Anda di halaman 1dari 59

MODUL I

(MANAJEMEN DATA)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V

REZA ELIAN PRATAMA 09120190223

MUH. AS’AD RIFQIA 09120190075

RISDA YANTI 09120190026

MIFTAHUL JANNAH 09120190198

LABORATORIUM STATISTIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut gunawan (2014), melihat semakin pesatnya perkembangan

teknologi informasi sekarang, segala bentuk arus informasi dapat dengan

mudah di peroleh terutama dalam hal manajemen data. Perkembangan

manajemen data menghadirkan kemudahan dalam setiap

perkembangannya, dan dapat juga membantu dalam pengolahan data

sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat yang

pada akhirnya tujuan yang di capai adalah efektifitas dan efisiensi kerja .

Manajemen data menggambarkan struktur catatan data, hubungan-

hubungan antara sebuah file dan rencana physical dan rangkaian catatan

dalam file (Gunawan, 2014).

Sebelum era database, perusahaan mengalami keterbatasan dalam

manajemen data mereka karena cara pengaturan data dipenyimpanan

sekunder. Usaha mula-mula untuk mengatasi kendala ini meliputi

penyortiran dan penggabungan file, pemprograman komputer yang ekstensif

untuk mencari dan mencocokkan catatan file, serta indeks file dan kaitan

yang dibangun ke dalam catatan data. Konsep database dibangun di atas

indeks dan kaitan untuk mencapai suatu hubungan logis antara beberapa file

dalam suatu manajemen data. (King & Nehyba, 1982)

Permasalahan yang terjadi dalam manajemen data ini adalah peneliti

membutuhkan waktu tambahan untuk menganalisis data perusahaan

tersebut. Selain disebabkan data yang hanya berasal dari data sekunder,

analisis data juga terkendala dalam perhitungan yang keliru akibat kesalahan

dalam pengambilan data yang menimbulkan nilai ekstrem pada kurva .(King

& Nehyba, 1982).

1
2

Oleh sebab itulah dilakukan praktikum tentang manajemen data

menggunakan Microsoft Excel untuk mengetahui manajemen data yang

diwakili sekumpulan angka – angka, yang harganya diperoleh sebagai hasil

perhitungan berdasarkan sekumpulan angka yang di peroleh dari

pengamatan dalam menentukan distribusi frekuensi.

Statistik adalah kumpulan keterarigan yang disusun atau disajikan dalam

daftar atau gambar yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu. Istilah

statistik di atas memberikan suatu keterangan atau informasi yang

berhubungan dengan bidang ekonomi. Dalam bidang lain sering kita jumpai

misalnya statistik kependudukan, statistik kecelakaan, statistik kepegawaian,

statistik kejahatan, statistik hasil pertandingan dan Iain-Iain.

Gaya analisis statistik dari waktu ke waktu bisa saja berubah, akan tetapi

pada dasarnyastatistika untuk menganalisis data menjadi informasi dan

menyajikannya tidak berubah. Dibandingkan dengan perkembangan ilmu-

ilmu lainnya, statistika masih relatif muda. Metode-metode statistika yang

sempat popular pada suatu waktu dapat diganti oleh metode lainnya

Pada waktu berikutnya yang terlihat lebih menarik dan fashionable. Saat

ini dengan adanya kemajuan dalam bidang komputer, statistika juga telah

berkembang dengan sangat cepat (Fauzy, 2012).

Pada umumnya statistika dikenal mempunyai dua cabang yang satu

sama lainnya sebenarnya saling berkaitan, yaitu statistika deskriptif dan

statistika inferensia. Statistika deskriptif berfokus pada perumusan set data

yang difungsikan dalam terminologi statistika deskriptif seperti ukuran

pemusatan (rata-rata, median dan modus), dispersi (deviasi standar dan

variansi), moment, indeks dan grafik (histogram, diagram batang atau

diagram-diagramyang lain) (Fauzy, 2012).


3

1.2. Batasan Praktikum

Mengingat luasnya cakupan penelitian dan pengukuran cara kerja, maka

pelaksanaan praktikum ini dibatasi hanya pada hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk penelitian cara kerja I (tutup botol), dibatasi hanya dengan

melakukan 10 kali pengukuran kemudian diulangi lagi pekerjaan hingga

jumlah data yang diambil sebanyak (N) = 50.

2. Untuk penelitian cara kerja I (pulpen), dibatasi hanya dengan

melakukan 10 kali pengukuran kemudian diulangi lagi pekerjaan hingga

jumlah data yang diambil sebanyak (N) = 50.

1.3. Tujuan Praktikum

1. Memberikan Latihan bagi praktikan agar dapat melakukan manajemen

data yaitu mengumpulkan, Menyusun, menyajikan dan menggambarkan

data sehingga dapat memberikan informasi.

2. Meningkatkan pemahaman manajemen (pengolahan) data berdasarkan

teori yang diperoleh.

3. Praktikum mampu menganalisa data yang telah diperoleh.

4. Melatih praktikan untuk memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh

sekumpulan data.

1.4. Alat dan bahan yang digunakan

1. Alat tulis & kalkulator

2. Lembar kerja

3. penggaris

4. Tutup Botol

5. Pulpen

6. Nilai IPK Mahasiswa Teknik Industri Angkatan 19


4

1.5. Pelaksanaan Praktikum

A. Teknik Pelaksanaan Praktikum

1. Setiap kelompok menentukan

a. Satu orang sebagai pengukur tutup botol

b. Satu orang sebagai pengukur pulpen

c. Satu orang sebagai pencatat nilai IPK Mahasiswa Teknik Industri

19

2. Setiap selesai satu siklus waktu kerja, pencatat langsung mencatat

pada lembar pengamatan yang dilakukan.

3. Amati dan selesai catat semua anggota tubuh yang terlibat.

B. Jenis Percobaan

a. Tutup botol

1. Ambil tutup botol dalam wadah yang telah disediakan dalam

bebrbagai macam

2. Ukur diameter tutup botol menggunakan penggaris

3. Catat angka hasil percobaan yang diperoleh pada lembar

pengamatan

4. Dan yang terakhir kembalikan tutp botol kedalam wadah dan

ulangi percobaan sebanyak ukuran sampel yang telah ditentukan

yaitu sebanyak 50 kali

b. Pulpen

1. Ambil pupen dalam sebuah wadah yang telah disediakan.

2. Ukur keseluruhan Panjang pulpen dengan menggunakan

penggaris.

3. Setelah diukur catat angka hasil percobaan pada lembar

pengamatan.
5

4. Dan yang terakhir kembalikan pulpen kedalam wadah dan ulangi

percobaan sebanyak ukuran sampel yang telah ditentukan yaitu

sebanyak 50 kali

c. Nilai IPK mahasiswa Teknik Industri Angkatan 19

1. Menentukan wawancara dan menentukan sampel serta populasi

2. melakukan pengambilan data berdasarkan sampel

3. mengumpulkan data-data IPK

4. Melakukan pengolahan data.

5. Buat kesimpulan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Statistik dan Statistika

Jika mendengarkan kata statistika, maka ingatan yang muncul pada benak

adalah angka-angka dalam bentuk daftar atau grafik-grafik dengan

keterangan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada

berbagai persoalan yang menuntut penyelesaian secara tepat dan akurat.

Penyelesaian dapat dilakukan secara tepat dan akurat jika memiliki informasi

yang cukup tentang persoalan yang akan diputuskan dan analisis tersebut

secara tepat pula.

Pada umumnya, kebanyakan orang tidak membedakan antara statistik dan

statistika. Sebenarnya pengertian istilah statistika atau ilmu statistik, tidak

sama dengan istilah statistik. Istilah statistika memiliki pengertian berbeda

dengan statistik. Statistik merupakankumpulan data, bilangan atau non

bilangan yang disajikan sedemikian rupa (biasanya dalam bentuk tabel atau

grafik) yang menggambarkan suatu persoalan atau keadaan. Sedangkan

statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara

pengumpulan, penyajian, pengolahan dan analisis data, serta macam teknik

analisis data.

Statistika digunakan sebagai cara - cara ilmiah untuk mengumpulkan,

menyusun, meringkas dan menyajikan data penelitian. Lebih lanjut statistika

merupakan cara untuk mengolah data tersebut dan menarik kesimpulan yang

teliti dan keputusan yang logik dari pengolahan data tersebut. Sedangkan

statistik lebih banyak digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

permasalahan seperti pencataan banyaknya penduduk (Setijono, 2016)

6
7

2.2 Manajemen Data

Menurut Solihin (2009), menajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber

daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Menurut Jogiyanto (2005), Manajemen data merupakan suatu bentuk

kegiatan pengelolaan sumber daya informasi yang meliputi, pertama proses

pengumpulan data dan pencatata kedalam dokumen yang berfungsi sebagai

masukan (input) bagi sistem Dalam pengertian lain Manajemen data

merupakan bagian dari Manajemen Sumber Daya Informasi serta memastikan

bahwa sumber daya data perusahaan mencerminkan secara akurat system

fisik yang diwakilinya. Sumber daya data disimpan dalam penyimpanan

sekunder, yang dapat berbentuk berurutan (Sequential) atau akses langsung

(direct access). Pita magnetik (magnetic tape) merupakan medium

penyimpanan berurutan yang paling populer dan piringan magnetic (magnetic

disk) merupakan cara utama mencapai akses langsung. Namun, teknologi

akses langsung yang baru, yaitu compact disk, semakin populer.

2.3 Pengertian Data

Definisi Data secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari “Datum”

yang berasal dari Bahasa Latin dan berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam

pengertian sehari-hari DATA dapat berarti Fakta dari suatu objek yang

diamati, yang dapat berupa angka-angka maupun kata-kata. Sedangkan jika

dipandang dari sisi Statistika, maka data merupakan Fakta-fakta yang akan

digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. (Siswandari, 2009).

Data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap sebagai informasi yang

memberikan gambaran tentang keadaan atau persoalan yang akan diteliti.

Misalnya untuk mengetahui keadaan penduduk, pemerintah harus

mengumpulkan data penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat


8

pendidikan, jenis pekerjaan dan lain-lain. Dari data ini kita dapat

mengetahui jumlah penduduk berdasarkan umur, tingkat pendidikan, jumlah

penduduk yang bekerja dan pengangguran sehingga pemerintah dapat

mengantisipasi penyediaan lapangan pekerjaan.(Wahyudi & Djamaris, 2018)

Data merupakan Kumpulan fakta yang diperoleh dari suatu pengukuran.

Suatu pengambilan keputusan yang baik merupakan hasil dari penarikan

kesimpulan yang didasarkan pada Data/Fakta yang akurat. Untuk

mendapatkan Data yang akurat diperlukan suatu Alat Ukur atau yang disebut

Instrumen yang baik. Alat Ukur atau Instrumen yang baik adalah Alat

Ukur/Instrumen yang VALID dan RELIABEL. (Amin, dkk., 2009).

Data yang baik tentu saja harus yang mutakhir, cocok dengan masalah

penelitian dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, lengkap, akurat,

objektif dan konsis.

2.4 Pembuatan Data

Semua orang di perusahaan, dari petugas arsip sampai presiden

perusahaan, mengunakan data dan memiliki peran dalam pembuatannya.

Jika tidak ada program pengontrol, data akan terus bertambah dan segera

menyumbat saluran komunikasi firma. Karena alasan ini program manajemen

data dimulai dari pembuatan data. Pembuatan data, oleh karena itu, satu

program pemeliharaan preventif yang dibuat berdasarkan jawaban jujur dari

pertanyaan berikut (Siswandari, 2009):

1. Siapa yang boleh membuat data antar departemen? Umumnya semua

pegawai dapat membuat data, tetapi hanya mereka yang bertanggung

jawab atas aliran informasi antar departemen yang boleh membuat data

antar departemen.

2. Kapan dan dimana data dibuat? Pekerja di semua kantor boleh membuat

data jika ada kebutuhan.


9

3. Bagaimana data dibuat? Data dibuat dengan tangan atau mesin

4. Mengapa data dibuat? Data mengirim dan menyimpan informasi yang

dibutuhkan.

5. Bagaimana pembuatan data dapat dikontrol? Pembuatan dapat dikontrol

melalui satu persetujuan pengguna dari semua data kunci

2.5 Sumber data dan teknik pengumpulan data

Data statistik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur yang

sistematis. Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa

atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi.

Berdasarkan jenis cara pengumpulannya, ada beberapa cara

pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan

terjun dan melihat langsung kelapangan (lab) terhadap objek yang diteliti

(populasi) (Riyanto, 2010)

2. Penelusuran literature

Penelusuran literatur adalah mencari informasi yang relevan dengan

kasus (Sugiyono,2010). Dalam pengertian lain Penelusuran literature

adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau

seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya.

Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung.

3. Penggunaan kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya. (Sugiyono,2010). Dalam pengertian lain Kuesioner

merupakan serangkaian pertanyaan yang dikirimkan lewat pos atau

diserahkan secara langsung guna diisi. Jawaban pertanyaan dari


10

kuesioner dilakukan sendiri oleh responden tanpa bantuan dari pencari

data sehingga pencari data harus dapat membuat pertanyaan yang benar-

benar jelas dan tidak meragukan bagi responden. Jawaban serta

pengiriman kembali kuesioner sangat bergantung pada kesedlaan

responden dan pencari data tidak dapat memaksakan responden untuk

mengisi dan mengembalikan kuesioner tersebut. Kekurangan dari

kuesioner antara lain pencari data tidak memperolehjawaban dari

responden dan atau pencari data tidak dapat mengecek kebenaran

darijawaban yang diisi oleh responden.

Contoh:

a. Sering dijumpai di supermarket kita diberi selebaran kertas yang harus

diisi dan biasanya dimotivasi dengan pemberian hadiah atau door

prize.

b. Sering kita diberangket dan biasanya agar angket tersebut di isi maka

diberikan harapan dapat hadiah atau undian berhadiah.

c. Pada waktu kita membeli suatu barang, maka ada angket yang

harus diisi. Biasanya Angket tersebut berkalta dengan barang yang

dibeli.

4. Wawancara (interview)

Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk

bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga

dapat dikerucutkan menjadi suatu kesimpulan atau makna dalam topik

tertentu (Sugiyono, 2015). Dalam pengertian lain Wawancara (interview)

merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memperoleh keterangan-

keterangan dan cara ini sudah di kenal sejak berabad – abad lamanya.

Wawancara telah dianggap baik oleh karena sebagian besar keterangan-

keterangan yang dibutuhkan dapat di peroleh secara langsung.


11

Wawancara biasanya berbentuk daftar pertanyaan yang direncanakan

untuk Mendapatkan jawaban yang cocok dengan maksud dan tujuan

penelitian. Daftar lampiran pertanyaan dalam wawancara sebenarnya

merupakan suatu rencana wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan kepada responden.

2.6 Penyajian data

Data yang dikumpulkan atau disajikan dalam bentuk tertentu. Bentuk-

bentuk penyajian data meliputi :

1. Histogram yaitu merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu

variable.Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang.

Sebagai sumbu horizontal (absis, sumbu x) boleh memakai tepi-tepi kelas,

batas-batas kelas atau nilai-nilai variabel yang di observasi, sedang sumbu

vertical (ordinat, sumbu y) menunjukan frekuensi. Untuk distribusi

bergolong/ kelompok yang menjadi absis adalah nilai tengah dari masing-

masing kelas. Histogram merupakan grafik balok dimana setiap balok

menyatakan frekuensi dari setiap nilai data atau kelas untuk distribusi

berkelompok. Dalam histogram, tidak ada spasi diantara balok atau balok

yang satu berimpit dengan balok berikutnya (Retno Tri Vulandari, 2018).

Berikut adalah contoh sebuah histogram:

Gambar 2.1 Contoh Grafik Histogram

Sumber : Retno Tri Vulandari (2018)


12

2. Tabel yang terdiri atas tabel biasa, tabel distribusi, frekuensi relatif,

frekuensi komulatif, frekuensi relatif komulatif (Retno Tri Vulandari, 2018).

3. Poligon frekuensi merupakan grafik garis dari distribusi frekuensi. Tampilan

poligon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan cara

menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas. Jika titik-

titik tengah dari sisi atas tiap batang pada histogram dihubungkan, maka

akan diperoleh grafik garis yang disebut poligon distribusi frekuesi. Selain

dengan cara tersebut, poligon distribusi frekuensi dapat dibuat dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Retno Tri Vulandari, 2018):

a. Menambahkan satu kelas interval sebelum kelas pertama dan satu

kelas interval sesudah kelas terakhir.

b. Menentukan titik tengah setiap kelas

c. Menggambar sumbu horizontal dan sumbu vertical

d. Menggambar titik-titik dengan titik tengah kelas interval sebagai absis

dan frekuensi sebagai ordinat

e. Menghubungkan titik – titik yang berdekatan dengan suatu aris lurus.

Poligon distribusi dari data tersebut diperlhatkan oleh gambar di bawah.

Gambar 2.2 Contoh Grafik Poligon

Sumber : Retno Tri Vulandari (2018)


13

4. Ogive adalah grafik yang digambarkan berdasarkan data yang sudah

disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif. Untuk data yang

disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari,

grafiknya berupa ogive positif, sedangkan untuk data yang disusun dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari, grafik ogive negative.

Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik , dengan tepi atas

sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Sementara itu,

ogive negatif dapat dibentuk dengan cara menghubungkan titik-titik,

dengan tepi bawah sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat

(Retno Tri Vulandari, 2018).

Gambar 2.3 Contoh Grafik Ogif Positif

Sumber : Retno Tri Vulandari (2018)

Gambar 2.4 Contoh Grafik Ogif Negatif

Sumber : Retno Tri Vulandari (2018)


14

5. Kurve adalah gambar distribusi frekuensi yang berbentuk garis

melengkung yang luasnya relative sama dengan luas histogram. Dalam

penggambarannya, sumbu vertikal kurve dapat menyatakan nilai frekuensi,

sedangkan sumbu horizontal menyatakan nilai batas bawah kelas (Retno

Tri Vulandari, 2018).

2.7 Pengolahan Data

1. Menentukan Rentang (R)

R……….....................…......………...........................................(rumus
= Nilai Terbesar –Nilai Terkecil 2.1)

Dimana :

Nilai terbesar = diambil dari nilai data yang paling besar

Nilai terkecil = diambil dari nilai data terkecil

2. Banyak Kelas

Banyak kelas = 1 + (3,3) log n


...............……….………….................…......(rumus 2.2)

Dimana :

n = banyaknya data

3. Menentukan panjang kelas Interval

.....……….………….................................……...(rumus
𝑅 2.3)
𝑃=
𝐵𝑘

Dimana :

R = rentang kelas

Bk = banyak kelas
15

4. Nilai rata-rata ( X )

Nilai rata-rata adalah nilai rata-rata dari data-data yang ada, disekitar

mana nilai-nilai dari sekumpulan data tersebar itu. Dapat ditentukan

dengan rumus:
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑋𝑖
𝑥=
̅ ...........……….………………..................…......……..(rumus 2.4)
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖

Dimana :

X = rata-rata hitung

fxi = jumlah keseluruhan wakil data

N = jumlah data

5. Varian sampel

Varian sampel adalah dua dari simpangan-simpangan itu kemudian

dijumlahkan seluruhnya dan dibagi dengan jumlah data (n) dan nilai dari

hasil itu dinamakan varian dari kumpulan data tersebut.

V = 𝑆2........................................................................................(rumus 2.5)

Dimana :

V = S2

V = Varian sampel

S2 = Nilai dari hasil simpangan baku

6. Median

Median adalah nilai tengah dari data yang ada saat data diurutkan. Dan

median dari suatu kumpulan nilai adalah sebuah nilai yang membagi 2

kumpulan nilai tersebut. Sehingga setengah dari nilai-nilai itu (atau lebih)

sama dengan atau kurang dari nilai atau median itu dan setengah dari

besar atau sama dengan nilai itu (Retno Tri Vulandari, 2018).

Dapat dirumuskan dengan :


16

...………..........................................................(rumus
𝟏⁄ 𝒏−𝑭 2.6)
( Me ) = Bb + P( 𝟐 )
𝒇

Dimana :

Bb = batas bawah kelas

P = panjang kelas

N/2 = letak median

(f) = frekwensi nilai letak kelas Median

F = frekwensi nilai kelas sebelum median

7. Modus

Modus adalah nilai yang paling banyak muncul. Untuk data tunggal,

modus sangat mudah ditentukan, yaitu data yang yang mempunyai

frekuensi terbanyak. Modus mempunyai kelemahan, yaitu apabila

kelompok data yang dimaksud memiliki dua nilai modus (bimodal) atau

lebih, atau tidak memiliki modus, misal : Data 5, 7, 8, 10, 10,12,12 memiliki

dua modus yaitu 10 dan 12. Untuk data distribusi frekuensi dalam bentuk

kelas – kelas interval, nilai modus tidak dapat ditentukan dengan tepat

tetapi dengan pendekatan. Ada yang berpendapat nilai modus sama

dengan nilai tengah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Cara lain

yang dianggap lebih tepat, yaitu dengan memperhatikan frekuensi kelas

sebelum dan sesudah kelas modus.

Dapat dirumuskan dengan

𝑑1 ………………......................................(rumus 2.7)
𝑀𝑜 = 𝐵𝑏 + 𝑃 ( )
𝑑1 + 𝑑2

Dimana :

Bb = batas bawah kelas

P = panjang kelas

d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya


17

d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya

8. Simpangan baku sampel

Dapat dirumuskan dengan :

𝑁. ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖2 – (∑ki=1 𝑓𝑥)2


𝑆=√ …………….….........................................(rumus 2.8)
𝑛(𝑛 − 1)

Dimana:

S = Simpangan baku

N = jumlah nilai frekwens

fxi2 = jumlah nilai hasil kali frekwensi dan titik tengah

f = jumlah nilaihasil wakil data

9. Jumlah kelas interval (N)

Jumlah data dari selang yang memisahkan kelas yang satu dengan

yang lain. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

N = 1 + 3,33.................……...............…………….……...……(rumus
log n 2.9)

Dimana:

n = banyaknya hasil pengamatan.

N = jumlah kelas interval

10. Varian sampel

Varian sampel adalah dua dari simpangan-simpangan itu kemudian

dijumlahkan seluruhnya dan dibagi dengan jumlah data (n) dan nilai dari

hasil itu dinamakan varian dari kumpulan data tersebut.

V = 𝑆2
.…………..................………………………………………….(rumus 2.10)

Dimana :
18

S2 = Nilai dari hasil simpangan baku

2.8 Pengertian Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah membuat uraian dari hasil suatu penelitisn dan

menyajikan hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam

bentuk yang baik yakni bentuk statisti popular yang sederhana sehingga kita

dapat lebih mudah mendapatkan gambaran tentang situasi hasil penelitian

(Djarwanto,1982). Ditribusi frekuensi merupakan susunan data menurut kelas

interval atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan,2001).

Dalam pengertian lain Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data

kedalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap

kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukan ke dalam duaatau lebih

kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal atau

kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar. Jenis-jenis

distribusi frekuensi adalah :

1. Distribusi frekuensi biasa

Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya

berisikan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data (Hasan,2001).

2. Distribusi frekuensi relative

Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi yang mengandung nilai hasil

bagi antara frekuensi kelas dan hasil pengamatan (Hasan,2001).

3. Distribusi frekuensi komulatif

Distribusi frekuensi komulatif adalah jenis distribusi frekuensi yang

mengandung frekuensi kumulatif atau frekuensi yang dijumlahkan

(Hasan,2001). Distribusi frekuensi kumulatif mempunyai kurva yang

dinamakann ogif.

Ada 2 macam distribusi frekuensi komulatif yaitu :


19

a. Distribusi frekuensi kurang dari Adalah suatu nilai dari tepi atas lebih

kecil pada masing-masing interval kelasnya.Misalnya (<60.5)

b. Distribusi frekuensi komulatif lebih dari Adalah suatu nilai dari tepi

bawah lebih besar pada masing-masing interval kelasnya.Misalnya

(>50.5)

2.9 Statistik Deskriptif

1. Statistik Deskritif Data Kategorikal

Data kategorikal juga disebut data kualitatif, yang terdiri dari data

berskala pengukuran nominal dan ordinal seperti jenis kelamin, pekerjaan,

status gizi, dan lainnya. Data kategorikal dapat diringkas dalam sebuah

tabel distribusi tunggal dan silang serta dalam grafik balok (bar chart) atau

grafik lingkaran (pie chart) (Tangking Widarsa, 2016).

a. Distribusi Frekuensi Tunggal

Penyajian data dalam sebuah tabel distribusi adalah untuk

meringkas suatau data mentah menurut kategori dari data tersebut.

Berapa jumlah sampel untuk kategori pertama, kedua dan seterusnya.

Jumlah sampel dari setiap kategori tersebut dapat disajikan dalam

jumlah absolut atau persen. Persentase sampel untuk setiap kategori

terhadap seluruh sampel disebut frekuensi relatif yang dinyatakan

dalam persen. Variabel yang dipelajari adalah cara persalinan, yang

merupakan variabel nominal atau kategorikal dengan tiga kategori,

yaitu: persalinan normal, persalinan dengan forcep, dan persalinan

dengan seksio (Tangking Widarsa,2016).

b. Distribusi Silang

Bila dalam penelitian dikumpulkan dua jenis data dari setiap

sampel, yaitu data kebiasaan merokok dengan kategori merokok dan

tidak dan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) dengan kategori ya


20

dan tidak. Bila peneliti ingin menganalisis hubungan antara merokok

dan PJK maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat

frekuensi distribusi silang kedua variabel tersebut. Dari distribusi silang

akan diketahui berepa perokok yag menderita PJK dan tidak menderita

PJK. Juga dapat diketahui berapa yang tidak merokok menderita PJK

dan yang tidak menderita. Setiap sel dari tabel distribusi silang

menggambarkan jumlah sampel yang memiliki dua kategori. Seperti

contoh tabel distribusi silang di bawah ini, sel pertama menyatakan

jumlah sampel yang memeiliki kebiasaan merokok dan menderita PJK.

Jumlah sampel dari setiap sel dapat dinyatakan dalam jumlah absolut

dan juga dalam % menurut jumlah barias (row persented) atau persen

menurut jumlah kolom (collumn persented) (Tangking Widarsa, 2016).

