Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA MODEREN


(PENERAPAN E-COURT DALAM ADMINISTRASI PERKARA
DI PERADILAN AGAMA)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Kemahiran Litigasi Non Litigasi

Dosen Pengampu
Dr.RAHMAT,M.S.I.

OLEH:

SUKRON MUBAROQ
NIM: 1120063

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH, HUKUM DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA TEMANGGUNG
2022
PENERAPAN E-COURT DALAM ADMINISTRASI PERKARA
DI PERADILAN AGAMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Peradilan Agama Pada Masa Kolonial Belanda
Sejak tahun 1800, para ahli hukum dan ahli kebudayaan Belanda
mengakui bahwa dikalangan masyarakat Indonesia Islam merupakan agama
yang sangat dijunjung tinggi oleh pemeluknya. Penyelesaian masalah
kemasyarakatan senantiasa merujuk kepada ajaran agama Islam, baik itu
soal ibadah, politik, ekonomi dan kemasyarakatan lainnya. Atas fenomena
ini, maka para pakar hukum Belanda berkeyakinan bahwa ditengah-tengah
komunitas itu berlaku hukum Islam, termasuk dalam mengurus peradilan
pun diberlakukan undang-undang agama Islam.
Bukti Hindia Belanda secara tegas mengakui bahwa UU Islam
(hukum Islam) berlaku bagi orang Indonesia yang bergama Islam.
Pengakuan ini tertuang dalam peraturan perundang-undangan tertulis pada
78 reglement op de beliedder regeerings van nederlandsch indie disingkat
dengan regreeings reglement (RR) staatsblad tahun 1854 No. 129 dan
staatsblad tahun 1855 No. 2. Peraturan ini secara mengakui bahwa telah
diberlakukan undang-undang agama (godsdienstige wetten) dan kebiasaan
penduduk Indonesia.
Pasal 78 RR berbunyi: “dalam hal terjadi perkara perdata antara
sesama orang Indonesia asli atau dengan orang yang dipersamakan dengan
mereka, maka mereka tunduk pada putusan hakim agama atau kepada
masyarakat mereka menurut UU agama atau ketentuan-ketentuan lama
mereka. 1
Beberapa macam peradilan menurut Supomo (1970: 20) pada masa
penjajahan Belanda terdapat lima buah tatanan peradilan.2
a. Peradilan Gubernemen, tersebar diseluruh daerah Hindia Belanda.
b. Peradilan Pribumi tersebar diluar jawa dan madura, yaitu dikarasidenan
Aceh, tapanuli, sumatera barat, jambi, palembang, bengkulu, riau,
kalimantan barat, kalimantan selatan dan timur, manado, dan Sulawesi,
maluku dan dipulau lombok dari keresidenan bali dan lombak.
c. Peradilan Swapraja, tersebar hampir diseluruh daerah Swapraja, kecuali
di Pakualaman dan Pontianak.
d. Peradilan Agama tersebar di daerah-daerah tempat kedudukan peradilan
Gubernemen, di derah-daerah dan menjadi bagian dari bagian Peradilan
Pribumi, atau di daerah-daerah Swapraja dan menjadi bagian dari
Peradilan Swapraja.
e. Peradilan Desa tersebar di daerah-daerah tempat berkedudukan peradilan
Gubernemen. Disamping itu ada juga peradilan desa yang merupakan
bagian dari Peradilan Pribumi Atau Peradilan Swapraja.
2. Peradilan Agama di Indonesia
Peradilan Agama diatur dalam UU No. 7 Tahun 1989 tenang
Peradilan Agama sebagaimana telah dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2006.
Kemudian terdapat perubahan kedua yaitu UU No. 50 Tahun 2009.
Peradilan Agama adalah slah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragam islam mengenai perkara tertentu
sebagaimana dimaksud undang-undang.
Dalam ndang-undang ini diatur susunan, kekuasaan, hukum acara, dan
kedudukan hakim serta segi-segi administrasi pada Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan

1
Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama Di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), hlm. 8.
2
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003). Cet. 4. Hlm. 116-117
Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama. Pengadilan Agama berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dan
daerah hukumnya meliputi wilayah kabupaten/kota. Pengadilan Tinggi
Agama berkedudukan di Ibukota Provinsi dan daerah hukumnya meliputi
wilayah provinsi tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pengecualian.
Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama seangkan
Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan tingkat banding. Peradilan
Agama sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman berpuncak ke Mahkamah
Agung.
Peradilan Agama berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan
menyelesaikan perkara atara orang-orang yang beragama Islam sesuai
dengan ketentan peraturan perundang-undangan. Yang dimaksud “antara
orang yang beragama Islam” adalah orang atau badan hukum yang dengan
sendirinya menundukan diri dengan suka rela kepada hukum Islam
mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan Peradilan Agama.
Kewenangan Pengadilan Agama sebagaimana diatur dalam UU No. 3
Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, yaitu :
a. Perkawinan
b. Waris
c. Wasiat
d. Hibah
e. Wakaf
f. Zakat
g. Infak
h. Shodaqoh
i. Ekonomi Syariah
Pengadilan Tinggi Agama merupakan Pengadilan Tinggi Banding
yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara yang
diputus oleh Pengadilan Agama dan merupakan Pengadilan Tingkat
Pertama dan Terakhir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar
Pengadilan Agama di daerah hukumnya. 3

3. Beracara di Peradilan Agama


Dalam beracara di pengadilan Agama, sebelum seseorang atau kuasa
hukumnya mengajukan permohonan atau gugatan maka terlebih dahulu
melakukan registrasi atau pendaftaran perkara. Dalam pendaftaran perkara
tersebut, juga dikenal istilah penerimaan berkas-berkas. Penerimaan berkas-
berkas tersebut dilakukan dengan system meja yakni Meja I sampai dengan
Meja III. Hal mana kita wajib mengetahui tugas dan tanggung jawab tiap
meja tersebut. adapun tugas dan kewenangan dari setiap meja dapat
diterangkan sebagai berikut :4
MEJA I :
a. Menerima permohonan, gugatan, permohonan banding, permohonan
kasasi, permohonan peninjauan kembali dan permohonan eksekusi;
b. Permohonan perlawanan yang merupakan verzet terhadap putusan
verstek, tidak didaftar sebagai perkara baru;
c. Permohonan perlawanan pihak ke-3 (derden verzet) didaftarakan sebagai
perkara baru dalam gugatan;
d. Menentukan besarnya panjar biaya perkara yang dituangkan dalam
SKUM rangkap tiga;
e. Menyerahkan surat permohonan, gugatan, permohonan banding,
permohonan kasasi, permohonan PK dan permohonan eksekusi yang
dilengkapi dengan SKUM kepada yang bersangkutan agar membayar
uang panjar perkara yang tecantum dalam SKUM kepada Pemegang Kas
Pengadilan Agama.
MEJA II :

