Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada MA Swasta di Jakarta Pusat yaitu

MA Almuddatsiriah dan MA Jakarta Pusat. Pemilihan tempat penelitian

didasarkan atas kesesuaian antara tujuan penelitian dan kemudahan peneliti

dalam menjangkau daerah penelitian. Penelitian dilaksanakan pada tahun

ajaran 2020/2021 semester genap. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama

5 bulan mulai bulan September 2020 sampai dengan bulan Januari 2021.

Waktu penelitian ini akan digambarkan pada table berikut ini :

Tabel 3.1 Penetapan waktu kegiatan penelitian

September Oktober November Desember Januari


No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pengajuan x x
judul
2. Izin x x
Penelitian
3. Penentuan x
Sampel
4. Penyusunan Xx
Instrumen
5. Penyebaran x x x x
Instrumen
6. Pengumpu x x x
Data
7. Pengolahan x x x x
Data

35
36

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and

development) yang mengikuti langkah-langkah metode Borg & Gall dan

mengacu pada prosedur Sanjaya (2013) dengan beberapa modifikasi.

Langkah-langkah penelitian pengembangan ini dijelaskan berikut:

1. Studi Lapangan

Langkah awal dalam melakukan studi pendahuluan adalah Studi ini

dilakukan dengan melakukan mengamati LKS buatan penerbit,

wawancara kepada guru mata serta mengobservasi terhadap kegiatan

pembelajaran Siswa di kelas yang menggunakan LKS Penerbit. Langkah

selanjutnya Analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar

matematika, silabus matematika kelas X, serta indikator kemampuan

berpikir kritis sains dilakukan sebagai bahan pertimbangan penyusunan

materi dan evaluasi. Analisis kebutuhan dilakukan setelah menentukan

materi yang akan dikembangkan dalam produk penelitian pengembangan.

Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara dengan pihak sekolah

yang menjadi tempat penelitian. Wawancara dilakukan dengan seorang

guru matematika yang ditugasi oleh pihak sekolah sebagai guru

pendamping dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

karakteristik belajar Siswa yang akan menjadi objek penelitian.

2. Penyusunan LKS
37

LKS ini diharapkan dapat memfasilitasi kemampuan berpikir kritis

sains Siswa lewat masalah matematika yang disajikan beserta langkah

penyelesaiannya. Disusun secara urut yang terdiri dari halaman judul,

halaman sampul dalam, kata pengantar,SK-KD dan tujuan pembelajaran,

kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 6 yang berisi judul materi,

uraian materi dan latihan soal. Selanjutnya menyusun instrumen penilaian

LKS berupa skala validasi LKS kepada ahli materi dan ahli media.

3. Validasi LKS

LKS yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli materi dan

ahli media yang berkompeten di bidangnya melalui skala validasi

LKS. Selain itu instrumen yang akan digunakan dalam penelitian juga

divalidasi oleh ahli, yaitu seperti tes berpikir kritis sains. Setelah

divalidasi oleh ahli, tes berpikir kritis sains disebarkan pada Siswa

yang bukan merupakan subjek penelitian. Hasilnya kemudian dianalisis

untuk tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal.

4. Revisi Hasil Validasi LKS

LKS yang telah disusun kemudian direvisi oleh ahli materi dan ahli

media yang berkompeten di bidangnya melalui skala validasi LKS.

Saran-saran dari ahli digunakan untuk revisi LKS. Adapun tanggapan

dan saran dari ahli terhadap LKS yang telah dibuat ditulis pada

lembar validasi sebagai bahan untuk revisi. Revisi dilakukan secara

terus menerus dan dikonsultasikan kembali kepada kedua ahli tersebut

sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.


