4.5.1 EP 2 Pedoman Manajemen PTM
4.5.1 EP 2 Pedoman Manajemen PTM
PENDAHULUAN
BA I
B
PEDOMAN MANAJEMEN PENYAKITTIDAK MENULAR iii
1
A. Latar belakang
Mengacu pada capaian RPJMN 2015-2019beberapaindikator terkait Penyakit Tidak
Menular (PTM) menunjukkanangka capaian target yang dikelompokkan
dalamindikatoryangsulit dicapai, meskipun indikator Rencana Strategis PTM2015-2019
telah tercapai. Sebagai contoh pada indikatorRPJMNtentang Penurunan Prevalensi
Merokok < 18 tahunpadatahun2018 adalah 9,1%, sementara capaian tahun
2013sebesar7,2%.Hal ini disebabkan belum optimalnya peran dandukungandaripihak
lain di luar Kementerian Kesehatan yang mempunyaikewenangan terhadap tembakau
terutama dalamperedaran,iklan luar ruang maupun yang ditayangkan di
mediapenyiarandan media sosial serta masih kurangnya komitmenkepeduliankepala
daerah dalam penerapan Kawasan Tanpa Rokok(KTR)diwilayahnya.
Penerapan program PTM di sebagian besar Provinsi masihmenemukan kendala yaitu kurangnya
advokasi kepadaPimpinanDaerah untuk melaku- kan kegiatan/gerakanpeningkatankesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk mendorongperubahan perilaku individu. Masyarakat harus
diberipemahaman bahwa PTM adalah the Silent Killer yangseringkalitidak mem- berikan gejala dan
keluhan pada seseorang, namunterdeteksi pada saat penyakit telah kronik atau padastadiumlanjut,
sehingga setiap indivi- du sangat perlu menerapkanperilaku hidup sehat dan melakukan deteksi dini
ataucekkesehatan secara berkala. Gerakan/kegiatan tersebutperludiinisiasi oleh para Pimpinan
Daerah dan akan sangat berartijika dapat sekaligus menjadi role model atau katalisatorperubahan
hidup sehat. Komit- men Pimpinan Daerahjuga
diharapkan dalam menerapkan kebijakan serta mengalokasikandukungan anggaran untuk
mengoptimalkan programPTM. Mutasi para pengelola program yang cukup tinggi di
daerahjugaberpengaruh pada keberlangsungan program.
Program PTM tahun 2020-2024 lebih fokus padapencegahan dan pengendalian faktor
risiko PTMdandeteksi dini. Dalam pelaksanaan program 2020-2024diharapkankerjasama
pengelola program diperlu- as ke seluruhelemenmasyarakat meliputi institusi pemerintah
maupunswasta,sekolah dan kampus serta komunitas melalui pemberdayaandan
B. Tujuan
1. Tersedianya pedoman pelaksanaan programPTMsecaraberjenjang bagi
para pengelola programuntukdapatmenyelenggarakan secara optimal.
2. Tercapainya kesinambungan penyelenggaraanprogramP2PTM.
C. Sasaran
Dimanfaatkan bagi pengelola programP2PTMdi tingkatpusat, provinsi,
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
MENULAR
BA
KEBIJAKAN DAN
B
STRATEGI
II
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIPDEADKOMMEANNUMLAARNAJEMEN PENYAKIT TIDAK MENULAR 5
1
0
KEBIJAKAN DAN STRATEGI P2PTM
A. KEBIJAKAN
Berdasarkan Permenkes No. 71 tahun 2015tentangPenanggulangan PTM
terdapat 4 pilar upaya penanggulangan:
1. Promosi Kesehatan
Pada prinsipnya adalah melakukankomunikasi,memberikan informasi dan
edukasi seluas-luasnyakepadamasyarakat untuk mewujudkan perilaku
hidupsehatdengan mencegah faktor risiko dan membudayakansertamenerapkan
perilaku CERDIK di masyarakat, yaitu: Cekkesehatan secara berkala, Enyahkan
asaprokok, Rajinaktifitas fisik, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahatyang cukup
dan Kelola stres. Sejalan denganpromosikesehatan juga sekaligus dilakukan
pemberdayaanmasyarakat untuk ikut terlibat dalamupaya menjagadiridan
lingkungannya untuk tetap sehat denganmeminimalisir faktor risiko.
2. Deteksi Dini
Dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTMsedinimungkin atau gejala
penyakit pada individu dankelompokyang sehat atau berisiko secara berkala,
karenasemakincepat ditemukan faktor risiko maka akansemakincepat
untuk dicegah menjadi penyakit atau jika ditemukangejalaawal penyakit maka
akan semakin mudah diobati. Deteksidini dapat dilakukan di fasilitas
pelayanankesehatanbaikdi tingkat pertama maupun di tingkat lanjut
ataudiposbindu yang merupakan Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat
(UKBM). Bila hasil yangdidapatkan positif berisiko PTM, harus
ditindaklanjutidengan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatansesuaistandar.
1
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
0
3. Perlindungan Khusus
Dilakukan untuk pencegahan penyakit denganpemberiankekebalan/
imunisasi. Saat ini imunisasi PTMbarudapatdilakukan untuk pencegahan
kanker leher rahimyaitu dengan vaksin Papilloma Virus (HPV).
4. Penanganan Kasus
Merupakan pengobatan kepada pasien yangtelahdidiagnosis menderita PTM yang
meliputi upayapelayanankuratif, rehabilitatif dan paliatif sesuai standar
mutuyangberlaku.
B. STRATEGI
Berdasarkan Permenkes No. 5 tahun 2017 tentangRencanaAksi Nasional, terdapat
empat aksi strategis penanggulanganPenyakit Tidak Menular :
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 7
mendukung
penanggulangan PTM.
8 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
atau berpotensi pemicu kanker (karsinogenik),pengelolaan stres dan lain-lain.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 9
risikonya sebagai bagian dari penguatan sisteminformasikesehatan.
SDGs
Mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibatpenyakit tidak menular
pada tahun 2030.
TARGET GLOBAL
1. Penurunan kematian dini akibat PTM25% tahun2025. 2. Penurunan komsumsi
tembakau 30%. 3. Tidak ada peningkatan diabetes/obesitas (0%). 4. Penurunan
asupan garam 30%. 5. Penurunan kurang aktifitas fisik 10%. 6. Penurunan tekanan
darah tinggi 25%. 7. Cakupan pengobatan esensial dan teknologi untuk
pengobatan PTM 80%. 8. Cakupan terapi farmakologis dan konseling
untukmencegah serangan jantung dan stroke 50%. 9. Penurunan prevalensi
kebutaan yang dapat dicegahsebesar 25% pada tahun 2020.
10.Penurunan prevalensi gangguan pendengaransebesar90% pada
tahun 2030.
11.Cakupan imunisasi HPV 90% pada tahun 2030. 12.Cakupan deteksi dini
kanker leher rahim70%padatahun2030.
13.Cakupan pengobatan pada penyakit leher rahim90%pada tahun 2030.
RPJMN 2020 - 2024 a. Penurunan persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun
menjadi 8,7% pada tahun 2024. b. Penurunan prevalensi obesitas pada penduduk
umur≥18tahun
menjadi 21,8% pada tahun 2024.
RENSTRA 2020 - 2024 1. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pencegahanperokok usia < 18 tahun.
2. Jumlah Kab/kota yang melakukan deteksi dini faktorrisikoPTM.
12 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
Tabel 2. Indikator Renstra P2PTM
No. Program / Indikator Definisi
Operasional
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 13
Tabel 3. Kamus Indikator
indera pada≥ 40% populasi. dan gangguan p
N Indikator Definisi Operasional kura
o.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 15
12
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
BA
MANAJEMEN TERPADU
B
PROGRAMP2PTM
III
1. Pengertian
Deteksi dini faktor risiko PTMdi Posbinduadalahpemeriksaan terhadap
faktor risiko PTMyangmeliputipengukuran tekanan darah,
pengukuranguladarah,pengukuran indeks massa tubuh dan lingkar perut.
3. Sasaran
a. Setiap warga negara berusia ≥15 tahunmelakukandeteksi dini
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Menetapkan jumlah target sasaran di Kabupaten/Kota yang harus dicakup
dalam1tahun.
1
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
4
● Melakukan integrasi kegiatan UKBM(UKK, PosyanduLansia, UKS, Posyandu
Posbindu.
5. Pelaksana
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 15
- Kader Terlatih
- Tenaga Kesehatan
6. Capaian Kinerja
Setiap warga negara mendapatkan layanan deteksi dini faktor risiko PTM minimal
1 kali setahun.
16 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
7. Rumus Perhitungan
8. Nominator usia
≥ 15 tahun di wilayah
tersebut
Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang mendapatkanlayanan deteksi dini faktor risiko
PTMminimal 1kali disuatu wilayah dalam setahun.
9. Denominator
Jumlah seluruh penduduk usia ≥ 15 tahundi wilayahtersebut.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 17
● Pengukuran Berat Badan (BB). ● Pengukuran Tinggi Badan (TB). ●
18 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
● Edukasi perilaku gaya hidup sehat. ● Penggunaan Carta
Obesitas.
3. Sasaran
Setiap warga negara usia 15 tahun ke atas.
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Menetapkan jumlah target sasaran di kabupaten/kota yang harus dicakup
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 19
daerah.
● Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait. ● Melakukan monev dan
ketentuan.
5. Pelaksana
a. Dokter
b. Perawat
c. Kader Terlatih
d. Masyarakat
6. Capaian Kinerja
Persentase jumlah penduduk yang dilakukandeteksi dini Obesitas di suatu
wilayah.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 21
7. Rumus Perhitungan
Jumlah warga
Persentase
jumlah negara
usia ≥ 15 tahun yang
penduduk
x
diperiksa IMT danatau
yang 100%
Lingkar Perut Jumlah
dilakukan deteksi
semua warga negara di atas
dini = FR
Obesitas usia 15 tahun di wilayahnya
22 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
8. Nominator
Jumlah warga negara usia ≥ 15 tahun diperiksaIMTdanatauLingkar Perut.
9. Denominator
Jumlah semua warga negara usia ≥ 15 tahundi wilayahnya.
(200mg/dL).
d. Penanganan penyandang PTM dan ProgramRujukBalik.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 23
b. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. c. Peraturan Menteri
Kesehatan No. 29Tahun2017tentang perubahan Peraturan Menteri KesehatanNo.
34Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudaradan Kanker Leher
Rahim.
24 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
d. KMK Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015tentangPanduan Praktik Klinis
bagi dokter di fasilitas pelayanankesehatan tingkat pertama.
3. Sasaran
Setiap warga negara usia 15 tahun ke atas yangmemilikifaktor risiko dan
menyandang PTMyang berkunjungkeFKTP.
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Pendataan dan pemetaan kab/kota yangbelummelakukan orientasi PANDU
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 25
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas : ● Penetapan sasaran
programP2PTMmenggunakandata angka kesakitan PTM, PRB,
temuandanrujukan faktor risiko di Kabupaten/Kota.
melalui sistempelaporansesuai
berkala.
5. Pelaksana
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
6. Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melakukan pelayananPTMsecara terpadu di
Kab/Kota.
Jumlahpuskesmasdi
7. Rumus Perhitungan
Kab/Kota
Jumlah Puskesmas yang
8. Nominator
melakukan pelayanan PTM secara terpadu
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 27
x 100%
Jumlah Puskesmas yang melakukan pelayananPTMsecaraterpadu.
9. Denominator
Jumlah seluruh Puskesmas di Kab/Kota.
28 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
D. PROGRAM PENERAPAN KAWASAN TANPAROKOK(KTR)1. Pengertian
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 29
b. Permenkes No. 40 tahun 2013 tentang PetaJalanPengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi
Kesehatan. c. Permendikbud No. 64 tahun 2015 tentangKawasanTanpa Rokok di Lingkungan
Sekolah. d. Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokokdi FasilitasPelayanan Kesehatan tahun 2016. e.
Petunjuk Teknis Konseling Berhenti Merokokpadaanakusia sekolah/Madrasah bagi guru
pembinaUsahaKesehatan Sekolah /
30 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
Madrasah (UKS/M) tahun 2016.
f. Peraturan bersama Menkes & Mendagri No. 188/Menkes/ PB/I/2011 tentang
PedomanPelaksanaan KTR.
g. Pedoman Teknis Penegakan HukumKTRtahun2015. h. Buku Saku Pedoman
Hidup Sehat Tanpa Rokoktahun2017.
3. Sasaran
Setiap warga negara yang berada di kabupaten/kota.
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Melakukan advokasi kepada PemerintahdaerahProvinsi untuk
Daerah.
dan menindaklanjutitemuan.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 31
● Mengidentifikasi dan mendorong kabupaten/kotayangbelum
mempunyai atau menerapkan Perda/Perkada. ● Melakukan
Advokasi pendampinganpembinaankepada Pemda kabupaten/kota.
32 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
kawasan yang menjadi tanggung jawab Kabupaten/kota.
5. Pelaksana
a. Satgas Provinsi (meliputi unsur-unsur : dinas pendidikan,dinas kesehatan,
satpol pp, bagian hukumpemda,kanwil agama).
6. Capaian Kinerja
Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan KTRdi 7tatanan (Buku Saku
Penerapan KTR di 7tatanan).
7. Rumus Perhitungan
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 33
riteria KTR 7 tatananKTR
x100%
8. Nominator
Jumlah tatanan yang telah menerapkan KTRsesuai indikator.
9. Denominator
7 tatanan penerapan KTR.
34 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
E. PROGRAM LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK(UBM) 1. Pengertian
3. Sasaran
Setiap warga negara perokok yang berkunjung ke klinikUBM.4. Langkah Aksi
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 35
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Memfasilitasi peningkatan kapasitas petugas melalui Dana Dekonsentrasi.
sesuai ketentuan.
● Memastikan rujukan berjenjang sesuai indikasi. ● Berkoordinasi dan
kolaborasi denganBidangYankesuntuk melakukan pembinaan,
monitoringdan
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 37
evaluasi secara berkala.
5. Pelaksana a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Bidan
38 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
6. Capaian Kinerja
Kabupaten/kota yang memiliki paling kurang 40%FKTPmelakukan layanan
UBM.
7. Rumus Perhitungan
di wilayah kabupaten/kota
8. Nominator
Jumlah dokter praktik mandiri, klinik pratamadanpuskesmas (FKTP) yang
melakukan layananUBMsesuaistandar oleh tenaga terlatih.
9. Denominator
Jumlah Seluruh FKTP di Kabupaten/Kota.
Deteksi dini kanker adalah deteksi dini kanker payudara(SADANIS) dan kanker
leher rahim(IVA) pada80%
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 39
populasi perempuan usia 30-50 tahun atau perempuanyang memiliki riwayat seksual aktif.
3. Sasaran
Setiap warga negara perempuan usia 30-50tahunatauperempuan yang
memiliki riwayat seksual aktif.
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Menetapkan jumlah target sasarandiKabupaten/Kota dengan
tertentu.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 41
terkait.
● Bersama dinas kesehatan Kab/Kotamelakukanedukasi kepada
42 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
● Melakukan pencatatan dan pelaporansecaraberjenjang dan berkala.
dibutuhkan.
● Melakukan regionalisasi tindak lanjut IVApositif. ● Melakukan sosialisasi
kegiatan deteksi dini kepadamasyarakat dan stake holder terkait.
5. Pelaksana
a. Dokter terlatih
b. Bidan terlatih
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 43
6. Capaian Kinerja
Cakupan perempuan usia 30-50 tahun atauperempuanyang memiliki riwayat
seksual aktif yang mendapatkandeteksi dini kanker payudara dan kanker
leherrahimminimal 1 kali dalam setahun.
44 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
7. Rumus
Perhitungan
Jumlah perempuan usia30-
50 tahun yang dideteksi dini
kanker payudara danleher
Cakupan deteksi
rahim
dini kanker
= x100%
payudara dan
Jumlah seluruh perempuan
leher rahim pada
usia 30-50 tahun di suatu
perempuan usia
wilayah
30 - 50 tahun.
8. Nominator
Jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dinikanker payudara dan
leher rahim.
9. Denominator
Jumlah seluruh perempuan usia 30-50 tahundi suatuwilayah.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 45
- Pemetaan fasyankes FKTP dan FKTL yangmampulaksana deteksi dini
pembawa sifat Talasemia. - Sosialisasi Pelaksanaan Pengendalian
Talasemiapada keluarga ring 1.
- Pemeriksaan laboratoriumpada keluarga ring1. - Konseling kepada
pembawa sifat, populasi berisiko.
46 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
b. Permenkes No. 71 tahun 2015 tentang PenanggulanganPenyakit Tidak
Menular.
c. Pedoman Pengendalian Penyakit Talasemia di FKTP.
3. Sasaran
Setiap warga negara yang merupakan saudara kandungpenderita Talasemia
Mayor (keluarga ring 1).
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi:
● Menetapkan Tim Pencegahan dan PengendalianTalasemia lintas sektor yang
ditetapkanolehkepala
daerah.
dini berdasarkandata
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 47
yang mampu melaksanakan pemeriksaandankonseling Talasemia.
pemeriksaandankonseling Talasemia.
● Melakukan sosialisasi.
● Mengkoordinir dan mengatur jadwal keluargaring1yang telah mendapatkan
panggilanuntukpemeriksaan laboratorium.
● Mengkoordinir pelaksanaan deteksi dini. ● Melakukan rujukan pemeriksaan lanjutankeRumahSakit
yang telah ditetapkan.
● Penyerahan sertifikat/kartu hasil deteksi dini. ● Melakukan pencatatan dan pelaporansecara
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 49
berjenjang.
● Melakukan pembinaan, monitoring danevaluasisecara berkala secara
5. Pelaksana
a. Dokter
b. Perawat
c. Analis Teknik LaboratoriumMedik (ATLM).
50 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
6. Capaian Kinerja
Menurunkan kasus baru penderita Talasemia.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 51
3. Sasaran
Setiap warga negara penyandang disabilitas.
4. Langkah Aksi
a. Dinas Kesehatan Provinsi :
● Melakukan advokasi dan sosialisasi lintas sektortentang pelayanan kesehatan
dan Kabupaten/Kota.
disabilitas.
● Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota. ● Melakukan
monitoring dan evaluasi secaraberkalakeKabupaten/Kota.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 53
● Melakukan pembinaan, monitoring danevaluasi sertapencatatan dan
5. Pelaksana
1.Dokter
2.Tenaga Kesehatan
3.Kader
4. Masyarakat.
54 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
I. PROGRAM DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA1. Pengertian
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 55
Pendengaran.
56 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
i. Buku Indonesia mencapai Universal Eye HealthTahun2019.
3. Sasaran
Seluruh populasi yang berisiko.
4. Langkah Aksi
- Dinas Kesehatan Provinsi :
a. Kolaborasi dengan lintas sektor meliputi OrganisasiProfesi dan
LSM terkait.
b. Menyelenggarakan pelatihan atau orientasi gangguanindera bagi
Kab/Kota.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 57
Kabupaten/ Kota .
5. Pelaksana
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Kader terlatih.
6. Capaian Kinerja
Kabupaten/Kota yang melaksanakan deteksi dini gangguanindera
7. Rumus Perhitungan
Jumlah warga negara yang mendapat layanandeteksi dini gangguan
penglihatan dan pendengaran.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 59
Jumlah warga negara yang
a melakukan x100%
detek Jumlah seluruh warganegara di suatu wilayah
60 PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR
8. Nominator
Jumlah warga negara yang mendapat layanandeteksi dinigangguan
penglihatan dan pendengaran.
9. Denominator
Jumlah seluruh warga negara di suatu wilayah.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 61
c. Program Kampus Sehat ini dapat jugadigunakansebagai strategi untuk
pencapaian sasaranStandarPelayanan Minimal. Sebagian besar
sasaranyangmungkin belum ditemukan di UKBMdanFKTPakandapat
dicapai melalui kegiatan ini.
3. Sasara
Interna
l
a. Peserta didik.
b. Staf, meliputi dosen, peneliti, pengelola administratif dankaryawan pendukung
lainnya.
c. Alumni.
d. Penyedia jasa layanan, seperti kantin, perpustakaan, foto kopi, dan lain-lain.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 63
Eksternal
a. Institusi/organisasi terkait upaya pemeliharaankesehatan (dinas kesehatan,
puskesmas, danlain-lain). b. Organisasi/asosiasi/jejaring antar perguruantinggi.
c. Penyusun kebijakan.
wilayah masing-masing.
● Melakukan koordinasi dengan Dinas KesehatanKabupaten Kota mengenai
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 65
pelaksanaan Program Kampus Sehat secaraberkala.
● Mengidentifikasi capaian/ cakupan SPMdisandingkandengan
kemungkinan perluasan cakupan di perguruantinggi. ● Membantu pihak
IPT dalampembentukanposbindu. ● Melakukan koordinasi dengan pihak
IPTterkait
b. Kegiatan meliputi :
● Pembekalan/orientasi AoC.
PEDOMANMANAJEMENPENYAKITTIDAKMENULAR 67
2. Dasar Hukum / Pedoman
a. Instruksi Presiden No. 1 tahun 2017 TentangGerakanMasyarakat Hidup
Sehat.