Anda di halaman 1dari 3

PRESS RELEASE

13 OKTOBER 2022

KETIKA EKSEKUTIF MELAKUKAN TINDAKAN EKSEKUSI TANPA PUTUSAN


YUDIKATIF: PENGOSONGAN RUMAH HAMID HUSEN SH MERUPAKAN ABUSE
OF POWER YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH DKI JAKARTA DI AKHIR
MASA JABATAN GUBERNUR

1. Bahwa Bapak Hamid Husen, SH., merupakan Ahli Waris dari Almarhum Idrus
Abubakar yang wafat pada Bulan Mei tahun 2012. Almarhum Idrus Abubakar
telah menempati rumah di Jalan Citandui No. 2, Cikini, Jakarta Pusat sejak
tahun 1962, yang kemudian dilanjutkan oleh Bapak Hamid Husen, SH., hingga
sekarang.

2. Bahwa Walikota Jakarta Pusat cq Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta


telah memberikan Surat Peringatan kepada Bapak Hamid Husen, SH.,
berturut-turut pada tanggal 22 September 2022, 30 September 2022 dan 7
Oktober 2022 yang pada pokoknya memerintahkan Bapak Hamid Husein, SH.,
untuk melakukan pengosongan rumah yang ditempati di Jl. Ciasem No. 1A
belakang (Jl. Ciasem No. 2) dan Kl. Ciasem No. 2 (Jl. Citandui), Kelurahan
Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan
dasar adanya tanah tersebut dimiliki oleh Sdr. KPH. Japto S Soerjasoemarno,
SH., sebagaimana Sertifikat HGB No. 1000\Cikini dan Sertifikat HGB No.
1001\Cikini.

3. Terhadap peringatan tersebut, Bapak Hamid Husen, SH., telah menyampaikan


keberatan secara patut pada tanggal 6 Oktober 2022 dan 7 Oktober 2022,
namun alih-alih mendengarkan keberatan tersebut, Walikota Jakarta Pusat cq
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta justru menerbitkan peringatan
terakhir kepada Bapak Hamid Husen, SH., pada tanggal 10 Oktober 2022
untuk melakukan pengosongan rumah dalam waktu 1x24 (dua puluh empat)
jam.

4. Bahwa Bapak Hamid Husen, SH., pada pokoknya telah menyampaikan


keberatan, oleh karena fakta-fakta, antara lain sebagai berikut:

a. Bawah alamat rumah Bapak Hamid Husen, SH., berada di Jalan Citandui
No. 2, Cikini, Jakarta Pusat bukan di Jl. Ciasem No. 1A belakang (Jl.
Ciasem No. 2) dan Kl. Ciasem No. 2 (Jl. Citandui), Kelurahan Cikini,
Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat. Ada pun alamat
yang tertera pada Sertifikat HGB No. 1000\Cikini dan Sertifikat HGB No.
1001\Cikini adalah di Jalan Ciasem.

b. Bahwa adanya putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap


yang menjadi dasar hukum bagi Bapak Hamid Husen, SH., selaku ahli
waris dari Almarhum Idrus Abubakar untuk membuktikan dan
mempertahankan haknya atas bangunan yang beralamat di Jalan
Citandui No. 2, Cikini, terhadap Sertifikat HGB No. 1000\Cikini dan
Sertifikat HGB No. 1001\Cikini, yaitu:

i. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana Putusan


Nomor: 096/G/1992/Pr/PTUN.Jkt, tanggal 20 Oktober 1992 dan
Putusan Nomor: 044/G/1992/Pr/PTUN.JKT, tanggal 2 September
1992, yang salah satu amarnya adalah “Batal surat perintah
pengosongan Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Nomor:
023/1.711.9, tentang Pengosongan Perumahan yang terletak di
atas persil Hak Guna Bangunan No. 122 dan No. 123, tanggal 1
September 1977 di Jalan Citandui/Ciasem, Jakarta Pusat
tertanggal 27 Januari 1992”.

ii. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.


395/Pdt.G/2013/PN.JKT.PST, yang salah satu amarnya adalah
“Menyatakan Jual Beli Bangunan dan Pemindahan Serta
Penyerahan Hak dari Tergugat I/Ny. Lam Soe Kim kepada
Tergugat II/Tuan Faisal Ahmad yang dilakukan di hadapan
Tergugat II, i.c. Imas Fatimah, SH, Notaris dan PPAT di Jakarta
dengan Nomor Akta No. 121, tertanggal 28 September 1990
beserta turunannya, tidak sah dan cacat hukum”

5. Bahwa pada tanggal 12 Oktober 2022, Bapak Hamid Husen, SH., telah
mengajukan gugatan pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta terhadap
Walikota Jakarta Pusat.

6. Bahwa hari ini, tanggal 13 Oktober 2022, Walikota Jakarta Pusat cq


Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta tetap melakukan pengosongan
secara paksa terhadap rumah Bapak Hamid Husen, SH.,yang beralamat di
Jalan Citandui No. 2, Cikini, Jakarta Pusat, tanpa adanya suatu putusan
pengadilan, meskipun permasalahan ini bertendensi di ranah privat atau
keperdataan dan bukan publik.

7. Bahwa melalui pers rilis ini kami menyampaikan:

a. Bahwa tindakan eksekusi seharusnya menjadi kewenangan pengadilan


cq Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui suatu penetapan pengadilan.
Namun tidak ada penetapan dari pengadilan terhadap pengosongan ini,
padahal faktanya ada putusan-putusan pengadilan yang terkait dengan
rumah yang telah ditinggali oleh Bapak Hamid Husen, SH., dan keluarga
sejak tahun 1962.

b. Kami mengecam keras tindakan Walikota Jakarta Pusat cq Pemerintah


Daerah Khusus Ibukota Jakarta selaku badan eksekutif yang melakukan
pengosongan secara paksa terhadap Bapak Hamid Husen, SH., tanpa
melalui kewenangan yudikatif yang didasarkan kepada putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam ranah privat.
sebagai suatu bentuk abuse of power dan kesewenang-wenangan
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta terhadap warganya.

c. Kami menyatakan tidak menerima dan menolak tegas pengosongan yang


dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2022 sebagai suatu bentuk
pemaksaan dan akan melakukan perlawanan dengan sebaik-baiknya dan
sehormat-hormatnya dalam upaya hukum terhadap Walikota Jakarta
Pusat cq Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan seluruh
pihak-pihak terkait yang mengambil keputusan atau mengajukan
permohonan atas hal ini baik secara pidana, perdata dan tata usaha
negara.

Demikian pers rilis ini disampaikan oleh kuasa hukum Hamid Husen, SH.

Anda mungkin juga menyukai