Anda di halaman 1dari 3

ALERGI MAKANAN

SOP
No. Dokumen 003/RISSA.SOP/PPK/III/2023
Nomor Revisi 0/0
Tgl. Terbit Februari 2023
Halaman Halaman 1 dari 3

KLINIK RISSA Dr. Evi Paulina


MEDIKA Simanjuntak

Alergi makanan adalah reaksi alergi akibat makanan yang mengan


dung alergen makanan menembus sawar gastro intestinal yang
memacu reaksi IgE.

Makanan dapat menimbulkan beraneka ragam gejala yang


ditimbulkan reaksi imun terhadap alergen asal makanan. Reaksi
tersebut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau non alergi.
Reaksi alergi makanan terjadi bila alergen makanan menembus
sawar gastro intestinal yang memacu reaksi IgE. Gejala dapat
timbul dalam beberapa menit sampai beberapa jam, dapat terbatas
1. Pengertian pada satu atau beberapa organ, kulit, saluran napas dan cerna,
lokal dan sistemik.

Alergen makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak


adalah susu,telur, kacang tanah, soya, terigu, dan ikan laut.
Sedangkan yang sering menimbulkan alergi pada orang dewasa
adalah kacang tanah, ikan laut, udang, kepiting, kerang, dan telur.

Alergi makanan tidak berlangsung seumur hidup terutama pada


anak. Gejala dapat hilang, namun dapat kambuh pada keadaan
tertentu seperti infeksi virus, nutrisi yang tidak seimbang atau
cedera muskulus gastrointestinal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan alergi makanan
KEPUTUSAN KEPALA KLINIK RISSA MEDIKA NOMOR 002/
3. Kebijakan
RISSA.KL/SK/II/2023
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Alat dan
5.
Bahan
ALERGI MAKANAN

SOP
No. Dokumen 003/RISSA.SOP/PPK/III/2023
Nomor Revisi 0/0
Tgl. Terbit Februari 2023
Halaman Halaman 2 dari 3

KLINIK RISSA Dr. Evi Paulina


MEDIKA Simanjuntak

Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Pada kulit: eksim dan urtikaria.
2. Pada saluran pernapasan: rinitis dan asma.
3. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non
spesifik dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi,
mukosa faring, muntah, kram, distensi,dan diare.
4. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi
hipersensitivitas lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati
protein makanan dan penyakit seliak
5. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult
bleeding atau frank colitis.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
Pemeriksaan Penunjang: -

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
6. Prosedur Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
1. Hindari makanan penyebab
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan
Rencana Tindak Lanjut
1. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
2. Menghindari makanan yang bersifat alergen secara sengaja
mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
3. Perhatikan label makanan
4. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif
terhadap alergi makanan
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi dan
eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis.
Prognosis
Umumnya prognosis adalah dubia ad bonam bila
medikamentosa disertai dengan perubahan gaya hidup.
ALERGI MAKANAN

SOP
No. Dokumen 003/RISSA.SOP/PPK/III/2023
Nomor Revisi 0/0
Tgl. Terbit Februari 2023
Halaman Halaman 3 dari 3

KLINIK RISSA Dr. Evi Paulina


MEDIKA Simanjuntak

melakukan vital sign menegakan diagnose


Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

7. Diagram Alir
menulis hasil Memberikan tata laksana pada
anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pemeriksaan dan
diagnose ke rekam
medic

Hal-hal yang
8. perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Poli umum
10 Dokumen
. Terkait

Rekaman Tanggal mulai


11 No. Yang diubah Isi perubahan
Histori diberlakukan
.
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai