Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bayn Hablil Waried

NIM : 11221120000088
Kelas : Ilmu Politik 1A
Mata Kuliah Bahasa Indonesia/ Dr. Idris Thaha M.Si.

Pekan 3: Ejaan, Kalimat, dan Paragraf


I. Ejaan
Dalam jurnal (Rahmaningsih 2016) menjelaskan bahwa ejaan adalah pelajaran
yang penting dalam bahasa Indonesia, karena pada dasarnya ketepatan dalam
penulisan sangat mendasar dalam mendalami disiplin ilmu ini. Segala sesuatu hal
yang berkaitan dengan penulisan, sangat dibutuhkannya pemahaman mengenai
ejaan yang baik dan benar, hal ini bukan hanya untuk penulisan saja namun
berbahasa dalam sehari-hari. Ejaan dapat kita definisikan sebagai tata cara dalam
penulisan bahasa Indonesia. Setiap kata memiliki bunyinya masing-masing dengan
gayanya yang berbeda, ketika kita memahami setiap ketepatan ejaan dan
menerapkannya di setiap tulisan, kata tersebut akan memiliki makna. Dalam jurnal
(Mijianti 2018), ejaan merupakan dasar yang harus kita ketahui, karena pada
dasarnya penggunaan ejaan sangat dibutuhkan kita dalam melakukan penulisan
suatu karya ilmiah maupun laporan. Tujuan dari ejaan itu sendiri adalah untuk
memberikan pemahaman terkait tulisan agar seseorang lebih mudah untuk
memahaminya. Seperti yang kita tahu, bahwa ejaan dalam bahasa Indonesia
memiliki pedoman pokok yang mendasarinya atau biasa kita sebut sebagai ejaan
yang disempurnakan (EYD). Dengan ketepatan dalam penggunaan ejaan,
memberikan beberapa manfaat seperti kita jelas dalam menyampaikan suatu
makna setiap katanya. Dalam ejaan sendiri, tidak hanya mempelajari setiap bunyi
pada huruf melainkan juga penulisan huruf seperti dapat membedakan peletakan.
Dalam jurnal (Karyati 2016) ketika kita menarik mundur tentang
perkembangan ejaan di Indonesia, banyak sekali perubahaan ejaan di setiap
tahunnya. Sudah ribuan bahkan jutaan bahasa-bahasa yang diciptakan atau hadir
secara sendirinya maupun sudah terkonsep. Kita dapat melihat bahkan merasakan
hal tersebut, terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi yang dapat
mempengaruhi pola pikir seseorang. Terlebih dengan semakin berkembangnya
globalisasi di seluruh negara sehingga banyak pendatang di negara kita, membuat
harus paham mengenai bahasa-bahasa yang digunakan dari masing-masing negara.
Bahasa yang digunakan pun harus menyesuaikan dengan siapa kita bicara. Setiap
zamannya akan ada bahasa-bahasa baru yang menyesuaikan dengan kebiasaan
maupun karakter dari masyarakatnya. Walaupun demikian tidak banyak bahasa
yang akhirnya masuk ke dalam EYD, karena ada beberapa bahasa baru yang
berkembang tidak masuk ke dalam ketepatan ejaan. Hal tersebut bisa terjadi
karena adanya beberapa makna yang tidak jelas ataupun rancu dalam memahami
kata tersebut. Namun pada saat ini, masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa
yang berkembang dibandingkan bahasa baku yang telah ditetapkan.
Beberapa contoh pemakaian kalimat yang terdapat dalam jurnal (Mijianti
2018) di masing-masing ejaan seperti pada ejaan Van Ophuijsen yang terdapat
dalam kalimat kata koe (akoe), kau, ke, se, dan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Pada ejaan Soewandi, huruf u menggantikan huruf oe, contohnya
atoeran menjadi aturan. Pada ejaan pembaharuan terdapat, perubahan penulisan
dari bunyi ai oi au menjadi ay oy, aw . Pada ejaan Melindo, terdapat huruf baru,
yaitu huruf c yang menggantikan tj, dan nc yang menggantikan huruf nj.
Contohnya. Terdapat enam huruf vokal pada ejaan LBK, yaitu a, i, u, e, dan o. lalu
ada diftong tetap dan kata di- dan ke- di bedakan kata depan dan imbuhannya
seperti contohnya akad nikah yang dilaksanakan di masjid. EYD meresmikan
pemakaian huruf f, v, q, x, lalu mulai digunakan huruf kapital, huruf miring, dan
kata dasar.

II. Kalimat
Dalam jurnal () menjelaskan pengertian mengenai kalimat, dapat didefinisikan
sebagai rangkaian kata yang menjadi satu dengan memiliki arti tertentu. Menurut
Fachruddin A. E mendefinisikan kalimat sebagai suatu kumpulan kata yang
memiliki pengertian lengkap sehingga dalam menjelaskan pengertian setiap makna
katanya, terdiri dari subjek dan predikat lalu tidak bergantung pada konstruksi
gramatikal yang lebih besar. Kalimat yang sederhana dalam setiap katanya
mengandung empat unsur yaitu subjek, predikat, objek, keterangan. Subjek dalam
sebuah kalimat dapat diartikan sebagai topik pembicaraan. Predikat dalam kalimat
adalah menerangkan terkait subjek yang sedang dituju Sebagai penyempurna
ataupun pelengkap dalam sebuah kalimat, diperlukannya suatu objek pembahasan
yang mana membahas mengenai persoalan yang akan menjadi topik pembahasan.
Karena pada dasarnya, objek digunakan untuk memperjelas makna dalam setiap
kalimat. Keterangan dapat di artikan dalam sebuah kalimat sebagai bagian yang
memiliki tujuan untuk memperjelas kalimat, dengan adanya keterangan di setiap
kalimat dapat menambah informasi yang disajikan sehingga mudah untuk kita
memahaminya.
Dalam jurnal (Suweta 2019) terdapat dua bentuk kalimat, yaitu kalimat tunggal
dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat didefinisikan sebagai kalimat yang
memiliki satu klausa, seperti contohnya ayah sedang tertidur, saya bermain bola,
ibu sedang melukis. Terdapat beberapa fungsi kalimat tunggal seperti kalimat kata
kerja berfungsi memberikan kalimat prediksi hanya dengan kata subjek sebelum
kata kerja, kalimat kata sifat berfungsi memberikan kata subjek sebelum kalimat
sifat , kalimat kata benda memberikan nomina setelah kata subjek sebelum
nominal, dan yang terakhir memberikan kalimat dengan frasa sebanyak empat
setelah kata subjek majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, kalimat
majemuk campuran. Kalimat majemuk setara dapat didefinisikan sebagai kalimat
yang memiliki tingkatan klausa yang setara atau sederajat dengan subordinatif dan
dihubungkan dengan konjungsi koordinatif. Contohnya seperti rina membaca
buku, lalu minum coklat hangat di teras rumah Kalimat majemuk campuran yaitu
kalimat yang terdiri dari tiga klausa, namun klausa tersebut disatukan secara
subordinatif dan konjungtif Seperti contohnya ibu jalan ke pasar dan ani tetap
berangkat ke sekolah, meskipun hujan di pagi hari sangat deras.
III. Paragraf
Berdasarkan jurnal (Rostina 2021), dapat didefinisikan paragraph sebagai
suatu bentuk kumpulan kalimat yang akan menghasilkan suatu pembahasan
tertentu menyesuaikan topik pembicaraan. Paragraf juga dapat diartikan sebagai
bagian bab dari suatu karangan yang pada umumnya terdiri atas satu ide pokok
maupun suatu gagasan. Bentuk gagasan pada suatu kalimat pada umumnya berupa
rangkaian kalimat yang saling berhubungan satu sama lain Paragraf berfungsi
sebagai tanda dimulainya suatu topik selanjutnya yang akan dibahas, memisahkan
masing-masing gagasan dengan pola yang berbeda-beda. Paragraf itu sendiri
berguna untuk memudahkan pembaca dalam memahami setiap kalimat yang
terdapat dalam gagasan tersebut. Jumlah kalimat menyesuaikan dengan cara
pengembangan dan ketuntasannya serta menentukan kualitas dari bacaan itu
sendiri. Terdapat beberapa unsur dalam paragraf, di antaranya yaitu gagasan utama
dan kalimat penjelas.
Dalam jurnal (Soewito 2013) terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan
paragraf berdasarkan pandangannya masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh
Gorys Keraf, paragraf adalah suatu kesatuan yang memiliki tingkatan yang lebih
tinggi daripada kalimat, sehingga membentuk suatu ide serta gagasan. Seperti yang
kita tahu ketika berbicara paragraf ada beberapa unsur pembentuknya seperti
gagasan utama, kalimat topik, kalimat penjelas. Gagasan utama dapat diartikan
sebagai inti permasalahan yang ada di dalam paragraph. Kalimat topik ialah
kalimat yang berisi segala persoalan yang dapat diuraikan lebih lanjut . Kalimat
penjelas yaitu kalimat yang membutuhkan kalimat lain untuk dapat mengerti arti
dari isinya. kalimat penjelas digunakan untuk mendukung kalimat yang berisi
keterangan.

Anda mungkin juga menyukai