3
Abdullah Tri Wahyudi, 2018, Hukum Acara Peradilan Agama Dilengkapi Contoh
Surat-surat Dalam Praktik Hukum Acara di Peradilan Agama, (Bandung: Mandarmaju.
2018), Hlm.7-9.
4
Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku II, edisi Revisi
cetakan ke-2, Proyek Pembinaan Tehnis Yustisial Mahkamah Agung RI 1997 Hlm. 40
a. Mendaftar perkara yang masuk kedalam buku register induk perkara
perdata sesuai dengan nomor perkara yang tercantum pada SKUM/Surat
Gugatan/Permohonan.
b. Pendaftaran perkara dilaksanakan setelah panjar biaya perkara dibayar
pada pemegang kas;
c. nomor perkara dalam register sama dengan nomor perkara dalam buku
jurnal;
MEJA III :
a. menyiapkan dan meyerahkan salinan putusan Pengadilan apabila ada
permintaan dri pihak;
b. menerima dan memberikan tanda terima atas memori banding, kontra
memori banding, memori kasasi, kontra memori kasasi jawab/tanggapan
alasan PK;
KAS
a. Kas merupakan bagian Meja Pertama
b. Pemegang kas menerima dan membukukan uang panjar biaya perkara
sebagaimana tercantum dalam SKUM pada buku jurnal keuangan
perkara yang bersangkutan;
c. Pencatatan panjar perkara dalam buku jurnal, khusus perkara tingkat
pertama (gugatan dan Permohonan), nomor urut perkara harus sama
dengan nomor halam buku jurnal.
Dengan mengetahui tugas dari setiap Meja, maka dalam mengajukan
perkara di Pengadilan Agama dapat langsung menuju meja-meja yang telah
disediakan. Sehingga jangan sampai seorang Advokat/Kuasa Hukum dalam
pendampingannya dengan klien masih kebingungan dalam pendaftaran
perkara.
Adapun Proses sidang di Pengadilan Agama adalah sebagai berikut :
a. Panggilan Sidang Pertama
Panggilan dilakukan ke Para pihak secara patut (sekurang-kurangnya tiga
hari sebelum sidang) jika tidak hadir dipanggil kembali paling banyak
tiga kali. Sehingga dalam praktek terkadang tergugat/Termohon
mengulur-ulur waktu untuk menghadiri persidangan dengan alasan
karena masih diberi kesempatan sampai panggilan ketiga. Jika
Penggugat/Pemohon tidak hadir setelah dipanggil secara patut maka
gugatan/permohonan dinyatakan Gugur. Sedang bila Tergugat/Termohon
tidak hadir setelah dipanggil secara patut maka akan diputus secara
verstek.
b. Sidang Pertama dan Upaya Perdamaian
Pada sidang pertama bila Para Pihak telah hadir, maka kedua belah pihak
diwajibkan untuk hadir secara inperson (untuk perkara gugat cerai dan
cerai talak) meskipun ada kuasanya dengan acara melakukan pengecekan
identitas dan melakukan upaya perdamaian (upaya permaian akan terus
dilakukan sampai dengan sebelum putusan hakim dijatuhkan).
c. Pembacaan Gugatan/Permohonan kontentius.
Pada sidang pertama jika upaya perdamaian tidak bisa dilakukan, maka
dilanjutkan dengan proses Pembacaan Gugatan/Permohonan.
d. Jawaban Tergugat/termohon:
Setelah Pembacaan Gugatan/Permohonan maka Tergugat/Termohon
diberi kesempatan untuk melakukan jawaban terhadap
gugatan/permohonan.
e. Tahap Jawab-Jinawab (Replik-Duplik);
f. Pembuktian
Pembuktian dilakukan dengan pemeriksaan bukti tulis dan mendengar
keterangan saksi-saksi dilakukan oleh Penggugat/Pemohon terlebih dulu
kemudian kesempatan berikutnya oleh Tergugat/termohon.
g. Kesimpulan
h. Putusan.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran E-Court dalam Administrasi Perkara di Peradilan Agama?


2. Bagaimana prosedur pelaksanaan E-Court dalam Administrasi Perkara di
Peradilan Agama?
3. Bagaimana perkembangan E-Court dalam Administrasi Perkara di Peradilan
Agama?

C. TUJUAN PERUMUSAN MASALAH


1. Mengetahui peran E-Court dalam Administrasi Perkara di Peradilan
Agama
2. Mengetahui prosedur pelaksanaan E-Court dalam Administrasi Perkara di
Peradilan Agama
3. Mengetahui perkembangan E-Court dalam Administrasi Perkara di
Peradilan Agama

BAB II
PEMBAHASAN

1. Peran E-Court Dalam Administrasi Perkara Di Peradilan Agama


Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (4) Undang-undang No. 48 Tahun
2009 tentang kekuasaan kehakiman menyebutkan peradilan dilakukn
dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Untuk mewujudkan hal tersebut
perlu dilakukan pembaruan guna mengatasi kendala dan hambatan dalam
proses penyelenggaraan peradilan. Maka dari itu perlu adanya trobosan baru
yang dipadukan dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang. Sistem
online lah menjadi trobosan baru dalam penyelenggaraan peradilan. Dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi berupa jaringan internet maka dapat
membuat sistem dalam bentuk aplikasi yang di sebut E-Court. Dengan
sistem pengoprasian online maka orang yang mencari keadilan tidak perlu
mendaftar dengan datang langsung ke pengadilan agama.
Mahkamah Agung telah mengeluarkan peraturan tentang administrasi
perkara secara elektronik yaitu PERMA RI No. 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik. Maksud adanya
peraturan ini tertera pada pasal 2 PERMA RI No. 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik yaitu sebagai
landasan hukum penyelenggaran administrasi perkara di pengadilan secara
elektronik untuk mendukung terwujudnya tertib administrasi perkara yang
profesional, transparan, akuntanbel, efektif, efisien, dan modern. 5
E-Court sendiri adalah sebuah instrumen Pengadilan sebagai bentuk
pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online,
pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan (Replik, Duplik,
Kesimpulan, Jawaban) dan Pemanggilan secara online . Aplikasi e-court
perkara diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dalam fungsinya
menerima pendaftaran perkara secara online dimana masyarakat akan
menghemat waktu dan biaya saat melakukan pendaftaran perkara.
Pendaftaran Perkara Online dalam aplikasi e-court untuk saat ini baru
dibuka jenis pendaftaran untuk perkara gugatan dan akan terus berkembang.
Pendaftaran Perkara Gugatan di Pengadilan adalah jenis perkara yang
didaftarkan di Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan TUN yang
dalam pendaftarannya memerlukan effort atau usaha yang lebih, dan hal ini
lah yang menjadi alasan untuk membuat e-court salah satunya adalah
kemudahan berusaha.6
Menurut Prof. Hatta Ali, Mahkamah Agung telah banyak menjalin
kerjasama dengan peradilan luar negeri yang bisa dijadikan referensi
misalnya peradilan Australia, peradilan Kerajaan Belanda sampai peradilan
di kawasan Timur Tengah bahkan di kawasan Asia. Prof. Hatta Ali

5
PERMA RI No. 3 Tahun 2018 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara
Elektronik, Pasal 2.
6
Buku Panduan E-Court, https://ecourt.mahkamahagung.go.id/, di akses pada tanggal
20 november 2022, pukul 21.00 WIB.
menyampaikan peluncuran Elektronik Court ini adalah lompatan besar dari
keseluruhan upaya besar Mahkamah Agung dalam melakukan perbuahan
administrasi di pengadilan. Inisiatif ini perlu didukungan penuh oleh jajaran
peradilan mulai dari direktorat jenderal, peradilan tingkat banding dan
semua peradilan tingkat pertama yang menjadi ujung tombak pelaksana
pelayanan. Sebagai tahap awal, implementasi pengadilan elektronik akan
dilakukan pada 32 pengadilan percontohan dalam lingkungan peradilan
umum, peradilan agama dan peradilan tata usaha negara yang terpilih.
“Harapan saya bahwa ditahun ini evaluasi terhadap pengadilan
percontohan telah tuntas dilakukan agar perubahan sistem atau aturan
yang diperlukan bisa segera dilakukan dan paling lambat satu tahun dari
hari ini (Peluncuran) fasilitas ini (E-Court) harus sudah bisa dimanfaatkan
diseluruh peradilan” tegasnya (Ketua Mahkamah Agung RI). 7
2. Prosedur Pelaksanaan E-Court Dalam Administrasi Perkara Di
Peradilan Agama
Dalam pelaksanaan E-Court terdapat beberapa langkah pendaftaran
hingga terdaftar dan mendapatkan nomor perkara. Berikut penjelasanya :8
a. Pendaftaran Akun Pengguna Terdaftar
Sebelum melakukan pendaftaran syarat wajib yang harus
dilakukan adalah harus memiliki akun pada aplikasi e-Court. Untuk
melakukan pendaftaran melalui e-Court yang dilakukan pertama kali
adalah membuka website e-Court Mahkamah Agung di
https://ecourt.mahkamahagung.go.id dan menekan tombol Register
Pengguna Terdaftar. Kemudian selanjutnya akan tampil halaman
pendaftaran akun pengguna terdaftar sebagai berikut :

7
Abdul Rahman, Mahkamah Agung Luncurkan Aplikasi E-Court,
https://badilag.mahkamahagung.go.id, di akses pada hari kamis tanggal 20 november
2022,jam 21.00 wib.
8
Buku Panduan E-Court, https://ecourt.mahkamahagung.go.id/, di akses pada tanggal
20 november 2022,jam 21.00 wib.
Gambar : Halaman Register Akun Pengguna Terdaftar

Dalam pendaftaran Pengguna Terdaftar harus dimasukkan


alamat email yang valid karena aktivasi akun akan dikirimkan melalui
email yang didaftarkan yang nantinya akan menjadi alamat domisili
elektronik pengguna terdaftar. Apabila pendaftaran berhasil pengguna
terdaftar akan mendapatkan email user dan password yang telah
dibuatnya dan dapat digunakan untuk login pada aplikasi e-court.
b. Login
Login pada aplikasi e-Court dapat dilakukan pada tombol Login
halaman pertama e-Court.

Gambar : Halaman Utama e-Court


Gambar : Halaman Login
Setelah berhasil login untuk pertama kali login, pengguna
terdaftar harus melengkapi data Advokat. Sesuai Perma No. 3 Tahun
2018 bahwa Pengguna Terdaftar untuk saat ini hanya bisa dilakukan
oleh Advokat, untuk pengguna terdaftar lain dari Perseorangan atau
Badan Hukum akan diatur kemudian.
Dalam melengkapi Data Advokat juga jarus melengkapi dengan
dokumen Advokat sesuai persyaratan yang telah diatur pada Perma No.
3 Tahun 2018 yaitu KTP, Berita Acara Sumpah dan Kartu Tanda
Anggota (KTA).

