Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Sasaran : Ibu Ms.Di Ruang Neoristi Perjan Rs.DR.M.Djamil
Padang.
Hari/Tanggal : Senin, 06 Juni 2005
Jam : 10.00 – 10.30 Wib
Waktu : 45 Menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu By.Ms. memahami Imunisasi
yang diperlukan pada bayi dengan BBLR.

II. Tujuan Instruksional Khusus :


1. Menyebutkan pengertian Imunisasi pada Byanaka dengan Difteri.
2. Menyebutkan 2 dari 3 tujuan Nutrisi pada anak dengan Difteri.
3. Menjelaskan makanan yang boleh terhadap nutrisi pada anak dengan
penyakit Difteri.
4. Menyebutkan kebutuhan pada Anak dengan penyakit Difteri.

III. Latar Belakang


Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
Corynecbacterium Difteriae yang berasal dari membran mukusa hidung dan
nasofaring, kulit, dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.
Salah satu perawatan pada klien dengan difteri adalah dengan nutrisi
yang dikonsumsi oleh anak dengan tinggi kalori tinggi protein.
Berdasarkan hal diatas perlu diberikan penyuluhan dan penjelasan bagi
ibu dan anak dalam mengatur nutrisi atau diit bagi anaknya.

IV. Materi
1. Pengertian Nutrisi
2. Tujuan pemenuhan Gizi pada anak Difteri.
3. Syarat-syarat bagi diit tinggi kalori tinggi protein bagi anak Difteri
4. Bahan makanan yang boleh diberikan pada anak dengan Difteri.
5. Kebutuhan Nutrisi sehari untuk diit tinggi kalori tinggi protein pada klien
Difteri.

V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

VI. Media
1. Lembar balik
2. Leflet

VII. Setting Tempat

KL K

Keterangan :
P = Penyuluh
KL = Klienr
K = Keluarga Klien
X. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia Waktu
1. Pembukaan 5 menit
- Mahasiswa memberi - Menjawab
salam Salam
- Memperkenalkan - Mendenga
diri rkan dan
- Moderator membuat memperhatikan
kontrak waktu - Mendenga
- Moderator rkan dan
menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
- Mendenga
rkan dan
memperhatikan
2. Pelaksanan 20 menit
- Menggali - Mengemu
pengetahuan ibu tentang kakan pendapat
pengertian Nutrisi pada anak
Difteri. - Mendenga
- Memberikan rkan dan
reinforcement dan meluruskan memperhatikan
konsep
- Menjelaskan - Mendenga
pemenuhan kebutuhan nutrisi rkan dan
pada anak Difteri memperhatikan
- Menggali - Mendenga
pengetahuan keluarga tentang rkan dan
makanan yang boleh di memperhatikan
konsumsi oleh anak Difteri.
- Memberikan
kesempatan pada Keluarga - Mengajuk
klien untuk bertanya. an pertanyaan
- Mendenga
- Memberikan rkan dan
reinformen (+) dan menjawab memperhatikan
pertanyaan

- Menjelaskan pada
ibu tentang kebutuhan nutrisi
pada anak dengan Difteri.
- Mengajukan Pertanyaan
- Memberikan
kesempatan untuk bertanya
- Mendengarkan dan
- Memberikan memperhatikan
Reinsforcement(+) pada ibu
untuk pertanyaan yang
diajukan.
3. Penutup 10 menit
- Mahasiswa bersama - Bersama
Ibu menyimpulkan materi presenter
- Mahasiswa memberi menyimpulkan materi
salam - Menjawab
salam

XI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Mahasiswa duduk berhadapan dengan ibu An.Rf.
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan ibu dapat mengikuti seluruh
kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan ibu An.Rf aktif
3. Evaluasi Hasil
- Ibu An.Rf dapat menyebutkan pengertian Nutrisi pada anak dengan
Difteri.
- Ibu An.Rf dapat menyebutkan 2 dari 3 tujuan nutrisi bagi anak dengan
Difteri.
- Ibu An.Rf dapat menyebutkan 3 dari 5 syarat bagi diit tinggi kalori
tinggi protein.

