I. Pendahuluan............................................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 3
1.3 Rumusan Penelitian..........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 4
II. Kajian Pustaka......................................................................................................................... 4
2.1 Cerebral Cortex................................................................................................................. 4
2.2 Atensi...............................................................................................................................5
2.3 Meditasi dan Dampaknya pada Otak...............................................................................6
III. Metode Penelitian................................................................................................................... 7
3.1 Lokasi Penelitian.............................................................................................................7
3.2 Desain Penelitian............................................................................................................7
3.2.1. Desain Penelitian.................................................................................................... 7
3.2.2. Instrumen Penelitian................................................................................................ 7
3.2.3. Subjek Penelitian..................................................................................................... 8
3.3 Variabel dan Tahapan Penelitian..................................................................................... 8
3.3.1. Variabel................................................................................................................... 8
3.3.1.1. Variabel Bebas............................................................................................... 8
3.3.1.2. Variabel Terikat...............................................................................................8
3.3.2. Tahapan.................................................................................................................. 8
3.3.2.1 Tahap Persiapan............................................................................................. 8
3.3.2.2. Tahap Pelaksanaan........................................................................................ 9
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 9
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer........................................................................... 9
3.5 Teknik Analisis Data.........................................................................................................9
IV. Conceptual framework........................................................................................................... 9
V. Daftar Pustaka....................................................................................................................... 10
VI. Lampiran I............................................................................................................................. 11
1
I. Pendahuluan
Kurikulum merupakan hal yang krusial pada pendidikan. Kurikulum yang bagus
menghasilkan output murid yang bagus. Kurikulum yang diterapkan di Negara Indonesia belum
bisa menjamin adanya peningkatan kualitas siswa. Kurikulum indonesia sudah berganti sebanyak
sepuluh kali ( Almarisi, 2023). Kurikulum yang ditetapkan pemerintah adalah Kurikulum
Merdeka. Kurikulum merdeka adalah sebuah program dari Kemendikbud untuk mengejar
ketertinggalan tingkat literasi di dunia. Kurikulum merdeka membebaskan siswa - siswi untuk
mengejar ilmu pengetahuan yang digemari. Kurikulum ini juga memperluas batasan metode
pengajaran guru terhadap murid. Akan tetapi, kurikulum ini juga masih memiliki kekurangan.
Kekurangan tersebut disebabkan oleh implementasinya yang belum matang, sistem pendidikan
yang terancang belum terealisasi dengan baik, dan kurangnya sumber daya manusia ( SDM)
(Almarisi, 2023). Kurikulum ini menyebabkan adanya kebijakan sekolah yang dinilai
menimbulkan polemik.
Pada awal Bulan Maret, salah satu sekolah di Nusa Tenggara Timur membuat suatu
kebijakan yang kontradiktif.. Sekolah tersebut mewajibkan siswanya untuk hadir pada pukul
5:00 WIT. Peristiwa siswa diminta masuk pagi jam lima pagi di sekolah menimbulkan banyak
perdebatan di kalangan para ahli. Beberapa pihak mengkritik kebijakan ini dengan dasar waktu
tidur manusia normal dan Circadian Rhythm. Beberapa pihak lagi membandingkan kebijakan ini
dengan kebijakan sekolah di luar negeri yang sudah menghasilkan orang - orang yang sukses
misalnya sekolah di Jepang yang mewajibkan siswa - siswinya masuk pada jam delapan pagi.
Kebijakan yang dibuat oleh sekolah di Nusa Tenggara Timur dinilai kontraproduktif karena
terdapat beberapa hal yang tidak searah dengan kaidah - kaidah medis seperti Circadian
Rhythm dan lain - lain.
Perbaikan proses pendidikan tidak hanya dinilai dari lama belajarnya saja di
sekolah.Intervensi pada proses dan metode pembelajarannya juga diperlukan dalam merevolusi
dunia pendidikan. Keefektifan dan efisiensi dari proses pembelajaran harus diperhatikan agar
2
output dari kegiatan belajar mengajar bisa menjadi lebih baik. Tingkah laku sebagai proses dari
hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Adapun salah satu
dari faktor internal adalah , kemampuan yang dimiliki oleh siswa , minat dan perhatiannya
(Erwinsyah, 2017). Perhatian murid yang rendah dapat mengarah kepada retensi yang rendah.
Salah satu cara untuk meningkatkan perhatian murid adalah dengan cara meditasi. Meditasi
dapat menyaring distraksi - distraksi yang berada di dalam pikiran.
3
1.4 Manfaat Penelitian
a. Memberikan peningkatan performa pembelajaran pada siswa sekolah menengah
pertama Negeri (SMP) 1 Jatinangor
b. Memberikan saran dan masukan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
hubungan meditasi dengan kemampuan kognitif manusia
4
Cerebral cortex mempunyai enam lapisan. Lapisan tersebut terdiri dar Molecular Layeri
External Granular Layer, External Pyramidal Layer, Internal Granular Layer, Internal
(Ganglionic Layer), dan Multiform Layer. Masing - masing layer memiliki sel yang spesifik. Sel
- sel tersebut mempunyai perannya masing - masing dalam pengiriman informasi keluar dan
masuk ke dalam otak. Lapisan I , II, dan III berfungsi dalam menerima dan mengintegrasikan
respon sensorik sedangkan lapisan V dan VI bertugas dalam mengirim sinyal keluar dari otak (
Hall, 2017). Lapisan - lapisan tersebut saling bekerja sama untuk melaksanakan fungsi kognitif
pada manusia.
Fungsi cerebrum tidak bisa dilepaskan dari fungsi talamus. Kerusakan pada talamus
mengakibatkan tidak berjalannya proses berpikir yang lebih tinggi. Oleh sebab itu ,terdapat
sistem antara korteks serebri dengan talamus yang disebut Thalamocortical System ( Guyton,
2017 ). Hampir semua jaras yang menuju korteks melewati talamus. Sistem tersebut bekerja
secara dua arah. Cerebrum mengirimkan sinyal kepada talamus untuk diregulasi dan talamus
mengirimkan sinyal kembali kepada cerebral cortex untuk dikirim menuju organ - organ lainnya.
Bagian frontal dari cerebral cortex memiliki fungsi yang penting. Lobus frontalis dari
cerebral cortex menerima informasi yang belum dianalisis oleh bagian korteks lain. Bagian ini
juga yang paling pertama menciptakan perintah dari otak menuju kepada ekstremitas tubuh.
Akan tetapi, informasi harus direspons oleh bagian caudate dari basal ganglia supaya hasil
gerakan di ekstremitas bisa teregulasi (Hall, 2017). Selain itu, bagian ini merupakan tempat
berkumpulnya informasi. Informasi - informasi yang masuk akan dibawa ke lobus frontalis dan
digunakan untuk memadukan antara satu informasi dengan informasi yang lain.
2.2 Atensi
Atensi atau fokus merupakan kemampuan individu dalam menyeleksi informasi yang
masuk. Broadbent (1958) menyimpulkan bahwa kapasitas yang terbatas dari sistem saraf
membuat bagian dari sistem saraf perlu menyaring informasi yang masuk . Bagian yang
dikesampingkan merupakan bagian yang tidak penting dan tidak mempunyai kaitan yang kuat
dengan informasi yang sudah diterima. Selain itu, dia juga menilai bahwa sistem saraf dapat
digambarkan seperti channel telekomunikasi. Sistem saraf tersebut hanya memiliki satu
channel telekomunikasi sehingga perlu adanya informasi yang ditahan untuk bisa
menyampaikan informasi. Terdapat fenomena unik, yaitu apabila terdapat dua informasi yang
kontinuum atau bersamaan tetapi berbeda pada lokasi penerimaan misalnya melalui telinga
kanan dan kiri, atensi telinga kanan akan berubah dengan sangat cepat menjadi atensi telinga
kiri, informasi tersebut masih bisa diterima dengan baik.. Percobaan Broadbent (1954)
membuktikan bahwa kemampuan atensi manusia bisa berubah sesuai lokasi informasi yang
masuk. Percobaan ini dikenal sebagai the Split-Span Technique. Pendengar akan diberikan
enam angka secara bersamaan, angka tersebut disusun menjadi pasangan yang berturut -
turut. Di setiap pasangan angka, satu angka akan didengar melalui telinga kanan dan satu
angka lagi didengar melalui telinga kiri. Setelah angka - angka tersebut sudah diperdengarkan
5
kepada pendengar, pendengar diminta untuk menyebutkan angka - angka tersebut.
Menariknya, pendengar berhasil menyebutkan angka - angka tersebut. Pendengar juga
menambahkan bahwa angka - angka yang didengar terlebih dahulu merupakan angka - angka
yang berasal dari telinga kanan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sekalipun manusia menerima
dua atau lebih informasi secara bersamaan, informasi dapat diterima dengan syarat informasi
tersebut sudah diproses secara benar.
Meditasi merupakan teknik yang bisa digunakan untuk melatih atensi atau fokus.
