Anda di halaman 1dari 62

Sebuah Pertemuan

Rasa Sakit Untuk Sebuah Kebohongan Terlalu Dalam, Perihnya Masih


Terasa Sakitnya Tak Terhingga Dari Mawar Berduri Dan Bunga
Melati Putih, Maka Seburuk Buruknya Kebohongan Adalah
Membohongi Diri Sendiri Dan Membohongi Sebuah Perasaan Dari
Yang Tersembunyi, Waktu Itu Kalender Menyatakan Jum'at 14
Oktober 1994.

Di Situlah Asal Mula Sebuah Kisah Akan Di Tulis Dengan Pena Menari
Di Atas Kertas, Dari Sebuah Kisah Fregi Dan Tiara Yang Memiliki
Kisah Yang Tak Menepi – Nepi Dan Membiarkan Mereka Menjadi Milik
Orang Lain Dalam Sebuah Perasaan Yang Masih Sama

“Cinta Dalam Diamnya Dan Saling Mendiamkan Perasaan Itu”.

Waktu Itu Hujan Sedang Turun Usia Fregi 20 Taun Sedang Bediri
Bawah Lampu Yang Basah, Ketika Itulah Ia Melihat Peri Berlari
Di Guyur Hujan Sambil Menari Di Bawahnya Tanpa Payung, Bernama
Dewi Tiara 17 Taun, Pertama Di Mana Fregi Bertemu Dengan
Dirinya Sembari Berlari Menghampiri Dengan Payungnya Dikira Fregi
Dia Itu Takut Basah Dan Ingin Berteduh, Tetapi Sesampainya
Dengan Membawa Payungnya Dia Berkata :

"Hai Gadis Siapa Namamu, Kamu Kehujanan Ini Payung Untukmu"

Dengan Senyuman Manisnya Tiara Menoleh Pada Fregi

"Saya Sengaja Menari Di Bawahnya Karena Saya Suka Hujan, Dan


Saya Tak Mau Berteduh Di Bawahnya Dengan Payung, Airnya
Mendinginkan Dan Menjernihkan Hati Yang Sedang Terbakar"Kata
Tiara

Terdiam Tanpa Kata Fregi Mendengar Kalimat Itu

“Siapa Nama Kamu Lelaki Yang Berteduh Dengan Payung Karena


Takut Basah"Kata Tiara

1|Hujan Dalam Payung


Sontak Fregi Membuang Payungnya Karena Perkataan Tiara Tersebut
Lalu Berkata

"Saya Fregi, Saya Ingin Tahu Bagai Mana Rasanya Menyukai Hujan
Dan Menari Di Bawahnya, Apa Kamu Tidak Takut Petir Dan
Badainya"Kata Fregi

Tiara Sambil Menari Menikmati Hujan Dengan Wajah Setengah


Menghadap Langit Dalam Keadaan Bibir Tersenyum Berkata

" Yang Perlu Kita Lakukan Hanya Menari Dan Bertasbih Di Dalam
Badai Jika Itu Terjadi"Kata Tiara

Mereka Menikmati Hujan Bersama Sembari Berdoa Di Masing –


Masing Hati Semoga Kebahagiaan Selalu Menyelimuti Di Setiap Diri
Manusia Yang Berzikir Dan Bertasbis Di Dalam Badai, Mereka Tidak
Mengenal Satu Sama Lain, Fregi Juga Masih Bingung Dan Heran
Kenapa Dia Wanita Bernama Tiara Bermain Hujan, Dan Juga Dirinya
Malah Ikut Hujan – Hujanan Bagaikan Anak Kecil.

Hati Mereka Juga Ikut Di Guyur Hujan Didalam Hati Mereka Ada
Sebuah Benih Yang Berasal Dari Langit, Lalu Benih Tersebut Terbawa
Angin Dan Terjatuh Terkubur Di Dasar Hati Sanubari Mereka, Itu
Benih Perasaan Cinta Dan Kasih Sayang Dari Langit Sebagai Tanda
Bahwa Mereka Adalah Manusia Yang Mulai Tumbuh Menjadi Lebih
Dewasa, Ilmuan Menyebut hal Tersebut Dengan Istilah Pubertas
Remaja.

Di Kota Yang Selalu Hujan Mereka Bertemu Di Pagi Hari Pukul 08.21
Di Sebuah Taman Perumahan Asri Madani Di Pinggirnya Jalan Raya
Jalur Utama Penghubung Antar Kota, Seorang Lelaki Bernama Fregi
Yang Sedang Berpejalan Menuju Pulang Bersinggah Berteduh Di Situ
Karena Hujan Sangat Besar, Kemudian Tak Sengaja Dia Bertemu
Seorang Perempuan Bernama Dewi Tiara.

2|Hujan Dalam Payung


3|Hujan Dalam Payung
Motor Vespa Biru / VEBI

Setelah Lama Mereka Berjalan Di Bawah Bersama Hujan, Cahaya


Matahari Mulai Terlihat Seiring Hilangya Air Yang Berjatuhan Dari
Awan, Yang Tersisa Hanya Genang - Genangnya Bersama Itu
Munculnya Pelangi, Fregi Pun Bertanya

"Hendak Pergi Kemana Kau Kuantarkan Kamu Pulang, Hujan Yang Kau
Sukai Telah Tiada Tertinggal Hanya Genangan Air"

Tiara Menjawab "Tidak Usah Terima Kasih Rumah Ku Dekat Tak


Perlu Naik Kendaraan, Saya Banyak Ucap Terimaksih Atas Tawaran
Bantuanya",

Fregi Berkata Kata Lagi "Di Belakang Sana Ada Sebuah Motor Vespa
Berwana Biru Yang Saya Cintai Persis Seperti Baju Yang Kau Pakai
Warnanya, Sama - Sama Kehujanan Dan Basah Hanya Saja Dia Diam
Dan Melihati Saja, Tadinya Aku Hendak Mengantarkanmu Dengan
Motor Itu, Oh Iya Jika Kita Akan Berpisah Tolong Jangan Lupakan
Aku Dan Motorku Yah".

Catatan Buku Harian Fregi :

Aku Yang Tak Pernah Merasakan Apa – Apa Di Dalam Hatiku Setelah
Sekian Lama, Aku Terjatuh Dalam Sebuah Perasaan Yang
Membingungkan, Yang Logika Tak Sampai Apa Yang Terjadi, Bersama
Motor Vespa Biruku Aku Pulang Di Bawah Pelangi Karena Hukum
Pembiasan Alam Setelah Bermain Hujan Dengan Seorang Perempuan
Yang Tak Sengaja Bertemu, Ada Sebuah Perasaan Yang Hadir Diatas
Motorku, Saat Malam Tiba Tarian Di Bawah Hujan, Terus Terbanyang
Bersama Senyuman Seorang Peri Hujan Yang Kulihat, Seakan Tidak
Ada Perpisahan Waktu Itu, Hatiku Berkata Perpisahan Hanya Untuk
Jiwa Dan Hati Yang Tak Saling Mengenal, Apakah Aku Sedang Jatuh
Hati Ataukah Aku Mulai Sedang Akan Jatuh Cinta Yang Pertama
Semasa Hidupku, Hal Yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya.

4|Hujan Dalam Payung


5|Hujan Dalam Payung
VEBI – Ku / Vespa Biru

Sabtu 15 Oktober 1994 Lelaki Itu Pergi Kembali Dengan Vespa Biru
Nyah Ke Tempat Yang Sama Di Mana Pertama Bertemu, Sembari
Mencari Jawaban Dalam Dirinya Ada Sebuah Perasaan Apa Yang
Menyelimutinya.

Di Bawah Langit Yang Berawan Cerah Dia Mencari Tempat Duduk


Sambil Santai Menikmati Secangkir Kopi, Memperhatikan Setiap
Jalan Dan Orang, Dia Berharap Bertemu Lagi, Tapi Dia Tidak Dapati,
Tak Terasa Telah Sore Hari, Ke Esokan Harinyah Masih Sama Apa
Yang Ia Lakukan, Kemudian Tujuh Hari Tak Terasa, Ia Mulai Lelah
Mencari, Di Hari Berikutnya Tidak Lagi Duduk Di Tempat Itu, Ia
Menjalankan Hari Harinya Seperti Biasa.

“Fregi Putus Asa Dan Akan Melupakan Semua Tentang Tiara”

Sabtu 22 Oktober 1994 Fregi Berjalan Dengan Vespa Birunya,


Motornya Mogok Ia Dorong Karena Ingin Pulang Sambil Cari Bengkel
Khusus, Tak Segaja Saat Kelelahan Dan Kehausan Ia Dia Melihat
Toko Minuman Dingin.

Fregi Yang Kelelahan Tidak Fokus Memperhatiakan Orang – Orang


Di Sekitarnya, Dengan Nafas Ter Engah – Engah Dan Keringat Di
Sekujur Tubuh, Dia Memesan Segelas Air Minum Dingin Lalu Pergi
Mencari Tempat Duduk, Di Situ Ramai Hampir Setiap Tempat Sudah
Di Isi, Dari Jauh Dia Melihat Ada Tempat Yang Bisa Diisi Oleh Satu
Orang Lagi, Dia Melihat Di Sana Ada Seseorang Yang Sedang Duduk,
Orang Tersebut Terlihat Dari Pandangan Fregi Bagian Tubuh
Belakangnya Saja, Akhirnya Dia Pergi Kesitu Sembari Berniat Permisi
Kepada Orang Tersebut Untuk Bisa Duduk Di Sebelahnya Kareana
Tempat Yang Lain Yang Di Sediakan Oleh Toko Minuman Tersebut
Sudah Banyak Orang Yang Menempatinya, Lalu Dia Pergi Kesana
Ternyata Kebetulan Yang Dia Lihati Tersebut Yang Terlihat Dari
Pandangan Belakangnya Adalah Dewi Tiara Yang Juga Sedang Minum
Segelas Minuman Dingin.

6|Hujan Dalam Payung


Perjalanan Ku Di Hari Sabtu 22 Oktober 1994 :

Kala Itu Aku Berjalan Bersama Vebi-Ku ( Vespa Biru ) Karena Dia
Sakit, Aku Gandeng Dia Tuk Cari Tempat Yang Bisa Sembuhkan, Di
Tengah Jalan Aku Kehausan, Dibawah Panasnya Matahari, Langit
Seakan Berbicara Padaku Untuk Singgah Di Situ, Seakan Langit Dan
Vebi-Ku Telah Sekongkol Untuk Mempertemukan Dengan Tiara Dalam
Tempat Yang Sama Dan Air Yang Akan Di Minum Sama Pula, Hampir -
Hampir Aku Akan Melupakan Tiara Karena Putus Asa Mencarinya, Di
Ke Dua Kali Aku Melihat Dia, Tetap Sama Laksana Peri Yang Turun
Dari Kayangan, Lalu Kehilangan Selendang Terbangnya, Tatapanya
Mendamaikan Hati Dan Perkataannya Menenangkan Pikiran, Di
Tambah Senyumanyah Maka Sempurnalah Kebahagiaan Ku Di Hari Itu
Hilanglah Rasa Lelahku.

Aku Bertemu Tiara Lagi, Banyak Bercerita Yang Di Keluarkan


Padanya, Salah Satunyah Aku Bilang Satu Minggu Ku Cari Dirinya Di
Tempat Pertama Aku Bertemu Denganyah Di Bawah Hujan, Ku
Sampaiakan Padanya, Tak Mengapa Berjalan Di Bawah Hujan
Bersamamu Waktu Itu, Hal Tersebut Membuat Hatiku Senang, Hari
Berikutnya Ku Cari Dirimu Di Tempat Itu Jam Sembilan Pagi Sampai
Jam Tiga Sore Tak Kudapati Ku Melihatmu, Dia Tersenyum Saja
Tanpa Kata, Waktu Berlalu Tak Terasa Kita Akan Berpisah Lagi, Dia
Diam Saja Tak Bertanya Apa – Apa, Sebetulnya Ku Ingin Sekali Antar
Dia Dengan Vebi-Ku, Tapi Motor Ku Sedang Mogok, Ku Antarkan Dia
Sapai Depan Jalan Raya Sambil Menunggu Mobil Angkutan Umum,
Kemudian Saat Hendak Berpisah Di Depan Pintu Mobil Angkutan Dia
Menoleh Ke Arahku Lalu Dia Berkata, Fregi Sebetulnya Aku Juga
Menuggumu Di Hari Di Mana Kamu Menunggu, Di Tempat Yang
Sama, hanya Saja Aku Duduk Dari Jam Pagi Sampai Jam Delapan Di
Situ, Karena Di Jam Sembilan Paginya Aku Sedang Sekolah Sampai
Jam Empat Sore, Sesampainya Aku Pulang Aku Pun Duduk Sejenak
Juga Di Tempat Kamu Duduk Itu, Aku Pun Tersenyum Bahagia, Dia
Sempat Bercerita Di Tempat Minuman Itu Bahwa Akan Pindah Selah

7|Hujan Dalam Payung


Keluar Kota Selagi Masih Baru Satu Bulan Naik Ke Kelas Tiga SMA,
Aku Tak Tau Kenapa Di Akan Pindah, Lupa Bertanya Waktu Itu, Juga
Kami Berjanji Satu Sama Lain Bahwa Kami Tidak Akan Melupakan,
Akan Terus Mengingat, Dan Bila Bertemu Kembali Di Ruang Yang Bisa
Kita Bersama Bersahabat Dengan Baik Maka Jangan Menyia Nyiakan
Hal Tersebut.

Setelah Kejadian Itu Di Toko Minuman Dingin Aku Lama Sekali Tak
Bertemu Dengan Tiara.

Catatan Buku Harian Tiara

Sabtu 22 Oktober 1994 Aku Bertemu Bertemu Lagi Dengan Fregi


Pemuda Yang Mau Bermain Hujan Denganku Waktu Itu, Waktu
Dimana Aku Sedang Bertengkar Dengan Ayahku Karena Hendak
Menjodohkanku Dengan Mahasiswa Semester Enam Jurusan
kedokteran, Anak Dari Seorang Kolomerat Kaya Raya Berdarahkan
Jepang – Indonesia Setelah Aku Lulus Sekolah SMA, Ketika Itu Yang
Kufikirkan Hanya Satu Bisakah Kalau Soal Pasangan Aku Memilih
Dengan Siapa Semestinya Diri Ini, Aku Tidak Pernah Betemu Dengan
Orang Itu, Tak Mau Aku Di Jodohkan, Hari Itu Aku Keluar Dari
Rumah Untuk Menghindari Pertemuan Dengan Lelaki Yang Akan Di
Jodohkan Denganku, Aku Pergi Keluar Saat Itu Hujan Sambil Ber
Jalan Kaki Dan Berdoa, Disitulah Di Mana Aku Bertemu Dengan Nya
Sambil Membawa Payung Untuku, Dia Ingin Memanyungiku Dari
Hujan, Lalu Dia Juga Rela Berhujan Bersama Ku, Dalam Sedihku Yang
Dia Tak Ketahui, Lalu Setelah Itu Pelangi Muncul, Begitu Keindahan,
Kutelah Kepedihanku Yang Tersembunyi Bersamanya Dalam Sebuah
Kesederhanan, Motornya Di Beri Nama Vebi, Kenapa Aku Menulis
Tentangnya Di Buku Diari Ku Ini ?, Seharusnya Aku Biasa Saja,
Apakah Aku Sedang Jatuh Cinta Padanya, Padahal Banyak Lelaki Yang
Juga Ada Di Setiap Hari Jalan Cerita Hidupku, Dia Terlihat Berbeda
Dari Laki – Laki Yang Lain Dia Unik Dan Baik, Aku Tidak Tau Akan
Bertemu Denganya Lagi Atau Tidak, Jujur Aku Belum Pernah Ada
Perasaan Seperti Ini, Mungkin Ini Rasa Yang Di Sebut Jatuh Cinta
8|Hujan Dalam Payung
Yang Pertama Dalam Hidupku, Mungkin Aku Akan Mampu Memendam
Perasaan Ini Seumur Hidupku, Kenapa Ini Hadir Dalam Diriku
Kepadanaya Dalam Keadaan Kemungkinan Besar Tidak Bertemu Lagi,
Pasti Akan Berat Mencintai Dalam Diam Itu, Aku Tak Percaya Aku
Jatuh Cinta Pertama Kali Dalam Hidupku Kepada Seorang Pemuda
Bernama Fregi Dengan Motor Vespa Birunya Itu.

“ Akhir Dari Sebuah Taqdir Pertemuan Yang Pertama “

Dari Sebuah Pertemuan Di Bawah Hujan, Hati Mereka Di Guyur Air


Dari Langit Yang Menyirami Benih – Benih Perasaan Yang Terbawa
Terbang Oleh Angin Melayang – Layang, Kisah Yang Di lihat Oleh
Saksi Bisunya Motor Berkaleng Itali Vespa Biru Bercampurkan Oli
Samping, Dari Cerita Pertemuan Bab Pertama.

Orang Tepat Akan Membuat Jatuh Cinta Pada Diri Sendiri Lebih
Dahulu, Sebuah Cerita Pertama Di Musim Penghujan, Tak Ada Hujan
Yang Lebih Bijak Di Bulan Itu, Jejak – Jejak Awal Yang Takan
Telupankan Di Biarkan Agar Tak Terucap Karena Di Sekap Gerimis,
Kepada Nya Yang Telah Pergi Di Titipkan Genang - Genang Rindu, Di
Setiap Malam Ada Nama Yang Mereka Sebut, Kisah Lalayaknya
Menyalakan Lilin Di Tengah Malam Hujan Deras, Apinya Akan Mati
Oleh Air Dari Langit Atau Karena Sumbunya Yang Habis Karena
Lelehan Lilin Yang Tak Kuat Menahan Dari Sebuah Taqdir.

Di Hadapannya Sebuah Rasa Sakit Yang Tak Terhingga Dari Sebuah


Kebohongan Diri Kepada Hati Yang Bersembunyi Ada Sebuah Cinta
Dalam Diri Mereka, Lalu Membiarkan Mereka Bersama Orang Lain
Dalam Sebuah Perasaan Yang Masih Sama, Mereka Melukai Diri
Mereka Sendiri Selama Nafas Masih Berhembus Selama Itu Rasa
Sakit Dari Kebohongan Akan Menyertainya.

“Kita Tidak Akan Tau Kita Akan Menepi Kemana Dan Tempat Berdiam
Untuk Selamanya“

9|Hujan Dalam Payung


10 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Sebuah Drama Cinta

Bingkai Fregi Dalam Puisi

Kita Tidak Akan Tau Kita Akan Menepi Kemana Dan Tempat Berdiam
Untuk Selamanya, Kadang Yang Di Anggap Tempat Terakhirpum
Dengan Keyakinan Tinggi Pada Akhirnya Adalah Persingahan, Aku
Takut Melupakan Dan Hilang Dari Dewiku Tiara, Selama Nafasku
Masih Berhembus, Selama Darahku Masih Mengalir, Takan Pernah
Kulupa, Takan Pernah Lupa, Kulupa.

Ber-Doa Adalah Caraku Melepas Rindu Dan Aku Telah Memilihmu


Untuk Diriku, Aku Ingin Ingin Menulis Kisah Denganmu, Engkau
Adalah Penaku, Kasihsayangku Adalah Kertasnya, Hari Ini Musim
Hujan Di Sini, Maka Setiap Tetesanya Yang Kulihat Dirimu.

Sabtu 14 Oktober 1995 Usia Fregi Ke Duapuluh Satu Taun, Kurang


Dari Setahun Mereka Tidak Saling Bertemu Lagi, Terakhir Berbicara
Fregi Dan Tiara Di Toko Minuman 22 Oktober 1994, Di Usianya Fregi
Di Oktober 1995 Itu, Ia Bermpi Bertemu Tiara Dalam Sebuah
Panggung Drama Cerita Putri Senderela Yang Meninggalkan Pageran
Kataknyah Dan Juga Biadadari Yang Mandi Di Sungai Lalu kehilangan
Selendang Terbangnya, Bidadari Yang Bertemu Lutung Kasarung
Seorang Pageran Tampan Kaya Raya Baik Hati Yang Terkutuk.

Dalam Hati Mereka Ada Seseorang Yang Kehadirnyah Membuat


Kebahagiaan Menjadi Lengkap, Maka Jagalah Setiap Cinta Untuk Diri
Dan Persatukan Selamanya.

Sebuah Perasaan Yang Sama Akan Selalu Terhubung Oleh Indera


Yang Tak Terlihat, Mereka Akan Merindukan Satu Sama Lain Tanpa
Mereka Ketahui, Sebuah Rindu Dalam Diam Yang Tak Mungkin
Terucap Atau Di Ucapkkan Sebelum Mereka Melangkah Berjalan
Bersama Lebih Banyak Beberapa Langkah Lagi.

11 | H u j a n D a l a m P a y u n g
12 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Pertemuan Pertemuan Adalah Takdir

“Jangan Pernah Hilang Dari Hatiku Karena Aku Takut Dengan Diri
Sendiri”

Jum’at 16 Febuari 1996 Fregi Menjadi Mahasiswa Dari Unversitas


Suryadinata Semester Dua Jurusan Sastra, Di Taun 1994 Ia
Bertemu Dengan Tiara Anak SMA Kelas Tiga Yang Kini Entah Di Mana
Dan Apa Yang Terjadi, Lalu Kemudian Masih Di Bawah Langit Yang
Sama Ada Sebuah Rasa Yang Sama Di Kota Yang Selalu Turun Hujan,
Disitu Banyak Orang – Membohongi Diri Dari Sebuah Hati Yang Sama.

Sebuah Cerita Awal Taqdir Akan Pertemuan Yang Melahirkan Cinta,


Ketahuilah Salah Satu Yang Membahagiakan Hidup Itu Adalah
Datangnya Cinta Kasih Dan Salah Satunya Pula Yang Mendatangkan
Rasa Sakit Yang Tak Terhingga Masih Juga Tentang Itu, Dari Sebuah
Cerita Bab Kedua Yang Saya Tulis Dengan Tema Drama Cinta Yang
Lahir Dari Sebuah Pertemuan – Pertemuan Bukan Karena Di Sengaja,
Tapi Karena Taqdir Yang Telah Tergambar Di Garis Tangan, Sebuah
Pertanyaan Mengapa Meski Berjumpa Kalau Ada Akhirnya Harus
Terpisah ?

Ini Lah Kisah Sebuah Hujan Yang Turun Dari Dalam Payung
@ HujanDalamPayung, Taqdir Akan Pertemuan Itu Beraneka Ragam,
Ada Yang Hanya Bertemu Sekejap, Ada Yang Hanya Beberapa Hari,
Ada Yang Beberapa Tahun, Ada Yang Semasa Hidup Dan Ada Juga
Yang Tidak Akan Bertemu Sama Sekali, Dia Hanya Akan Tau Dari
Cerita Orang – Orang Di Sekitarnya, Itulah Taqdir Yang Tergambar
Pada Manusia Yang Berbeda Beda.

13 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Waktu Itu Penerimaan Mahasiswa Baru, Seperti halnya Kampus
Kampus Ada Umumnya Ada Yang Di Sebut Orientasi Studi dan
Pengenalan Kampus ( Ospek ) Fregi Menjadi Salah Satu Panitia.

Hari Itu Fregi Telat Di Hari Pertama Kegiatan Tersebut, Situasi Di


Kampus Para Mahasiswa Baru Sedang Di Bariskan Oleh Panitia Guna
Mengecek Barang – Barang Yang Di Wajibkan Di Bawa, Seperti Papan
Nama Dari Kardus Tuk Di Gantung Di Leher, Namun Ada Tujuh Yang
Tidak Mengenakanyah, Mereka Yang Tidak Bawa Di Pisahkan Kemudia
Panitia Khusus Yang Menangani Masalah Tersebut Dengan Nada Keras
Berkata

“ Kalian Kenapa Tidak Bawa, Saya Jadi Tidak Tau Siapa Nama Kalian
Dan Tidak Kenal Dengan Kalian, Siapa Nama Kalian ?”Ungkap Ketua
Panitia

Semua Terdiam Ketakutan Karena Merasa Salah, Fregi Datang


Terlambat Karena Memperbaiki Motor Mogoknya Di Tengah
Perjalanan, Saat Ia Tiba Ketua Panitia Bilang

“Fregi Kamu Telat Ya Pasti Gara – Gara motormu, Sudah Sana Tuh
Maha Siswa Baru Di Di Lapangan Sana Yang Tidak Bawa Papan Nama
Bantu Urus Tuh, Kasih Hukuman Apa Ke”

Fregi Pergi Berlari Membawa Toa Mini Ke Lapangan, Lalu Berdiri Di


Belakang Saf Barisan Mahasiswa Baru Tersebut, Sambil Langsung
Teriak Dengan Toa Nya

“Hei – Hei Kalian Maha Siswa Baru Mau Jadi Apa Kalian Bisa Bisanya
Lupa Di Hari Pertama Ini Lupa Akan Sesuatu, Kalian Ini Sekarang
Maha Siswa, Rusak Masa Depan Negara Ini Kalau Kalian Tidak
Tertib”Ujar Teriaknyah

Sambil Berjalan Ia Dari Belakang Mendekati Saf Ke Salah Satu


Mahasiswa Baru Tersebut, Saat Tepat Dekat Di Belakang Kepala
Salah Satu Mahasiswa Baru Tersebut Dengan Toa Mininya Di Berkata

14 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Hei Kamu Siapa Nama Mu, Kenapa Tidak Bawa Papan Nama, Lihat
Wajah Saya Sini Kebelakang Dan Jawab Dengan Tegas”Kata Fregi

Mahasiswa Baru Tersebut Dengan Rasa Takut Keringat Dingin Sambil


Memejamkan Mata Menghadap Fregi Di Belangknya Sambil Berkata
“Na.. Ma.. Saya... “

Belum Selesai Menjawab Fregi Langsung Bilang Dengan Nada Halus


Dan Sedikit Kaget

“Namamu Dewi Tiara Kan ?”

Maha Siswa Baru Tersebut Sambil Membuka Matanya Pelan – Pelan


Berkata

Kok Tau Nama Saya Ka ?” ujar Tiara

Lalu Tiba Tiba Dua - Dua Nya Terdiam Tanpa Kata Hanya Saling
Melihati Satu Sama Lain.

Itulah Sebuah Kisah Dari Pertemuan Kedua, Di Pertemukan Oleh


Arah Angin Yang Telah Di Tentukan Oleh Taqdir Mereka Masing –
Masing, Masih Dalam Hati Yang Sama, Perasaan Hati Yang Di Jaga
Lagi Terjaga Karena Di Sekap Hujan, Karena Mereka Saling
Mendoakan Satu Sama Lain Di Kala Jauh, Lalu Di Atara Pertemuan
Mereka Ada Sebuah Janji Yang Harus Di Tepati.

“Dan Bila Bertemu Kembali Di Ruang Yang Bisa Kita Bersama


Bersahabat Dengan Baik Maka Jangan Menyia - Nyiakan Hal
Tersebut”

Tak Ada Perpisahan Bagi Jiwa Yang Saling Mencinta Dalam Doa,
Perpisahan, Mereka Disakiti Oleh Rindu, Di Obati Oleh Kabar,
Di Bahagiakan Oleh Pertemuan.

Di Kuil – Kuil Luapan Rasa Kata – Kata Yang Terucap Mereka Sama,
Kata - Kata Mereka Menaiki Sebuah Lentera Dan Berlabuh Di Pulau
Yang Sama.
15 | H u j a n D a l a m P a y u n g
16 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Drama Cinta – Gambar Pena Taqdir

“Jangan Kau Ber’doa Membujuk Tuhan Untuk Meminta Hatiku Kalau


Pada Akhirnya Kau Mendiamkan Daku, Karena Yang Akan Terluka Kita
Berdua Dalam Luapan Yang Tak Menepi – Nepi Lalu Membiarkan Kita
Menjadi Milik Orang Lain Dalam Sebuah Perasaan Yang Masih Sama
Cinta Yang Bersemayam Dalam Dirimu Dan Aku”

Terakhir Fregi Bertemu Dengan Tiara Di Toko Minuman Itu Dengan


Sekanario Taqdir Motor Vespa Birunya Mogok, Lalu Setelah Nya
Fregi Berkuliah Di Kota Yang Selalu Turun Hujan, Kisahnya Cerita
Taqdir Yang Kembali Memisahkan Mereka Setelah Sebuah Pertemuan
Dan Drama Sebuah Pencahariannyah, Satu Taun Lebih Berlalu, Setiap
Do’a Di Panjatkan Setiap Malam, Siang, Panas, Hujan, Senang, Sedih,
Suka Dan Duka Untuk Sebuah Cinta Kepada Sang Dewinya Hujannyah.

Di Antar Langit Tanpa Bintang, Di Sela – Sela Matahari Yang Masih


Malu Dan Sedikit Bersembunyi Untuk Tebit, Di Antara Dedaunan Dan
Embun Pagi, Ada Sebuah Rindu Hanya Untuk Seorang Bernama
Dewi Tiara, Dulu Cinta Dalam Hatinya Itu Sedang Sekolah SMA Kelas
Tiga, Namun Itu Satu Tahun Yang Lalu, Tak Di Sangka Garis – Garis
Cerita Yang Di Buat Tuhan Tentang Mereka Telah Mempertemukan
Kembali Di Kota Yang Sama Dan Di Tempat Yang Sama, Sebuah
Kampus Bernama Universitas Suryadinata Dengan Jalan Cerita
Pertemuan Si Mahasiswa Semester Dua Dan Si Mahasiswa Baru
Dalam Bingkai Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus ( Ospek )

Mencintai Mudah, Datangnya Kadang Tanpa Permisi, Tiba – Tiba Saja


Duduk Bersemayam Di Dalam Hati, Lalu Tertidur Berselimut Rindu
Tak Mau Pergi, Yang Teramat Sulitnyah Adalah Bagai Mana Ketika Ia
Datang Agar Tidak Untuk Menyakiti Diri Sendiri, Di Paksa Pergi
Malah Akan Meningalkan Luka Di Dalam Hati Sanubari, Semoga Kita
Semua Di Golongkan Sebagai Orang – Orang Yang Kuat Dan Sabar,

17 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Tuhan Yang Maha Esa Tau Mana Yang Terbaik Untuk Setiap Jalan
Hidup Manusia.

18 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Catatan Fregi Jum’at 16 Febuari 1996

Aku Bertemu Kembali Dengan Dewiku Yang Berubah Menjadi Bidadari


Dengan Empat Sayap, Di Antara Sayap – Sayapnya.

Kepakan Kanan Atas Itu Penawar Rindu, Yang Kiri Atasnya Kepakan
Membawa Kasih Sayang, Kanan Bawahnya Kepakan Cinta Yang
Tersembunyi, Sayap Yang Kiri Bawah Bersembunyi Tak Mau Mekar
Aku Tak Tau Kenapa, Vespa Biru ( Vebi ) – Ku Berkata Itu Yang
Sersembunyi Adalah Kepakan Luka Yang Akan Terjadi Karena Sayap
Kanan Bawah Cintanya Selamanya Di Biarkan Hanya Tersembunyi, Lalu
Tat Kala Dia Terbang Dengan Empat Sayapnya Itu Menghapiri Mu
Maka Rindu, Kasih Sayang, Cinta Yang Tersembunyi Dan Luka Akan
Terjadi Kepadanya Dan Yang Di Hapirinya, Tapi Aku Tidak
Memperdulikan Perkataan Vebi – Ku Waktu Itu.

Sejak Bertemu Dengan Nya Tiara, Dia Datang Atas Oleh Angin
Taqdir Sebagai Mahasiswa Baru, Satu Gedung Kuliah, Lalu Hari – Hari
Ku Selalu Bersamanya, Ku Antarkan Dia Hampir Tiap Pulang Sekolah
Dan Berangkat, Bersama Vespa Biru ( Vebi ) – Ku, Kami Makin Akrab
Dan Banyak Bercerita, Juga Diskusi Di Mulai Dari Hal Serius Mata
Pelajaran Sampai Hal – Hal Yang Tak Berguna, Kami Sering Tertawa
Bersama - Sama, Ketika Aku Ingat Tak Jarang Vebi – Ku Mogok Saat
Bareng Bersama Nya Berangkat Atau Pulang, Laksana Cerita
Di Film – Film Aku Dorong Motor Mogok Ku Di Sampingnya Ada
Dia Ikut Berjalan, Kadang Saat Jalan Datar Ku Suruh Ia Naik Di
Motor Mogok Itu Lalu Aku Dorong, Kata Orang – Orang Pedangan
Asongan Yang Kami Lewati Kalian Itu Anak Muda Yang Romantis, Kami
Jawab Saja Karena Malu Kita Ini Adik Kaka, Dua Tahun Lebih Kami
Seperti Itu, Banyak Yang Terjadi Bersama, Cerita Anak Mahasiswa
Universitas Suryadinata, Sama – Sama Jurusan Sastra Beda
Semester, Kadang Kadang Saat Jalan Bersama Diantara Mogoknya
Motor Ku, Di Sela Sela Berjalan Dengan Lelahnya Mendorong Kami
Sering Membuat Sair Bersama, Banyak Sekali Hal – Hal Yang Kami
Alami Kala Itu.
19 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Minggu 14 Oktober 1996

“Terima Kasih Untuk Telah Hadir Dalam Kehidupan Ini, Engkau


Adalah Orang Yang Takan Pernah Aku Lupakan Selama Nafas Masih
Berhembus, Akan Ku Ingat Engkau Di Setiap Sejuknya Senja
Bersama Daun - Daun Yang Berguguran”

Memasuki Kuliah Semester Enam, Usia Fregi Memasuki Dua Puluh Dua
Taun, Di Taun Dan Hari Yang Sama, Kelasnya Kedatangan Murid Baru
Berdarahkan Rusia - Indonesia Bernama Marsya Dengan Nama Yang
Sering Di Panggil Oleh Teman Kelasnya Pada Akhirnya Di Sebut Caca,
Anak Darah Rusia – Indo Berdatangan Ke Setiap Kampus Itu Dengan
Mobil Mazda Astina 323 Nya, Fregi Juga Sejak Awal Dia Berkuliah
Dia Aktif Sekali Di Organisasi Ke Mahasiswa Internal Maupun
Ekternal, Di Taun Ini Juga Dia Menjadi Salah Satu Ketua Organisasi
Mahasiswa Ekternal Di Kota Hujan Tersebut, Sebuah Organisasi
Yang Memobilisasi Masa Sangat Besar Sekali Secara Nasional Dan
Kepentingan Reformasi Di Era Yang Katanya Presiden Diktator Dan
Korup, Sebuah Organisasi Mahasiswa Untuk Demokrasi, Tak Jarang
Fregi Di Cari Aparat Di Tangkap Di Tahan Karena Ulah Indelismenya,
Kawan – Kawan Nya Menyebut Dia Aktivis Demokrasi, Upaya
Mengulingkan Kepemimpinan Pusat Pemerintah Adalah Fikir Yang Ia
Lakukan Bersama Rekan – Rekanya Secara Nasional Maupun Lokal,
Aksi Besar - Bersaran Hampir Tiap Harinya Terjadi Di Mana - Mana
Oleh Gerakan Mahasiswa, Dia Fregi Menjadi Motor Utama Pemipin
Dalang Di Balik Mobilisasi Masa Mahasiswa Di Kota Hujan Tersebut.

Caca Wanita Yang Baik Hati Dan Penuh Perhatian Pada Fregi Teman
Sekelasnya, Diantar Wewangian Mawar Berduri Telah Terbawa Angin
Dan Terjatuh Spucuk Bunga Melati Di Antara Pot Setangkai Mawar
Merah Berduri Itu.

20 | H u j a n D a l a m P a y u n g
21 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Berapa Lama Aku Di Penjara Oleh Tidur Pulas, Di Malam Ada Hujan
Di Mimpi, Setiap Saat Ada Pesan Dari Tuhan, Keheningan Aku
Mendengarkan Cerita Mu, Sesungguhnya Pencinta Tak Mengiginkan
Kebebasan, Dia Terpesona Dengan Amarahku Dan Juga Kelembutan
Begitupun Juga Aku Kepada Nyah, Manusia Takan Bisa Bersarang
Pada Kebahagiaan Sejati Sebelum Mendapatkan Cinta Yang Hakiki.

Semua Ingin Ku Ceritakan Pada Kisah Hidupku, Dalam Tengelamnya


Suaraku, Hari Ini Nampak Hujan Seperti Hari Hari Kemarin, Bukan
Oleh Hujan Ini, Kau Sungguh Mahal Dan Di Cinta Di Bandingkan Bumi
Ini, Kecilkan Lah Cintamu Niscaya Kau Akan Tubuh Besar Dari Pada
Bumi Yang Kau Pijak, Doaku Sepanjang Hari Untuk Mu.

Aku Sering Melihat Senyumanyah Yang Menghanyutkan Dalam


Kebahagiaanku, Hari Ini Dia Ulang Tahun Ke Duapuluh Dua, Ia Dia
Lelaki Bernama Fregi.
Tiara 14 Oktober 1996

Pohon Pinus Di Kaki Gunung Salak Bermandikan Air Terjun Berjulukan


Curug Seribu, Fregi Dan Tiara Bertemu, Dewinya Memberikan
Kejutan Berupa Hadiah Bunga Nawar Merah Dan Jam Tangan Vintage
Wings, Mereka Memulai Kebersamaan Di Hari Itu Sejak Pagi Sampai
Sore Hari, Tiara Berkata Di Hari Itu

“Fregi Tau Tidak Sebuah Sair Yang Pernah Di Katakan Seorang


Penyair Timur Tengah Dia Pernah Bilang Seperti Ini, Seorang
Manusia Tidak Akan Pernah Sampai Kepada Langit Jika Tidak Ada
Cinta, Jangan Pernah Pergi Kemana Cinta Itu Membawamu, Tapi
Bawalah Cinta Kemana Kamu Pergi, Perempuan Mungkin Akan Mampu
Menyembunyikan Perasaannyah Seumur Hidupnya Tapi Dia Takan
Mampu Menahan Rasa Sakitnya, Fregi Ketahuilah Akhir - Akhir Ini
Aku Banyak Ber Doa Membujuk Tuhan Untuk Meminta Hati
Seseorang, Dan Agar Dia Bisa Bahagia Di Manapun, Bersama
Siapapun”Kata Tiara
22 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hari Itu Pukul 15.30 Mereka Pulang Bersama Motor Vespa Birunya,
Mereka Di Guyur Hujan Sepanjang Perjalanan Fregi Berkata Kepada
Tiara

”Seorang Yang Terbiasa Tekena Badai Maka Tidak Akan Terpengaruh


Di Landa Gerimis”

Tawa Dan Senyum Bersama Mereka Di Bawah Hujan Hal Yang Akan
Selalu Mereka Ingat Selamanya.

Mereka Bersama Dengan Baik, Di Atara Malam Yang Penuh Bintang


Yang Bersinar, Ada Satu Sinar Lagi Yang Teramat Terang Bagi
Mereka, Itu Adalah Kebersamaan Kisah Cerita Yang Mereka Buat
Masing - Masing Di Buku Diari Di Malam Hari.

Taun - Taun Mereka Lewati Serti Itu, Sajak Yang Mereka Tulis
Di Setiap Malamnya Berwangikan Mawar Merah Harum, Begitu
Harumnya Di Setiap Tidur Mereka Menjadikan Nyenyak Dalam
Sebuah Tidur Dalam Mimpi Yang Sama, Mereka Juga Lupa Bawa Di
Dalam Mimpi Ada Juga Hujan.

Dalam Hujan Di Mimpi Mereka Lupakan Hujan Mereka Dengan


Payungya Dan Tarianya, Padahal Hujan Selalu Turun Di Kota Itu.

Langit – Langit Terus Menua Di Atas Langit Ada Ruang Yang Hampa,
Hujan Kadang Tertahan Sepi Dan Mimpi, Jangan Biarkan Hati Yang
Bernyanyi Berhenti, Aku Igin Di Sini Bersamamu Sejukan Jiwa Basuh
Derita Kita Tentang Dunia Dengan Cinta Kita, Takan Habis Kata –
Kata Ku Untukmu, Aku Bahagia Karenamu, Nyaman Bersamamu,
Jangan Kita Berniat Pergi Satu Sama Lain, Kita Buat Kisah Bersama
Pelita, Ku Ingin Wujudkan Mimpi Semunya Menjadi Nyata
Bersamamu, Malam Ini Hujan, Ku Tulis Kata – Kata Ini Untukmu,
Kusimpan Rapi Di Sepertiga Malam Dan Kutitipkan Pada Langit Bahwa
Sampaikan Lah Kalau Kita Ingin Selalu Bersama Dan Tak Mau
Berpisah Atau Terpisah Selamanya.

23 | H u j a n D a l a m P a y u n g
24 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Si Pencuri Hati

Setiap Pertemuan Adalah Kabar Dari Sebuah Rasa Rindu Dari Rasa
Yang Datang Tak Mengabari, Yang Tiba – Tiba Datang, Bilang Pada
Papa Mama Mu Mereka Pun Pernah Muda Biarkan Kita Sekarang,
Tentunya Dengan Batas, Hati Ini Sulit Terbagi – bagi Untuk Sebuah
Kasih Sayang, Tak Mau Lagi Mengenal Untuk Yang Lain.

Rabu 13 mei 1998 Di Depan Istana Negara Di Balik Mobilisasi Masa


Fregi Dan Tiara Berada Dalam Jalan, Sebuah Gaungan Kata Refolusi
Bergema Suara Mahasiswa, Istana Negara Di Kepung Tiga Ratus Ribu
Orang – Orang.

Waktu Menunjukan 14.47 Fregi Dan Tiara Berada Di Brigade Masa


Barisan Pertama, Aparat Pengaman Sudah Memberikan Lonceng
Peringatan Untuk Membubarkan Diri, Semua Nolak, Tembakan Gas
Air Mata Berjatuhan, Mereka Tidak Mudur Malah Berbalik Melawan,
Peluru Karet Pun Di Keluarkan, Di Tembak Dengan Jarak Yang Dekat,
Kala Itu Keos Besar Banyak Korban Berjatuhan, Hal Itu Malah
Menguatkan Mental Mereka Tuk Berbalik Melawan.

19.55 Masih Terjadi Kericuhan Demonstan Dan Pengaman, Semakin


Mengerikan, Mobil Di Bakar Asap Tebal, Gelap Gulita, Hanya Cahaya
Lampu Jalan Yang Menerangi, Fergi Bersama Tiara Masih Di Sana
Melawan, Di Jalan Raya Itu Mereka Yang Sempat Terpukul Mundur
Lalu Berserakan Dan Berhamburan, Suara Tembakan Dor Sini, Dor
Sana, Fregi Pengan Erat Tangan Tiara Dalam Kericuhan Tersebut
Sambil Berlalari, Di Antara Tebalnya Asap Dan Sesaknya Nafas
Demonstran Masih Melawan, Dalam Genggaman Tangan Fregi
Tiba – Tiba Terdengar Keras Suara Senapan “Dor”,.

Tiara Tertebak Peluru Karet Di Perut, Fregi Panik, Memgedong Tiara


Mencari Ambulan, Pukul 11.38 Dirumah Sakit Tiara Tak Sadarkan
Diri, Ia Diarawat Di Rumah Sakit Ruang ICU.

25 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Kamis 14 Mei 1998 Di Rumah Sakit Fregi Menunggu Tiara Bersama
Teman Temanyah, Di Antara Pintu Masuk Kamar Rawat Datang Dua
Orang Berdiri Melihati Dari Kejauhan, Saat Di Depan Pintu Tiba
Fregi Di Tampar Berkali – Kali Sampai Terjatuh, Dia Ayahnya Tiara,
Dia Bilang

“Kau Yang Sudah Membuat Anakku Seperti Ini, Seharusnya Kamu


Jangan Libatkan Anak Saya Dalam Hal Seperti Ini, Kau Jangan
Dekati Anaku Lagi”

Dengan Nada Keras, Fregi Di Usir Dan Tak Boleh Menjenguk Tiara.

Jum’at 15 Mei 1998 Kerusuhan Menjadi Jadi, Penjarahan,


Pembakaran, Situasi Kacau, Akibat Dari Krisis Ekonomi Dan Moneter,
Kacau Balau.

Dari Sebuah Hati Yang Takaruan, Fregi Menyaksikan Tiara Terbaring


Di Rumah Sakit, Rekan – Renkanya Banyak Yang Terluka Pula, Ada
Yang Di Tangkap, Sang Pemimpin Demokrasi Kota Hujan Itu Bukan
Hanya Fisiknya Yang Terluka Berdarah – Darah Tapi Hati Dan
Fikiranya Juga.

Kamis 21 Mei 1998 Mahasiswa Menyelimuti Jalanan Berhari – Hari


Bertahan Melakukan Aksi, Di Hari Itu Juga Teriakan Sukur
Mahasiswa Bergema, Seakan Perjuangan Dan Pegorbanan Mereka
Terbayarkan, Apa Yang Mereka Suarakan Tercapai, Presiden Mundur
Dari Jabatanyah, Revolusi Mahasiswa Berhasil.

“Begitu Indah Pandanganmu Terhadap Sebuah Kisah Kasih Sayang


Yang Di Tulis Bersama, Semoga Yang Di Tulis Menjadikan
Kebahagiaan Sepanjang Waktu Ketika Membacanya, Dalam Teduh
Tatapanmu, Aku Ikut Terdamai Jiwa Ini Bersama Gerimis Dan Air
Hujan Yang Lebat, Dan Aku Hanya Seorang Penulis Sair Dari
Setangkai Bunga Di Bawah Air Yang Turun Dari Langit , Dari Bait -
Bait Yang Terbawa Agin Dengan Pena Ini Ku Ikat Dalam Kertas Agar
Tak Pergi Kemana Mana Sajak Ku Untukmu”

26 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregi 25 Mei 1998

27 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Lelaki Yang Menghitung Hujan

Kepadamu Seorang Bernama Fregi, Aku Mencoba Memahami Cukup


Lama, Apa Kabar Dengan Sajakmu Di Pagi Hari, Apakah Tulisan Cerita
Yang Kau Buat Sudah Selesai, Aku Ingin Naik Motor Vespa Mu Lagi
Di Pagi Dan Sore Hari, Saat Itu Aku Merasa Bahagia, Kita Terlahir
Untuk Menuliskan Kisah Dengan Cara Hidup, wahai Lelaki Dengan
Wangi Bensin Bercampurkan Oli Samping Kaleng Itali, Kunikmati
Sunyi Ini Sendiri, Lalu Malam Mulai Berbicara Karena Aku Tidak Bisa
Menolak Ajaknyah, Aku Tidak Ingin Kita Semua Menjadi Pembohong
Untuk Diri Kita Sendiri, Membohongi Dari Hujan Rindu, Kasih Sayang,
Dan Cinta, Kita telah Sampai Di Tujuh Petala Kasih Dan Sebetulnya
Aku Ingin Berkata – Kata Tentang Itu.

Aku Agak Sedikit Mengitipmu Dari Jendela Rumah, Kau Duduk Di


Sana Di Depan Badai, Kau Melihati Hujan Dan Melihati Tetesanya
Satu Demi Satu, Dan Menghitungnya Dari Turunya Tiga Hujan Itu,
Maka Seharusnya Kita Berdua Terlahir Agar Bahagia Karena Itu,
Ternyata Hidup Dengan Cinta Itu Berharga, Maka Jangan Terkaget –
Kaget Jika Kau Lihati Aku Sekarat Di Bawah Hujan Rindu, Kita
Berkali – Kali Berjalan Di Bawah Hujan Itu, Lalu Terjebak Membuat
Kisah Dalam Setiap Harapan – Harapan Lintas Peristiwa Tentang Kita.
( Tiara 29 Mei 1998 )

Di Hari Itu Juga Fergi Besama Teman – Temanya Mendatangi


Keluarga Tiara Untuk Meminta Maaf Akan Yang Telah Terjadi
Menimpanya Di Tanggal 13 Mei, Sebetulnya Keluarga Mendukung
Gerakan Mereka, Hanya Saja Waktu Itu Ayah Nya Sedang Panik,
Wajar Saja Marah, Hari Itu Tiara Sudah Sembuh, Mereka Semua
Lega.

Ayahnya Bercerita Bahwa Dirinya Adalah Seorang Politisi Yang


Memiliki Jabatan Lumayan Tinggi Di Kota Hujan Tersebut, Ayahnya
Berada Di Partai Politik Oposisi Yang Memang Berlawanan Dengan
Penguasa Kala Itu.

28 | H u j a n D a l a m P a y u n g
1 November 1998 Dia Tiara Mampu Membuat Fregi Melihati Wanita
Lain Tidak Terlihat Menarik Di Matanya, Dari Do’a Yang Saling
Tertaut, Sebuah Pesan Dari Cerita, Pertama Dalam Hidupnya Fregi
Menyelesaikan Sebuah Buku Cerita Yang Ia Tulis Dengan Judul
“Pesan Dari Novel”, Sebuah Buku Yang Di Berikan Untuk Tiara.

10 November 1998 Masih Baik – Baik Saja, Seperti Biasa Fregi Dan
Tiara Adalah Sepasang Teman Yang Sangat Istimewa, Mereka Ingin
Mencoba Mengungkapkan Sebuah Perasan Yang Tersembunyi Satu
Sama Lain, Akan Tetapi Mereka Biarkan Rasa Itu Hanya Dalam
Hatinya Masing – Masing, Sebuah Perasaan Yang Akan Tetap Hidup
Sampai Kapanpun Dan Di Manapun Selagi Nyawa Masih Ada Di Dalam
Jiwa.

20 November 1998 Dari Sebuah Pertemuan Yang Menjadi Kabar


Dari Si Pencuri Hati Di Kota Hujan, Hari Dimana Fregi Akan Menulis
Ulang Sebuah Kisah Yang Dia Buat, Dia Akan Menulis Ceritanya
Dengan Tinta Air Mata, Waktu Itu Fregi Sedang Menanti Hujan
Karena Sudah Membawa Payung, Tapi Hujan Yang Dia Nanti – Nati
Ternyata Tidak Akan Turun Dari Langit Langi, Tapi Akan Turun Dari
Dalam Setiap Payung Yang Ia Bawa.

“Aku Selalu Berdoa Untukmu Di Antara Yang Paling Istimewa Dan


Tidak Bisa Mencintai Yang Lain, Lelaki Ini Katanya Hanya Akan Jatuh
Benar – Benar Jatuh Cinta Hanya Sekali Dalam Seumur Hidup, Tiap
Kali Engkau Tidak Ada Di Sisiku Maka Di Situ Aku Merayakan Rindu
Tanpa Mengungkapkan Perasaan, Mungkin Hari Ini Akan Sama
Seperti Hari – Hari Kemarin Tetap Hujan.

Fregi 20 November
1998

29 | H u j a n D a l a m P a y u n g
30 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Malam Pesta Hujan

Tiara Kenapa ?

Katanya Kamu Suka Dengan Hujan ?, kenapa Kamu Berjalan Di Bawah


Dengan Payung Berteduh Dan Takut Basah ?, Katanya Katanya Kamu
Juga Tidak Takut Badai, Kita Tinggal Menari Dan Bertasbih Di
Bawahnya, Tiara Setiap Hari Aku Selalu Menyebut Nama Mu Dalam
Do’a Ku”

Hari Itu Turun Hujan Fergi Dan Tiara Mengadakan Janji Sebuah
Pertemuan Di Tempat Di Mana Mereka Pertama Bertemu, Waktu Itu
Gerimis, Tiara Menunggu Berdiri Dengan Mengenakan Payung, Fregi
Menghapiri Nyah Lalu Kemudian Tiara Berkata

“Aku Mulai Hari Ini Takut Basah, Tidak Mau Terkena Air Hujan, Aku
Jadi Ingat Pertama Kita Bertemu Di Tempat Ini, Kalau Saja Hari Itu
Aku Menerima Payungmu Lalu Pulang, Mungkin Tidak Akan Ada Basah
Yang Harus Di Keringkan, Aku Takut Jatuh Cinta, Lalu Kita Saling
Terluka, Meski Kadang Aku Berfikir Apa Itu Cinta Yang Sebenar
Benarnya, Ingatlah Dirimu Akan Selalu Ada Dalam Hatiku Selama
Lamanya, Fregi Sepertinya Kita Tidak Akan Bisa Bersama Lagi, Kita
Akan Menjadi Orang Lain – Seperti Orang Yang Tidak Pernah
Berkenalan Sebelumnya, Aku Berterimakasih Kepada Mu Karena
Telah Memberikan Warna Dalam Hidup Ini” Ujar Tiara Sambil
Menangis Memalingkan Pandangan Lalu Sambil Hendak Pergi Menuju
Mobil Di Sampingnya

Fregi Berkata Pada Tiara

“Kenapa? Ada Apa ?”

Maksudnya Gimana ?”

Tengasnya Lelaki Bermotorkan Vespa Biru Itu, Dengan Sedikit


Kebingungan Apa Yang Terjadi Sebenarnyah, Kenapa Tiara Tiba –

31 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Tiba Berkata Seperti Itu Padanya, Dewinyah Malah Menjawab
Dengan Kata Kita Hanya Menunaikan Sebuah Janji Saja.

“Bahwa Bila Bertemu Kembali Di Ruang Yang Bisa Kita Bersama


Bersahabat Dengan Baik Maka Jangan Menyia - Nyiakan Hal
Tersebut”
Janji Sabtu 22 Oktober 1994

Inilah Awal Asal Mula Dari Kisah Mereka Yang Membiarkan Diri
Mereka Dalam Satu Kebohongan Besar Dan Menjadikan Itu Semua
Sebuah Rasa Sakit Yang Tak Terhingga, Mereka Membohongi Dunia,
Membogongi Hujan, Dan Membohongi Diri Mereka Sendiri, Padahal
Malam Tau Apa Yang Mereka Rasakan Satu – Sama Lain, Hidup Dalam
Kepura Puraan Tidak Saling Mencintai Dan Mendiamkan Perasaan Itu
Tersembunyi Sangatlah Menyakitkan Di Kala Ada Sebuah Perasaan
Yang Sama.

Rasa Sakit Untuk Sebuah Kebohongan Terlalu Dalam, Perihnya Masih


Terasa Sakitnya Tak Terhingga Dari Mawar Berduri Dan Bunga
Melati Putih, Maka Seburuk Buruknya Kebohongan Adalah
Membohongi Diri Sendiri Dan Membohongi Sebuah Perasaan Dari
Yang Tersembunyi.

Setiap Manusia Punya Perasaan Cinta Kepada Seseorang, Banyak Juga


Memiliki Sebuah Perasaan Yang Sama, Namun Sedikit Dari Mereka
Mengetahui Itu Satu Sama Lain, Karena Mereka Biarkan Perasaan
Itu Di Sekap Oleh Hujan, Lalu Membiarkan Mereka Tidak Saling
Memberitahu, Padahal Sedikit Sekali Manusia Bisa Melewati Perasaan
Itu Perasaan Yang Terdiam Di Dasar Sanubari Yang Kian Lama Kian
Semakin Besar, Tadinya Bibit Karena Mereka Diamkan Terkena Air
Hujan Perasaan Itu Malah Akan Makin Hidup Menjadi Tunas Hingga
Menjadi Pohon Besar Yang Menjulang Tinggi Ke Atas Langit Lalu
Berbuah Tanpa Mereka Petik, Sebuah Pohon Sangat Besar Sekali
Akan Sulit Di Tebang Dengan Sebuah Kampak Tajam, Menebangnya
Lama Sekali.

32 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Taukah Bahwa Pohon Besar Yang Di Tebang Oleh Satu Kampak Tajam
Yang Kecil Maka Setap Ayunan Kampak Itu Sangatlah Sakit Sekali,
Dan APA Bila Tertebang Masiih Ada Akar Pohon Yang Harus Tecabut,
Jangan Sekali Orang – Orang Mampu Mencabut Akar Tersebut.

Pukul 17. 44 Hari Itu Tiara Setelah Berkata Begitu Dia Pergi Naik
Mobil Di Sampingnya Yang Di Kendaraan Entah Oleh Siapa, Mungkin
Supir Pribadinya ?

Tadinya Gerimis Lalu Turun Hujan, Fregi Bergegas Pergi Ke Arah


Motor Vespa Birunya Untuk Mengejar Mobil Yang Di Dalamnya Ada
Tiara, Mobil Itu Melesat Kencang, Vespa Fregi Itu Tak Mau Kalah
Cepat, Di Jalan Raya Antara Motor Dan Mobil Fregi Tiara, Di Antara
Kecepatan – Kecepatan, Tepat Mereka Bersebelahan Sambil Teriak
Fregi Si Sebelah Mobil Yang Sedang Melaju Kencang Terbakata

“Tiara Ada Apa ? Izinkan Saya Berkata Jika Memang Setelah Ini
Kita Tidak Akan Sama Seperti Dulu, Di Mana Kita Seperti Tak Saling
Mengenal, Kita Akan Asing Kembali, Tiara Dengar, Saya Belum Pernah
Jatuh Cinta Sekeras Ini, Tiara Hatiku Bilang Jangan Pernah Kau
Berpura – Pura, Sesungguhnya Perasaanmu Miliku, Biarkan Saja Kau
Ikuti Hatimu Bahwa Kau Ingin Tetap Bersamaku” Teriak Fregi.

Mobil Itu Tetap Maju, Tiara Hanya Diam, Menangis Di Dalamnya


Tanpa Terlihat Dan Terdengar Dan Mendengar, Karena Kaca Mobil
Pintu Belakang Itu Berwana Hitam, Mobil Itu Semakin Melesat Cepat
Hingga Motor Fregi Tak Bisa Mengejarnya, Akhirnya Motornya
Mogok Berhenti Di Tengah Guyuran Hujan Yang Semakin Deras, Dia
Membalikam Motor Dan Lalu Pergi Mendorong Pulang.

Inilah Akhir Kisah Dari Bab Ke Dua Cerita Hujan Di Dalam Payung,
Sebuah Kisah Mereka Merayakan Pesta Hujan Di Musim Yang Selalu
Basah Di Bulan November, Sebuah Perayaan Yang Tak Ingin Pernah
Ada Dan Terjadi.

33 | H u j a n D a l a m P a y u n g
34 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Menulis Ulang Kisah Yang Hilang

Aku Membuat Sajak Cerita, Tentang Sebuah Kisah Sang Dewi Hujan
Dan Diriku Bersama Motor Vespa Biruku Banyak Kisah Yang Kutulis,
Tapi Catatan Itu Hilang Entah Kemana Saat Kutinggalkan Di Meja
Kerjaku, Kutinggalkan Itu Karena Aku Sakit Dan Taksanggup Untuk
Melanjutkan Untuk Menulis, Tatkala Aku Ingin Memulainya Lagi,
Catatan Itu Hilang, Aku Harus Memulai Lagi Dari Dari Apa Yang
Di Ingat.

Aku Tak Tau Kenapa Dia Terus Terfikirkan Dalam Ingatanku, Apakah
Karena Aku Pernah Berodoa Untuknya Dengan Cara Yang Istimewa,
Atau Karena Dia Berdoa Untuku Di Dakala Aku Tidak Mendoakanya,
Ataukah Karena Doa Yang Saling Tertaut Dan Hanya Tuhan Yang Tau
Bahwa Kita Saling Mendoakan Dalam Diam, Dalam Ruang Yang Tak
Bersama, Sebuah Harapan Dari Keinginan Hati Dan Jiwa Yang Selalu
Ada Dalam Bingkai Kasih Dan Sayang.

Kamu Adalah Cerita Indahku Di Masa Lalu, Di Kisah Yang Sekarang


Sudah Lagi Tak Mau Mebuat Yang Indah Untuk Di Masa Depan, Dan
Bukankah Kita Tak Mau Itu Datang Manghapiri Tulisan Malam Kita.

Di Saat Kau Berlari Bersama Pelarianmu Di Sini Aku Berteduh, Jika


Hilang Kucari, Jika Bayangan Ku Kenang, Sebuah Satu Kerhormatan
Dan Kebahagiaan Bisa Menulis Cerita Yang Sama Di Buku Yang
Berbeda Bersamamu.

Tak Ada Perpisahan Bagi Yang Mencintai Hati Dan Jiwa, Hanya Suara
Hujan Yang Kudengar Dan Takpernah Kulihati Lagi Pelangi, Padahal
Pelangi Itu Tetap Disana, Di Luar Tubuhku Hujan Begitu Rusuh
Mencari Pecahan – Pecahan Jiwaku, Di Dalam Diriku Yang Tenang
Seorang Perempuan Khusyuk Membaca Buku Dan Kekasihnya Sibuk
Membetulkan Detak Jantungku.

Segala Rindu Semata Ingatan, Segala Luka Semata Kenangan, Cinta


Ada Diantaranya.

35 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Yang Berbohong

“Aku Tak Tau Kenapa Dia Terus Terfikirkan Dalam Ingatanku,


Apakah Karena Aku Pernah Berodoa Untuknya Dengan Cara Yang
Istimewa, Atau Karena Dia Berdoa Untuku Di Dala Aku Tidak
Mendoakanya, Ataukah Karena Doa Yang Saling Tertaut Dan Hanya
Tuhan Yang Tau Bahwa Kita Saling Mendoakan”
Fregi 20 November
1998

11.22 Malam Fregi Memalingkan Motornya Kearah Rumahnya Karena


Tak Bisa Mengejar Mobil Tiara Di Tambah Saat Itu Motornya Mogok
Tak Hidup Karena Terlalu Lama Di Terpa Air Hujan, Dia Berdiri
Terdiam Sebari Mendorong Motor Vespa Birunya Itu, Menagis
Bersama Air Dari Langit Yang Tak Henti – Henti Juga, Dia Derek
Motornya Oleh Tangannya Berjalan Berdua Bersama Di Tengam
Malam Di Jalan Raya.

00. 50 Malam Hujan Sudah Reda, Fregi Masih Menderek Motor


Vespanya Dengan Kedua Tanganya Sendirian, Di Depan Sana Ada
Terlihat Seorang Dengan Warna Yang Sama Tapi Jenisnya Berbeda
Sibuk Membetulkan Motornya Yang Juga Sama Mogok, Dia Tidak Tau
Jelas Itu Laki – Laki Atau Perempuan Karena Hari Sudah Malam Dan
Seorang Tersebut Memakai Helm.

Ini Adalah Hujan Dimalam Hari Yang Hilang Oleh Bulan Purnama Tapi
Gerimis Tak Berhenti Dari Matanya, Yang Akan Membuat Sakit
Mereka Berdua Bukanlah Karena Hujan Yang Turun Dari Langit, Tapi
Hujan Yang Turun Di Dalam Hati, Mereka Berdua Dengan Perasaan
Yang Sama Pergi Meninggalkan Dan Membuat Hujan Di Masing –
Masing Sanubari Mereka Yang Takan Reda Dalam Waktu Yang Lama
Sampai – Sampai Akan Lupa Tentang Kapan Musim Semi, Karena
Mereka Akan Berjalan Di Bawah Payung, Panas Maupun Hujan Di Hari
– Hari Yang Terus Akan Datang, Hujan Yang Di Janjikan Turun Dari

36 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Langit Berbohong Bahwa Tidak Akan Turun Di Dalam Hati.

Dua Vespa Biru

Di Bawah Bulan Purnama Yang Terang Di Langit Yang Malam,


Bersamaan Dengan Cahaya Bintang – Bintang Di Langit Yang Mulai
Terlihat, Fregi Bertemu Dengan Sesama Penguna Motor Vespa,
Seorang Perempuan Dengan Motornya Yang Juga Mogok Di Jalan,
Bersama Pula Lampu Jalanan Ikut Menerangi Malam Itu, Lelaki
Dengan Vespa Biru Bertemu Dengan Perempuan BerVespa Biru Juga,
Yang Sama – Sama Moggok, Dia Bernama Riska Satu Usia Dengan
Fregi, Sembari Mendorong Motornya Lelaki Bernama Fregi
Menyapanya Dengan Posisi Berdiri Di Sebalah Motornya.

“Hai Gadis Sudah Larut Malam, Hendak Pergi Kemana, Sudah Berapa
Lama Motormu Mogok ?, Bisa Saya Bantu” Kata Fregi

Wanita Itupun Menoleh Ke Arah Fregi Dan Motor Vespa Birunya Lalu
Berkata “Memang Bisa Bantu, Motormu Juga Sama Mogok, Saya Liat
Kamu Mendoronya Dari Sana ?”Kata Riska

Fregi Terdiam Lalu Tertawa Mendengar Kalimat Itu, Sebuah Tawa


Yang Di Dalam Hatinya Ada Sebuah Rasa Sakit Yang Ia Sembunyikan
Rapih

“Hei Gadis Siapa Namamu, Motorku Tidak Bisa Menyala Karena Air
Masuk Ke Karburator Motor Ini, Aku Hendak Buang Air Didalamnya,
Sayang Sekali Aku Tak Bawa Kunci – Kunci Tuk Perbaiki Vespa Ini,
Saya Cari Bengkel Tuk Perbaiki Tapi Di Sepanjang Jalan Tak
Kudapati Itu”Kata Fregi

Dibawah Cayaha Bulan Dua Vespa Biru Bertemu Dalam Keadaan Sakit
Di Atas Aspal Dengan Genang – Genang Air Hujan, Yang Tidak
Bercerita Sebab Kenapa Motor Dari Masing – Masing Mereka Sakit.

37 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Akan Faham Tentang Sebuah Rasa Kesakitan Dalam Diam Itu,
Dari Mendungnya Rindu Yang Sengaja Menyembunyikan Air Lalu
Terjatuh Mengenang Di Jalan Dan Di Biarkan Tenggelam Kedalam
Tanah, Mereka Akan Mengerti Saat Di Sadarkan Oleh Waktu, Karena
Akan Ada Luka Yang Takan Kujung Pulih Malah Terasa Semakin Perih
Di Dalam Hati Fregi Dan Tiara, Bodoh Memang Mereka Menyipan
Harapan Kepada Langit Tapi Mereka Sengaja Saling Menjauh Satu
Sama Lain, Tapi Begitulah Kebohongan Cinta Yang Terulis Di Kota
Yang Selalu Turun Hujan, Mereka Rela Menahan Luka Yang Tiada
Tara Demi Sebuah Kebohongan Yang Di Buat Dan Di Jalani,
Seharusnya Biarkan Sesuatu Itu Berjalan Saja Sebagai Mana
Mestinya, Mereka Belum Sadar Yang Pergi Itu Raganya, Tapi Tidak
Dengan Perasaan, Itu Tetap Berdiam Di Tempat Yang Sama, Meski
Mereka Berusaha Berdamai Dengan Hati Mereka, Tentunya Tawaran
Itu Akan Tertolak, Malah Akan Semakin Merusak Di Paksa Riuh Dan
Berisik Dan Lelah Kelelahan Karena Rasa Sakit Itu Menari – Nari
Dengan Kata Terindah Di Ujung Mata Dan Pikiran Yang Akan Selalu
Menyapa. Kemudia Lanjutan Dari Cerita Dua Vespa Biru Yang
Betemu :

Mereka Saling Berkenalan Satu Sama Lain, Fregi Meminjam


Kuci – Kunci Tuk Perbaiki Motornya Kepada Riska Agar Motor Bisa
Hidup, Fregi Memperbaiki Sebisa – Bisanya Karena Perjalan Menuju
Pulang Sangat Jauh, Sebagai Gantinya Fregi Juga Akan Perbaiki
Motor Riska.

Dua Motor Vespa Biru Berjajar Di Jalan Yang Sama, Dalam Kondisi
Mogok Kedua – Duanya, Fregi Memperbaiki Motornya Dan Motor
Riska, Tak Terasa Waktu Telah Menujukan Jam Dua Malam, Hanya
Motor Riska Yang Dapat Hidup, Motor Vespa Birunya Riska Hanya
Perlu Ganti Busi, Untung Fregi Memawa Cadangan Busi, Lalu Di
Pasangkan Kepada Motornya Riska, Karena Sudah Malam Terpaksa
Keduanya Mencari Solusi, Mengingat Waktu Sudah Malam.
38 | H u j a n D a l a m P a y u n g
39 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hingga Kapan Pun Fregi Dan Tiara Akan Selalu Mengagumi Dari Diksi
Yang Tertata Pada Indahnya Puisi Cerita Cinta Mereka Tanpa
Dendam Yang Tersimpan Kepada Jemari Yang Menulis Yang Begitu
Lihai Mengoreskan Pena Dengan Sejuta Imajinasi, Hingga Nanti Akan
Masih Tetap Memuja Temtang Musim Hujan Meski Begitu Beratnyah
Sakit Yang Di Sangga Hati, Akan Toleran Dengan Genangan Tinta
Yang Ada Tanpa Takut Kehilangan Kata Meskipun Tak Tersematkan
Di Tiap Liriknya, Mereka Akan Selalu Menjadi Pembaca Pertama
Walaupun Rasanya Sudah Hampir Luka Tiada Tara. Penulis Ini
Kembali Menceritakan Kisah Dua Vespa Biru Bertemu Inilah
Lanjutanya :

Akahirnya Mereka Memutuskan Untuk Menderek Motor Fregi Oleh


Motor Vespa Riska, Fregi Kaget Akan Tindakan Riska Tersebut, Dia
Nilai Riska Seorang Wanita Yang Tangguh, Kebetulan Ternyata
Rumah Mereka Dekat, Satu Desa Beda Rw Saja.

Diantara Gas, Suara Kenal Pot Dan Tali Terikat, Dua Vespa Biru Pergi
Untuk Pulang, Riska Bilang Rumahnya Itu Sebelum Rumah Fregi, Dia
Bilang Dirinya Harus Mampir Dulu Kerumahnya, Dia Takut
Orangtuanya Khawatir Kepadanya, Untuk Hanya Sekedar Memberi
Kabar Dengan Apa Yang Terjadi Bahwa Tidak Ada Apa – Apa Yang
Terjadi Padanya.

Pukul 02.21 Malam Mereka Sampai Di Rumah Riska, Benar Saja Kedua
Orang Tuanya Mencemaskan Perempuan Bervespakan Biru Itu, Fregi
Dan Ayahnya Riska Bercerita Apa Yang Terjadi, Mereka Mudah
Saling Akrab, Banyak Tertawa Bersama Di Sela – Sela Diskusinya,
Ayahnya Menawari Dia Pulang Dengan Mobil VW Kodok Miliknya
Seraya Berkata.

“Nak Fregi Besok Saja Pagi Kamu Kembali Kesini, Kita Betulkan
Motormu Bersama, Saya Ini Pandai Sekali Betulkan Motor Vespa,
Karena Motor Yang Di Pakai Riska Itu Dulunya Punya Saya”Kata
Ayahnya Riska Kepada Fregi

40 | H u j a n D a l a m P a y u n g
41 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregi, Tiara Kau Berusaha Mengiklaskan, Sekuat Daya Memaafkan
Nasib, Walau Berulang Kali Mencoba Coba Tuk Melupakan Dengan
Kerja Usaha Yang Keras Tapi Rasa Sakit Dari Kebohongan Itu Akan
Kokoh Bertahan Entah Sampai Kapan, Haruskah Ku Sebut Masalalu
Ketika Kalian Masih Melekat Di Hati Masing – Masing Satu Kata Yang
Cocok Utuk Itu Situasi, Dingin Merusak Menyurak Menusuk Ke Tiap
Ini Permukaan Kulit Mebuat Hati Menyudahi Suasana Senangnya
Sanubari, Tanpa Rasa Sakit Kita Takan Belajar, Tanpa Kecewa Kita
Takan Faham Untuk Menjadi Dewasa, Semoga Kalian Suka Jikalau
Hujan Tak Lagi Membutuhkan Awan.

Lanjutan Lagi Di Kisah Dua Vespa Biru Fregi Dan Riska Inilah
Lanjutan Ceritanya :

Fregipun Pulang Diantarkan Oleh Ayahnya Riska Samapai


Kerumhanya, Ke Esokan Hari Nya Pukul 09.45 Fregi Kembali Dan
Memperbaiki Motor Bersama Ayahnya Di Situ Ada Riska Yang
Memperhatikan Ayahnya Dan Lelaki Bervespa Biru Itu, Tak Terasa
Motornya Sudah Bisa Normal Kembali, Hanya Perlu Waktu 25 Menit
Saja, Fregi Pamit Pulang, Namun Sebelum Ia Pulang Riska Berkata Di
Malam Taun Baru Akan Ada Pekan Vespa Kota Hujan, Dia Di Tawari
Untuk Ikut Untuk Pergi.

“Fregi Bisakah Dua Vespa Biru Pergi Ke Acara Tersebut Bersama,


Saya Perepuan Takut Terjadi Apa – Apa, Bisa Temani Saya, Saya
Kalau Berangkat Sediri Tanpa Yang Menjaga Tidak Di Izinkan Pergi
Oleh Orang Tua Saya”Kata Riska

Ayahnya Riska Tersenyum Sambil Mengguk Ngagukan Kepala Pada


Fregi Agar Berkata Iya Untuk Ikut.

“Baik Saya Ikut Semoga Tidak Ada Halanagan”Kata Fregi

42 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregipun Pamit Untuk Pergi Kuliah, Itulah Kisah Dua Vespa Biru
Bertemu Di Pertemukan Oleh Malam, Di Hidupkan Oleh Kesamaan,
Pertemuan Setelah Hujan.

43 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Kampus Surya Dinata

“Di Kampus Suryadinata, Di Setiap Sudutnya Ku Titipkan Padanya


Untukmu Sebuah Pesan Rindu, Kepada Malam Ku Simpan Cerita
Tentangmu, Di Setiap Siang Ku Tuliskan Harumnya Tentangmu,
Kepada Hujan Aku Bertanya Di Makah Hatimu Tersimpan”

Senin 30 November 1998 Di Bawah Atap Ruang Tempat Belajar


Mengikat Sajak, Hari Itu Cerah Tapi Lelaki Bervespakan Biru Itu
Masih Di Buat Turun Hujan, Tentu Dia Takan Pernah Berubah, Karena
Di Dalam Tasnya Tersimpan Rapi Cerita Tentang Tiara.

“Mimpi Itu Lagi” Ucap Fregi Di Pagi Hari Beranjak Dari Ranjang Dan
Berjalan Untuk Bersiap Pergi Menuju Kampus Tercintanya.

Di Kampus Suryadinata Tak Terlihat Tapi Begitu Nyata, Tak


Tersentuh Namun Sepeti Menyatu, Fregi Percaya Apa Yang Tersirat
Sudah Tersurat, Begitu Pun Perasan Yang Sudah Tersimpan Dalam
Diam, Namun Begitu Nyata Yang Terjadi Tiara Benar – Benar
Mendiamkan Fregi Tanpa Kata, Lelaki Itu Mencoba Berulang Kali
Mendekatinya Dan Bertanya, Tapi Tiap Kali Tiara Melihat Fregi Dia
Menghindari Dan Bersembunyi.

Padahal Hati Mereka Ingin Saling Menepi, Tiara Menjauhi Fregi


Sedikit Demi Sedikit Hingga Pada Akhirnya Fregi Sadar Di Hari
Bawha Ini Bernar – Benar Terjadi Bahwa Dirinya Dan Tiara Sudah
Takan Bisa Menulis Cerita Yang Sama Di Buku Yang Mereka Milki
Masing – Masing Dan Setiap Detik Yang Berjalan Sudah Takan Akur
Lagi Untuk Mereka, Mereka Takan Pernah Tau Betapa Sulitnya
Menahan Rasa Yang Terus Menyelusup Ke Dalam Kalbu.

Semua Itu Tentang Mereka, Semua Itu Hanya Untuk Mereka, Hingga
Mereka Tak Tau Untuk Menghentikan Semua Itu, Karena Dalam
Mimpi Terindah Fregi Dan Tiara Di Setiap Doa Ada Nama Mereka
Yang Melayang Di Langit – Langit, Apalah Arti Merindu Bila Dalam
Pertemuan Adalah Orang Asing.

44 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Di Kampus Surya Dinta Rindu Membawa Kisah Mereka Tengelam
Dalam Cerita Sejak Taun 1996, Mereka Yang Di Dalam Hatinya Saling
Mencintai Namun Sengaja Tak Di Ukap Karena Terlajur Di Sekap
Gerimis, Hati Mereka Pergi Begitu Begitu Saja Karena Gerimis Itu
Mulai Berubah Menjadi Hujan, Lalu Mereka Berteduh Agar Tidak
Basah, Padahal Awalnya Mereka Menyukai Menari Bawah Air Itu,
Namun Kini Masing – Masing Dari Mereka Harus Berjalan Memikul
Nasibnya Sendiri – Sendiri, Jalanan Hidup Kini Sedang Di Landa
Hujan, Mereka Mencari Payung Agar Bisa Berjalan Dalam Keadaan
Kering Guna Tidak Sakit Di Kemudian Hari.

Fregi Di Bulan Ini Sedang Merancang Sripsi Untuk Mempersiapkan


Kelulusanya Sebagai Sarjana Lulusan Sastra, Setiap Kali Dia Ke
Kampusnya Dia Hanya Bisa Melihati Tiara Dari Jauh, Setiap
Padangangya Fregi Kepada Tiara Dalam Diamnya Dia Selalu Menulis
Sebuah Puisi Dalam Bukunya Tetang Peri Hujan Yang Ia Cintai Setiap
Kali Dia Melihat Dan Mengigati Tiara Dan Menjadikan Semua Sajak
Puisnya Sebuah Buku Novel Di Kemudian Hari Nantinya Dengan Judul
“Peri Hujan Di Negeri Gerimis”

“Kita Sudah Berlari Jauh Kisah Usang Meninglakan Debu Yang


Menghitami Waktu Sebagai Memori Getir, Tanpa Ditanyai Kota Ini
Kenapa Selalu Turun Hujan, Tanpa Di Undang Air Itu Akan Turun
Dari Langit, Tanpa Di Pinta Genang – Genang Dan Pelangi
Bermunculan, Itu Akan Terus Ada Dalam Setiap Yang Menunjukan
Pergantian Zaman, Cerita Kita Di Mulai Begitu Apik Kita Adalah
Hujan Yang Takut Basah, Awan Tidak Menyangkal Itu, Tahun Akan
Terus Siling Berganti, Aku Semakin Asing Melihati Mu Setiap
Harinya, Kepedulian, Kasih Sayang, Rindu Dan Cinta Disimpan Di Laci
Kebohongan Yang Amat Cantik Rupawan, Kita Ini Tak Lebih Dari Anak
Hujan, Harus Ku Makan Semua Waktu Yang Tersuguhkan Dari Sajian
Kenang – Kenang, Betapapun Manisnya Itu Saat Ku Kunyah Terasanya
Nyeri Di Mulut, Di Tengorokan, Didada, Semuanya Dalam Tubuhku”
Fregi 30 Desember 1998

45 | H u j a n D a l a m P a y u n g
46 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Yang Berbohong

Malam Tahun Baru Fregi Pergi Bersama Riska, Dua Vesspa Biru Di
Kota Hujan Pergi Bersama Menghadiri Pekan Komunitas Motor
Sejenis Tersebut Sembari Merayakan Malam Tahun Baru, Disana
Kegiatan Di Isi Dengan Hal – Hal Positif, Mereka Semua Saling
Berkenalan, Saling Memperlihatkan Motornya, Sekaligus Bakti Sosial
Santunan Anak Yatim Piatu, Setelah Itu Ada Pentas Musik Band Bagi
Mereka Yang Bisa Menyanyi Dan Bermain Gitar Di Persilahkan Untuk
Ke Panggung Bergantian.

Di Malam Itu Pula Sesunguhnya Fregi Masih Mengingati Tiara, Setiap


Hati Dan Fikiranya Selalu Terpaku Padanya, Kadang – Kadang Fregi
Bengong, Sesekali Riska Menepuk Pundaknya.

“Fregi Kenapa, Kelelahan ?” Kata Riska Dengan Senyuman Manisnya


Kepada Fregi

Fregi Dan Riska Banyak Mengobrol Dan Bercerita, Lelaki Dengan


Vespa Biru Itu Bertanya “Riska Kegiatanmu Apa Sehari – Hari ?”Kata
Fregi
Riska Bercerita Bahwa Dirinya Banyak Tidak Melakukan Apa – Apa
Hanya Di Rumah Membatu Pekerjaan Ibunya Sebagai Ibu Rumah
Tangga, Ayahnya Seorang Tentara Berpangkat Letnan Kolonel Dia
Anak Kedua Daru Empat Bersaudara, Kakanya Laki Laki Berusia Tiga
Puluh Tiga Taun Sekarang Dia Menjadi Polisi Dan Tinggal Di Luar Kota
Karena Sudah Menikah Dan Di Taun Ini Kakak Nya Di Anugerahi Satu
Anak.

“Maaf Riska Kenapa Kamu Tidak Menikah Saja?, Kamu Wanita Manis
Dan Cantik Pasti Banyak Yang Menginginkan Mu Itu, Anak Seorang
Tentara, Kaya Raya, Dari Keluarga Terhormat”Kata Fregi

Riska Menjawab Pada Fregi “Dari Manaya Saya Memulai Kata –


Katanya, Manusia Itu Milik Tuhan Dan Kita Kembali Padanya, Kita

47 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Harus Mendekatkan Diri Padanya Sebisa Kita, Tuhan Pasti Akan
Bersama Orang – Orang Yang Mendekatinya Agar Tuhan Menyayangi
Kita Dan Memberikan Kebahagiaan Dunia Dan Di Akhirat, Aku Sedang
Merasa Takut Untuk Menikah, Aku Takut Menyakiti Hati Ini Dan
Hati Orang Lain Dan Jika Memang Tuhan Mengijikan Ku Untuk
Menikah Mungkin Akan Aku Lakukan Langsung, Semoga Kita Semua Di
Sini Teman – Teman Dan Juga Kamu Fregi Bisa Melihat Saya
Menikah, Saya Berencana Di Tahun 2000 Kalau Tuhan Beri Saya Dan
Kita Semua Hidup Lama Kita Pasti Bisa Bertemu Di Hari Itu, Fregi
Saya Berharap Kamu Selalu Ada Buat Saya Sebagai Teman Yang Baik
Tidak Meminta Lebih, Jangan Lupakan Aku Yah Dan Motorku Ku Ini
Meski Pada Akhirnya Nanti Entah Kapan Mungkin Kita Akan Berjalan
Dengan Taqdir Kita Masing – Masing, Hal Ter Indah Bagi Manusia Itu
Saat Jauh Saling Mendoakan Satu Sama Lain, Berjanjilah Kita Akan
Menjadi Sahabat Terbaik Selama - Lamnya”Kata Riska

Tanpa Melupakan Cinta Dan Kasih Dalam Hati Fregi Kepada Dewi
Hujanyah Tiara, Sejak Malam Itu Mereka Menjadi Akrab Satu Sama
Lain Menjadi Teman Yang Saling Bercerita Dan Tolong Menolong,
Mungkin Hampir Setiap Hari Mereka Belajalan - Jalan Dengan Motor
Vespa Mereka Di Jalan Yang Sama Pagi Dan Sore Hari Untuk Melihat
Cerahnya Pagi Dan Sore Walau Kadang – Kadang Mereka Takan Bisa
Lari Dari Taqdir Yang Di Tetntukan Pada Kota Itu Akan Selalu Turun
Hujan, Kadang – Kadang Juga Mereka Berkonfoi Ramai – Ramai 10
Atau 20 Motor Yang Serupa Berjalan – Jalan, Mereka Semua Bahagia
Dan Tertawa Bersama.

Keakraban Mereka Sangat Dekat Sekali Fregi Akrab Dengan Orang


Tua Riska Dan Perempuan Dengan Vespa Biru Itu Pun Demikian
Akrab, Mereka Sering Pula Bermain Di Rumah Mereka Bercerita Dan
Berdiskusi, Banyak Hal Yang Mereka Lalui Bersama, Walaupun Hati
Fregi Makin Lama Makin Di Landa Rindu Pada Tiara, Hatinya Tidak
Bisa Membohongi Bahwa Dirinya Benar – Benar Sangat Mencintai
Tiara Dewi Hujan.

48 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Ceita Dari Atap Suryadinata

“Engkau Telah Melihati Sakitku Karena Hujan, Menyaksikan


Demamku, Dan Engkau Masih Bersikap Abai, Vesap Biruku Juga Sakit,
Sedang Do’a Menari Nari Di Malam Hari Dan Bertanya Di Waktu
Siangnya, Tanpa Memberi Kabar Dia Telah Sampai Atau Tidak”

Senin 1 Agustus 1999 Dikampus Suryadinata Fregi Lulus Sebagai


Mahasiswa Jurusan Sastra Kini Dia Mendapatkan Gelar S1 Riska Dan
Keluarganya Datang Untuk Menyaksikan Itu, Mereka Meberikan
Bunga Dan Mengucapkan Selamat, Di Sana Juga Ada Tiara Ikut
Menyaksikan Tapi Dari Kejauhan, Fregi Pun Pun Tau Bahwa Tiara
Memperhatikan Nya, Fregi Coba Berjalan Menghapiri Tiara Di Sudut
Gedung Sana Di Bangku Jajaran Saf Ke Dua Dari Belakang, Saat
Melihat Itu Tiara Langsung Bergegas Pergi Bersama Dua Temanya
Satu Perempuan Satu Laki – Laki, Fregipun Dalam Hatinya Bahagia
Tiara Sempat Menghadiri Acara Kelulusanya. Fregi Berfikir Dan
Yakin Bahwa Tiara Juga Dalam Hati Sanubarinya Ada Sebuah Rasa
Yang Sama, Itu Rasa Cinta Yang Tersembunyi Di Sisi Lain Di Masih
Bersedih Tentang Semua Yang Terjadi Tentang Dia Dan Tiara Meski
Tidak Tau Kenapa Bisa Seperti Ini.

“Senyumanmu Yang Nampak Dalam Hatiku Adalah Kebahagiaan,


Manja Dalam Candaku Adalah Harapan Kehangatan Meraihmu, Mata
Gerimis Itu Pada Lembar Puisi Menjadi Setengah Jelek, Karena Yang
Terbaca Putus Asa, Hingga Mata Itu Akhirnya Berubah Menjadi
Hujan, Yang Paling Dekat Akhrinya Sama – Sama Sakit Pula, Ternyata
Berani Mencinta Di Bawah Badai Harus Siap Terkena Petir, Disini
Kita Akan Sama – Sama Mulai Berpayung Karena Takut Basah, Hari
Ini Langit Cerah Bersinar Tak Ada Gelap Mendung Tapi Kenapa Hujan
Turun Dari Langit, Sedang Disana Di Langitmu Terlihat Gelap Dan
Mendung Dan Dirimu Berpayung Tapi Tak Turun Hujan”
Fregi 1 Agustus 1999

49 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Aku Pernah Berdoa Untukmu Di Antara Doa Yang Paling Istimewa,
Dan Tidak Bisa Mencintai Yang Lain, Namun Gaun Pengantin Yang
Tidak Di Harpakan, Dari Sebuah Pesan Dari Novel Aku Merayakan
Rindu, Aku Tak Pernah Faham Tentangmu, Tanpa Mengungkpkan
Perasaan, Mungkin Ini Sudah Berakhir Lagi Sama Seperti Hari Hari
Kemarin Bahwa Hujan Akan Selalu Turun Reda Dan Turun Lagi
Tiara 4 September 1999

September Itu Dalam Sebuah Istana Akan Selalu Ada Pelayan Dan
Musuh Didalahmnya, Di Dalam Luapan Perasaan Yang Sama
Sesungguhnya Fregi Dan Tiara Saling Merindukan Satu Sama Lain,
Waktu Itu 4 September 1999 Fregi Bagun Jam Sembilan Pagi, Diam
Mandi, Sarapan Dan Mencuci Motornya Karena Ia Akan Melamar
Kerja Di Tempat Yang Di Rekomendasikan Oleh Ayahnya Riska, Dia
Akan Pergi Ke Tempa Itu Bersama Riska Dua Vespa Biru Akan
Berjalan Bersama, Fregi Yang Sedang Asik Mencuci Motornya Tiba –
Tiba Ibunya Memangilnya

“Fregi Ini Ada Surat Undangan Dan Sepucuk Surat Ibu Lupa Tadi
Pagi Sekitar Jam Tujuh Ada Yang Mengantarkan Kesini, Tadinya Mau
Bangunin, Kata Yang Nganterinyah Gak Usah”Ungkap Ibu Fregi

Fregi Berkata Kepada Ibunya Untuk Menyimpan Di Kursi Depan


Rumnya Setelah Dia Selesai Mencuci Akan Ia Baca, Dalam Pikiranya
Mungkin Itu Undangan Teman Sekelas Kuliahanya Dulu, Setelah
Selesai Mencuci Dia Menbuka Sebuah Surat Yang Di Dalamnya Ada
Undangan Pernikah, Namun Yang Fregi Baca Terlebih Dahulu Itu
Surat.

Hujan Tau Diantara Mereka Ada Kebohongan Karena Tingkahnya


Banyak Gelisah, Binar Mata Fregi Dan Tiara Seolah – Olah Terbiasa
Dan Menyatu Dalam Kelembutan Kebohongan, Tiara Mendiamkan Juga
Menghiyanati Sebuah Perasaan Yang Ada, Padahal Kejujuran Akan
Berbuahkan Manis Jika Mereka Mau Menghadapi Dari Yang Terucap
Gerimis, Bila Kejujuran Selalu Di Lakukan.

50 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Setangkai Surat Tiara
Dari Gaun Pengantin Yang Tidak Di Harpakan

Fregi Engkau Telah Telah Mengajari Sair Puisi Yang Terbuat Dari
Hujan, Belajar Berkata Dengan Berharumkan Nada, Namun Ternyata
Bait – Bait Mutiara Yang Keluar Itu Tak Perlu Ku Dapati Dari Hujan
Mu, Tapi Kudapati Keluar Dari Gerimis Di Depan Pintu Rumahku
Terangkai Indah Menjadi Kata Dan Nada.

Di Jendela Kulihati Seorang Lelaki Yang Berbicara Dengan Hujan Dia


Bersahabat Menjadikan Itu Adalah Puisi, Rintiknya Adalah Kata –
Kata, Dan Maknaya Bersembunyi Di Balik Tanah Yang Basah, Aku Tau
Itu Karena Aku Mengintipmu Diam – Diam Dari Jendela Hatiku.

Lelaki Dengan Vespa Biru Siapa Yang Lebih Mengenaldirimu Selain


Aku Dan Keluargamu, Dari Tulisan Mungkin Akan Meneguhkan Hati
Dan Akan Menyakiti Kita Dari Perasaan Yang Tak Ada Kabar Yang
Tiba Memberi Tau Padal Aku Pandai Dalam Berenang Tapi Mengapa
Aku Tenggelama Hujan Mu.

Aku Pernah Hidup Berbunga Bersama Lelaki Bervespakan Biru, Dia


Malaikat Cahanya Matahari Yang Menyukai Hujan, Tertulis Jelas
Dalam Bukuku Jum’at 14 Oktober 1994 Hari Usinya Ke 20 Taun, Dia
Datang Dengan Payung Menghampiri.

Ku Beritahu Dahulu Kenapa Aku Berada Di Bawah Hujan, Kala Itu


Orang Tua Hendak Menjodohkanku Dengan Seorang Mahasiswa
Jurusan Kedokteran Namanya Geri Anak Dari Sahabat Dekat Teman
Bisnis Juga Teman Sejak Kecil Ayahku.

Kuceritakan Juga Aku Pernah Mendengar Cerita Tetang Seorang


Puteri Raja Sewaktu Kecil Aku, Sangat Ingin Sekali Menjadi Itu,
Namun Ternyata Baru Aku Ketahui Pula Bahwa Puteri Itu Sedikit
Sekali Akan Bisa Menentukan Bersama Siapa Dia Hidup Untuk

51 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Selamanya, Menemani Menua Bersama, Ketahui Pula Kini Geri Sudah
Menjadi Dokter Sejak Beberapa Taun Yang Lalu.

20 November 1998 Di Mana Aku Bertemu Denganmu Lagi Di Malam


Sebelum Tanggal Itu Aku Dan Geri Bertunangan Aku Tak Bisa
Melawan Kehendak Dari Keluargaku, Dewasa Ini Aku Tak Ingin
Menjadi Anak Yang Durhaka Kepada Orang Tua, Kemudian Di Bulan
Ini Tibalah Waktu Yang Di Janjikan Aku Dengan Dia Akan Menikah.

Semoga Kita Semua Di Anugarahi Kebahagiaan Oleh Tuhan Yang


Maha Esa.

Dari Sahabatmu Dewi Tiara Yang Senan Tiasa Berdoa Untuk


Kebahagiaanmu.

Hati Fregi Hancur Sehancur Hancurnya, Dia Melihat Surat Udangan


Pernikahan Bernamakan Dewi Tiara Dan Geri Permana Menikah Di
Bulan Ini, Duduk Lesu Meratapi Yang Terjadi Padanya, Dewi Hujan
Yang Ia Cintai Akan Menikah, Dia Baru Sadar Kenapa Dewi Tiara
Menjauhinya Dan Siapa Yang Kala Itu Yang Membawa Mobil Di
Tanggal 20 November 1998, Juga Lelaki Yang Hadir Bersamanya Di
Hari Wisudanya, Dia Baru Sadar Apa Dan Kenapa Dewi Berubah
Waktu Itu.

Aku Pernah Benar – Bernar Sangat Jatuh Cinta Yang Paling Besar
Semasa Hidup, Maka Dia Adalah Yang Takan Tergantikan Meski
Termakan Oleh Apapun, Namun Arah Taqdir Tak Sejalan Dan Yang
Harus Ku Gambar Tidak Seperti Yang Aku Harapkan”
Tiara Agustus
1999

52 | H u j a n D a l a m P a y u n g
53 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Kita Akan Mengerti Apa Bila Kita Mengerti Belajar Mengasihi Dan
Takan Melupakan Itu, Cinta Yang Paling Istimewa Mengarkan Hati
Bahwa Hidup Dengan Kasih Sayang Itu Berarti, Di Kota Yang Selalu
Turun Hujan Fregi Dan Tiara Bersembunyi Di Atara Perasaan Yang
Paling Istimewa Dan Membiarkan Itu Di Sekap Oleh Gerimis Mereka
Masing – Masing, Air Itu Membuat Mereka Menjadi Berbohong
Tentang Sebuah Kebahagiaan Cinta, Bahwa Mereka Akan Bahagia
Bersama Orang Lain Di Waktu Itu, Padahal Mereka Tau Nanti Akan
Ada Waktunya Dan Terungkap Sesuatu Yang Istimewa Itu Walaupun
Kemarin – Kemarin Terlihat Biasa Saja, Fregi Di Paksa Iklas Di Saat
Kesedihnya Dalam Kerinduan Di Minta Bersabar, Pagi Yang Indah
Dalam Cuaca Yang Tidak Mendung Tapi Hati Mereka Di Landa Badai”

Waktu Menujukan 10.10 Fregi Bertemu Bertemu Riska Di Rumahnya


Untuk Mengantar Fregi Ke Tempat Yang Akan Di Lamar Kerja
Olehnya, Tepat Di Mana Ada Ayahnya Sedang Tugas Di Situ, Mereka
Sampai Di Tempat Itu Pukul 13.22, Fregi Pun Langsung Masuk
Ketempat Untuk Melamar Kerja, Riska Menunggu Di Luar, Ternyata
Dia Langsung Di Seleksi Di Hari Kebetulan Bagian Penyeleksian
Adalah Ayahnya Riska Dia Kaget Ternyata Dia Akan Bekerja Sebagai
Badan Intelejen Negara Resmi, Dia Akan Di Didik Di Latih Untuk Itu.

Risak Menuggu Di Luar Waktu Itu Pukul 15.33 Fregi Keluar Ruangan
Dia Sudah Mendapat Kabar Dia Di Terima Kerja Di Situ, Di Parkiran
Ada Motor Yang Blong Remnya Tak Sengaja Menabrak Motor Riska
Yang Sedang Terparkir Akhirnya Rami Semua Melihati Itu, Waktu
Sudah Sore, Ayahnya Riska Keluar Dia Bilang Fregi Dan Riska Pulang
Duluan Antarkan Riska Kerumahnya Motor Riska Di Sini Biar Ayahnya
Yang Urus Katnya, Fregi Dan Riska Pun Pergi.

54 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Miliku

25 Agustus 1999 Fregi Bersama Riska Datang Hadir Menghadiri


Pernikahan Tiara, Diantara Tawa Dan Bahagia Sang Dewi Hujan Dan
Lelaki Bervespakan Biru Sedang Di Landa Luka Karena Pada Akhrinya
Yang Memanyungi Mereka Bukan Yang Di Inginkan, Manusia Akan
Berteduh Ketika Berjalan Di Bawah Dengan Payung Berharap Mereka
Bisa Menghindari Basah Dari Yang Turun Dari Langit Guna Tubuh
Mereka Tidak Terkena Rasadinginan Dan Basah, Karena Basah Dan
Dingin Yang Terkena Langsung Pada Tubuh Bisa Berakibatkan Itu
Tubuh Mereka Akan Di Terpa Sakit Dan Harus Di Obati.

Di Di Bawah Tenda Seorang Lelaki Melihati Sang Putri Dewi Hujan


Duduk Bersama Malaikat Penyembuh Bersingasanakan Ikatan Cinta
Yang Di Ikat Oleh Langit Dan Di Jalankan Oleh Taqdir, Lelaki Itu Kini
Hanya Mengikuti Kemana Mata Angin Membawanya Terbang
Melayang, Mereka Berdua Fregi Dan Tiara Adalah Orang Yang Saling
Mencintai Di Dalam Hati Mereka, Sesungunya Dalam Hidup Mereka
Tidak Akan Ada Cinta Yang Lebih Besar Lagi Yang Menghampiri
Selain Cintanya Fregi Kepada Tiara Juga Sebaliknya, Mereka
Membiarkan Perasaan Dalam Diri Mereka Di Sekap Girimis Lalu
Menjadi Hujan.

“Di Antara Perasaan Cinta Yang Pernah Hadir Dalam Diriku Yang
Besar Sinngah Masuk Kedalam Hati Dan Menjadikan Mata Batin
Melihat Dunia Penuh Dengan Warna Yang Indah, Warna Yang
Takpernah Di Lihat Sebelunya Hanya Dirinya Lelaki Vespa Biru, Di
Tanah Yang Basah Aku Membaca Bahwa Memang Benar Kebahagiaan
Itu Seharusnya Milik Dari Setiap Kita”
Tiara 25 Agustus 1999

55 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Setelah Kejadian Hati Fregi Terguncang Di Landa Kesedihan Yang
Sangat Dalam, Sahabat Baiknya Riska Selalu Menghibur Fregi, Karena
Dia Tau Bagai Mana Fregi Sebegitu Besar Cintanya Pada Tiara,
Setiap Harinya Risaka Mencoba Agar Fregi Bisa Kembali Tertawa
Tulus Dengan Hati, Riska Sahabat Terbaik Yang Pernah Di Miliki
Fregi, Begitu Perhatianya Besar Yang Berikan Padanya, Di Sedih,
Susah, Senang Dan Bahagia Riska Selalu Ada Untuknya

Jum’at 12 May 2000 Fregi Terus Terpikirkan Tentang Tiara Tapi


Mau Tak Mau Pelan – Pelan Dia Harus Belajar Melupakan Yang Ada,
Akhir – Akhri Ini Fregi Banyak Melihat Riska Yang Begitu Baik
Padanya Sahabat Terindah Yang Dia Miliki, Di Dalam Hati Fregi Mulai
Menumbuhkan Rasa Cinta Dan Kasih Sanyang Padanya, Di Hari Ini
Fregi Hendak Datang Kerumah Riska Karean Sudah Tiga Belas Hari
Fregi Tidak Bertemu Denganya Karena Fregi Di Landa Sibuk Urusan
Pekerjaan Di Luar Negeri, Di Usia Fregi Yang Ke Dua Puluh Lima Di
Hari Ini Fregi Hendak Akan Meminta Riska Kepada Orang Tuanya
Untuk Dia Nikahi.

Diantara Cinta – Cinta Yang Datang Ada Dua Bunga Yang Berharukan
Indah Yang Takan Pernah Terlupakan Oleh Lelaki Vespa Biru Itu,
Satu Harum Mawar Merah Berduri, Satu Harum Bunga Melati Putih,
Bunga – Bunga Yang Pernah Tumbuh Indah Di Hatinya Oleh Air Hujan,
Yang Tubuh Baik Dan Mengakar Di Hatinya, Bunga Yang Membuat
Berharuhkan Kebahagiaan Dan Kenangan – Kenagan Yang Terbang
Bersama Kumbang – Kumbang Di Kelopak Bung Aitu, Kumbang Itu Ikut
Mati Bersama Matinya Bunga Tersebut Karena Tak Mau Berpisah
Hinggap Di Bunga Yang Lain Karena Terlalu Cinta, Karena Terlalu
Cinta, Terlalu Keras Mencintainya, Bunga Mawar Dan Bunga Melati
Yang Takan Pernah Telupakan Harumnya Meskipun Sudah Tidak Ada
Lagi Di Jendela Rumahnya, Maka Jika Lelaki Itu Di Tanya Kapan Dia
Berwangikan Kebahagiaan Di Saat Muda Nya, Maka Ia Akan
Menjawab, Saat Bunga Mawar Merah Dan Melati Ada Di Jendela
Rumahnya Lalu Melihat Dunia Dengan Itu.

56 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Pukul 13. 55 Fregi Datang Kerumahnya Disana Fregi Hanya Bertemu
Dengan Asisten Rumahtangganya Saja Fregi Bertanya Kemana Orang
Orang Disini, Asisten Rumah Tangganya Berkata Sedang Di Rumah
Sakit, Fregi Langsung Meminta Alamat Rumah Sakit, Di Sampainya
Disana Pregi Melihat Riska Terbaring Tak Sadarkan Diri Di Sana,
Fregi Bertanya Ada Apa Yang Terjadi, Ibu Riska Hanya Menangis
Sambil Berkata Ini Buku Diari Riska Kamu Baca Ya, Terimakasih
Telah Temani Anak Saya Untuk Berjalan Hidup Bahagia.

Fregi Bingung Dengan Apa Yang Terjadi Dia Pun Membaca Buku Itu
Duduk Di Samping Riska Berbaring Di Tempat Tidur Rumah Sakit
Bersama Ayah Ibunya Riska, Orangtua Riska Bilang Sudah Delapan
Hari Dia Disini, Jika Fregi Ingin Tau Apa Yang Terjadi Ibunya
Meminta Membaca Buku Itu.

“Aku Menuliskan Kisah Dirimu Melalui Bukuku Sebagai Tanda Betapa


Aku Paling Beruntung Telah Bertemu Dengan Mu Dan Bisa Melihat
Dari Setiap Kisah Vespa Birumu Bersamanya, Namun Semakin Lama
Aku Mengenalmu Vespaku Ternyata Jatuh Hati Pada Vespamu, Dan
Membujuk Pemiliknya Juga Untuk Ikut Menyukai Lelaki Dari Pemilik
Vespa Biru Itu, Andai Aku Di Beri Umur Yang Panjang Aku Ingin
Menghapus Setiap Luka Di Hatimu, Aku Tidak Beruntung Sekali
Sepertinya, Namun Taqdir Tuhan Harus Kita Jalani Dan Iklas Atas
Ketetapnya Itulah Hidup, Kebahagiaan Itu Milik Tuhan Dan Dia Juga
Yang Memberikanya Saat Manusia Hidup Atau Setelah Mati, Semoga
Kita Semua Di Berikan Kebahagiaan Oleh Tuhan Di Setiap Kita
Berada,”
Riska 14 Januari 1999

57 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Aku Menuliskan Kisah Dirimu Melalui Bukuku Sebagai Tanda Betapa
Aku Lelaki Paling Beruntung Telah Bertemu Dengan Wanita Sepertim

58 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Catatan Wanita Bervespa Biru

“20 November 1998 Dibawah Langit Yang Gelap Dengan Bintang


Cahanya Menyinari Diriku, Ada Satu Sinar Lagi Yang Bersinar Itu
Sinar Bulan, Cahaya Bulan Itu Datang Bersama Lelaki Dengan Motor
Mogok Vespanya, Cahanya Bulan Itu Sedikit Redup Mungkin Karena
Awan Mendung Hujan Yang Menghalangi, Lelaki Itu Datang Membantu
Tuk Coba Perbaiki Sakit Motor Ku, Andai Saja Dia Juga Bisa Perbaiki
Sakit Dalam Diriku Yang Setiap Harinya Memakan Waktu Hidupku”

“30 Desember 1998 Taun Akan Berganti Semua Akan Bahagia


Merayakan Itu, Bagiku Semakin Cepat Waktu Berlalu Semakin Habis
Umurku, Aku Tidak Tau Sampai Kapan Bisa Bertahan Hidup, Aku
Masih Melawan Penyakit Kangker Dalam Diriku, Aku Sadar Hidupku
Mungkin Takan Lama, Taun Ini Sedikit Ada Cahaya Bahagia Yang
Bernyanyi Bersama Lonceng Perpindahan Taun, Aku Bersama Lelaki
Itu, Dengan Dua Vespa Biru Kurayakan Kebahagiaan Yang Baru”

“7 Febuari 1999 Lelaki Itu Menarik Perhatian Hati Saya Untuk Tidak
Mengabaikan Apa Yang Terjadi Di Dalam Sini, Di Ruang Perasaan, Aku
Tidak Tau Berapa Lama Aku Bisa Hidup, Ku Simpan Saja Perasaan Ini
Di Dalam Hati, Mungkin Ini Jalan Taqdirku”

“10 Maret 1999 Sebenarnya Aku Ingin Selalu Bercerita Pada Nya
Tentang Apa Yang Ada Di Dalam Hati Saya Tapi Mengapa Aku Selalu
Tak Bisa, Lebih Baik Tak Perlu Aku Juga Tidak Pernah Tau Sampai
Kapan Aku Bisa Hidup, Maka Bagiku Tetap Berusaha Diriku Dan Junga
Membuatnya Bahagia Adalah Jalan Caraku Mencintainya”

“1 Agustus 1999 Di Kampusnya Saat Wisuda Kelulusan Aku


Melihatnya Dia Memperhatikan Seorang Perepuan, Lelaki Itu
Memperhatikan Secara Isitime, Saya Kira Secara Naluriku Sebagai
Perempuan, Wanita Punya Hubungan Yang Spesial Bersama Fregi, Dan
Mungkin Perempuan Itu Yang Membuat Fregi Itu Kadang Mendung

59 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Seperti Hujan Yang Tak Henti – Henti Membasahi Tanah Yang
Kering”
“25 Agustus 1999 Aku Tak Perlu Cemburu Lagi Pula Aku Tidak Tau
Sampai Kapan Nyawa Ini Tetap Ada Di Dalam Tubuh Ini, Aku Masih
Melawan Kangker Dalam Tubuhku, Lelaki Itu Tidak Pernah Tau Dan
Takan Ku Pernah Beritahu Samapi Semua Keluargaku Juga Jangan
Memberitahunya, Hari Itu Aku Bersamanya Menghadiri Sebuah Pesta
Pernikahan, Aku Melihat Mata Tersirat Gaun Gaun Yang Tak Di
Ingikn, Aku Semakin Mengeri Apa Yang Tejadi Padanya, Aku Akan
Berusaha Membahagiakan Diriku Dan Juga Dirinya Dengan Caraku”

“12 September 1999 Setiap Semakin Parah Sakitku, Di Akhir - Akhir


Ini Aku Punya Kebahagiaan Entah Kenapa Bersama Lelaki
Bervespakan Biru Itu Hidupku Bahagia, Sangat Bahagia Sekali”

“14 Oktober 1999 Aku Melihatnya Makin Lama Makin Mendung Di


Dalam Dirinya, Ada Hujan Yang Belum Reda, Aku Ingin Bercerita
Sekali Padanya Aku Saja Sedang Melawan Sakitku Dengan Sabar Dan
Senyuman Bahagia, Dia Sepertinya Belum Bisa Sepertiku, Jika Ada
Hujan Di Dalam Dirinya Ku Bawakan Payung, Jika Basah Dan
Kedinginan Ku Berikan Kehangatan Untuknya, Hari Ini Ulangtahunnya
Maka Kado Sepesial Baginya Adalah Selimut Kehangatan”

Fregi Barus Sadar Bawa Selama Ini Riska Memendam Sebuah


Perasaan Kepadanya, SetiaP Hari Selepas Kerja Fregi Menemani
Risaka Terbaring Di Rumah Sakit Bersama Orang Tua Risaka.
Senin 15 May 2000 Semakin Hari Makin Parah Kodisi Riska, Hingga
Pada Akhirnya Di Hari Ini Pagi Pukul 06.20 Risa Dinyatakan Meninggal
Dunia Karena Tubuhnya Sudah Tidak Kuat Melawan Penyakit Dala
Tubuhnya, Semua Yang Ada Di Situ Berduka, Orangtua Riska Dan
Fregi, Seakan Masih Belum Menerima Kenyataan Dengan Apa Yang
Terjadi.

60 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Biodata Penulis

Fernando abdillah S.Pd, Lahir Di Bogor 14 Oktober 1994 Alamat


Rumah Kp. Pasarean Ds. Pasarean Kec. Pamijahan Bogor Jawa Barat
Indonesia Rt. 02 Rw. 01, Seorang Guru Sejak Usia 23 Taun Islam,
Seorang Yang Senang Dengan Sastra Puisi, Nama Instgaram
@FernandoAbdillah, Dan Saya Selaku Penulis Banyak Ucap
Terimakasih Atas Karunia Dan Rahmatnya Telah Menyelesikan Buku
Novel Bagian Pertama Ini, Juga Kepada Pihak – Yang Telah Membantu
Menginpirasi Buku Cerita Fiksi Ini.

Saya Lulusan Sekolah Di Madarasan Ibtidayah Ibnuhajar, Lalu Lanjut


Sekolah MTS Ibnuhajar, Kemudian SMK Aulia, Berlanjut Perguruan
Tinggi STAI Aulia Di Wisuda Pada 2020 Sebagai Sarjana Pendidikan,
Saya Senag Menulis Buku Selain Dari Pada Itu Saya Juga Senang
Berorganisasi Aktivisme, Sedkit Kata Penutup Dari Saya
Sesungguhnya Kejayaan Kesuksesan Dana Kebahagiaan Allah
Azawajala Meletakan Hanya Pada Amalan Agama Yang Sempurna.

Saya Hanya Seorang Guru Muda Yang Sesampainya Saya


Menyelesaikan Tlisan Ini Saya Sedang Mengajar Di SMK 2 Al – Amin
Suryadinata Kecamatan Pamijahan, Saya Sering Melihati Hujan Turun
Di Tempat Kota Saya Tinggal Ini ,Juga Banyak Menyaksikan Setiap
Hujan Turun Banyak Sekali Orang – Orang Berbohong Saat Berhujan
Di Bawahnya Itulah Yang Membuat Saya Bergerak Untuk Menulis
Cerita Ini, Saaya Sedikit Melihati Mereka Itu, Seakan Mereka
Berkata Pada Penaku Bahwa Hujan Yang Turun Dari Langit Tidak
Membuat Mereka Takut Akan Sakit, Tapi Hujan Yang Dapat
Membuat Mereka Sakit Itu Hujan Yang Turun Di Dalam Hati.

61 | H u j a n D a l a m P a y u n g
62 | H u j a n D a l a m P a y u n g

Anda mungkin juga menyukai