Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI SENSORI : MENULIS DAN MENDENGARKAN MUSIK

Disusun untuk memenuhi Skill Lab Mata Kuliah Keperawatan Jiwa


Dosen Pengampu : Ike Mardiati Agustin, M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun oleh :

1. Erlis Eka Pratiwi (2021010027) 14. Gita Febiani (2021010040)


2. Fadjri Sakti Wahyu (2021010028) 15. Hafifa Erlianti (2021010041)
3. Faisal Azis Sofian (2021010029) 16. Inka Nur Aulia (2021010042)
4. Fajar Ferdi Prakoso (2021010030) 17. Isnaeni Umu Mahiyati (2021010043)
5. Fallah Rahmandanti (2021010031) 18. Jodi Fathoni Adiyatma (2021010044)
6. Fanda Rahmawati (2021010032) 19. Kopdania Ghoida Fauziah(2021010045)
7. Feri fendrik F (2021010033) 20. Lenny Eka Rahmawati (2021010046)
8. Fika Nur Farihah (2021010034) 21. Lia Ananda (2021010047)
9. Fila Rozaqoh (2021010035) 22. Lisa Andriyani (2021010048)
10. Firda Septiana (2021010036) 23. Lita Nurfaidah (2021010049)
11. Firsha Ayu Kurnia P (2021010037) 24. Lulu Lutfiatul Fajriah (2021010050)
12. Gayuh Sasana Putri (2021010038) 25. Luthfi Nabila Tsabitah (2021010051)
13. Ghani Abdul Ra'oof (2021010039) 26. Fahma Nur Haliza (2021010106)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


1. TOPIK
TAK Stimulasi Sensori : Menulis dan mendengarkan musik

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan ini pasien diharapkan dapat lebih menerapkan strategi
pelaksanaan halusinasi secara fisik dan sosial dalam mengontrol halusinasi serta
dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
b. Tujuan Khusus :
1) Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Klien mampu menulis sampai selesai
3) Klien mampu menceritakan apa yang ditulis
4) Klien mampu mendengarkan music yang diputarkan dengan tenang

3. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan halusinasi pada kasus schizofrenia selalu
diikuti dengan gangguan persepsi sensori halusinasi. Terjadinyaa halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosial hanyut dengan
kesendirian dan halusinasinya sehingga makin jauh dari sosialisasi lingkungan
disekitarnya.
Masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah
yang serius. WHO memperkirakan sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa, 135 juta orang diantaranya mengalami halusinasi.
Diperkirakan penduduk Indonesia yang menderita gangguan jiwa sebesar 2-3% jiwa,
yaitu sekitar 1 sampai 1,5 juta jiwa diantaranya mengalami halusinasi (Aritonang,
2021). Halusinasi juga merupakan salah satu gejala gangguan persepsi sensori yang
dialami oleh pasien gangguan mental. biasanya penderita merasakan sensasi suara,
penegelihatan, rasa, sentuhan, atau penciuman tanpa rangsangan yang nyata (Pardede,
2020).
Upaya yang dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah dengan
memberikan tidakan keperawatan yaitu membantu pasien mengenali halusinasi, isi
halusinasi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat halusinasi muncul. Kemuadian
dengan melatih klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan strategi
pelaksanaanya itu dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang
lain, melakukan aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat secara teratur.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian, kesegaran jasmani
dan mengekspresikan perasaan. Penggunaan terapi kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi,
melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal adaptif (Sutinah,
et al, 2020).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Terapi aktivitas kelompok sudah sejak lama dimasukkan dalam program
terapi keperawatan di dunia yang merupakan salah satu dari interpensi keperawatan
yang diprogramkan terhadap pasien jiwa skizoprenia dengan masalah pasien yang
mengalami halusinasi (Ningsih, Murtiani & Ilyas, 2015).

4. SELEKSI PASIEN
a. Kondisi Pasien yang akan ikut TAK yaitu pasien yang dapat mengikuti arahan/
kegiatan sampai akhir
b. Jenis Masalah keperawatan yaitu pada pasien yang mengalami gangguan persepsi
sensori (halusinasi), menarik diri, waham
c. Jumlah peserta TAK minimal 6 pasien dan maksimal 12 pasien
d. Pasien yang sudah terseleksi sehari sebelum pelaksanaan kegiatan harus megikuti
TAK sampai selesai

5. JADWAL KEGIATAN
a. Tempat : Rumah Singgah DOSA RASO
b. Lama : 08.00 – 11.00
c. Waktu : Senin, 17 April 2023

6. METODE
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi
c. Menulis
d. Mendengarkan musik

7. MEDIA DAN ALAT


1. Kertas gambar / HVS / buku gambar/kertas origami
2. Pulpen
3. Meja dan kursi
4. Papan nama
5. Sound system

8. PENGORGANISASIAN
a. Leader (Pemimpin) :
Tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
4) Menjelaskan tujuan
5) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan
dan memberikan umpan balik
6) Sebagai role model
7) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
b. Co-leader (Wakil Pemimpin) :
Tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer
Tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator

Tugas :

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok


2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

9. SETTING TEMPAT (GAMBAR)


a. Klien dan terapis (perawat) duduk bersama dalam bentuk letter U
b. Ruangan nyaman dan tenang

Meja
kursi

Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Pasien

10. PROGRAM ANTISIPASI


Program yang disiapkan apabila ada kondisi pasien yang tidak kooperatif saat kegiatan
TAK berlangsung :
a. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberi kesempatan kepada setiap
peserta untuk ke toilet
b. Fasilitator memotivasi peserta yang tidak berpartisipasi
c. Menjaga pintu keluar unuk mengantisipasi klien melarikan diri dari tempat
kegiatan

Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas :

a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain

Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin :

a. Panggil nama klien


b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

Bila klien lain ingin ikut :


a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini

11. LANGKAH KEGIATAN


a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dan klien memakai papan nama
2) Evaluasi/ Validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu menggambarkan dan
menceritakanya kepada orang lain
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus minta
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

c. Tahap Kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menulis dan
mendengarkan music.
2) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
3) Terapis meminta klien menulis apa saja sesuai dengan perasaan saat
ini.
4) Sementara klien mulai menulis, terapis berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menulis. Jangan mencela klien.
5) Setelah semua klien selesai menulis, terapis meminta masing-masing
untuk memperlihatkan dan menceritakan tulisan yang telah dibuatnya
kepada klien lain.
6) Kegiatan poin 5 dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
7) Setiap kali klien selesai menceritakan tulisannya, terapis mengajak
klien bertepuk tangan.

d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menonton film
 Menyepakati waktu dan tempat
e. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien , Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi
sensoris menggambar, menyebutkan nama gambar,dan menceritakan makna
gambar , anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.
Penilaian TAK Stimulasi Sensori Menggambar

No Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Mengikuti Kegiatan
Dari Awal Sampai
Akhir
2. Menggambar Sampai
Selesai
3. Menyebutkan Gambar
Apa
4. Menceritakan Makna
Gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Simpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dapat
membantu membangun hubungan dengan orang lain, dengan terapi aktifitas kelompok,
pasien dapat bersosialisasi, mengetahui koteks realitas, menyalurkan energi, meningkatkan
harga diri (Pardede & Ramadia, 2021). Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian, kesegaran
jasmani dan mengekspresikan perasaan.
Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses
berpikir, mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi
perilaku mal adaptif (Sutinah, dkk, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Kamariyah, K., & Yuliana, Y. (2021). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Sensori: Menggambar terhadap Perubahan Tingkat Halusinasi pada Pasien Halusiansi di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 21(2), 511. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i2.1484
Keliat, B. A., & Pawirowiyono, A. (2016). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok (B.
Angelina (ed.); 2nd ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Livana, Rihadini, Kandar, Suerni, T., Sujarwo, Maya, A., & Nugroho, A. (2020).
Peningkatan Kemampuan Mengontrol Halusinasi Melalui Terapi Generalis Halusinasi.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa, 2(1), 1–8.
Ningsih, P., Murtiani, & Ilyas, M. (2013). Pengaruh terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang
Kenanga Rumah Sakit Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. 2, 1–7.
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/440
Sutinah, S., Harkomah, I., & Saswati, N. (2020). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Sensori (Halusinasi) Pada Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jambi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Dalam Kesehatan, 2(2), 29.
https://doi.org/10.20473/jpmk.v2i2.19972

Anda mungkin juga menyukai