Meditasi dapat menciptakan atensi selektif sehingga kegiatan yang dilakukan bisa lebih efektif
dan efisien. Berdasarkan riset yang dilakukan Moisala (2015) , hasil fMRI orang yang memiliki
atensi selektif tidak tumpang tindih dibandingkan orang yang memiliki atensi terbagi (divided
attention). Disamping itu, penelitian yang dilakukan Rubia (2009) menghasilkan kesimpulan
bahwa meditasi dapat melatih pikiran untuk mengubur hal - hal yang tidak dibutuhkan untuk
memproses informasi saat itu. Dengan demikian, meditasi terbukti bisa meningkatkan kualitas
atensi.
6
III. Metode Penelitian
Keterangan :
O1 : Pretest dengan pengambilan nilai ulangan matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan nilai
skala KIMS
O2 : Posttest dengan pengambilan nilai ulangan matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan nilai
skala KIMS
7
merepresentasikan kemampuan mindfulness (Allen, 2004). KIMS scale yang peneliti gunakan
berisi 39 aitem untuk mengukur tingkat mindfulness pada siswa - siswi.
3.3.1. Variabel
3.3.2. Tahapan
8
3.3.2.2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan berawal dari dimulainya pretest pada saat pertama kali
bertemu. Setelah melakukan pretest, kelompok kontrol akan diberikan waktu
istirahat sementara kelompok eksperimen akan diarahkan ke sebuah ruangan untuk
melaksanakan meditasi. Selanjutnya, kelompok eksperimen dipersilahkan kembali
ke ruang kelas. Aktivitas pelatihan mindfulness akan dilaksanakan setiap hari
Selasa dan Kamis selama tiga minggu dengan durasi 7,5 menit. Mentor yang
bertugas akan kembali lagi pada hari yang telah ditentukan. Di hari Kamis di
minggu ketiga, subjek penelitian akan melaksanakan posttest dengan mengerjakan
skala KIMS
9
V. Daftar Pustaka
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM MERDEKA PADA
PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF HISTORIS
Haarmann, H. J., George, T., Smaliy, A., & Dien, J. (2012). Remote associates test and alpha
brain waves. The Journal of Problem Solving, 4(2), 5.
Newberg, A. B., Wintering, N., Khalsa, D. S., Roggenkamp, H., & Waldman, M. R. (2010).
Meditation effects on cognitive function and cerebral blood flow in subjects with
memory loss: a preliminary study. Journal of Alzheimer's Disease, 20(2), 517-526.
Lazar SW, Kerr CE, Wasserman RH, Gray JR, Greve DN, Treadway MT, McGarvey M,
Quinn BT, Dusek JA, Benson H, Rauch SL, Moore CI, Fischl B (2005) Meditation
experience is associated with increased cortical thickness. Neuroreport 16, 1893-1897.
Erwinsyah, A. (2017). Manajemen kelas dalam meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 87-105.
Li, Y.E., Preissl, S., Hou, X. et al. An atlas of gene regulatory elements in adult mouse
cerebrum. Nature 598, 129–136 (2021). https://doi.org/10.1038/s41586-021-03604-1
Addante, Richard J et al. “BOOSTING BRAIN WAVES IMPROVES MEMORY.” Frontiers
for young minds vol. 9 (2021): 605677. doi:10.3389/frym.2021.605677
Paxinos, G. The Rat Nervous System 4th edn (2015)
Ramsburg, J.T., Youmans, R.J. Meditation in the Higher-Education Classroom: Meditation
Training Improves Student Knowledge Retention during Lectures. Mindfulness 5,
431–441 (2014). https://doi.org/10.1007/s12671-013-0199-5
Helber, C., Zook, N. A., & Immergut, M. (2012). Meditation in higher education: Does it
enhance cognition?. Innovative Higher Education, 37, 349-358.
Styles, E. (2006). The psychology of attention. Psychology Press
Moisala, Mona, et al. "Brain activity during divided and selective attention to auditory and
visual sentence comprehension tasks." Frontiers in Human Neuroscience 9 (2015): 86.
Rubia, Katya. "The neurobiology of meditation and its clinical effectiveness in psychiatric
disorders." Biological psychology 82.1 (2009): 1-11.
Astuti, N. B. (2017). Program intervensi berbasis mindfulness untuk meningkatkan
kesejahteraan psikologis caregiver pasien kanker anak (Tesis tidak dipublikasikan)
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Baer, R. A., Smith, G. T., & Allen, K. B. (2004). Assessment of Mindfulness by Self-Report.
Assessment, 11(3), 191–206. doi:10.1177/1073191104268029 .
Hall, J.E., 2016, Guyton and Hall textbook of medical physiology, 13th edition, Elsevier,
Philadelphia, PA.
10
VI. Lampiran I
Pakta Integritas
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Naufal Laksita
NPM : 130110220115
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin untuk
mewujudkan Pakta Integritas ini.
11
12