Sumber :
1) Persatuan Gizi Indonesia (1978), Penuntun Diit, Gramedia; Jakarta
2) RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (1998), Penuntun Diit Anak,
Gramedia Pustaka. II, Jakarta.
NUTRISI PADA ANAK DENGAN DIFTERI

1. Pengertian
Zat makanan dengan tinggi zat pembangun dan tinggi protein yang dibutuhkan
oleh anak dengan penyakit Difteri yang sesuai dengan umur dan berat badan
anak.
2. Tujuan Pemenuhan Gizi Pada Anak Difteri
a. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberikan fungsi pencernaan
dan lamanya dicerna di mulut.
b. Mencegah terjadinya penurunan berat badan yang drastis dan dan
menambah asupan nutrisi bagi tubuh.
c. Mengganti zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dan jaringan.
3. Syarat Bagi Diit Tinggi Kalori Tinggi Protein
a. Energi sesuai dengan kecukupan menurut umur dan berat badan.
b. Zat pembangun tinggi kalori (5-7 gram/kg bb/hari)
c. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan banyak makan sayur-
sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin.
d. Mineral dan Vitamin diberikan cukup.
e. Rasa makan ditinggikan dengan menambah bumbu-bumbu yang tidak
mengandung natrium.
D. Bahan Makanan Yang Boleh Diberikan Pada klien Dengan Difteri.
Golongan Makanan yang
Bahan Boleh
Makanan Diberikan
Sumber Energi Beras, ketan,
jagung, sagu,
kentang,
singkong, talas,
ubi, bihun, mie,
soun, tepung
beras, terigu,
hunkwe, gula,
kelapa, minyak
dan mentega.
Sumber Zat Daging, hati,
Pembangun otak, unggas,
ikan, susu, telur,
kacang-kacangan
dan hasil
olahannya, tahu
dan tempe.
Sumber Zat Semua sayuran
Pengatur segar dan
sayuran yang
diawetkan tanpa
garam dapur,
Natrium Benzoat
dan Soda.
Bumbu Semua bumbu
segar,
garamdapur
dalam jumlah
yang sudah
ditentukan.
Minuman Air putih,teh ,
juice jeruk
Waktu Bahan 1500 kkal 1700 kkal 1900 kkal 2100 kkal
Makanan ukuran/gr ukuran/gr ukuran/gr ukuran/gr
Pukul Susu Bubuk, 3 sdm/15 3 sdm/15 3 sdm/15 3 sdm/15
06.00 gula pasir

Pagi
Nasi ½ gelas/75 ¾ gls/100
Telur 1btr/50 1 btr/50
Tempe - -
Minyak ½ sdm/5 ½ sdm/5
Sayuran 1/3 gls/30 1/3 gls/30

Kacang hijau 11/2 sdm/15 2 ½ sdm/25


Pukul Gula 1 sdm/10 1 sdm/10
10.15 Susu Bubuk 2 sdm/10 2 sdm/

Siang Nasi ¾ gls/75


Daging 2 ptg/50
Telur ½ btr/25
Tempe 1 ptg/25
Sayuran 1/3 gls/35
Pepaya 1 ptg/100
Minyak 1 sdm/10

Pukul Pepaya 1 ptg/100


16.20

Malam Nasi
Daging
Telur
Tempe
Sayuran
Pepaya
Minyak

Pukul Gula Pasir


21.00 Susu Bubuk
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIFTERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) 
DIFTERI

Pokok Bahasan : Difteri


Sasaran : Lansia Pusk. Sidosermo
Metode : Ceramah
Diskusi
Media : Leaflet
LCD
Laptop
Waktu : 30 menit.
Tempat : Pusk. Sidosermo
Hari dan tanggal : Jumat,  November 2012

A. LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan,
demam, kelenjar bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa
menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf yang
berakibat fatal dan berujung pada kematian. Penyakit difteri sangat rentan
menyerang bayi mulai umur 2 bulan.
Kasus difteri telah menjangkiti 34 kota/kabupaten, dan hanya
empat daerah yang belum terjangkit seperti Ngawi, Pacitan, Trenggalek,
dan Magetan. Kasus difteri yang paling parah menyerang Surabaya,
Bangkalan, dan Mojokerto. Penularan penyakit difteri sudah mulai
meningkat sejak 2008. Pada tahun 2010, di wilayah Jatim memang tinggi
angka kesakitan akibat penyakit difteri sebanyak 304 kasus pada 32
daerah dan mengakibatkan 21 anak meninggal. Sedangkan tahun 2009,
terdapat 140 kasus pada 24 daerah di Jatim dengan korban 8 orang
meninggal dunia. Peristiwa KLB difteri yang terjadi di Jatim memberikan
gambaran bahwa program imunisasi harus mendapat perhatian khusus.
Sejak Januari hingga Oktober 2011, korban penyakit difteri
mencapai 328 orang. Pemprov Jatim-pun melakukan vaksinasi massal
yang dimulai serentak (10/10/2011) pada 11 kabupaten/kota yaitu Kota
Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Bangkalan, Sampang, Sumenep,
Pamekasan, Blitar, Gresik, dan Banyuwangi dengan anggaran Rp10 miliar
dari Rp13 miliar yang disediakan. Kesebelas daerah itu merupakan daerah
dengan jumlah persebaran difteri terbesar. Dari 651 desa, 483 desa
tanggungjawab Pemprov Jatim, 168 desa tanggungjawab kabupaten kota.
Pemprov menambahkan dana sebanyak Rp10 miliar yang disalurkan
melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim
(beritajatim.com).
Kondisi di Kota Surabaya sendiri sebagai daerah dengan tingkat
migrasi yang tinggi memiliki tingkat risiko penularan yang tinggi pula.
Surabaya masuk dalam wilayah yang mendapat perhatian dalam kasus
penularan penyakit difteri. Penelitian di lapangan, penularan penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi. Imunisasi menjadi langkah penting dalam
mencegah penularan penyakit ini.
Temuan dilapangan, penyakit difteri yang menyerang anak-anak di
Jatim baik yang ditemukan tanpa gejala maupun sampai fatal. Kondisi
yang sangat fatal, penderita mengalami sesak nafas dan tidak bisa
bernafas. Penderita yang ditemukan kebanyakan anak-anak, dari usia 4
tahun sampai 12 tahun. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh
mereka belum terbentuk sempurna. Penderita juga bisa terserang dengan
gejala mata berdarah dan menyerang kulit. Untuk menangani kasus difteri
ini, Pemprov Jatim telah menyediakan sebanyak 40 ribu vaksin dan telah
disalurkan kepada seluruh puskesmas dan posyandu yang ada di Jawa
Timur.
Penyakit difteri bisa dicegah sejak dini. Upaya pencegahan bagi
serangan Difteri ini dilakukan secara dini kepada anak-anak atau balita
dengan mendapatkan imunisasi DPT pada usia 2 bulan ke atas. Biasanya
vaksin DPT diberikan pada kegiatan bulan imunisasi di sekolah kepada
anak SD kelas 1. Pencegahan penyebaran penyakit Difteri juga dilakukan
dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat atau PHBS yang harus
terus dilakukan seperti mencuci tangan sebelum makan. Tujuan PHBS
salah satunya agar penyebaran penyakit menular itu bisa ditangkal. Lain
lainnya adalah memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan
seimbang juga harus terus dijaga.

B. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan para lansia yang hadir di
kecamatan Sidosermo mendapat pengetahuan tambahan mengenai difteri
lebih dalam dan mengetahui cara menangani dan mencegah penyakit
difteri.

C. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia yang hadir di
Kecamatan Sidosermo mampu :
1. Menyebutkan pengertian difteri dengan benar.
2. Menyebutkan tanda dan gejala difteri dengan benar .
3. Menyebutkan cara penularan difteri dengan benar.
4. Menyebutkan faktor-faktor resiko difteri dengan benar.
5. Menyebutkan komplikasi difteri dengan benar.
6. Menyebutkan penanganan difteri dengan tepat.
7. Menyebutkan pencegahan difteri dengan benar.
8. Menyebutkan tentang imunisasi difteri

D. SASARAN
Lansia di Kecamatan Sidosermo

E. MATERI (TERLAMPIR)
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

G. MEDIA
1. leaflet
2. LCD
3. Leptop

H. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria Struktur :
1. Peserta hadir minimal 15 orang
2. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Kecamatan Sidosermo
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
b. Kriteria Proses :
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3. Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar
c. Kriteria Hasil :
1. Menyebutkan pengertian difteri dengan benar.
2. Menyebutkan tanda dan gejala difteri dengan benar .
3. Menyebutkan cara penularan difteri dengan benar.
4. Menyebutkan faktor-faktor resiko difteri dengan benar.
5. Menyebutkan komplikasi difteri dengan benar.
6. Menyebutkan penanganan difteri dengan tepat.
7. Menyebutkan pencegahan difteri dengan benar.
8. Menyebutkan tentang imunisasi difteri
I. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Kegiatan
penyuluhan Audience
1 5 Menit Pembukaan
1.Penyuluh 1.Menjawab salam
memulai
penyuluhan
dengan 2.Memperhatikan
mengucapkan
salam 3.Memperhatikan
2.Memperkenalkan
diri 4.Memperhatikan
3.Menjelaskan
tujuan penyuluhan
4.Menyebutkan 5.Menerima dan
materi yang akan membaca
diberikan
5.Membagikan
leaflet
2 10 Menit Pelaksanaan
1.Menjelaskan 1.Memperhatikan
pengertian difteri
2.Menyebutkan 2.Memperhatikan
tanda dan gejala
difteri 3.Memperhatikan
3.Menjelaskan cara
penularan difteri 4.Memperhatikan
4.menjelaskan
faktor-faktor resiko
difteri 5.Memperhatikan
5.menyebutkan
komplikasi difteri 6.Memperhatikan
6.menjelaskan
penanganan difteri 7. memperhatikan
7.menjelaskan cara
pencegahan difteri
8.memperhatikan
8. mencelaskan
imunisasi difteri 9.Bertanya dan
9. memberi mendengarkan
kesempatan jawaban
bertanya
3 10 Menit Evaluasi :
1.Meminta 1.Menjelaskan
Audience pengertian dari
menjelaskan difteri
pengertian dari
difteri 2.Menyebutkan
2.Meminta tentang tanda dan
audience gejala difteri
menyebutkan
tentang tanda dan 3.Menyebutkan
gejalan difteri tentang cara
3.Meminta penularan difteri
audience 4. menyebutkan
menyebutkan cara- cara penanganan
cara penularan dan pencegahan
difteri difteri
4. meminta
audience 5. menyebutkan
menjelaskan cara jadwal pemberian
penanganan dan imunisasi difteri
pencegahan difteri
5.meminta
audience
menjelaskan kapan
jadwal pemberian
imunisasi difteri
4 5 Menit Terminasi
1.Mengucapkan 1.Memperhatikan
terima kasih atas
perhatian yang
diberikan
2.Mengucapkan 2.Membalas salam
salam penutup