Halaman : Data Advokat Pendaftaran


Dengan melengkapi data Advokat yang benar untuk pendaftaran
akun pengguna terdaftar telah selesai dilakukan, akan tetapi untuk bisa
beracara dengan menggunakan e-Court harus menunggu verifikasi dan
validiasi oleh Pengadilan Tingkat Banding dimana Advokat tersebut
disumpah.
c. Pendaftaran Perkara
Setelah Pengguna Terdaftar dinyatakan terverifikasi dan valid
sebagai Advokat oleh Pengadilan Tingkat Banding dimana Advokat
Tersebut disumpah, maka berikutnya adalah Pendaftaran Perkara.
Tahapan Pendaftaran Perkara melalui e-Court adalah sebagai berikut :
1) Memilih Pengadilan
Dari Menu Gugatan Online pilih Tambah Gugatan

Gambar : Menu Dashboard Tambah Gugatan


Gambar : Memilih Pengadilan tempat mendaftarkan perkara
Advokat dapat beracara di Pengadilan yang telah membuka layanan
e-Court dan dalam hal ini Pengadilan yang membuka layanan e-
Court tidak serempak di Indonesia akan tetapi bagi yang sudah
dinyatakan siap oleh Dirjen masing-masing.
2) Mendapatkan Nomor Register Online (Bukan Nomor Perkara)
Pada tahapan awal, setelah memilih Pengadilan pengguna terdaftar
akan mendapatkan Nomor Register Online dan Barcode akan tetapi
bukan Nomor Perkara.

Gambar : Halaman Pendaftaran Perkara Gugatan


Setelah memahami dan menyetyujui syarat dan ketentuan dalam
pendaftaran online melalui e-Court, tekan Tombol Daftar

3) Pendaftaran Kuasa
Pendaftaran Surat Kuasa adalah bagian dari Tahapan dimana
Advokat atau Pengguna terdaftar harus mengupload Surat Kuasa
sebelum melanjutkan pendaftaran perkara. Syarat Pendaftaran Lain
dalam beracara seperti Berita Acara Sumpah, KTP dan Kartu
Anggota Advokat tidak perlu dicantumkan lagi karena sudah akan
selalu terlampirkan setiap pendaftaran perkara. Dokumen seperti
Berita Acara Sumpah, KTP dan KTA sudah didaftar saat pendaftaran
akun pengguna terdaftar.
Gambar : Halaman Pendaftaan Surat Kuasa
4) Mengisi Data Pihak
Mengisi Data Pihak adalah menjadi hal wajib dalam pendaftaran
perkara dan dalam pengisian data pihak ini akan mengisi alamat
pihak baik penggugat dan tergugat sehingga dapat memilih lokasi
Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan. Dengan melengkapi data
alamat maka biaya panjar dapat ditaksirkan sesuai besaran radius
masing-masing wilayah pengadilan sesuai ketetapan Ketua
Pengadilan.

Gambar : Halaman Formulir Data Pihak


5) Upload Berkas Gugatan
Tahapan berikutnya adalah melengkapi Dokumen Gugatan yang
harus diupload pada tahapan Upload Berkas. Berkas Gugatan dan
Persetujuan Prinsipal diupload dalam tahapan Upload Berkas
Gugatan.

Gambar : Halaman Upload Berkas Gugatan


6) Elektronik SKUM (e-SKUM)
Dengan selesainya melangkapi data pendaftaran dan dokumen
Pengguna Terdaftar akan mendapatkan taksiran panjar biaya perkara
dalam bentuk Elektronik SKUM (e-SKUM) yang digenerate
otomatis oleh sistem dengan Komponen Biaya Panjar dan Radius
yang telah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan. Besaran Taksiran
Panjar Biaya Perkara ini sudah diperhitungan dengan rumusan sesuai
Penentukan Taksiran Biaya Panjar untuk perkara Gugatan, namun
demikian apabila dalam perjalanannya terdapat kekurangan maka
akan diberitkan tagihan untuk Tambah Biaya Panjar dan sebaliknya
apabila biaya panjar kelebihan akan dikembalikan kepada Pihak
yang mendaftar perkara.
Gambar : e-SKUM dari e-Court
7) Pembayaran (e-Payment)
Pengguna Terdaftar setelah mendapatkan Taksiran Panjar atau e-
SKUM akan mendapatkan Nomor Pembayaran (Virtual Account)
sebagai rekening virtual untuk pembayaran Biaya Panjar Perkara.
Pengguna terdaftar setelah mendapatkan Taksiran Panjar Biaya
Perkara (e-SKUM) akan mendapatkan Nomor Pembayaran (Virtual
Account) yang digunakan sebagai Rekening Virtual untuk
pembayaran Biaya Panjar Perkara.

