TINGKAT AKHIR 1
24041117188
UNIVERSITAS GARUT
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui uji aktivitas antidiabetes ekstra air daun pulutan (Urena
lobata) dalam membntu menurunkan kadar glukosa darah dan menjadi dasar
obat dari bahan alam.
2. Mengetahui dosis efektif ekstrak air daun pulutan (Urena lobata) dalam
membantu menurunkan kadar glukosa darah.
1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maanfaat yang diambil dalam penelitian
ini yaitu :
1. Memperluas pengetahuan penulis mengenai uji aktivitas antidiabetes dari
daun pulutan (Urena lobata) pada mencit jantan yang diinduksi aloksan.
2. Memberikan informasi secara ilmiah berkaitan dengan daun pulutan (Urena
lobata) yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah.
3. Menjadi acuan untuk penelitian selanjutnta terkait tanaman daun pulutan
(Urena lobata) yang berpotensi sebagai antidiabetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trancheobiota
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Urena
Spesies : Lobata
2.1.2 Nama daerah
Terapi pada penderita diabetes melitus terdiri dari terapi non farmakologi
dan farmakologi.
1. Sulfonilurea
Obat golongan sulfonilurea telah digunakan untuk pengobatan DMT2
sejak tahun 1950-an. Obat golongan ini digunakan sebagai terapi pada
awal pengobatan diabetes, terutama bila konsentrasi kadar glukosa darah
tinggi. Obat yang termasuk golongan sulfonilurea dibagi menjadi tiga
generasi. Generasi pertama (asetoheksimid, klorpopramid, tolbutamid, dan
tolazamid. Generasi kedua (glipizid, glikazid,glibenklamid, glikugon dan
glikopiramid) dan generasi ketiga (Glimepirid). Mekanisme kerja obat
golongan sulfonilurea yaitu dengan meningkatkan sekresi insulin dari sel
β pankreas, oleh karena itu hanya selektif jika masih ada aktivitas sel β
pankreas.12
2. Miglitinid
Obat golongan miglitinid memiliki mekanisme kerja yang sama dengan
golongan sulfoniulurea yaitu dengan meningkatkan sekresi insulin dari sel
β pankreas. Miglitinid memiliki struktur tanpa sulfur sehingga obat ini
dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap sulfuf, obat golongan
ini juga dapat digunakan pada pasien usia lanjutdengan pengawasan,
karena glinid dimetabolisme dan disekresikan melalui kandung empedu
sehingga relatif aman. Obat yang termasuk kedalam golongan miglitinid
yaitu repaglinid dan neteglinid. 12
3. Penghambat alfa glukosidase
Obat yang termasuk kedalam golongan alfa glukosidase yaitu acarbose.
Pada saluran pencernaan acarbose hampir tidak diabsorsi, asar base
dimetabolisme pada saluran pencernaan floral normal, hindrolisis
imtestinal dan aktivitas enzim pencernaan. Inhibisi kerja enzim ini secara
efektif dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa darah pada pasien
DMT2. Sehingga penggunaan acarbose pada lansia relatif aman kerena
tidakakan merangsang sekresi insulin sehingga dapat menyebabkan
hipoglikemik.12
4. Biguanid
Obat yang termasuk kedalam golongan biguanid yaitu fenformin,
buformin dan metformin. Fenoformin telag ditarik dari peredaran karena
menyebabkan asidosis laktat. Metformin merupakan obat golongan
biguanid yang sering digunakan saat ini. Metformin tidak menimbulkan
rangsangan sekresi insulin dan umunya tidak menyebabkan hipoglikemik.
Metformin menurunkan produksi glukosa dihepar dan meningkatkan
sensitivitas insulin pada jaringan otot.12
5. Tiazolidinedion
Golongan tiazolidinedion memiliki aktivitas menurunkan produksi glukosa
darah di hepar serta menurunkan kadar asam lemak bebas plasma.
Tiazolidinedion dapat menurunkan kadar HbA1c (1-1.5%), meningkatkan
HDL, efeknya pada triglisserida dan LDL bervariasi. Efek samping
tiazolidinedion dapat meningkatkan berat badan, edema, menambah
volume plasma dan memperburuk gagal jantung kongesif. 12
6. DPP4-inhibitor
Incertin merupakan jenis peptida yang disekresikan oleh usus halus
sebagai respon terhadap makanan pada usus. Ada dua jenis peptida yang
tergolong kedalam incertin yang berpengaruh terhadap metabolisme
glukosa yaitu GLP1 (glukagon like peptide-1) dan GIP (glukose
indepenent insulinotropic). GLP1 lebih penting dalam metabolisme
glukosa. GLP1 berperan dalam meningkatkan sekresi insulin, trutama
sekresi insulin fase 1, akibat rangsangan glukosapada sel β sekaligus
menenkan sekresi glukagon. Keduanya dapat menyebabkan penurunan
kadar glukosa darah. Setelah disekresi usus halus, selanjutnya GLP1 akan
memasuki peredaran darah dan aktif bekerja dalam meningkatkan sekresi
insulin dan menekan sekresi glukagon, akan tetapi GLP1 tidak akan
bertahan lebih lama didalam darah dengan paruh waktu 1-2 menit, karena
akan segera dihancurkan oleh enzim DPP-4 (dipeptydil peptidase-4). Salah
satu upaya GPL1 untuk mempertahankan lebih lama didalam darah adalah
denganmenenkan enzim DPP-4 inhibitor sehingga aktivitas GPL1
meningkat. Obat yang termasuk kedalam golongan DPP-4 inhibitor
diantaranya sitaglipin, linaglipin dan vidaglipin. 12
7. SGL2-inhibitor
Obat golongan SGL-2 merupakan antidiabetes oral jenis baru dengan
mekanisme kerja menghambat penyerapan kembali glukosa ditubuli distal
ginjal dengan cara menghambat kerja transporter glukosa SGLT-2. Obat
yang termasuk kedalam golongan ini yaitu empaglifozim, canaglifozim
dan dapaglifozim.12
2.4 Tinjauan Tentang Aloksan
1. Cara dingin
a) Maserasi merupakan metode pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dan beberapa kali pengadukan dan temperatur
ruangan (kamar).19
b) Perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan memakai pelarut yang
berulang-ulang, proses perkolasi merupakan tahanan penampungan
ekstrak yang terus menerus sehingga didapatkan ekstrak perkolat.19
2. Cara panas
a) Refluks merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut
pada temperatur titik didih, selama waktu tertendu dan jumlah pelarut
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.19
b) Sokhlet merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut
selalu yang baru, dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
eksraksi kontinyu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.19
c) Digesti merupakan metode eksraksi maserasi kinetik dengan
pengadukan kontinyu pada temperatur 40-50 ̊C. 19
d) Infus merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air 96-98 ̊C selama 15 menit. 19
e) Dekok merupakan metode ekstraksi infusa dengan waktu 30 menit
lebih lama dan temperatur sampai titik didih air. 19
BAB III
METODE PENELITIAN