Anda di halaman 1dari 5

NAMA : BIMA AYU KENANGA SARI

NIM : 30902100043

KELAS : A

MK : FIQIH IBADAH

LEMBAR JAWAB UAS PAI 1 SEMESTER 3

1. a) pengertian khusyu’ di dalam shalat adalah Kondisi hati yang penuh dengan ketakutan,
mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah. Kemudian semua, itu membekas
dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh khidmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu
menangis dan memelas kepada Allah sehingga tak memperdulikan hal lain. kekhusyu’an dalam
shalat bukanlah sekedar kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga fikiran hanya
terfokus dalam shalat. Namun kekhusyu’an lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut,
pasrah, tunduk dan sejenisnya yang membias dalam setiap gerakan shalat sehingga menjadi
nampak anggun, khidmat dan tidak serampangan.

Kiat kiat khusyuk dalam shalat :

•Pusatkan Pikiran Hanya Kepada Allah Swt

Netralkan pikiran anda dari berbagai hal-hal yang berbau dunia mulai dari masalah pekerjaan,
keluarga, sekolah, kampus, harta, tahta, wanita, pria, dan lain sebagainya. Serahkan diri anda
sepenuhnya hanya kepada-Nya untuk menjalankan kewajiban yang diperintahkan kepada kita.

•Menyadari Bahwa Kita Sedang Menghadap Tuhan

Ciptakan suatu alam pikiran di mana kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang luar biasa
dahsyat dan tiada tandingannya di dunia maupun di akhirat. Sesuatu yang lebih dari atasan
kita, orang tua kita, preman kampung, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, presiden, artis,
jin, setan, iblis, malaikat, dan lain sebagainya.

•Mempelajari dan Memahami Arti dan Makna Bacaan Sholat

Pelajarilah arti dan makna di balik ucapan-ucapan kita saat sedang sholat, lalu pahami dan
hapalkan. Munculkan arti dan makna bacaan sholat kita saat sedang sholat.

•Menganggap Sholat Yang Sedang Dilakukan adalah Sholat Terakhir

Setiap manusia maupun jin tidak ada yang mengatahui secara pasti apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang termasuk hari kematian. Anggap saja kita akan meninggal dunia saat
sholat berlangsung maupun setelah sholat.
•Jika Pikiran Terganggu Segera Kembali Konsentrasi

Apabila anda tiba-tiba tersadar bahwa anda sedang terlena dengan buaian alam pikiran dunia
kita, maka bersegeralah kembali kepada arti dan makna bacaan sholat kita atau kembali
mengingat Allah SWT.

•Sholat Tepat Waktu dan Tidak Terburu-Buru

Agar kita bisa sholat dengan khusyuk kita harus solat pada waktu yang paling utama, yaitu
sholat tepat waktu di awal waktunya. Untuk laki-laki sholat berjamaah di masjid atau mushola
setelah panggilan adzan dan komat, sedangkan untuk yang perempuan boleh dilaksanakan di
rumah. Sholatlah dengan santai dengan menikmati setiap detiknya menghadap langsung
kepada sang khalik walaupun sebenarnya anda sedang diburu waktu.

b) Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin, hamdan yuwaafii ni'amahu


wayukaafii maziidahu. Ya rabbanaa lakal hamdu kamaa yan baghhi lijalaali wajhika wa'azhiimi
sulthaanika. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa'alaa aali sayyidinaa
muhammad.

doa untuk kedua orang tua

‫ﺻِﻐْﻴَﺮا‬
َ ‫ﻲ‬
ْ ‫ﺣْﻤُﻬَﻤﺎ َﻛَﻤﺎ َرَّﺑَﻴﺎِﻧ‬
َ ‫ي َواْر‬
َّ ‫ﻲ َوِﻟَﻮاِﻟَﺪ‬
ْ ‫ﻏِﻔْﺮ ِﻟ‬
ْ ‫با‬
ِّ ‫َر‬

c) •Suntik saat menjalani ibadah puasa tidak membatalkannya. karena proses suntik sendiri
memasukkan jarum ke intramuscular, ke jaringan otot dan tidak melalu lubang seperti hidung
atau mulut serta tidak mengurangi rasa lapar dan haus.

•Tetes mata saat puasa tidak membatalkan puasa karena yang membatalkan puasa adalah
memasukkan cairan pad rongga yang terbuka. Dan mata tidak mengarah pada tenggorokan
sehingga tidak menggangu ibadah puasa

2. a)Jawab :

2.5 % dari laba × 350.000.000 = 8.750.000

Jadi zakat yang harus dikeluarkam 8.750.000

b) Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan wajib pajak terkait dengan ketentuan bahwa zakat dan
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bisa menjadi pengurang pajak penghasilan (PPh).
Artinya, zakat sebagai pengurang pajak hanya diberikan kepada Wajib Pajak yang telah
memiliki pendapatan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

c) Tujuan :

•zakat : Umat muslim diwajibkan menunaikan ibadah zakat, dengan tujuan untuk
menyucikan jiwa dan membersihkan harta. Karena dalam setiap harta yang kita upayakan,
terdapat hak orang-orang yang membutuhkan.

•pajak : agar masyarakat dalam suatu negara, dapat memperoleh fasilitas sosial secara
adil dan merata.

Pengelola

•zakat : Pengelola zakat disebut amil, yakni mereka yang dapat dipercaya untuk
mengelola zakat. Bila kepengurusan masjid sehat, biasanya terdapat kepanitiaan zakat.

•pajak : Pengelola pajak adalah negara. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah diseleksi
dan dipilih oleh negara, dalam lembaga Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Golongan penerima :

zakat : Zakat secara spesifik disalurkan untuk delapan asnaf, yang telah ditentukan
dalam surat At-Taubah ayat 60. Delapat asnaf tersebut adalah fakir, miskin, gharim, riqab,
mualaf, fisabilillah, ibnu sabil, dan amil zakat. Bentuk penyalurannya bisa dalam bentuk
dana, makanan, atau program pemberdayaan.

•pajak : Penyaluran pajak tidak hanya untuk membantu rakyat kecil. Pajak disalurkan ke
setiap sektor masyarakat dalam cakupan yang luas. Seperti pendidikan, ekonomi,
infrastruktur daerah, yang dapat dinikmati manfaatnya oleh seluruh penduduk negara.

3.a) Perkawinan No 1 Tahun 1974 Pasal 1 memandang bahwa perkawinan adalah sebagai
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri, dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhana
Yang Maha Esa

Rukun perkawinan :

Terdapat calon pengantin laki-laki dan perempuan yang tidak terhalang secara syar'i untuk
menikah

Ada wali dari calon pengantin perempuan

Dihadiri dua orang saksi laki-laki yang adil untuk menyaksikan sah tidaknya pernikahan

Diucapkannya ijab dari pihak wali pengantin perempuan atau yang mewakilinya

Diucapkannya kabul dari pengantin laki-laki atau yang mewakilinya. Persaksian akad nikah
tersebut berdasarkan dalil hadis secara marfu: "Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali
dan dua saksi yang adil." (HR. Al-Khamsah kecuali An-Nasa`i).
b) Wali hakim dan syaratnya

•Wali nasab tidak ada;

•Walinya adhal yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar'iyah.

•Walinya tidak diketahui keberadaannya didasarkan atas surat pernyataan bermaterai dari
calon pengantin, disaksikan oleh dua orang saksi, dan diketahui oleh Kepala Desa atau
Lurah setempat.

c) Perkawinan sepersusuan dilarang oleh hukum agama dan juga oleh hukum negara
karena perkawinan sepersusuan merupakan perkawinan yang terjadi antara seorang laki-
laki dan seorang perempuan dimana keduanya menyusu asi pada seorang ibu yang sama
sehingga mereka disebut saudara sesusuan.

4. a) mengganti membasuh dengan mengusap perban yang luka

b)• Bila jenazahnya laki-laki, maka dikafani dengna 3 (tiga) lembar kain kafan sebagaimana
diterangkan dalam hadist, berkata Aisyah: “Ketika Rasulullah SAW meninggal dikafani
dengna tiga lembar kain putih tersebut dari kapas, didalamnya tidak ada baju kurung dan
serban.”

Potong kafan dengan panjang sepanjang jenazah ditambah 0,5 M atau 2,5 kilan, sebanyak
dua lembar sebagai lembar pertama.

potong kain kurang lebih 16- cm / satu depa sebagai lembar kedua untuk menutup badan
jenazah dari dada sampai lutut.

potong kain kafan sepanjang 160 cm / satu depa sebagai lembar ketiga untuk menutup
badan jenazah dari dahi sampai mata kaki.

potong lagi kain sepanjang 160 cm / depa, dari potongan selebar 5 cm sebanyak 4 lembar
(untuk tali) dan satu lembar kita potong menjadi dua.

Sisa potong dari kain sepanjang 160 cm ini bisa dipakai untuk perca / sobekan untuk
membersihkan dubur dan kemaluan, juga bisa dipakai untuk pempers, cawat atau bisa
dipakai untuk menutup aurat jenazah ketika memandikan.

• Biia jenazah wanita dikafani dengna lima lembar kain kafan berdasarkan hadits:

“Laila binti Qonif berkata: aku turut memandikan Ummi Kulsum Binti Rasulullah SAW ketika
wafatnya. Nabi memberi kami kain lalu baju kurung, lalu kerudung, kemudian selubung,
kemudian oleh Rasul dimasukkannya kain lain.”
Potong kain kafan dengan panjang sepanjang jenazah ditambah 0,5m/ 2,5 kilan, sebanyak
dua lembar sebagai lembar pertama.

Potong kain kafan sepanjang 75 cm / 3,5 kilan digunakan unntuk mukena atau kerudung.

Potong kain kafan sepanjang 160cm / satu depa untuk baju kurung.

Potong kain kafan sepanjang 160 cm / satu depa untuk sarung / kain basahan yang
berfungsi untuk menutup badan jeazah dari perut sampai mata kaki.

Potong kain dengan panjang 150 cm lebar 70 cm, kalau kain kafan lebarnya 90 cm
dikurangi 70 cm maka sisanya 20 cm, sisa tersebut digunakan untuk tali dengan memotong
5 cm sebanyak 4 lembar, dan satu lembar di potong menjadi dua.

Anda mungkin juga menyukai