38

5. Uji Coba Lapangan

LKS yang telah direvisi pada tahap validasi kemudian diujicobakan

kepada enam orang Siswa dengan kemampuan matematis tinggi, sedang,

dan rendah. Pada akhir kegiatan, mereka diberikan lembaran skala untuk

mengukur keterbacaan, ketertarikan Siswa , dan tanggapannya terhadap

terhadap LKS sebelum pada akhirnya LKS siap digunakan dalam

pembelajaran di kelas yaitu pada pelaksanaan lapangan

6. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan

Setelah data diperoleh, revisi kembali dilakukan sesuai hasil

uji coba. Analisis skala yang diberikan kepada Siswa dilakukan

untuk melihat apakah LKS sudah memiliki kriteria baik atau kurang

baik. Revisi dilakukan kembali sampai seluruh saran dan tanggapan

Siswa selama tahap uji coba selesai ditindaklanjuti.

7. Uji Lapangan

Uji pelaksanaan lapangan LKS ini dilakukan untuk mengetahui

efektifitas LKS terhadap kemampuan berpikir kritis sains. Uji lapangan ini

dilakukan pada kelas X MA swasta di Jakarta Timur. Setelah akhir

pembelajaran diberikan tes untuk menguji efektifitas LKS terhadap

kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa .

8. Evaluasi
39

Pada tahap evaluasi LKS berbasis DARTs diuji cobakan pada skala

yang lebih banyak (skala luas) yang dilakukan di kelas yang berbeda dari

uji skala terbatas. Observasi dilakukan oleh peneliti bersama observer

lainnya dalam proses pembelajaran. Lembar respon Siswa untuk

mengetahui respons terhadap LKS berbasis DARTs.

Uji coba skala luas bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

penggunaan LKS berbasis DARTs yang didapat dari hasil belajar Siswa ,

dilakukan setelah bahan ajar dan LKS berbasis DARTs di revisi pada uji

skala terbatas. Pada penelitian ini uji coba skala luas dengan menggunakan

desain jenis One-group Pretest-Postest Design seperti gambar 3.1.

01 X 02

Gambar 3.1. Desain One-group Pretest-Postest Design

Keterangan :

01 : Kemampuan awal sebelum menggunakan LKS berbasis

DARTs untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik.

X : Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis DARTs

02 : Kemampuan setelah pembelajaran menggunakan LKS

berbasis DARTs untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis

Siswa

C. Populasi dan Sampel


40

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-

individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut

dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi,

benda-benda, dst. (Djarwanto, 1994: 420). Dalam hal ini populasi adalah

seluruh obyek penelitian dengan karakteristik yang terdapat dalam daerah

penelitian. Sesuai dengan hal tersebut, maka populasi target dalam

penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas X MA Swasta di Jakarta Pusat.

Namun Populasi terjangkau adalah siswa kelas X MA Almuddatsiriah, MA

Istiqal dan MA Jakarta Pusat yang berjumlah 521 Siswa .

2. Sampel

Sampel disebut juga contoh. Berdasarkan pakar atau ahli, “sampel

adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”

(Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat

dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau

yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Sampel dalam penelitian

ini adalah masing-masing sekolah diambil satu kelas untuk treatmen dengan

Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis DARTs

D. Teknik Pengumpulan Data


41

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Validasi Ahli

Validasi ahli diperlukan untuk mengetahui kevalidan bahan ajar

yaitu LKS berbasis multiple intelligences. Validasi ahli dilakukan oleh ahli

materi dan ahli desain pembelajaran. Data yang diperolah dari validasi ahli

kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menelaah hasil penilaian

para ahli terhadap perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

DARTs. Hasil telaah digunakan sebagai masukan untuk

merevisi/menyempurnakan perangkat pembelajaran yang digunakan.

2. Respon Siswa

Respon Siswa diperlukan untuk mengetahui kepraktisan LKS yang

dibuat saat digunakan Siswa . Setelah proses pembelajaran menggunakan

LKS berbasisi DARTs, Siswa diberikan angket untuk melihat sisi

kemenarikan dan kemudahan LKS tersebut.

3. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis diperlukan untuk mengetahui

efektiviats LKS. Data yang diperoleh melalui tes soal untuk

mengetahui pencapaian kemampuan berpikir kritis khusunya pada materi

pencemaran lingkungan dan pencapaian ketuntasan belajar peserta didik

setelah berakhirnya proses pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian
42

1. Instrumen Lembar Kerja Siswa

a. Lembar Validasi Ahli

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai

pendapat para ahli (validator) terhadap produk yang disusun

sehingga menjadi acuan atau pedoman dalam merevisi produk yang

disusun. Instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi yang

telah dibuat. Kisi-kisi instrumen validasi produk oleh ahli desain

pembelajaran mengacu pada bentuk fisik dan kegiatan dalam LKS,

sedangkan kisi-kisi instrumen validasi produk oleh ahli materi

lebih mengacu pada kedalaman materi. Proses pembuatan instrumen

validasi ahli dalam penelitian ini melalui tahap bimbingan sehingga

diperoleh instrumen yang valid.

b. Lembar Respon Siswa

Instrumen berupa angket untuk melihat respon peserta didik

terhadap produk ditinjau dari kemenarikan dan kemudahan dalam

penggunaannya. Instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah

dibuat. Kisi-kisi instrumen respon siswa mengacu pada aspek

kemenarikan dan kemudahan penggunaan. Proses pembuatan

instrumen melalui tahap bimbingan sehingga diperoleh instrumen

yang valid untuk mengukur respon siswa . Instrumen respon iswa

digunakan pada tahap uji coba terbatas.

2. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis


43

a. Devinisi Konseptual

proses dan kemampuan yang digunakan untuk memahami

konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang

diperoleh atau informasi yang dihasilkan. Kemampuan berpikir

kritis tersebut seyogyanya dikembangkan sejak dini melalui

pembelajaran terutama pembelajaran sains.

b. Devinisi Operasional

Kemampuan Berpikir Kritis Sains adalah skor yang diperoleh

siswa setelah menyelesaikan soal materi pencemaran lingkungan yang

berjumlah 20 soal esay. Tes kemampuan berpikir kritis sains ini

diberikan secara individual dan bertujuan untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis sains. Penilaian hasil tes dilakukan sesuai

dengan pedoman penilaian

c. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrument kemampuan berpikir kritis sains pada siswa

kelas X MA Swasta di Jakarta Pusat pada materi pencemaran

lingkungan sebagai berikut :

Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis


44

Jumlah
No. Kelompok Indikator
Soal
Memfokuskan pertanyaan 1
Memberikan menganalisis argument 2,3
1 Penjelasan
Sederhana bertanya dan menjawab tentang suatu
4
penjelasan dan pertanyaan yang menantang

Membangun Mempertimbangkan kredibilitas sumber 5,6


2 Keterampilan Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
Dasar 7,8
observasi
Membuat deduksi dan mempertimbangkan
9,10
hasil deduksi
Membuat induksi dan mempertimbangkan
3 Menyimpulkan 11,12
hasil induksi
Membuat dan mempertimbangkan hasil
13,14
keputusan

Membuat Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan


15,16
4 penjelasan lebih definisi
lanjut Mengidentifikasi asumsi 15,16
Strategi dan Memutuskan suatu tindakan 17,18
5
Teknik Berinteraksi dengan orang lain 19, 20

d. Validasi Instrumen

1) Uji Validitas

Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid, maka

instrumen penelitiannya pun harus valid. Untuk mengetahui valid

tidaknya instrumen suatu penelitian yang digunakan pada

penelitian ini, penulis melakukan uji validitas untuk soal uraian

dengan menggunakan rumus product moment.


45

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Banyaknya subjek yang mengikuti tes

X : Nilai skala

Y : Skor total

Kriteria pengujian:

Terima Ho, jika rhitung  rtabel , maka soal tidak valid

Tolak Ho, jika rhitung > rtabel , maka soal valid

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Butir Soal r hitung r tabel Ketreangan


1 0,385 0,361 Valid
2 0,869 0,361 Valid
3 0,465 0,361 Valid
4 0,575 0,361 Valid
5 0,729 0,361 Valid
6 0,687 0,361 Valid
7 0,582 0,361 Valid
8 0,527 0,361 Valid
9 0,713 0,361 Valid
10 0,458 0,361 Valid
11 0,610 0,361 Valid
12 0,578 0,361 Valid
13 0,729 0,361 Valid
14 0,395 0,361 Valid
15 0,542 0,361 Valid
16 0,476 0,361 Valid
17 0,431 0,361 Valid
18 0,377 0,361 Valid
19 0,544 0,361 Valid
20 0,648 0,361 Valid
46

Dari hasil pengujian validitas dengan rumus produck

moment. Sebanyak 20 butir pertanyaan yang di ujikan kepada 30

responden menunjukan bahwa semua butir soal valid dan layak

untuk digunakan.

2) Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur

memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang

kemampuan seseorang maka dilakukan uji reliabilitas. Untuk soal

kemampuan pemecahan masalah matematika Siswa pada materi

aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel

digunakan rumus Alpha, (Arikunto, 2009: 109) yaitu:

Keterangan :

: Reliabilitas yang dicari


: Jumlah variansi skor tiap-tiap item

: Variansi total

n : Jumlah item
Jika sudah didapat r11 maka dibandingkan dengan rtabel

dengan ketentuan: Jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 ≤ rtabel

berarti tidak reliabel.


47

Hasil pengujian reliabilitas dengan rumus alfa cronbach

diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,884, hal ini

menunjukan bahwa instrumen memiliki nilai reliabilitas yang

tinggi.

3) Uji Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk

membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan

siswa yang memiliki kemampuan rendah (Arikunto, 2012., h. 226).

Rumus yang digunakan untuk melihat daya pembeda yaitu:

Keterangan:

D = Daya pembeda

= Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

= Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok

bawah

= Jumlah peserta tes kelompok atas

= Jumlah peserta tes kelompok bawah

Table 3.4 Hasil Uji Daya Beda

No. Butir SA SB IA DP Keterangan


1 44 31 30 0,43 baik
2 56 27 30 0,97 baik sekali
3 56 40 30 0,53 baik
48

No. Butir SA SB IA DP Keterangan


4 63 34 30 0,97 baik sekali
5 48 27 30 0,70 baik
6 68 31 30 1,23 baik sekali
7 56 34 30 0,73 baik sekali
8 60 29 30 1,03 baik sekali
9 56 32 30 0,80 baik sekali
10 50 34 30 0,53 baik
11 52 35 30 0,57 baik
12 56 35 30 0,70 baik
13 48 27 30 0,70 baik
14 64 45 30 0,63 baik
15 53 36 30 0,57 baik
16 56 36 30 0,67 baik
17 60 38 30 0,73 baik sekali
18 47 37 30 0,33 cukup
19 59 43 30 0,53 baik
20 50 38 30 0,40 cukup

Dari hasil pengujian daya beda terhadap 20 butir pertanyaan

(soal) diperoleh 7 soal termasuk kategori baik sekali, 11 soal

termasuk kategori baik, dan 2 soal termasuk kategori cukup.

4) Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu tes adalah menunjukan kepada


jumlah siswa yang dapat menjawab atau mengerjakan tes yang
bersangkutan dengan benar (Cartono, 2010). Tujuan dari pengujian
tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui apakah soal tersebut
termasuk kategori dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui
tingkat kesukaran soal maka digunakan rumus:

