Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN ALERGI

MAKANAN

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggalterbit :

Halaman :

PUSKESMAS SUHADI, SKM,MMKes.


KELING II NIP. 197410261995031003

1.Pengertian a. Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap makanan yang
dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik didalam suatu sistem imun
dan diekspresikan dalam berbagai gejala yang muncul dalam
hitungan menit setelah makanan masuk; namun gejala dapat muncul
hingga beberapa jam kemudian.
b. Berbagai rekasi lainnya bukan termasuk alergi diantara intoleransi
makanan seperti laktosa atau susu, keracunan makanan, reaksi toksik.
c. Kebanyakan reaksi hipersensitivitas disebabkan oleh susu, kacang,
telur, kedelai, ikan, kerang, gandum.
d. Pada alergi susu dan telur akan berkurang dengan bertambahnya usia.
Alergi kacang dan makanan laut sering pada dewasa.
e. Kebanyakan alergi makanan adalah reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE
mediated) atau tipe lambat (late-phase IgE-mediated,immune
complex-mediated,cell-mediated).
f. Rekasi anfilaksis merupakan manifestasi paling berat.
g. Alergi makanan tidak berhubungan dengan IBS ,namun harus
dipertimbangkan untuk pasien atopi. Tidak ada bukti kuat bahwa
alergi makanan dalam patogenesis IBD (Irritation Bowel Disease)
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan keracunan
makanan di Puskesmas Keling II
3.Kebijkan SK Kepala Puskesmas Keling II No.................. Tentang Pelayanan
Klinis.
4.Referensi 1. Depkes R.I. 2007.Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007
2. Permenkes No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinik Dokter
di Fasilitas Pelayanan Primer.
5.Langkah- Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan

1
a. Pada kulit : eksim, urtikaria.
b. Pada saluran pernapasan : rhinitis, asma.
b. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik
dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring,
muntah, kram, distensi, diare.
c. Sindroma alergi mulut melibatkan mukosa pipi atau lidah tidak
berhubungan dengan gejala gastrointestinal lainnya.
d. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan
dan penyakit seliak
e. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding
atau frank colitis.

Faktor Risiko : terdapat riwayat alergi di keluarga

Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
Pemeriksaan Penunjang : -
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding : Intoksikasi makanan
Komplikasi : Reaksi alergi berat

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
a. Hindari makanan penyebab
b. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan
c. Gunakan pemeriksaan in vitro (tes radioalergosorbent-RAST)

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
a. Hindari makanan penyebab
b. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan

2
c. Gunakan pemeriksaan in vitro (tes radioalergosorbent-RAST)
Rujukan pemeriksaan
a. Uji kulit langsung dengan teknik Prick dengan ekstrak makanan dan
cairan kontrol merupakan metode sederhana dan sensitif
mendeteksi antibodi sel mast spesifik yang berikatan dengan
IgE.Hasil positif (diameter lebih dari 3 mm dari kontrol
mengindikasikan adanya antibodi yang tersensitisasi, yang juga
mengindikasikan adanya alergi makanan yang dapat dikonfirmasi
dengan food challenge).

Uji kulit positif:


1. Hindari makanan yang terlibat secara temporer
2. Lakukan uji terbuka
a) Jika uji terbuka positif: hindari makan yang terlibat dan
lakukan uji plasebo tersamar ganda
b) Jika uji terbuka negatif: tidak ada retriksi makanan, amati dan
ulangi test bila gejala muncul kembali
Uji kulit negatif:Hindari makanan yang terlibat temporer diikuti uji
terbuka.

b. Uji provokasi makanan: menunjukkan apakah gejala yang ada


hubungan dengan makanan tertentu. Kontraindikasi untuk pasien
dengan riwayat anafilaksis yang berkaitan dengan makanan.
c. Eliminasi makanan: eliminasi sistemik makanan yang berbeda dengan
pencatatan membantu mengidentifikasi makananan apa yang
menyebabkan alergi

Rencana Tindak Lanjut


a. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
b. Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja mapun tidak
sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
c. Perhatikan label makanan
d. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif
terhadap alergi makanan
6. Unit Terkait Unit Pelayanan

7. Dokumen 1. Rekam medik


terkait 2. Formulir resep

3
3. Formulir rujukan

Anda mungkin juga menyukai