2. Statistik Deskritif Data Kontinyu

Data kontinyu dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuesni tunggal

atau berkelompok dan dalam bentuk grafik histogram atau Box-plot

dilengkapi denga nilai tengah seperti mean, median atau modus serta

sebarannya. Berikut akan dibahas tentang distribsi frekuensi tunggal,

berkelompok, histogram, ukuran tendensi sentral dan sebaran (Tangking

Widarsa, 2016).

a. Distribusi Frekuensi Tunggal

Tabel distribusi tunggal adalah distribusi data menurut variasi data

dari satu variabel. Distribusi tunggal dipakai bila variasi data dari satu

variabel < 15, misalnya paritas yang memiliki variasi data dari 0 – 5. Bila

satu variabel mempunyai variasi data > 15 seperti umur yang bervariasi

dari 0 – 85, sebaiknya disajikan dalam distribusi berkelompok atau data

umur disajikan dalam kelompok umur (Tangking Widarsa, 2016).


21

b. Distribusi Frekuensi Berkelompok

Ditribusi berkelompok adalah distribusi data dalam kelompok

tertentu dimana retangan nilai tertentu dijadikan sebuah kelompok. Data

disajikan di dalam sebuah distribusi berkelompok bila range suatu data

> 15, misalnya umur dengan variasi data dari 0 – 89 tahun. Data umur

diubah menjadi kelompok umur yang disebut kelas. Misalnya, untuk

meringkas data umur dilakukan dengan membuat 14 kelompok umur,

yaitu 0-1, 1-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-

49, 50-54, 55-59, 60 ke atas. Setiap kelas memiliki rentangan data yang

disebut interval kelas. Untuk contoh di atas, setiap kelas mempunyai

interval 5. Setiap interval kelas memiliki batas bawah dan batas atas

kelas. Seperti contoh di atas, kelompok umur “0-4”, 0 adalah batas

bawah kelas dan 4 adalah batas atas kelas. Setiap kelas juga

mempunyai nilai tengah adalah nilai yang terletak di tengah-tengah.

Kelas “0-4” terdiri dari nilai 0, 1, 2, 3, dan 4 dan yang menjadi nilai tengah

kelas adalah 2 (Tangking Widarsa, 2016).

Jika sekumpulan data memiliki jumlah dan variasi data yang cukup

banyak, maka data tersebut dapat disederhanakan dengan cara

mengelompokkannya dalam kelas-kelas. Dengan demikian diperoleh

tabel distribusi frekuensi data berkelompok. Beberapa istilah yang

penting dalam membuat tabel distribusi frekuensi berkelompok antara

lain sebagai berikut (Retno Tri Vulandari, 2018):

1) Interval Kelas adalah kelas-kelas yang memuat beberapa data

tertentu.

2) Batas Kelas adalah nilai terkecil dan nilai terbesar terdapat pada

suatu kelas interval


22

3) Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah

dua kelas interval yang berurutan. Tepi atas kelas (ta) adalah batas

kelas ditambah setengah. Sedangkan tepi bawah kelas (tb) adalah

batas kelas dikurang setengah.

4) Panjang Kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas, yaitu

selisih antara tepi atas dan tepi bawah dari tiap kelas dalam kelas

interval yang sama

5) Titik Tengah Kelas adalah setengah dari jumlah tepi bawah kelas

dan tepi atas kelas.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

1. Latar belakang

Latar belakang berisi tentang manajemen data dalam ilmu statistik agar

kita dapat mengetahui dan lebih memahami fungsi dari ilmu statistik di

bidang industry. Manajemen data digunakan untuk menganalisa data dan

menyelesaikan data yang belum diolah untuk mempermudah kita dalam

mengolah data yang ada.

2. Tujuan percobaan

Adapun tujuan percobaan ini, yaitu memberikan pelatihan pada

praktikan agar dapat melakukan manajemen data yaitu megumpulkan,

menyusun, menyajikan dan menggambarkan data sehingga dapat

memberikan informasi serta memanfaatkan informasi tersebut lalu mampu

meningingkatkan pemahaman manajemen (pengolahan) data berdasarkan

teori yang telah diperoleh serta mampu menganalisa data tersebut.

3. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum sebagai

berikut:

1. Alat tulis

2. Kalkulator (alat hitung)

3. Lembar kerja

4. Penggaris

5. Pulpen

6. Tutup botol

7. IPK

23
24

4. Langkah percobaan

1. Setiap praktikan melakukan pengolhan data sesuai dengan data yang

ditugaskan oleh asisten

2. Data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Urutkan data dari data yang terkecil ke yang terbesar.

b. Tentukan rata-rata nilai varian dan standar deviasi.

c. Buat distribusi frekuensi sebagai berikut :

i. Tentukan jumlah kelas.

ii. Tentukan lebar kelas.

iii. Tentukan batas kelas dan titik tengah kelas.

iv. Buat tabulasi frekuensi.

d. Buat distribusi frekuensi relative.

e. Buatlah distribusi frekuensi komulatif.

f. Buat histogram frekuensi dan polygon frekuensi.

g. Bandingkan nilai prestasi relative.

3.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka pada laporan ini berisi tentang materi manajemen data

yang didapat dari hasil referensi buku-buku mengenai manajemen data dan

pencarian di internet.

3.3 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dalam laporan ini berisi urutan atau langkah-

langkah yang harus dikerjakan ketika menyusun laporan.

3.4 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah merupakan hasil pengukuran dan

pengamatan terhadap beberapa percobaan dimulai dari data pulpen, tutup


25

botol, IPK Mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Jurusan di Universitas

Muslim Indonesia.

3.5 Pengolahan Data

1. Pengolahan data

2. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar

3. Menghitung nilai distribusi frekwensi

4. Menghitung nilai rata-rata varian

5. Menghitung nilai varians sampel

6. Menghitung nilai standar deviasi

7. Menghitung nilai median

8. Menghitung nilai modus

9. Menghitung nilai kuartil

10. Menghitung nilai desil

11. Menghitung nilai persentil

12. Membuat histogram frekuensi

13. Membuat polygon frekuensi

3.6 Analisis pembahasan

Poin analisis pembahasan berisi tentang pemaparan langkah-langkah

mengolah data yang diperoleh selama praktikum.

3.7 Penutup

Dengan manajemen data dapat lebih memudahkan dalam penyusunan

data yang berjumlah banyak. Terutama dalam penyususnan data di

kelompokkan dengan menggunakan distribusi frekuensi.


26

3.8 Flow Chart

A. Manajemen Data

Mulai

Latar belakang

Tujuan percobaan

Tinjauan pustaka

Pengumpulan data
1. Pengamatan
2. Pengukuran

Pengolahan Data
1. Urutkan data terbesar keterkecil
2. Distribusi frekwensi
3. Nilai rata-rata sampel
4. Varians sampel
5. Simpangan baku sampel
6. Median
7. Modus
8. Kuartil, Desil, Persentil
9. Histogram dan Poligon Sampel

Analisa dan Pembahasan

Penutup

Selesai

Gambar 3.1 Flow Chart Diagram Alir Percobaan Manajemen data


27

B. MenghitungTutup Botol

Mulai

Pendahuluan

Menyiapkan wadah

Mengambil tutup botol


secara acak

Mengukur tutup botol

Mencatat hasil pengukuran

Data cukup Data tidak cukup 50

Pengolahan Data
10. Urutkan data terbesar keterkecil
11. Distribusi frekwensi
12. Nilai rata-rata sampel
13. Varians sampel
14. Simpangan baku sampel
15. Median
16. Modus
17. Kuartil, Desil, Persentil
Penutup
18. Histogram dan Poligon Sampel

Analisa dan Pembahasan

Penutup

Selesai

Gambar 3.2 Flow Chart Menghitung Tutup Boto


28

C. Menghitung Pulpen

Mulai

Pendahuluan

Menyiapkan wadah

Mengambil pulpen secara


acak

Mengukur pulpen

Mencatat hasil pengukuran

Data cukup Data tidak cukup 50

Pengolahan Data
1. Urutkan data terbesar keterkecil
2. Distribusi frekwensi
3. Nilai rata-rata sampel
4. Varians sampel
5. Simpangan baku sampel
6. Median
7. Modus
8. Kuartil, Desil, Persentil
9. Histogram dan Poligon Sampel

Analisa dan Pembahasan

Penutup

Selesai

Gambar 3.3 Flow Chart Menghitung Pulpen


29

D. Menghitung IPK

Mulai

Pendahuluan

Menentukan populasi IPK


yang akan diambil

Mengumpulkan data IPK

Mencatat hasil pengukuran

Data cukup Data tidak cukup 50

Pengolahan Data
1. Urutkan data terbesar keterkecil
2. Distribusi frekwensi
3. Nilai rata-rata sampel
4. Varians sampel
5. Simpangan baku sampel
6. Median
7. Modus
8. Kuartil, Desil, Persentil
9. Histogram dan Poligon Sampel

Analisa dan Pembahasan

Penutup

Selesai

Gambar 3.4 Flow Chart Menghitung IPK


BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Tabel 4.1 Data Pengamatan

Hasil Pengukuran
Sampel
Tutup Botol Pulpen Ipk

1 2,7 13,0 3,35


2 3,0 14,8 2,90
3 3,5 15,0 3,50
4 4,0 12,4 3,69
5 2,2 13,7 3,60
6 4,5 19,9 3,55
7 3,5 11,0 3,35
8 2,0 12,2 3,54
9 1,9 14,0 3,83
10 4,3 15,0 3,62
11 2,2 12,0 2,75
12 3.5 12,2 3,74
13 4,0 14,5 3,59
14 1,9 15,2 2,99
15 4,3 13,0 3,24
16 2,5 14,0 3,28
17 3,0 11,0 3,18
18 2,0 12,0 2,50
19 2,1 13,5 3,43
20 4,5 14,0 3,68
21 3,0 15,0 3,00
22 2,5 17,0 3,25
23 1,9 12,0 2,95
24 4,3 13,0 2,66
25 4,4 14,5 3,45
26 2,0 15,0 3,20
27 3,5 11,0 3,47
28 2,1 13,0 3,18
29 3,3 14,5 3,71
30 4,0 15,0 3,80

30
31

31 4,1 12,2 3,35


32 2,0 13,4 2,67
33 2,5 14,4 3,80
34 3,0 12,0 2,79
35 4,2 13,1 3,69
36 2,3 14,1 3,24
37 4,5 15,2 3,54
38 2,0 11,1 2,77
39 2,1 10,2 2,50
40 3,0 11,3 3,44
41 1,9 17,5 3,52
42 4,5 16,0 3,64
43 2,0 15,5 2,18
44 3,0 11,0 2,55
45 1,9 12,0 3,49
46 2,1 14,0 3,66
47 2,2 18,0 2,90
48 3,0 17,0 3,11
49 4,0 12,0 3,27
50 1,9 11,0 3,69
Sumber : data pengamatan (2021)