Gambar : Halaman Penyelesaian Pembayaran dengan Virtual


Account
Setelah dilakukan pembayaran otomatis status dari pendaftaran akan
berubah. Untuk tahapan pendaftaran perkara sudah selesai
berikutnya adalah Pengguna Terdaftar menunggu verifikasi dan
validasi yang dilakukan oleh Pengadilan untuk Mendapatkan Nomor
Perkara.Pengguna Terdaftar akan mendapatkan email Pemberitahuan
dan Tagihan. Email Pemberitahuan bahwa status pendaftaran, dan
email tagihan dan besaran biaya panjar yang harus dibayarkan.
8) Mendapatkan Nomor Perkara
Pengadilan baru akan mendapatkan notifikasi atau pemberitahuan
disaat Pendaftaran Perkara sudah dilakukan pembayaran kemudian
Pengadilan akan melakukan verifikasi dan validasi dilanjutkan
dengan mendaftarkan Perkara di SIPP (Sistem Informasi
Penelusuran Perkara) yang merupakan aplikasi manajemen
administrasi perkara di Pengadilan sehingga akan otomatis
mendapatkan Nomor Perkara dan melalui SIPP akan otomatis
mengirimkan informasi pendaftaran perkara berhasil melalui e-Court
dan SIPP. Pengguna Terdaftar juga dapat memantau pendaftaran
perkara yang dilakukan secara online pada Detil Verifikasi

Gambar : Halaman Verifikasi Pendaftaran


Gambar diatas adalah contoh dimana pendaftaran belum dilakukan
verifikasi dan validasi sehingga statusnya masih menunggu.
Apabila Pengadilan telah selesai memverifikasi pendaftaran
kemudian mendapatkan Nomor Perkara maka halaman verifikasi
akan berubah sebagai berikut :
Gambar : Halaman Verifikasi Berhasil dan Mendapatkan Nomor
Perkara
Dengan mendapatkan Nomor Perkara Tahapan Pendaftaran Perkara
Online Telah Selesai, dan menunggu pemanggilan dari Pengadilan.
Pendaftaran Berhasil ini juga akan mendapatkan email
pemberitahuan sehingga diharapkan informasinya cepat sampai
kepada Pengguna Terdaftar.

3. Perkembangan E-Court dalam Administrasi Perkara Di Peradilan


Agama
Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2018 tentang Administrasi
Perkara secara elektronik di Pegadilan telah disahkan pada 29 Maret 2018
lalu. Kini melanjutkan inovasi tersebut, akhirnya aplikasi Pengadilan
Elektronik (e-court) diluncurkan oleh Ketua Mahkamah Agung RI Prof. Dr.
M Hatta Ali S.H., M.H. di Balikpapan. Acara peluncuran aplikasi e-court
dilaksanakan berbarengan dengan Pembinaan Teknis Yudisial dan
penyerahan Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu pada 4 lingkungan
peradilan Mahkamah Agung. Prosesi peresmian penggunaan aplikasi e-
court dilakukan secara simbolis oleh Ketua Mahkamah Agung RI di depan
tidak kurang 1.000 orang warga peradilan yang menerima sertifikat
Akreditasi Penjaminan Mutu dan para undangan, yang antara lain terdiri
dari perwakilan mitra pembayaran uang perkara pengadilan (Bank BTN,
Bank BRI, Bank BNI 46, Bank BNI Syariah, Bank Mandiri, dan Bank
Mandiri Syariah). Ketua MA menekan tombol peresmian yang kemudian
dilanjutkan dengan menyaksikan secara langsung proses penerimaan
perkara dengan elektronik pada tiga pengadilan secara langsung, yaitu
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya dan
Pengadilan Agama Jakarta Pusat. 9
Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah Pengadilan Agama pertama
yang memperoleh akun e-Court dari Mahkamah Agung dan merupakan
percontohan e-Court untuk Pengadilan Agama lainnya. 10
Selain PA Jakarta
Pusat, terdapat PA Jakarta Utara, PA Jakarta Selatan, PA Jakarta Timur, PA
Jakarta Barat, PA Depok, PA Surabaya, PA Denpasar, PA Medan sebagai
Pengadilan Agama percontohan untuk daerah disekitarnya. Dengan
berjalanya waktu e-Court mulai berkembang di Pengadilan-Pengadilan
khususnya Pengadilan Agama. Dan Mahkamah Agung menargetkan bahwa
dalam 1 tahun semua lembaga peradilan sudah dapat mengoperasikan
aplikasi e-Court tersebut.
Sekretaris Pengadilan Agama Surabaya, Aryl Zabarrespati
mengatakan, seusai diresmikannya e-Court oleh Mahkamah Agung, masih
banyak petugas yang belum paham 100 persen cara
mengoperasionalkannya. Bahkan, sejak PA Surabaya menerapkan sistem e-
Court dua bulan lalu, tak sedikit petugas PA di beberapa wilayah di Jatim
yang masih belajar bagaimana menggunakan e-Court. Para petugas
berupaya maksimal mempelajari alur registrasi (pendaftaran), sampai
berperkara (sidang) melalui dunia maya. Para petugas PA belajar bagaimana
cara pihak yang berperkara mendaftar akun e-Court untuk dapat berperkara
9
TribunJatim.com, http://jatim.tribunnews.com/2018/10/19/terapkan-e-court-sejak-2-
bulan-lalu-pengadilan-agama-surabaya-sudah-terima-4-perkara, diakses pada hari
selasa 21 November 2022,jam 20.30 wib.
10
Pengadilan Agama Bekasi,
http://www.pa-bekasi.go.id/index.php/seputar-peradilan/177-sosialisasi-e-court-
mahkamah-agung-ri-di-pengadilan-agama-jakarta-pusat, diakses pada hari selasa 21
November 2022,jam 20.30 wib.
lewat online. PA Surabaya juga masih mempunyai beberapa kekurangan
untuk menerapkan e-Court. Pasalnya, masih ada empat perkara yang
didaftarkan melalui e-Court. Dari keempat perkara itu, satu perkara di
antaranya telah disidang. Untuk dua perkara lagi masih menunggu untuk
jadwal sidang. Tetapi, untuk satu perkara lainnya dinyatakan ditolak. Sebab,
untuk registrasi dan lain sebagainya tak diterima sistem. Beberapa perkara
itu merupakan permohonan dari para pihak yang berperkara. 11
Sampai saat ini hampir seluruh Pegadilan Agama di Indonesia sudah
mengaktifkan e-Court dan siap untuk melaksanakan prosedur dari e-Court
tersebut. dapat dibuktikan bahwa didalam website Mahkamah Agung
bawasanya terdapat 359 Kabupaten/Kota yang sudah aktif dengan layanan
e-Courtnya. Dan dinyatakan tidak aktif dalam layanan e-Court yaitu 0
Kabupaten/Kota. Dari sini dapat kita ketahui begitu bergerak dengan
cepatnya aplikasi ini yang baru saja dibuat oleh Mahkama Agung dengan
PERMA nya.

