islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya
unsur pembaruan di dalamnya. Dengan datangnya islam, agama
memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang ada dua hal,
yaitu:
1. Agama tidak boleh dianggap sebagai digma atau aturan yang
orang harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang
kekal. Dalam islam, agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang
didasarkan atas pengalaman universal umat manusia. Bukan
hanya bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah
yang menerima wahyu ilahi. Sebaliknya wahyu diakui sebagai
factor penting untuk evolusi manusia. Selanjutnya mengenai
pengertian agama sebagai ilmu, ini dimantapkan dengan
menyajikan ajaran agama sebagai landasan bagi perbuatan. Tak
ada satupun ajaran agama yang tak dijadikan landasan perbuatan
bagi perkembangan manusia menuju tingkat kehidupan yang lebih
tinggi dan baik lagi.

2. Ruang lingkup agama itu tidak terbatas pada kehidupan akhirat


saja melainkan juga mencakup kehidupan dunia. Karena islam
tidak hanya mengajarkan kehidupan akhirat saja,tetapi agama
islam membawa dan mengajarkan kedua-duanya baik itu
kehidupan dunia maupun kehidupan di akhirat. Dengan kehidupan
dunia yang baik, manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya
kehidupan yang lebih tinggi dan kehidupan yang abadi. Posisi
Islam diantara agama-agama lain tampak bersifat adil, obyektif
dan proporsional. Dengan sifatnya yang adil, ajaran Islam
mengakui peran yang dimainkan agama-agama yang pernah ada
di dunia. Dengan sifatnya yang obyektif, Islam memperbaiki dan
meluruskan ajaran-ajaran agama yang salah dan tersesat. Dengan
bersifat proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap ajaran
agama yang tidak seimbang. Islam adalah agama yang terbuka,
mau berkompromi dan berdialog dengan agama lain. Dengan
sifatnya yang demikian ini, Islam telah tampil sebagai
penyempurna, korektor, pembenar dan sekaligus sebagai
pembaru.

3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh para


penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke
dalam agamanya itu. Hal ini dijelaskan di dalam al- qur'an banyak
dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan adanya penyimpangan yang
dilakukan sebagain penganut agama tertentu yang kemudian
dimasukkan ke dalam agama tersebut. Islam dengan al- qur'an
datang mengoreksinya. Dalam hubungan ini al- qur'an datang
sebagai al-muhaimin,yaitu yang menguji dan menyeleksi serta
sekaligus membersihkan agama dari pengaruh paham-paham
yang salah. Contoh kesalahan orang-orang yang beragama
Kristen dijelaskan dalam al-qur'an . Artinya : Lalu Kami utus
kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri
(yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali
tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak
bertakwa (kepada-Nya). (QS Al-Mu'minun: 32).
Dalam kaitan ini kita jumpai adanya paham bahwa Tuhan terdiri dari
tiga unsur (unsur anak,roh kudus dan bapak) yang dikenal dengan
nama trinitas. Al- qur'an menyatakan bahwa trinitas itu bukan berasal
dari ajaran Isa,bahwa dianggap sebagai penyimpangan dari ajaran Isa.
Hal ini pun telah Allah nyatakan dalam al-qur'an. Artinya :
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya
Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada
Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa
yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS Al-Maidah: 73).

4) Mengajarkan kebenaran yang abadi yang sebelumnya belum


pernah diajarkan, berhubungan dengan bangsa atau umat pada waktu
itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan mereka
dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani
bagi umat manusia yang selalu bergerak maju, karena agama-agama
yang datang sebelumnya hanya berlaku hanya utuk zaman tertentu
saja, tetapi islam datang untuk zaman yang tidak terbatas. Islam
berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan segala keadaan
ajarannya tetap berlaku.

Posisi islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya
unsur pembaruan di dalamnya. Dengan datangnya islam, agama
memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang ada dua hal,
yaitu:

1) Agama tidak boleh dianggap sebagai digma atau aturan yang orang
harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal.
Dalam islam, agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan
atas pengalaman universal umat manusia. Bukan hanya bangsa ini
atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah yang menerima wahyu
ilahi. Sebaliknya wahyu diakui sebagai factor penting untuk evolusi
manusia. Selanjutnya mengenai pengertian agama sebagai ilmu, ini
dimantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai landasan bagi
perbuatan. Tak ada satupun ajaran agama yang tak dijadikan
landasan perbuatan bagi perkembangan manusia menuju tingkat
kehidupan yang lebih tinggi dan baik lagi.

2) Ruang lingkup agama itu tidak terbatas pada kehidupan akhirat saja
melainkan juga mencakup kehidupan dunia. Karena islam tidak hanya
mengajarkan kehidupan akhirat saja,tetapi agama islam membawa
dan mengajarkan kedua-duanya baik itu kehidupan dunia maupun
kehidupan di akhirat. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia
dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi
dan kehidupan yang abadi.

Posisi Islam diantara agama-agama lain tampak bersifat adil, obyektif


dan proporsional. Dengan sifatnya yang adil, ajaran Islam mengakui
peran yang dimainkan agama-agama yang pernah ada di dunia.
Dengan sifatnya yang obyektif, Islam memperbaiki dan meluruskan
ajaran-ajaran agama yang salah dan tersesat. Dengan bersifat
proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap ajaran agama
yang tidak seimbang. Islam adalah agama yang terbuka, mau
berkompromi dan berdialog dengan agama lain. Dengan sifatnya yang
demikian ini, Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor,
pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim

http://digilib.uinsby.ac.id/2004/4/Bab%201.pdf

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqalam/article/view/633

https://news.detik.com/berita/d-5216687/4-sumber-hukum-islam-yang-
disepakati-ulama

Anda mungkin juga menyukai