TINJAUAN MEDIS
A. DEFINISI
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan/hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir/
melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan/tanpa bantuan. Salah satu cara
didalam persalinan adalah dengan Sectio Caesarea (Tritestuti, 2019)
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan SC disebabkan oleh dua
faktor indikasi yaitu faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu antara lain panggul
sempit dan distosia mekanis, pembedahan sebelumnya pada uterus, riwayat
SC, perdarahan dan toxemua gravidarum. Faktor janin antara lain gawat janin,
cacat/kematian janin sebelumnya, insufesiensi plasenta, malpresentasi, janin
besar, inkompatibilitas rhesus, postmortem caesarean dan infeksi virus hepers.
Luka post section caesarea adalah luka yang membekas dan
disebabkan oleh bedah caesar ketika wanita tidak dapat melahirkan secara
normal. Luka post SC yang tidak dirawat dengan baik akan berakibat infeksi.
B. ETIOLOGI
Menurut Amin & Hardi (2013) etiologi Sectio Caesarea ada dua yaitu
sebagai berikut:
1. Etiologi yang berasal dari ibu Yaitu pada primigravida dengan
kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, disporporsi
sefalo pelvik (disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, placenta previa
terutama pada primigravida, solutsio placenta tingkat I - II, komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsi-eklampsia, atas permitaan, kehamilan
yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
2. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forseps ekstraksi. Menurut Rasjidi (2009)
indikasi dan kontra indikasi dari Sectio Caesarea sebagai berikut:
Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi mutlak Indikasi Ibu
a. Panggul sempit absolut
b. Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang
adekuatnya stimulasi.
c. Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi.
d. Stenosis serviks atau vagina
e. Placenta previa
f. Disproporsi sefalopelvik.
g. Ruptur uteri
Membakat Indikasi janin
a. Kelainan letak
b. Gawat janin
c. Prolapsus placenta
d. Perkembangan bayi yang terhambat
e. Mencegah hipoksia janin, misalnya karena preeklampsia.
Indikasi relatif
a. Riwayat Sectio Caesarea sebelumnya
b. Presentasi bokong
c. Distosia
d. Fetal distress
e. Preeklampsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes.
f. Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu
Indikasi Sosial
a. Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman
sebelumnya.
b. Wanita yang ingin Sectio Caesarea elektif karena takut bayinya
mengalami cedera atauasfiksia selama persalinan atau
mengurangi resiko kerusakan dasar panggul.
c. Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau
sexuality image setelahmelahirkan.
C. PATOFISIOLOGI
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic,
rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, preeklamsia, distosia
serviks, dan malpresentasi janin.
Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC). Dalam proses operasinya dilakukan
tindakan anestesi yang akan menyebabkan klien mengalami imobilisasi
sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan klien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri klien secara mandiri sehingga
timbul masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan
masalah ansietas pada klien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan
insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini
akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir,
daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak
dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi
D. TANDA DAN GEJALA
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik (kerumitan).
b. Masa menyusui anak dimulai.
c. Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
E. PATHWAYS
Post date
Section Caesarea
(SC)
Persalinan
tidak normal
Estrogen
Kurang Nifas
meningkat
pengetahuan (Post Op)
Penurunan
Laktasi
Ansietas Nyeri
Imobilisasi
Resti Infeksi Pembendungan
Ansietas laktasi
F. PEMERIKSAAN PENJUNJANG
a. Tes golongan darah
Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan
rhesus ibu hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan
rhesus antara ibu hamil dengan janin.
b. Hemoglobin (Hb)
Setiap ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi
apakah terdapat penyakit anemia atau kurang darah.Anemia perlu dicegah
dan diobati karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia
juga dapat meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran,
berat badan lahir rendah, dan perdarahan postpartum.
c. Tes gula darah
Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin.
Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami
diabetes kehamilan (diabetes gestasional).
d. Skrining penyakit infeksi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit
infeksi pada ibu hamil. Skrining penyakit infeksi termasuk hepatitis B,
sifilis, HIV, dan TORCH.
e. Pemeriksaan genetik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah Anda memiliki
kelainan genetik, seperti thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada
janin. Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan pada janin dengan
mengambil sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin
(fetal blood sampling).
f. Tes urine antenatal
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil. Tujuannya
adalah untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu,
seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau diabetes.
G. PENATALAKSANAAN
1. Memeriksa tanda - tanda vital
2. Menimbang berat badan
3. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kandungan
4. Pemeriksaan Leopold
KEPERAWATAN MATERNITAS
PENGKAJIAN POST PARTUM
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 23 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : kedungpuji, gombong
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Tanggal masuk RS : 22 Mei 2023
NO.RM : 316337
Diagnosa Medis : Post Partum SC
Keterangan :
:laki-laki : Pasien
N. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetric : P : 1 A: 0 H: 37 minggu
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentris
BB/TB : 61 kg/155 cm
TTV
TD : 120/ 80 N : 92x/menit RR: 20x/menit S : 36,2℃
Pernafasan :
a. Kepala
Bentuk mesochepal, tidak ada lesi, jejas dan tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Simetris, pupil isokor, reflek terhadap cahaya (+/+), sklera tidak ikterik,
konjungtiva anemis.
c. Hidung
Simetris, tidak terdapat penumpukan sekret, tidak ada pengeluaran sekret dari
lubang hidung.
d. Mulut
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, pucat (-), tidak ada karies gigi.
e. Telinga
Pendengaran kedua telinga masih baik, tidak mengalami penurunan
pendengaran. Tidak ada pengeluaran cairan dari lubang telinga klien.
f. Leher
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid maupun limfe,
tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada deviasi trakea, tidak ditemukan
adanya hiperpigmentasi.
g. Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, bentuk puting susu menonjol keluar,
hiperpigmentasi areola, kolostrum sudah keluar, namun masih sedikit.
Palpasi : Breast engorgement (-)
h. Paru – paru
Inspeksi : Ekspansi dada maksimal, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Traktil fremitus kanan kiri sama.
Perkusi : Tidak terkaji.
Auskultasi : Vesikuler.
i. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak nampak.
Palpasi : Ictus cordis teraba di Mid clavikula Intercosta ke V
Perkusi : Tidak terkaji.
Auskultasi : BJ I-II murni.
j. Abdomen
Inspeksi : Supel, terdapat luka post SC melintang sepanjang ± 10 cm
diantara simfisis dan umbilicus tertutup kassa sedikit lembab.
Kondisi kassa ada rembesan berupa darah maupun cairan
yang lain, verban tampak sedikit kotor. Striae gravidarum (-),
linea alba (-), tidak ada lesi.
Auskultasi : BU: -
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, TFU 1 jari di bawah umbilikal, uterus
teraba di medial, keras dengan kontraksi kuat, tidak teraba
distensi kandung kemih.
Perkusi : Suara timpani
k. Urogenitalia
Inspeksi : Terpasang dower catheter mulai tanggal 22Mei 2023.
Lokea : jumlah ±50 cc, warna merah segar, jenis lokea rubra,
konsistensinya cair, lendir darah, bau amis, anyir.
Perineum : Keadaan tidak dijahit, terpasang dower catheter, tidak ada
tanda-tanda redness,edema, ecchymosis, drainage,
approximation (REEDA), bersih.
Hemorhoid : tidak ada.
l. Ekstremitas
Atas: baal (-/-), edema (-/-), nyeri (-/-), kesemutan (-/-), varises (-/-), akral
hangat, Capillary refill< 2”.
Bawah : baal (-/-), edema (-/-), nyeri (-/-), kesemutan (-/-), varises (-/-), tanda
homan (-/-), akral hangat, Capillary refill< 2”.
m. Integumen
Tanggal/ Warna Kulit Turgon Mukosa Capilary Lain-
Jam bibir reffil lain
23/05/2023 Sianosis (-) Kurang Kering < 2detik -
16.10 elastis
Keterangan : + : ya -: tidak
O. KEADAAN MENTAL
Adaptasi psikologi : Tidak ada
Penerimaan terhadap bayi : pasien mengatakan sangat senang saat melihat
bayinya
Masalah khusus : tidak ada
P. KEMAMPUAN MENYUSUI
Pasien mengatakan belum mengetahui cara menyusui dengan benar karena baru anak
pertama
Q. OBAT-OBATAN
- Bila kesakitan : Injeksi Dexsametason / 8 jam
- bila mual/muntah : Injeksi ondan 4mg/ 8 jam
R. ANALISA DATA
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
TTV :
-TD : 120/96 mmHg
-N : 119x/menit
-S : 36®C
-RR : 19X/menit
DO :
- klien tampak meringis
kesakitan
- terpasang DC
- terdapat luka post op SC,
luka horizontal
membaik terapeutik
untuk
menumbuhka
n kepercayaan
Edukasi
1. Latih teknik
relaksasi
2. Latih
kegiatan
pengalihan
untuk
mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
obat
ceftriaxone
sodium
sesquaterhydr
ate, jika perlu
U. IMPLEMENTASI KPERAWATAN
Nama klien : Ny.S
Ruangan : Rahma
DS: klien
mengatakan
memahami tentang
tujuan,manfaatterapi
relaksasi
DO: klien tampak
memahami apa
yang di jelaskan
oleh perawat.
DS : klien
mengatakan bisa
memprosisikan
dirinya sendiri
dengan posisi
nyaman.
DO : klien tampak
terlihat nyaman
DS : klien
mengatakan bisa
melakukan secara
mandiri terapi
relaksasi saat nyeri
datang.
DO : klien tampak
paham
5 2 - Mengidentifikasi DS : pasien Halwa
juni2023 saat tingkat ansietas mengatakan bisa
16.30 berubah (mis. mengkontrol
Kondisi, waktu, kecemasansecra
stressor) mandiri
DO : pasen tampak
kooperatif
- Menggunakan
16.45 pendekatan yang DS : -
tenang dan DO : Pasien tampak
meyakinkan tenang saat ditemani
16.50
- Menciptakan DS :pasien
suasana terapeutik mengatakan mampu
untuk melakukan teknik
menumbuhkan relaksasi secara
kepercayaan mandiri dan benar
DO : klien tampak
mampu melakukan
16.55 - Melatih teknik
teknik sesuai yang
relaksasi
diajarkan
DS: klien
mengatakan
memahami tentang
tujuan,manfaat
terapi relaksasi
DO: klien tampak
sudah paham apa
yang di jelaskan
oleh perawat.
DS : klien
mengatakan sudah
bisa memprosisikan
dirinya sendiri
dengan posisi
nyaman.
DO : klien tampak
nyaman
DS : klien
mengatakan bisa
melakukan secara
mandiri terapi
relaksasi saat nyeri
datang.
DO : klien tampak
paham
6 juni 2 - Mengidentifikasi DS : pasien Halwa
2023 saat tingkat ansietas mengatakan sudah
berubah (mis. bisa mengkontrol
Kondisi, waktu, kecemasan secara
stressor) mandiri
DO : pasen tampak
sudah bisa
16.45 - Menggunakan kooperatif
pendekatan yang
tenang dan DS : -
meyakinkan DO : Pasien tampak
16.50
sudah tenang tampa
- Menciptakan ditemani
suasana terapeutik
untuk
menumbuhkan DS :pasien
kepercayaan mengatakan sudah
mahir melakukan
16.55 teknik relaksasi
- Melatih teknik
secara mandiri dan
relaksasi
benar
17.05
DO : klien tampak
- Melatih kegiatan
mampu melakukan
pengalihan untuk
teknik sesuai yang
mengurangi
diajarkan
ketegangan
17.15 DS : pasien
- Mengkolaborasi mengatakan
sesquaterhydrate perawa
DO: Pasien tampak
sudah kooperatif
DS : Pasien
mengatakan
meminum obat yang
diresepkan oleh
dokter
DO : pasien tampak
minum obat yang
diresepkan oleh
dokter
V. EVALUASI
Nama klien : Ny.s
Ruangan : Rahma
TGL/JAM NO.DP PERKEMBANGAN (SOAP) TTD & NAMA
6 juni 1 S : Halwa
2023 - Klien mengatakan nyeri post SC
16.10 berkurang
O:
- KU : cukup
- TD : 120/90 mmHg
- N : 112x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36C
Lapor dokter iswahyudi SP.OG
- Drip oxy+ methersin
- Cek HB
- Masih terpasang DC
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan observasi /intervensi
6 2 S : Halwa
juni2023 - Klien mengatakan nyeri post SC
10.00 berkurang
O:
- KU : cukup
- TD : 150/90 mmHg
- N : 86x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36C
Lapor dokter is
- Drip oxy+ methersin
- Cek HB
- Masih terpasang DC