Keterangan:
P : Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
49

∑x : Banyaknya peserta tes yang menjawab benar

Sm : Skor maksimum

N : Jumlah peserta tes

Table 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

No. Skor
Butir Mean MAX TK Keterangan
1 2,500 5 0,500 sedang
2 2,767 5 0,553 sedang
3 3,200 5 0,640 sedang
4 3,233 5 0,647 sedang
5 2,500 5 0,500 sedang
6 3,300 5 0,660 sedang
7 3,000 5 0,600 sedang
8 2,967 5 0,593 sedang
9 2,933 5 0,587 sedang
10 2,800 5 0,560 sedang
11 2,900 5 0,580 sedang
12 3,033 5 0,607 sedang
13 2,500 5 0,500 sedang
14 3,633 5 0,727 mudah
15 2,967 5 0,593 sedang
16 3,067 5 0,613 sedang
17 3,267 5 0,653 sedang
18 2,800 5 0,560 sedang
19 3,400 5 0,680 sedang
20 2,933 5 0,587 sedang

Dari hasil pengujian tingkat kesukaran terhadap 20 butir

pertanyaan (soal) diperoleh 19 soal termasuk kategori sedang dan 1

soal termasuk kategori mudah.


50

F. Teknik Analisis Data

1. Data Validasi

LKS

Analisis data hasil validasi LKS dilakukan dengan mencari rata-

rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek dalam lembar validasi,

hingga akhirnya didapatkan rata-rata total penilaian validator terhadap

masing-masing perangkat pembelajaran.

2. Data Respon

Siswa

Data respon Siswa yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan

melihat respon Siswa pada setiap item. Respon Siswa dikonversikan ke

dalam bentuk bilangan kemudian diinterpretasikan. Produk dikatakan

menarik dan mudah digunakan apabila Siswa memberikan respon yang

baik terhadap LKS yang diberikan.

3. Data Tes

Kemampuan Berpikir kritis sains

a. Uji

Normalitas Data

Uji normalitas data sangat diperlukan untuk membuktikan apakah

variabel dari data yang diperoleh sudah normal apa belum. Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic parametik, maka

dalam penelitian ini data pada setiap variable harus terlebih dahulu di
51

uji normalitasnya. Dalam penelitian ini uji normalitas data yang

digunakan adalah uji statistisk Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan taraf

signifikan sebesar 0,05, data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 5%.

Untuk pengambilan keputusan dengan pedoman:

1) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data

tidak normal

2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data

normal

b. Uji

Homogenitas Data

Uji homogenitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data

dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak dalam suatu

populasi yang memiliki varians yang sama. Dengan demikian, data

yang homogen tersebut dapat digunakan untuk proses analisis data pada

tahap selanjutnya.

Uji homogenitas variansi (variance) sangat diperlukan sebelum

kita membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada

bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar

(ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan) namun berdasarkan

penghitungan statistik yang ada.


52

Dalam penelitian ini pengujian homogenitas dilakukan dengan uji

fisher karena data hanya terdiri dari dua kelompok. Rumus pengujian

fisher adalah :

c. Uji

Hipotesis dengan Uji beda Rata-Rata (t-test)

Uji t paired atau paired t-test digunakan sebagai uji komparatif

atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif

(interval atau rasio). Uji ini disebut juga dengan istilah pairing T-test.

Uji paired t-test adalah uji beda parametris pada dua data yang

berpasangan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat dijelaskan

lebih detail lagi bahwa uji ini diperuntukkan pada uji beda atau uji

komparatif. Artinya membandingkan adakah perbedaan mean atau rata-

rata dua kelompok yang berpasangan. Berpasangan artinya adalah

sumber data berasal dari subyek yang sama. Secara manual Rumus t-

test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah :

Keterangan :
53

di = selisi Skor sesudah dengan skor sebelum subjek

Md = rerata gain (d)

Xd = deviasi skor gain terhadap rerata (Xd = di - Md)

Xd2 =kuadrae deviasi skor gain terhadap reratanya

n = banyaknya sampel

G. Hipotesis Statistik

Secara umum penelitian ini dapat digambarkan dengan hipotesis secara

statistic sebagai berikut :

Ho : µ1 = µ2 : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir

kritis sains antara tes awal dengan tes akhir

Ho : µ1 ≠µ2 : ada tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan

berpikir kritis sains antara tes awal dengan tes akhir

Anda mungkin juga menyukai