Gambar : Peta Pengguna e-Court di Pengadilan Agama


Dari data yang telah tertera di website Mahkamah Agung, juga dapat
dilihat tiga (3) peringkat yang paling banyak mendapatkan nomor perkara.
Yaitu Pengadilan Agama Tasikmalaya sebanyak 38 Perkara, Pengadilan
Agama Cikarang sebanyak 31 Perkara, dan Pengadilan Agama Ciamis
sebanyak 24 Perkara. Hal ini menunjukan perkembangan yang baik dan
11
TribunJatim.com, http://jatim.tribunnews.com/2018/10/19/terapkan-e-court-sejak-2-
bulan-lalu-pengadilan-agama-surabaya-sudah-terima-4-perkara, diakses pada hari
selasa selasa 21 November 2022,jam 20.30 wib.
sangat signifikan dalam upaya merefolusi model pendaftaran perkara yang
dahulunya harus datang langsung ke Pengadilan Agama tetapi sekarang
dengan menggunakan sistem online pada aplikasi e-Court para pencari
keadilan bisa mendaftarkan perkaranya.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang pertama mengenai peran e-Court dalam
administrasi perkara di Peradilan Agama dapat disimpulkan bahwa memang
perlu adanya trobosan-trobosan baru agar dapat mengikuti perkembangan
zaman yang semakin pesat, yang mengutamakan kecanggihan teknologi. Oleh
sebab itu e-Courtt ini dapat dijadikan alternatif dalam berperkara dan untuk
menjadikan wajah baru didalam Pengadilan khususnya di Pengadilan Agama
sehingga bawasanya pada pasal yang berbunyi di dalam peradilan itu dilakukan
dengan sederhana, cepat dan biaya ringan dapat tercapai dan terpenuhi dengan
baik. Disisi lain dalam menghadapi persaingan yang semakin luas maka
dengan adanya kecanggihan teknologi dalam bentuk aplikasi e-Court ini
membantu daya saing dengan negara-negara yang lain.
Kemudian pembahasan yang kedua mengenai prosedur pelaksanaan e-
Court dalam administrasi perkara di Peradilan Agama dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya aplikasi seperti ini juga terdapat kelemahan dalam
pelaksanaannya. Terutama pada bidang sumber daya manusia. Hal tersebut
dapat dilihat bahwa begitu banyaknya instrumen yang harus dilalui dalam
penggunaan e-Court tersebut. Apalagi orang yang akan mengoperasikan e-
Court tersebut sama sekali tidak mengenal jaringan internet dan lain
sebagainya. Selain itu faktor usia yang sudah udzur dirasa apabila disamakan
dengan yang muda maka tidak akan bisa menyesuaikan dengan cepat bahkan
tidak bisa mengoperasikan. Oleh sebab itu perlu adanya sosialisai-sosialisasi
yang itensif kepada para pegawai pengadilan khususnya Pengadilan Agama
agar dapat menyesuaikan dengan cepat dengan adanya aplikasi e-Court
tersebut. Pelatihan-pelatihan secara langsung juga harus dilakukan karena
dengan latihan secara langsung yang dilakukakn berulang-ulang maka akan
mempermudah untuk menyesuaikan aplikasi e-Court. Bukan hanya pegawai
pengadilan saja yang dirasa perlu sosialisasi dan pelatihan tetapi para
advokat/pengacara dan warga masyarakat Indonesia juga perlu hal tersebut.
Selanjutnya pembahasan yang ketiga mengenai perkembangan e-Court
dalam administrasi perkara di Peradilan Agama dapat disimpulkan bahwa
sangat signifikan dan cepat dalam penyebar luasan ke berbagai Pengadilan
khususnya Pengadilan Agama di seluruh Indonesia. Dan hal ini Mahkamah
Agung harus benar-benar bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi
kedepanya mengenai e-Court ini. Selain itu perlu adanya pemantauan khusus
terhadap setiap lembaga Pengadilan khusnya Pengadilan Agama agar tidak
adanya hal-hal buruk yang terjadi. Disisi lain Mahkamah Agung jangan merasa
puas dengan hasil sampai saat ini, perlu adanya evaluasi-evaluasi yang telah
terjadi sampai saat ini agar terciptanya suatu bentuk revolusi baru dengan
kecanggihan teknologi yang terpercaya dan aman dai segala bentuk apapun
yang dapat merugikan pihak lain ataupun negara.

DAFTAR PUSTAKA
Bisri, Cik Hasan 2003, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,

Buku Panduan E-Court, https://ecourt.mahkamahagung.go.id/, di akses pada


tanggal 20 november 2022, pukul 21.00 WIB.

Rahman, Abdul, Mahkamah Agung Luncurkan Aplikasi E-Court,


https://badilag.mahkamahagung.go.id, di akses pada tanggal 20 november
2022, pukul 21.00 WIB.

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku II, edisi Revisi
cetakan ke-2, Proyek Pembinaan Tehnis Yustisial Mahkamah Agung RI
1997

Pengadilan Agama Bekasi,PERMA RI No. 3 Tahun 2018 tentang Administrasi


Perkara di Pengadilan Secara Elektronik, Pasal 2.

TribunJatim.com, http://jatim.tribunnews.com/2018/10/19/terapkan-e-court-sejak-
2-bulan-lalu-pengadilan-agama-surabaya-sudah-terima-4-perkara,diakses
pada hari selasa 21 November 2022,jam 20.30 wib.

Wahyudi , Abdullah Tri, 2004, Peradilan Agama di Indonesia, Yogjakarta:


Pustaka Pelajar.

Wahyudi , Abdullah Tri, 2014, Hukum Acara Peradilan Agama Dilengkapi


Contoh Surat-surat Dalam Praktik Hukum Acara di Peradilan Agama,
Bandung: Mandarmaju.

Anda mungkin juga menyukai