J. SETTING TEMPAT
 

Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator : Observer
 

:
Penyaji : Audiance
 

: Fasilitator

K. PENGORGANISASIAN KELOMPOK

MATERI PENYULUHAN

Pengertian Difteri
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan
tenggorokan. Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam,
kelenjar tonsil (amandel) bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri
bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf.
Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung
pada kematian. karena bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu
fungsi organ-organ yang mengalami kerusakan tersebut. manusia yang
kurang memilki sistem kekebalan tubuh terutama yang tidak
mendapatkan suntikan imunisasi lengkap saat masih kecil atau kanak-
kanak mudah terserang bakteri ini.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara
serak, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening
membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu
menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat,
demam, dan menggigil.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang
menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak
merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.
Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai
carier (pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah
manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.
Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan
nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri
kulit lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga
mempengaruhi mata.
Cara Penularan
Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
* Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
* Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-
barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
* Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar
melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut
apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah
terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang
nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak
menunjukkan gejala apapun.
Faktor risiko
Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
· Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi
terbaru
· Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau
tidak sehat
· Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan.
· Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri
Difteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
Eropa, karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama
beberapa dekade. Namun, difteri masih sering ditemukan pada negara-
negara berkembang di mana tingkat imunisasinya masih rendah seperti
halnya yang saat ini terjadi di Jawa timur.
Komplikasi
Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan:
* Gangguan pernapasan
C. Diphtheriae dapat menghasilkan racun yang menginfeksi jaringan di
daerah hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut menghasilkan membaran
putih keabu-abuan (psedomembrane) terdiri dari membran sel-sel mati,
bakteri dan zat lainnya. Membran ini dapat menghambat pernapasan.
* Kerusakan jantung
Toksin (racun) difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan merusak
jaringan lain dalam tubuh Anda, seperti otot jantung, sehingga
menyebabkan komplikasi seperti radang pada otot jantung (miokarditis).
Kerusakan jantung akibat miokarditis muncul sebagai kelainan ringan
pada elektrokardiogram yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan
kematian mendadak.
* Kerusakan saraf
Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf khususnya pada
tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan
kesulitan menelan. Bahkan saraf pada lengan dan kaki juga bisa meradang
yang menyebabkan otot menjadi lemah. Jika racun ini merusak otot-otot
kontrol yang digunakan untuk bernapas, maka otot-otot ini dapat menjadi
lumpuh. Kalau sudah seperti itu, maka diperlukan alat bantu napas.
Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri dapat bertahan dari
komplikasi ini, namun pemulihannya akan berjalan lama.
Penanganan
Difteri adalah penyakit yang serius. Para ahli di Mayo Clinic, memaparkan,
ada beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya:
* Pemberian antitoksin: Setelah dokter memastikan diagnosa awal difteri,
anak yang terinfeksi atau orang dewasa harus menerima suatu antitoksin.
Antitoksin itu disuntikkan ke pembuluh darah atau otot untuk
menetralkan toksin difteri yang sudah terkontaminasi dalam tubuh.
Sebelum memberikan antitoksin, dokter mungkin melakukan tes alergi
kulit untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi tidak memiliki alergi
terhadap antitoksin. Dokter awalnya akan memberikan dosis kecil dari
antitoksin dan kemudian secara bertahap meningkatkan dosisnya.
* Antibiotik: Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin
atau eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh
dan membersihkan infeksi. Anak-anak dan orang dewasa yang telah
terinfeksi difteri dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit
untuk perawatan.
Mereka mungkin akan diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri
dapat menyebar dengan mudah ke orang sekitar terutama yang tidak
mendapatkan imunisasi penyakit ini.
Pencegahan
Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah
pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter
mungkin akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi
penyakit itu.
Di samping juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak.
Pemberian antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai
carrier (pembawa) difteri.
Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini
tidak hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin
difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan
pertusis, yang dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis
(DTP).Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTP untuk
anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan dewasa. Pemberian
vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan
yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun.
Vaksin difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada
beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping seperti demam,
rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian vaksin
DTP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi
alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit
pasca injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan
otak progresif - tidak dapat menerima vaksin DTP.
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan
kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan
kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada
saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga
penyakit tersebut.
Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu
penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi
ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak
tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah
membuat anak kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :
a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan
terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding
terkena penyakit secara alami.
b. Evaluasi :
· Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan
struktur yang telah dibuat.
· Evaluasi proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan
selesai dilaksanakan.
· Evaluasi Hasil : Diharapkan sasaran mengerti tentang penanganan dan
pencegahan difteri
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, Robert B. 1996. Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui “Penyakit”.
Jakarta: Gramedia
Arvin, Behrman Klirgman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Suharjo, J.B dan B. Cahyono. 2010. Vaksinasi. Jakarta: Kanisius.
Suryana. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.
Maksum, Radji dan Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai