Anda di halaman 1dari 3

ALERGI MAKANAN

No. Dokumen :

No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1

Puskesmas Supriyati, SKM


Rimbo Tengah NIP.198207012011012007

1. Pengertian Alergi makanan adalah reaksi alergi akibat makanan yang mengandung
alergen makanan menembus sawar gastro intestinal yang memacu
reaksi IgE.
Makanan dapat menimbulkan beraneka ragam gejala yang
ditimbulkan reaksi imun terhadap alergen asal makanan. Reaksi
tersebut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau non alergi. Reaksi
alergi makanan terjadi bila alergen makanan menembus sawar gastro
intestinal yang memacu reaksi IgE. Gejala dapat timbul dalam beberapa
menit sampai beberapa jam, dapat terbatas pada satu atau beberapa
organ, kulit, saluran napas dan cerna, lokal dan sistemik.
Alergen makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak adalah
susu,telur, kacang tanah, soya, terigu, dan ikan laut. Sedangkan yang
sering menimbulkan alergi pada orang dewasa adalah kacang tanah,
ikan laut, udang, kepiting, kerang, dan telur.
Alergi makanan tidak berlangsung seumur hidup terutama pada anak.
Gejala dapat hilang, namun dapat kambuh pada keadaan tertentu seperti
infeksi virus, nutrisi yang tidak seimbang atau cedera muskulus
gastrointestinal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan Alergi Makanan

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah Nomor ... tentang


Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Rimbo Tengah

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 /


MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/langkah- Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
1. Pada kulit: eksim dan urtikaria.
2. Pada saluran pernapasan: rinitis dan asma.
3. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik
dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring,
muntah, kram, distensi,dan diare.
4. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan dan
penyakit seliak
5. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding
atau frank colitis.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
Pemeriksaan Penunjang: -

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Medika mentosa
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
1. Hindari makanan penyebab
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan

Rencana Tindak Lanjut


1. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
2. Menghindari makanan yang bersifat alergen secara sengaja mapun
tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
3. Perhatikan label makanan
4. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif
terhadap alergi makanan

Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi dan
eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis.

Prognosis
Umumnya prognosis adalah dubia ad bonam bila medikamentosa
disertai dengan perubahan gaya hidup.
6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. unit terkait Ruang pemeriksaan umum

8. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis


2. Catatan Tindakan
8. Rekaman Histori Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai