Novel Hujan Dalam Payung Bagian Ke1
Novel Hujan Dalam Payung Bagian Ke1
Di Situlah Asal Mula Sebuah Kisah Akan Di Tulis Dengan Pena Menari
Di Atas Kertas, Dari Sebuah Kisah Fregi Dan Tiara Yang Memiliki
Kisah Yang Tak Menepi – Nepi Dan Membiarkan Mereka Menjadi Milik
Orang Lain Dalam Sebuah Perasaan Yang Masih Sama
Waktu Itu Hujan Sedang Turun Usia Fregi 20 Taun Sedang Bediri
Bawah Lampu Yang Basah, Ketika Itulah Ia Melihat Peri Berlari
Di Guyur Hujan Sambil Menari Di Bawahnya Tanpa Payung, Bernama
Dewi Tiara 17 Taun, Pertama Di Mana Fregi Bertemu Dengan
Dirinya Sembari Berlari Menghampiri Dengan Payungnya Dikira Fregi
Dia Itu Takut Basah Dan Ingin Berteduh, Tetapi Sesampainya
Dengan Membawa Payungnya Dia Berkata :
"Saya Fregi, Saya Ingin Tahu Bagai Mana Rasanya Menyukai Hujan
Dan Menari Di Bawahnya, Apa Kamu Tidak Takut Petir Dan
Badainya"Kata Fregi
" Yang Perlu Kita Lakukan Hanya Menari Dan Bertasbih Di Dalam
Badai Jika Itu Terjadi"Kata Tiara
Hati Mereka Juga Ikut Di Guyur Hujan Didalam Hati Mereka Ada
Sebuah Benih Yang Berasal Dari Langit, Lalu Benih Tersebut Terbawa
Angin Dan Terjatuh Terkubur Di Dasar Hati Sanubari Mereka, Itu
Benih Perasaan Cinta Dan Kasih Sayang Dari Langit Sebagai Tanda
Bahwa Mereka Adalah Manusia Yang Mulai Tumbuh Menjadi Lebih
Dewasa, Ilmuan Menyebut hal Tersebut Dengan Istilah Pubertas
Remaja.
Di Kota Yang Selalu Hujan Mereka Bertemu Di Pagi Hari Pukul 08.21
Di Sebuah Taman Perumahan Asri Madani Di Pinggirnya Jalan Raya
Jalur Utama Penghubung Antar Kota, Seorang Lelaki Bernama Fregi
Yang Sedang Berpejalan Menuju Pulang Bersinggah Berteduh Di Situ
Karena Hujan Sangat Besar, Kemudian Tak Sengaja Dia Bertemu
Seorang Perempuan Bernama Dewi Tiara.
"Hendak Pergi Kemana Kau Kuantarkan Kamu Pulang, Hujan Yang Kau
Sukai Telah Tiada Tertinggal Hanya Genangan Air"
Fregi Berkata Kata Lagi "Di Belakang Sana Ada Sebuah Motor Vespa
Berwana Biru Yang Saya Cintai Persis Seperti Baju Yang Kau Pakai
Warnanya, Sama - Sama Kehujanan Dan Basah Hanya Saja Dia Diam
Dan Melihati Saja, Tadinya Aku Hendak Mengantarkanmu Dengan
Motor Itu, Oh Iya Jika Kita Akan Berpisah Tolong Jangan Lupakan
Aku Dan Motorku Yah".
Aku Yang Tak Pernah Merasakan Apa – Apa Di Dalam Hatiku Setelah
Sekian Lama, Aku Terjatuh Dalam Sebuah Perasaan Yang
Membingungkan, Yang Logika Tak Sampai Apa Yang Terjadi, Bersama
Motor Vespa Biruku Aku Pulang Di Bawah Pelangi Karena Hukum
Pembiasan Alam Setelah Bermain Hujan Dengan Seorang Perempuan
Yang Tak Sengaja Bertemu, Ada Sebuah Perasaan Yang Hadir Diatas
Motorku, Saat Malam Tiba Tarian Di Bawah Hujan, Terus Terbanyang
Bersama Senyuman Seorang Peri Hujan Yang Kulihat, Seakan Tidak
Ada Perpisahan Waktu Itu, Hatiku Berkata Perpisahan Hanya Untuk
Jiwa Dan Hati Yang Tak Saling Mengenal, Apakah Aku Sedang Jatuh
Hati Ataukah Aku Mulai Sedang Akan Jatuh Cinta Yang Pertama
Semasa Hidupku, Hal Yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya.
Sabtu 15 Oktober 1994 Lelaki Itu Pergi Kembali Dengan Vespa Biru
Nyah Ke Tempat Yang Sama Di Mana Pertama Bertemu, Sembari
Mencari Jawaban Dalam Dirinya Ada Sebuah Perasaan Apa Yang
Menyelimutinya.
Kala Itu Aku Berjalan Bersama Vebi-Ku ( Vespa Biru ) Karena Dia
Sakit, Aku Gandeng Dia Tuk Cari Tempat Yang Bisa Sembuhkan, Di
Tengah Jalan Aku Kehausan, Dibawah Panasnya Matahari, Langit
Seakan Berbicara Padaku Untuk Singgah Di Situ, Seakan Langit Dan
Vebi-Ku Telah Sekongkol Untuk Mempertemukan Dengan Tiara Dalam
Tempat Yang Sama Dan Air Yang Akan Di Minum Sama Pula, Hampir -
Hampir Aku Akan Melupakan Tiara Karena Putus Asa Mencarinya, Di
Ke Dua Kali Aku Melihat Dia, Tetap Sama Laksana Peri Yang Turun
Dari Kayangan, Lalu Kehilangan Selendang Terbangnya, Tatapanya
Mendamaikan Hati Dan Perkataannya Menenangkan Pikiran, Di
Tambah Senyumanyah Maka Sempurnalah Kebahagiaan Ku Di Hari Itu
Hilanglah Rasa Lelahku.
Setelah Kejadian Itu Di Toko Minuman Dingin Aku Lama Sekali Tak
Bertemu Dengan Tiara.
Orang Tepat Akan Membuat Jatuh Cinta Pada Diri Sendiri Lebih
Dahulu, Sebuah Cerita Pertama Di Musim Penghujan, Tak Ada Hujan
Yang Lebih Bijak Di Bulan Itu, Jejak – Jejak Awal Yang Takan
Telupankan Di Biarkan Agar Tak Terucap Karena Di Sekap Gerimis,
Kepada Nya Yang Telah Pergi Di Titipkan Genang - Genang Rindu, Di
Setiap Malam Ada Nama Yang Mereka Sebut, Kisah Lalayaknya
Menyalakan Lilin Di Tengah Malam Hujan Deras, Apinya Akan Mati
Oleh Air Dari Langit Atau Karena Sumbunya Yang Habis Karena
Lelehan Lilin Yang Tak Kuat Menahan Dari Sebuah Taqdir.
“Kita Tidak Akan Tau Kita Akan Menepi Kemana Dan Tempat Berdiam
Untuk Selamanya“
Kita Tidak Akan Tau Kita Akan Menepi Kemana Dan Tempat Berdiam
Untuk Selamanya, Kadang Yang Di Anggap Tempat Terakhirpum
Dengan Keyakinan Tinggi Pada Akhirnya Adalah Persingahan, Aku
Takut Melupakan Dan Hilang Dari Dewiku Tiara, Selama Nafasku
Masih Berhembus, Selama Darahku Masih Mengalir, Takan Pernah
Kulupa, Takan Pernah Lupa, Kulupa.
11 | H u j a n D a l a m P a y u n g
12 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Pertemuan Pertemuan Adalah Takdir
“Jangan Pernah Hilang Dari Hatiku Karena Aku Takut Dengan Diri
Sendiri”
Ini Lah Kisah Sebuah Hujan Yang Turun Dari Dalam Payung
@ HujanDalamPayung, Taqdir Akan Pertemuan Itu Beraneka Ragam,
Ada Yang Hanya Bertemu Sekejap, Ada Yang Hanya Beberapa Hari,
Ada Yang Beberapa Tahun, Ada Yang Semasa Hidup Dan Ada Juga
Yang Tidak Akan Bertemu Sama Sekali, Dia Hanya Akan Tau Dari
Cerita Orang – Orang Di Sekitarnya, Itulah Taqdir Yang Tergambar
Pada Manusia Yang Berbeda Beda.
13 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Waktu Itu Penerimaan Mahasiswa Baru, Seperti halnya Kampus
Kampus Ada Umumnya Ada Yang Di Sebut Orientasi Studi dan
Pengenalan Kampus ( Ospek ) Fregi Menjadi Salah Satu Panitia.
“ Kalian Kenapa Tidak Bawa, Saya Jadi Tidak Tau Siapa Nama Kalian
Dan Tidak Kenal Dengan Kalian, Siapa Nama Kalian ?”Ungkap Ketua
Panitia
“Fregi Kamu Telat Ya Pasti Gara – Gara motormu, Sudah Sana Tuh
Maha Siswa Baru Di Di Lapangan Sana Yang Tidak Bawa Papan Nama
Bantu Urus Tuh, Kasih Hukuman Apa Ke”
“Hei – Hei Kalian Maha Siswa Baru Mau Jadi Apa Kalian Bisa Bisanya
Lupa Di Hari Pertama Ini Lupa Akan Sesuatu, Kalian Ini Sekarang
Maha Siswa, Rusak Masa Depan Negara Ini Kalau Kalian Tidak
Tertib”Ujar Teriaknyah
14 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Hei Kamu Siapa Nama Mu, Kenapa Tidak Bawa Papan Nama, Lihat
Wajah Saya Sini Kebelakang Dan Jawab Dengan Tegas”Kata Fregi
Lalu Tiba Tiba Dua - Dua Nya Terdiam Tanpa Kata Hanya Saling
Melihati Satu Sama Lain.
Tak Ada Perpisahan Bagi Jiwa Yang Saling Mencinta Dalam Doa,
Perpisahan, Mereka Disakiti Oleh Rindu, Di Obati Oleh Kabar,
Di Bahagiakan Oleh Pertemuan.
Di Kuil – Kuil Luapan Rasa Kata – Kata Yang Terucap Mereka Sama,
Kata - Kata Mereka Menaiki Sebuah Lentera Dan Berlabuh Di Pulau
Yang Sama.
15 | H u j a n D a l a m P a y u n g
16 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Drama Cinta – Gambar Pena Taqdir
17 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Tuhan Yang Maha Esa Tau Mana Yang Terbaik Untuk Setiap Jalan
Hidup Manusia.
18 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Catatan Fregi Jum’at 16 Febuari 1996
Kepakan Kanan Atas Itu Penawar Rindu, Yang Kiri Atasnya Kepakan
Membawa Kasih Sayang, Kanan Bawahnya Kepakan Cinta Yang
Tersembunyi, Sayap Yang Kiri Bawah Bersembunyi Tak Mau Mekar
Aku Tak Tau Kenapa, Vespa Biru ( Vebi ) – Ku Berkata Itu Yang
Sersembunyi Adalah Kepakan Luka Yang Akan Terjadi Karena Sayap
Kanan Bawah Cintanya Selamanya Di Biarkan Hanya Tersembunyi, Lalu
Tat Kala Dia Terbang Dengan Empat Sayapnya Itu Menghapiri Mu
Maka Rindu, Kasih Sayang, Cinta Yang Tersembunyi Dan Luka Akan
Terjadi Kepadanya Dan Yang Di Hapirinya, Tapi Aku Tidak
Memperdulikan Perkataan Vebi – Ku Waktu Itu.
Sejak Bertemu Dengan Nya Tiara, Dia Datang Atas Oleh Angin
Taqdir Sebagai Mahasiswa Baru, Satu Gedung Kuliah, Lalu Hari – Hari
Ku Selalu Bersamanya, Ku Antarkan Dia Hampir Tiap Pulang Sekolah
Dan Berangkat, Bersama Vespa Biru ( Vebi ) – Ku, Kami Makin Akrab
Dan Banyak Bercerita, Juga Diskusi Di Mulai Dari Hal Serius Mata
Pelajaran Sampai Hal – Hal Yang Tak Berguna, Kami Sering Tertawa
Bersama - Sama, Ketika Aku Ingat Tak Jarang Vebi – Ku Mogok Saat
Bareng Bersama Nya Berangkat Atau Pulang, Laksana Cerita
Di Film – Film Aku Dorong Motor Mogok Ku Di Sampingnya Ada
Dia Ikut Berjalan, Kadang Saat Jalan Datar Ku Suruh Ia Naik Di
Motor Mogok Itu Lalu Aku Dorong, Kata Orang – Orang Pedangan
Asongan Yang Kami Lewati Kalian Itu Anak Muda Yang Romantis, Kami
Jawab Saja Karena Malu Kita Ini Adik Kaka, Dua Tahun Lebih Kami
Seperti Itu, Banyak Yang Terjadi Bersama, Cerita Anak Mahasiswa
Universitas Suryadinata, Sama – Sama Jurusan Sastra Beda
Semester, Kadang Kadang Saat Jalan Bersama Diantara Mogoknya
Motor Ku, Di Sela Sela Berjalan Dengan Lelahnya Mendorong Kami
Sering Membuat Sair Bersama, Banyak Sekali Hal – Hal Yang Kami
Alami Kala Itu.
19 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Minggu 14 Oktober 1996
Memasuki Kuliah Semester Enam, Usia Fregi Memasuki Dua Puluh Dua
Taun, Di Taun Dan Hari Yang Sama, Kelasnya Kedatangan Murid Baru
Berdarahkan Rusia - Indonesia Bernama Marsya Dengan Nama Yang
Sering Di Panggil Oleh Teman Kelasnya Pada Akhirnya Di Sebut Caca,
Anak Darah Rusia – Indo Berdatangan Ke Setiap Kampus Itu Dengan
Mobil Mazda Astina 323 Nya, Fregi Juga Sejak Awal Dia Berkuliah
Dia Aktif Sekali Di Organisasi Ke Mahasiswa Internal Maupun
Ekternal, Di Taun Ini Juga Dia Menjadi Salah Satu Ketua Organisasi
Mahasiswa Ekternal Di Kota Hujan Tersebut, Sebuah Organisasi
Yang Memobilisasi Masa Sangat Besar Sekali Secara Nasional Dan
Kepentingan Reformasi Di Era Yang Katanya Presiden Diktator Dan
Korup, Sebuah Organisasi Mahasiswa Untuk Demokrasi, Tak Jarang
Fregi Di Cari Aparat Di Tangkap Di Tahan Karena Ulah Indelismenya,
Kawan – Kawan Nya Menyebut Dia Aktivis Demokrasi, Upaya
Mengulingkan Kepemimpinan Pusat Pemerintah Adalah Fikir Yang Ia
Lakukan Bersama Rekan – Rekanya Secara Nasional Maupun Lokal,
Aksi Besar - Bersaran Hampir Tiap Harinya Terjadi Di Mana - Mana
Oleh Gerakan Mahasiswa, Dia Fregi Menjadi Motor Utama Pemipin
Dalang Di Balik Mobilisasi Masa Mahasiswa Di Kota Hujan Tersebut.
Caca Wanita Yang Baik Hati Dan Penuh Perhatian Pada Fregi Teman
Sekelasnya, Diantar Wewangian Mawar Berduri Telah Terbawa Angin
Dan Terjatuh Spucuk Bunga Melati Di Antara Pot Setangkai Mawar
Merah Berduri Itu.
20 | H u j a n D a l a m P a y u n g
21 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Berapa Lama Aku Di Penjara Oleh Tidur Pulas, Di Malam Ada Hujan
Di Mimpi, Setiap Saat Ada Pesan Dari Tuhan, Keheningan Aku
Mendengarkan Cerita Mu, Sesungguhnya Pencinta Tak Mengiginkan
Kebebasan, Dia Terpesona Dengan Amarahku Dan Juga Kelembutan
Begitupun Juga Aku Kepada Nyah, Manusia Takan Bisa Bersarang
Pada Kebahagiaan Sejati Sebelum Mendapatkan Cinta Yang Hakiki.
Tawa Dan Senyum Bersama Mereka Di Bawah Hujan Hal Yang Akan
Selalu Mereka Ingat Selamanya.
Taun - Taun Mereka Lewati Serti Itu, Sajak Yang Mereka Tulis
Di Setiap Malamnya Berwangikan Mawar Merah Harum, Begitu
Harumnya Di Setiap Tidur Mereka Menjadikan Nyenyak Dalam
Sebuah Tidur Dalam Mimpi Yang Sama, Mereka Juga Lupa Bawa Di
Dalam Mimpi Ada Juga Hujan.
Langit – Langit Terus Menua Di Atas Langit Ada Ruang Yang Hampa,
Hujan Kadang Tertahan Sepi Dan Mimpi, Jangan Biarkan Hati Yang
Bernyanyi Berhenti, Aku Igin Di Sini Bersamamu Sejukan Jiwa Basuh
Derita Kita Tentang Dunia Dengan Cinta Kita, Takan Habis Kata –
Kata Ku Untukmu, Aku Bahagia Karenamu, Nyaman Bersamamu,
Jangan Kita Berniat Pergi Satu Sama Lain, Kita Buat Kisah Bersama
Pelita, Ku Ingin Wujudkan Mimpi Semunya Menjadi Nyata
Bersamamu, Malam Ini Hujan, Ku Tulis Kata – Kata Ini Untukmu,
Kusimpan Rapi Di Sepertiga Malam Dan Kutitipkan Pada Langit Bahwa
Sampaikan Lah Kalau Kita Ingin Selalu Bersama Dan Tak Mau
Berpisah Atau Terpisah Selamanya.
23 | H u j a n D a l a m P a y u n g
24 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Si Pencuri Hati
Setiap Pertemuan Adalah Kabar Dari Sebuah Rasa Rindu Dari Rasa
Yang Datang Tak Mengabari, Yang Tiba – Tiba Datang, Bilang Pada
Papa Mama Mu Mereka Pun Pernah Muda Biarkan Kita Sekarang,
Tentunya Dengan Batas, Hati Ini Sulit Terbagi – bagi Untuk Sebuah
Kasih Sayang, Tak Mau Lagi Mengenal Untuk Yang Lain.
25 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Kamis 14 Mei 1998 Di Rumah Sakit Fregi Menunggu Tiara Bersama
Teman Temanyah, Di Antara Pintu Masuk Kamar Rawat Datang Dua
Orang Berdiri Melihati Dari Kejauhan, Saat Di Depan Pintu Tiba
Fregi Di Tampar Berkali – Kali Sampai Terjatuh, Dia Ayahnya Tiara,
Dia Bilang
Dengan Nada Keras, Fregi Di Usir Dan Tak Boleh Menjenguk Tiara.
26 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregi 25 Mei 1998
27 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Lelaki Yang Menghitung Hujan
28 | H u j a n D a l a m P a y u n g
1 November 1998 Dia Tiara Mampu Membuat Fregi Melihati Wanita
Lain Tidak Terlihat Menarik Di Matanya, Dari Do’a Yang Saling
Tertaut, Sebuah Pesan Dari Cerita, Pertama Dalam Hidupnya Fregi
Menyelesaikan Sebuah Buku Cerita Yang Ia Tulis Dengan Judul
“Pesan Dari Novel”, Sebuah Buku Yang Di Berikan Untuk Tiara.
10 November 1998 Masih Baik – Baik Saja, Seperti Biasa Fregi Dan
Tiara Adalah Sepasang Teman Yang Sangat Istimewa, Mereka Ingin
Mencoba Mengungkapkan Sebuah Perasan Yang Tersembunyi Satu
Sama Lain, Akan Tetapi Mereka Biarkan Rasa Itu Hanya Dalam
Hatinya Masing – Masing, Sebuah Perasaan Yang Akan Tetap Hidup
Sampai Kapanpun Dan Di Manapun Selagi Nyawa Masih Ada Di Dalam
Jiwa.
Fregi 20 November
1998
29 | H u j a n D a l a m P a y u n g
30 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Malam Pesta Hujan
Tiara Kenapa ?
Hari Itu Turun Hujan Fergi Dan Tiara Mengadakan Janji Sebuah
Pertemuan Di Tempat Di Mana Mereka Pertama Bertemu, Waktu Itu
Gerimis, Tiara Menunggu Berdiri Dengan Mengenakan Payung, Fregi
Menghapiri Nyah Lalu Kemudian Tiara Berkata
“Aku Mulai Hari Ini Takut Basah, Tidak Mau Terkena Air Hujan, Aku
Jadi Ingat Pertama Kita Bertemu Di Tempat Ini, Kalau Saja Hari Itu
Aku Menerima Payungmu Lalu Pulang, Mungkin Tidak Akan Ada Basah
Yang Harus Di Keringkan, Aku Takut Jatuh Cinta, Lalu Kita Saling
Terluka, Meski Kadang Aku Berfikir Apa Itu Cinta Yang Sebenar
Benarnya, Ingatlah Dirimu Akan Selalu Ada Dalam Hatiku Selama
Lamanya, Fregi Sepertinya Kita Tidak Akan Bisa Bersama Lagi, Kita
Akan Menjadi Orang Lain – Seperti Orang Yang Tidak Pernah
Berkenalan Sebelumnya, Aku Berterimakasih Kepada Mu Karena
Telah Memberikan Warna Dalam Hidup Ini” Ujar Tiara Sambil
Menangis Memalingkan Pandangan Lalu Sambil Hendak Pergi Menuju
Mobil Di Sampingnya
Maksudnya Gimana ?”
31 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Tiba Berkata Seperti Itu Padanya, Dewinyah Malah Menjawab
Dengan Kata Kita Hanya Menunaikan Sebuah Janji Saja.
Inilah Awal Asal Mula Dari Kisah Mereka Yang Membiarkan Diri
Mereka Dalam Satu Kebohongan Besar Dan Menjadikan Itu Semua
Sebuah Rasa Sakit Yang Tak Terhingga, Mereka Membohongi Dunia,
Membogongi Hujan, Dan Membohongi Diri Mereka Sendiri, Padahal
Malam Tau Apa Yang Mereka Rasakan Satu – Sama Lain, Hidup Dalam
Kepura Puraan Tidak Saling Mencintai Dan Mendiamkan Perasaan Itu
Tersembunyi Sangatlah Menyakitkan Di Kala Ada Sebuah Perasaan
Yang Sama.
32 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Taukah Bahwa Pohon Besar Yang Di Tebang Oleh Satu Kampak Tajam
Yang Kecil Maka Setap Ayunan Kampak Itu Sangatlah Sakit Sekali,
Dan APA Bila Tertebang Masiih Ada Akar Pohon Yang Harus Tecabut,
Jangan Sekali Orang – Orang Mampu Mencabut Akar Tersebut.
Pukul 17. 44 Hari Itu Tiara Setelah Berkata Begitu Dia Pergi Naik
Mobil Di Sampingnya Yang Di Kendaraan Entah Oleh Siapa, Mungkin
Supir Pribadinya ?
“Tiara Ada Apa ? Izinkan Saya Berkata Jika Memang Setelah Ini
Kita Tidak Akan Sama Seperti Dulu, Di Mana Kita Seperti Tak Saling
Mengenal, Kita Akan Asing Kembali, Tiara Dengar, Saya Belum Pernah
Jatuh Cinta Sekeras Ini, Tiara Hatiku Bilang Jangan Pernah Kau
Berpura – Pura, Sesungguhnya Perasaanmu Miliku, Biarkan Saja Kau
Ikuti Hatimu Bahwa Kau Ingin Tetap Bersamaku” Teriak Fregi.
Inilah Akhir Kisah Dari Bab Ke Dua Cerita Hujan Di Dalam Payung,
Sebuah Kisah Mereka Merayakan Pesta Hujan Di Musim Yang Selalu
Basah Di Bulan November, Sebuah Perayaan Yang Tak Ingin Pernah
Ada Dan Terjadi.
33 | H u j a n D a l a m P a y u n g
34 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Menulis Ulang Kisah Yang Hilang
Aku Membuat Sajak Cerita, Tentang Sebuah Kisah Sang Dewi Hujan
Dan Diriku Bersama Motor Vespa Biruku Banyak Kisah Yang Kutulis,
Tapi Catatan Itu Hilang Entah Kemana Saat Kutinggalkan Di Meja
Kerjaku, Kutinggalkan Itu Karena Aku Sakit Dan Taksanggup Untuk
Melanjutkan Untuk Menulis, Tatkala Aku Ingin Memulainya Lagi,
Catatan Itu Hilang, Aku Harus Memulai Lagi Dari Dari Apa Yang
Di Ingat.
Aku Tak Tau Kenapa Dia Terus Terfikirkan Dalam Ingatanku, Apakah
Karena Aku Pernah Berodoa Untuknya Dengan Cara Yang Istimewa,
Atau Karena Dia Berdoa Untuku Di Dakala Aku Tidak Mendoakanya,
Ataukah Karena Doa Yang Saling Tertaut Dan Hanya Tuhan Yang Tau
Bahwa Kita Saling Mendoakan Dalam Diam, Dalam Ruang Yang Tak
Bersama, Sebuah Harapan Dari Keinginan Hati Dan Jiwa Yang Selalu
Ada Dalam Bingkai Kasih Dan Sayang.
Tak Ada Perpisahan Bagi Yang Mencintai Hati Dan Jiwa, Hanya Suara
Hujan Yang Kudengar Dan Takpernah Kulihati Lagi Pelangi, Padahal
Pelangi Itu Tetap Disana, Di Luar Tubuhku Hujan Begitu Rusuh
Mencari Pecahan – Pecahan Jiwaku, Di Dalam Diriku Yang Tenang
Seorang Perempuan Khusyuk Membaca Buku Dan Kekasihnya Sibuk
Membetulkan Detak Jantungku.
35 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Yang Berbohong
Ini Adalah Hujan Dimalam Hari Yang Hilang Oleh Bulan Purnama Tapi
Gerimis Tak Berhenti Dari Matanya, Yang Akan Membuat Sakit
Mereka Berdua Bukanlah Karena Hujan Yang Turun Dari Langit, Tapi
Hujan Yang Turun Di Dalam Hati, Mereka Berdua Dengan Perasaan
Yang Sama Pergi Meninggalkan Dan Membuat Hujan Di Masing –
Masing Sanubari Mereka Yang Takan Reda Dalam Waktu Yang Lama
Sampai – Sampai Akan Lupa Tentang Kapan Musim Semi, Karena
Mereka Akan Berjalan Di Bawah Payung, Panas Maupun Hujan Di Hari
– Hari Yang Terus Akan Datang, Hujan Yang Di Janjikan Turun Dari
36 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Langit Berbohong Bahwa Tidak Akan Turun Di Dalam Hati.
“Hai Gadis Sudah Larut Malam, Hendak Pergi Kemana, Sudah Berapa
Lama Motormu Mogok ?, Bisa Saya Bantu” Kata Fregi
Wanita Itupun Menoleh Ke Arah Fregi Dan Motor Vespa Birunya Lalu
Berkata “Memang Bisa Bantu, Motormu Juga Sama Mogok, Saya Liat
Kamu Mendoronya Dari Sana ?”Kata Riska
“Hei Gadis Siapa Namamu, Motorku Tidak Bisa Menyala Karena Air
Masuk Ke Karburator Motor Ini, Aku Hendak Buang Air Didalamnya,
Sayang Sekali Aku Tak Bawa Kunci – Kunci Tuk Perbaiki Vespa Ini,
Saya Cari Bengkel Tuk Perbaiki Tapi Di Sepanjang Jalan Tak
Kudapati Itu”Kata Fregi
Dibawah Cayaha Bulan Dua Vespa Biru Bertemu Dalam Keadaan Sakit
Di Atas Aspal Dengan Genang – Genang Air Hujan, Yang Tidak
Bercerita Sebab Kenapa Motor Dari Masing – Masing Mereka Sakit.
37 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Akan Faham Tentang Sebuah Rasa Kesakitan Dalam Diam Itu,
Dari Mendungnya Rindu Yang Sengaja Menyembunyikan Air Lalu
Terjatuh Mengenang Di Jalan Dan Di Biarkan Tenggelam Kedalam
Tanah, Mereka Akan Mengerti Saat Di Sadarkan Oleh Waktu, Karena
Akan Ada Luka Yang Takan Kujung Pulih Malah Terasa Semakin Perih
Di Dalam Hati Fregi Dan Tiara, Bodoh Memang Mereka Menyipan
Harapan Kepada Langit Tapi Mereka Sengaja Saling Menjauh Satu
Sama Lain, Tapi Begitulah Kebohongan Cinta Yang Terulis Di Kota
Yang Selalu Turun Hujan, Mereka Rela Menahan Luka Yang Tiada
Tara Demi Sebuah Kebohongan Yang Di Buat Dan Di Jalani,
Seharusnya Biarkan Sesuatu Itu Berjalan Saja Sebagai Mana
Mestinya, Mereka Belum Sadar Yang Pergi Itu Raganya, Tapi Tidak
Dengan Perasaan, Itu Tetap Berdiam Di Tempat Yang Sama, Meski
Mereka Berusaha Berdamai Dengan Hati Mereka, Tentunya Tawaran
Itu Akan Tertolak, Malah Akan Semakin Merusak Di Paksa Riuh Dan
Berisik Dan Lelah Kelelahan Karena Rasa Sakit Itu Menari – Nari
Dengan Kata Terindah Di Ujung Mata Dan Pikiran Yang Akan Selalu
Menyapa. Kemudia Lanjutan Dari Cerita Dua Vespa Biru Yang
Betemu :
Dua Motor Vespa Biru Berjajar Di Jalan Yang Sama, Dalam Kondisi
Mogok Kedua – Duanya, Fregi Memperbaiki Motornya Dan Motor
Riska, Tak Terasa Waktu Telah Menujukan Jam Dua Malam, Hanya
Motor Riska Yang Dapat Hidup, Motor Vespa Birunya Riska Hanya
Perlu Ganti Busi, Untung Fregi Memawa Cadangan Busi, Lalu Di
Pasangkan Kepada Motornya Riska, Karena Sudah Malam Terpaksa
Keduanya Mencari Solusi, Mengingat Waktu Sudah Malam.
38 | H u j a n D a l a m P a y u n g
39 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hingga Kapan Pun Fregi Dan Tiara Akan Selalu Mengagumi Dari Diksi
Yang Tertata Pada Indahnya Puisi Cerita Cinta Mereka Tanpa
Dendam Yang Tersimpan Kepada Jemari Yang Menulis Yang Begitu
Lihai Mengoreskan Pena Dengan Sejuta Imajinasi, Hingga Nanti Akan
Masih Tetap Memuja Temtang Musim Hujan Meski Begitu Beratnyah
Sakit Yang Di Sangga Hati, Akan Toleran Dengan Genangan Tinta
Yang Ada Tanpa Takut Kehilangan Kata Meskipun Tak Tersematkan
Di Tiap Liriknya, Mereka Akan Selalu Menjadi Pembaca Pertama
Walaupun Rasanya Sudah Hampir Luka Tiada Tara. Penulis Ini
Kembali Menceritakan Kisah Dua Vespa Biru Bertemu Inilah
Lanjutanya :
Diantara Gas, Suara Kenal Pot Dan Tali Terikat, Dua Vespa Biru Pergi
Untuk Pulang, Riska Bilang Rumahnya Itu Sebelum Rumah Fregi, Dia
Bilang Dirinya Harus Mampir Dulu Kerumahnya, Dia Takut
Orangtuanya Khawatir Kepadanya, Untuk Hanya Sekedar Memberi
Kabar Dengan Apa Yang Terjadi Bahwa Tidak Ada Apa – Apa Yang
Terjadi Padanya.
Pukul 02.21 Malam Mereka Sampai Di Rumah Riska, Benar Saja Kedua
Orang Tuanya Mencemaskan Perempuan Bervespakan Biru Itu, Fregi
Dan Ayahnya Riska Bercerita Apa Yang Terjadi, Mereka Mudah
Saling Akrab, Banyak Tertawa Bersama Di Sela – Sela Diskusinya,
Ayahnya Menawari Dia Pulang Dengan Mobil VW Kodok Miliknya
Seraya Berkata.
“Nak Fregi Besok Saja Pagi Kamu Kembali Kesini, Kita Betulkan
Motormu Bersama, Saya Ini Pandai Sekali Betulkan Motor Vespa,
Karena Motor Yang Di Pakai Riska Itu Dulunya Punya Saya”Kata
Ayahnya Riska Kepada Fregi
40 | H u j a n D a l a m P a y u n g
41 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregi, Tiara Kau Berusaha Mengiklaskan, Sekuat Daya Memaafkan
Nasib, Walau Berulang Kali Mencoba Coba Tuk Melupakan Dengan
Kerja Usaha Yang Keras Tapi Rasa Sakit Dari Kebohongan Itu Akan
Kokoh Bertahan Entah Sampai Kapan, Haruskah Ku Sebut Masalalu
Ketika Kalian Masih Melekat Di Hati Masing – Masing Satu Kata Yang
Cocok Utuk Itu Situasi, Dingin Merusak Menyurak Menusuk Ke Tiap
Ini Permukaan Kulit Mebuat Hati Menyudahi Suasana Senangnya
Sanubari, Tanpa Rasa Sakit Kita Takan Belajar, Tanpa Kecewa Kita
Takan Faham Untuk Menjadi Dewasa, Semoga Kalian Suka Jikalau
Hujan Tak Lagi Membutuhkan Awan.
Lanjutan Lagi Di Kisah Dua Vespa Biru Fregi Dan Riska Inilah
Lanjutan Ceritanya :
42 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Fregipun Pamit Untuk Pergi Kuliah, Itulah Kisah Dua Vespa Biru
Bertemu Di Pertemukan Oleh Malam, Di Hidupkan Oleh Kesamaan,
Pertemuan Setelah Hujan.
43 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Kampus Surya Dinata
“Mimpi Itu Lagi” Ucap Fregi Di Pagi Hari Beranjak Dari Ranjang Dan
Berjalan Untuk Bersiap Pergi Menuju Kampus Tercintanya.
Semua Itu Tentang Mereka, Semua Itu Hanya Untuk Mereka, Hingga
Mereka Tak Tau Untuk Menghentikan Semua Itu, Karena Dalam
Mimpi Terindah Fregi Dan Tiara Di Setiap Doa Ada Nama Mereka
Yang Melayang Di Langit – Langit, Apalah Arti Merindu Bila Dalam
Pertemuan Adalah Orang Asing.
44 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Di Kampus Surya Dinta Rindu Membawa Kisah Mereka Tengelam
Dalam Cerita Sejak Taun 1996, Mereka Yang Di Dalam Hatinya Saling
Mencintai Namun Sengaja Tak Di Ukap Karena Terlajur Di Sekap
Gerimis, Hati Mereka Pergi Begitu Begitu Saja Karena Gerimis Itu
Mulai Berubah Menjadi Hujan, Lalu Mereka Berteduh Agar Tidak
Basah, Padahal Awalnya Mereka Menyukai Menari Bawah Air Itu,
Namun Kini Masing – Masing Dari Mereka Harus Berjalan Memikul
Nasibnya Sendiri – Sendiri, Jalanan Hidup Kini Sedang Di Landa
Hujan, Mereka Mencari Payung Agar Bisa Berjalan Dalam Keadaan
Kering Guna Tidak Sakit Di Kemudian Hari.
45 | H u j a n D a l a m P a y u n g
46 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Yang Berbohong
Malam Tahun Baru Fregi Pergi Bersama Riska, Dua Vesspa Biru Di
Kota Hujan Pergi Bersama Menghadiri Pekan Komunitas Motor
Sejenis Tersebut Sembari Merayakan Malam Tahun Baru, Disana
Kegiatan Di Isi Dengan Hal – Hal Positif, Mereka Semua Saling
Berkenalan, Saling Memperlihatkan Motornya, Sekaligus Bakti Sosial
Santunan Anak Yatim Piatu, Setelah Itu Ada Pentas Musik Band Bagi
Mereka Yang Bisa Menyanyi Dan Bermain Gitar Di Persilahkan Untuk
Ke Panggung Bergantian.
“Maaf Riska Kenapa Kamu Tidak Menikah Saja?, Kamu Wanita Manis
Dan Cantik Pasti Banyak Yang Menginginkan Mu Itu, Anak Seorang
Tentara, Kaya Raya, Dari Keluarga Terhormat”Kata Fregi
47 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Harus Mendekatkan Diri Padanya Sebisa Kita, Tuhan Pasti Akan
Bersama Orang – Orang Yang Mendekatinya Agar Tuhan Menyayangi
Kita Dan Memberikan Kebahagiaan Dunia Dan Di Akhirat, Aku Sedang
Merasa Takut Untuk Menikah, Aku Takut Menyakiti Hati Ini Dan
Hati Orang Lain Dan Jika Memang Tuhan Mengijikan Ku Untuk
Menikah Mungkin Akan Aku Lakukan Langsung, Semoga Kita Semua Di
Sini Teman – Teman Dan Juga Kamu Fregi Bisa Melihat Saya
Menikah, Saya Berencana Di Tahun 2000 Kalau Tuhan Beri Saya Dan
Kita Semua Hidup Lama Kita Pasti Bisa Bertemu Di Hari Itu, Fregi
Saya Berharap Kamu Selalu Ada Buat Saya Sebagai Teman Yang Baik
Tidak Meminta Lebih, Jangan Lupakan Aku Yah Dan Motorku Ku Ini
Meski Pada Akhirnya Nanti Entah Kapan Mungkin Kita Akan Berjalan
Dengan Taqdir Kita Masing – Masing, Hal Ter Indah Bagi Manusia Itu
Saat Jauh Saling Mendoakan Satu Sama Lain, Berjanjilah Kita Akan
Menjadi Sahabat Terbaik Selama - Lamnya”Kata Riska
Tanpa Melupakan Cinta Dan Kasih Dalam Hati Fregi Kepada Dewi
Hujanyah Tiara, Sejak Malam Itu Mereka Menjadi Akrab Satu Sama
Lain Menjadi Teman Yang Saling Bercerita Dan Tolong Menolong,
Mungkin Hampir Setiap Hari Mereka Belajalan - Jalan Dengan Motor
Vespa Mereka Di Jalan Yang Sama Pagi Dan Sore Hari Untuk Melihat
Cerahnya Pagi Dan Sore Walau Kadang – Kadang Mereka Takan Bisa
Lari Dari Taqdir Yang Di Tetntukan Pada Kota Itu Akan Selalu Turun
Hujan, Kadang – Kadang Juga Mereka Berkonfoi Ramai – Ramai 10
Atau 20 Motor Yang Serupa Berjalan – Jalan, Mereka Semua Bahagia
Dan Tertawa Bersama.
48 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Ceita Dari Atap Suryadinata
49 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Aku Pernah Berdoa Untukmu Di Antara Doa Yang Paling Istimewa,
Dan Tidak Bisa Mencintai Yang Lain, Namun Gaun Pengantin Yang
Tidak Di Harpakan, Dari Sebuah Pesan Dari Novel Aku Merayakan
Rindu, Aku Tak Pernah Faham Tentangmu, Tanpa Mengungkpkan
Perasaan, Mungkin Ini Sudah Berakhir Lagi Sama Seperti Hari Hari
Kemarin Bahwa Hujan Akan Selalu Turun Reda Dan Turun Lagi
Tiara 4 September 1999
September Itu Dalam Sebuah Istana Akan Selalu Ada Pelayan Dan
Musuh Didalahmnya, Di Dalam Luapan Perasaan Yang Sama
Sesungguhnya Fregi Dan Tiara Saling Merindukan Satu Sama Lain,
Waktu Itu 4 September 1999 Fregi Bagun Jam Sembilan Pagi, Diam
Mandi, Sarapan Dan Mencuci Motornya Karena Ia Akan Melamar
Kerja Di Tempat Yang Di Rekomendasikan Oleh Ayahnya Riska, Dia
Akan Pergi Ke Tempa Itu Bersama Riska Dua Vespa Biru Akan
Berjalan Bersama, Fregi Yang Sedang Asik Mencuci Motornya Tiba –
Tiba Ibunya Memangilnya
“Fregi Ini Ada Surat Undangan Dan Sepucuk Surat Ibu Lupa Tadi
Pagi Sekitar Jam Tujuh Ada Yang Mengantarkan Kesini, Tadinya Mau
Bangunin, Kata Yang Nganterinyah Gak Usah”Ungkap Ibu Fregi
50 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Setangkai Surat Tiara
Dari Gaun Pengantin Yang Tidak Di Harpakan
Fregi Engkau Telah Telah Mengajari Sair Puisi Yang Terbuat Dari
Hujan, Belajar Berkata Dengan Berharumkan Nada, Namun Ternyata
Bait – Bait Mutiara Yang Keluar Itu Tak Perlu Ku Dapati Dari Hujan
Mu, Tapi Kudapati Keluar Dari Gerimis Di Depan Pintu Rumahku
Terangkai Indah Menjadi Kata Dan Nada.
51 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Selamanya, Menemani Menua Bersama, Ketahui Pula Kini Geri Sudah
Menjadi Dokter Sejak Beberapa Taun Yang Lalu.
Aku Pernah Benar – Bernar Sangat Jatuh Cinta Yang Paling Besar
Semasa Hidup, Maka Dia Adalah Yang Takan Tergantikan Meski
Termakan Oleh Apapun, Namun Arah Taqdir Tak Sejalan Dan Yang
Harus Ku Gambar Tidak Seperti Yang Aku Harapkan”
Tiara Agustus
1999
52 | H u j a n D a l a m P a y u n g
53 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Kita Akan Mengerti Apa Bila Kita Mengerti Belajar Mengasihi Dan
Takan Melupakan Itu, Cinta Yang Paling Istimewa Mengarkan Hati
Bahwa Hidup Dengan Kasih Sayang Itu Berarti, Di Kota Yang Selalu
Turun Hujan Fregi Dan Tiara Bersembunyi Di Atara Perasaan Yang
Paling Istimewa Dan Membiarkan Itu Di Sekap Oleh Gerimis Mereka
Masing – Masing, Air Itu Membuat Mereka Menjadi Berbohong
Tentang Sebuah Kebahagiaan Cinta, Bahwa Mereka Akan Bahagia
Bersama Orang Lain Di Waktu Itu, Padahal Mereka Tau Nanti Akan
Ada Waktunya Dan Terungkap Sesuatu Yang Istimewa Itu Walaupun
Kemarin – Kemarin Terlihat Biasa Saja, Fregi Di Paksa Iklas Di Saat
Kesedihnya Dalam Kerinduan Di Minta Bersabar, Pagi Yang Indah
Dalam Cuaca Yang Tidak Mendung Tapi Hati Mereka Di Landa Badai”
Risak Menuggu Di Luar Waktu Itu Pukul 15.33 Fregi Keluar Ruangan
Dia Sudah Mendapat Kabar Dia Di Terima Kerja Di Situ, Di Parkiran
Ada Motor Yang Blong Remnya Tak Sengaja Menabrak Motor Riska
Yang Sedang Terparkir Akhirnya Rami Semua Melihati Itu, Waktu
Sudah Sore, Ayahnya Riska Keluar Dia Bilang Fregi Dan Riska Pulang
Duluan Antarkan Riska Kerumahnya Motor Riska Di Sini Biar Ayahnya
Yang Urus Katnya, Fregi Dan Riska Pun Pergi.
54 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Hujan Miliku
“Di Antara Perasaan Cinta Yang Pernah Hadir Dalam Diriku Yang
Besar Sinngah Masuk Kedalam Hati Dan Menjadikan Mata Batin
Melihat Dunia Penuh Dengan Warna Yang Indah, Warna Yang
Takpernah Di Lihat Sebelunya Hanya Dirinya Lelaki Vespa Biru, Di
Tanah Yang Basah Aku Membaca Bahwa Memang Benar Kebahagiaan
Itu Seharusnya Milik Dari Setiap Kita”
Tiara 25 Agustus 1999
55 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Setelah Kejadian Hati Fregi Terguncang Di Landa Kesedihan Yang
Sangat Dalam, Sahabat Baiknya Riska Selalu Menghibur Fregi, Karena
Dia Tau Bagai Mana Fregi Sebegitu Besar Cintanya Pada Tiara,
Setiap Harinya Risaka Mencoba Agar Fregi Bisa Kembali Tertawa
Tulus Dengan Hati, Riska Sahabat Terbaik Yang Pernah Di Miliki
Fregi, Begitu Perhatianya Besar Yang Berikan Padanya, Di Sedih,
Susah, Senang Dan Bahagia Riska Selalu Ada Untuknya
Diantara Cinta – Cinta Yang Datang Ada Dua Bunga Yang Berharukan
Indah Yang Takan Pernah Terlupakan Oleh Lelaki Vespa Biru Itu,
Satu Harum Mawar Merah Berduri, Satu Harum Bunga Melati Putih,
Bunga – Bunga Yang Pernah Tumbuh Indah Di Hatinya Oleh Air Hujan,
Yang Tubuh Baik Dan Mengakar Di Hatinya, Bunga Yang Membuat
Berharuhkan Kebahagiaan Dan Kenangan – Kenagan Yang Terbang
Bersama Kumbang – Kumbang Di Kelopak Bung Aitu, Kumbang Itu Ikut
Mati Bersama Matinya Bunga Tersebut Karena Tak Mau Berpisah
Hinggap Di Bunga Yang Lain Karena Terlalu Cinta, Karena Terlalu
Cinta, Terlalu Keras Mencintainya, Bunga Mawar Dan Bunga Melati
Yang Takan Pernah Telupakan Harumnya Meskipun Sudah Tidak Ada
Lagi Di Jendela Rumahnya, Maka Jika Lelaki Itu Di Tanya Kapan Dia
Berwangikan Kebahagiaan Di Saat Muda Nya, Maka Ia Akan
Menjawab, Saat Bunga Mawar Merah Dan Melati Ada Di Jendela
Rumahnya Lalu Melihat Dunia Dengan Itu.
56 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Pukul 13. 55 Fregi Datang Kerumahnya Disana Fregi Hanya Bertemu
Dengan Asisten Rumahtangganya Saja Fregi Bertanya Kemana Orang
Orang Disini, Asisten Rumah Tangganya Berkata Sedang Di Rumah
Sakit, Fregi Langsung Meminta Alamat Rumah Sakit, Di Sampainya
Disana Pregi Melihat Riska Terbaring Tak Sadarkan Diri Di Sana,
Fregi Bertanya Ada Apa Yang Terjadi, Ibu Riska Hanya Menangis
Sambil Berkata Ini Buku Diari Riska Kamu Baca Ya, Terimakasih
Telah Temani Anak Saya Untuk Berjalan Hidup Bahagia.
Fregi Bingung Dengan Apa Yang Terjadi Dia Pun Membaca Buku Itu
Duduk Di Samping Riska Berbaring Di Tempat Tidur Rumah Sakit
Bersama Ayah Ibunya Riska, Orangtua Riska Bilang Sudah Delapan
Hari Dia Disini, Jika Fregi Ingin Tau Apa Yang Terjadi Ibunya
Meminta Membaca Buku Itu.
57 | H u j a n D a l a m P a y u n g
“Aku Menuliskan Kisah Dirimu Melalui Bukuku Sebagai Tanda Betapa
Aku Lelaki Paling Beruntung Telah Bertemu Dengan Wanita Sepertim
58 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Catatan Wanita Bervespa Biru
“7 Febuari 1999 Lelaki Itu Menarik Perhatian Hati Saya Untuk Tidak
Mengabaikan Apa Yang Terjadi Di Dalam Sini, Di Ruang Perasaan, Aku
Tidak Tau Berapa Lama Aku Bisa Hidup, Ku Simpan Saja Perasaan Ini
Di Dalam Hati, Mungkin Ini Jalan Taqdirku”
“10 Maret 1999 Sebenarnya Aku Ingin Selalu Bercerita Pada Nya
Tentang Apa Yang Ada Di Dalam Hati Saya Tapi Mengapa Aku Selalu
Tak Bisa, Lebih Baik Tak Perlu Aku Juga Tidak Pernah Tau Sampai
Kapan Aku Bisa Hidup, Maka Bagiku Tetap Berusaha Diriku Dan Junga
Membuatnya Bahagia Adalah Jalan Caraku Mencintainya”
59 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Seperti Hujan Yang Tak Henti – Henti Membasahi Tanah Yang
Kering”
“25 Agustus 1999 Aku Tak Perlu Cemburu Lagi Pula Aku Tidak Tau
Sampai Kapan Nyawa Ini Tetap Ada Di Dalam Tubuh Ini, Aku Masih
Melawan Kangker Dalam Tubuhku, Lelaki Itu Tidak Pernah Tau Dan
Takan Ku Pernah Beritahu Samapi Semua Keluargaku Juga Jangan
Memberitahunya, Hari Itu Aku Bersamanya Menghadiri Sebuah Pesta
Pernikahan, Aku Melihat Mata Tersirat Gaun Gaun Yang Tak Di
Ingikn, Aku Semakin Mengeri Apa Yang Tejadi Padanya, Aku Akan
Berusaha Membahagiakan Diriku Dan Juga Dirinya Dengan Caraku”
60 | H u j a n D a l a m P a y u n g
Biodata Penulis
61 | H u j a n D a l a m P a y u n g
62 | H u j a n D a l a m P a y u n g