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Pengolahan Data Tutup Botol

Tabel 4.2 Urutan Data Terkecil ke Terbesar

1,9 2,0 2,5 3,0 4,1


1,9 2,0 2,5 3,3 4,2
1,9 2,1 2,5 3,5 4,3
1,9 2,1 2,7 3,5 4,3
1,9 2,1 3,0 3,5 4,3
1,9 2,1 3,0 3,5 4,4
2,0 2,2 3,0 4,0 4,5
2,0 2,2 3,0 4,0 4,5
2,0 2,2 3,0 4,0 4,5
2,0 2,3 3,0 4,0 4,5
Sumber : data pengamatan (2021)
32

1. Distribusi Frekwensi

a. Range

R = Data terbesar - Data tarkecil

= 4,5 – 1,9

= 2,6

b. Banyak Kelas

Ci = 1 + 3,3 Log N

= 1 + 3,3 Log 50

= 6,577

=7

c. Panjang Kelas
𝑅
P = 𝐶𝑖

2,6
=
7

= 0,3

Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi

No. Selang Kelas Turus F Batas Bawah Nilai Tengah (xi) f.xi xi^2 f.Xi^2
-1,8 1,85
1 1,9 - 2,2 IIIII IIIII IIII IIII 19 2,05 38,95 4,2025 79,8475
2,25
2 2,3 - 2,6 IIII 4 2,45 9,8 6,0025 24,01
2,65
3 2,7 - 3,0 IIIII III 8 2,85 22,8 8,1225 64,98
3,05
4 3,1 - 3,4 I 1 3,25 3,25 10,5625 10,5625
3,45
5 3,5 - 3,8 IIII 4 3,65 14,6 13,3225 53,29
3,85
6 3,9 - 4,2 IIIII I 6 4,05 24,3 16,4025 98,415
4,25
7 4,3 - 4,6 IIIII III 8 4,45 35,6 19,8025 158,42
4,65
Total 50 26 22,75 149,3 78,4175 489,525
Sumber : data pengolahan (2021)
33

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Relatif dan Frekuensi Komulatif

Selang Kelas F Frek. Relatif Frek. Komulatif Frek. Komulatif - Relatif


-1,8
1,9 - 2,2 19 0,38
19 0,38
2,3 - 2,6 4 0,08
23 0,46
2,7 - 3,0 8 0,16
31 0,62
3,1 - 3,4 1 0,02
32 0,64
3,5 - 3,8 4 0,08
36 0,72
3,9 - 4,2 6 0,12
42 0,84
4,3 - 4,6 8 0,16
50 1
Total 50 1 233 4,66
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

2. Nilai Rata-Rata

𝑓𝑖𝑋𝑖 149,3
𝑥̅ = ∑𝑘𝑖=1 = = 2,986
𝑓𝑖 50

3. Varians Sampel

𝑁 ∑𝐾
𝑖=1 𝑓𝑥𝑖
2 – ( ∑𝐾 𝑓𝑥𝑖)2
𝑖=1
S2 =
𝑛(𝑛−1)

50 𝑥 480,525– (149,3 )2
=
50(50−1)

24026,25 – 22290,49
= 50(49)

1735,76
= 2450

= 0,7084

4. Simpangan Baku

S = √S 2

= √0,7084

= 0,8416
34

5. Median ( Me )

1
⁄ 𝑛−𝐹
Me = Bb + P ( 2 )
𝑓

50
(
2
−31)
= 3,05 + 0,3 ( )
1

= 3,05 + 0,3 (-6)

= 3,05 + (-1,8)

= 1,25

6. Modus ( Mo )

𝑏1
Mo = Bb + P ( )
𝑏1 + 𝑏2

19
= 1,85 + 0,3 ( )
19+ 15

= 1,85 + 0,3(0,558)

= 1,85 + 0,1674

= 2,0174

7. Kuartil

a. Kuartil 1

1.𝑛⁄4−𝐹
𝐾1 = Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−0
4
= 1,85 + 0,3 ( )
19

= 1,85 + 0,3 (0,65)

= 1,85 + 0,195

= 2,045

b. Kuartil 2

2.𝑛⁄4−𝐹
𝐾2 = Bb + P ( )
𝑓
35

2𝑥50
−23
4
= 2,65 + 0,3 ( )
8

= 2,65 + 0,3 (0,25)

= 2,65 + 0,075

= 2,725

c. Kurtil 3

3.𝑛⁄4−𝐹
𝐾3 = Bb + P ( )
𝑓

3𝑥50
−36
4
= 3,85 + 0,3 ( )
6

= 3,85 + 0,3 (0,25)

= 3,85 + 0,075

= 3,925

8. Desil

a. Desil 1

1.𝑛⁄10−𝐹
𝐷1= Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−0
10
= 1,85 + 0,3 ( )
19

= 1,85 + 0,3 (0,26)

= 1,85 + 0,078

= 1,925

b. Desil 2

2.𝑛⁄10−𝐹
𝐷2= Bb + P ( )
𝑓

2𝑥50
−0
10
= 1,85 + 0,3 ( )
19
36

= 1,85 + 0,3 (0,52)

= 1,85 + 0,156

= 2,006

c. Desil 9

9.𝑛⁄10−𝐹
𝐷3= Bb + P ( )
𝑓

9𝑥50
−42
10
= 4,25+ 0,3 ( )
8

= 4,25 + 0,3 (0,375)

= 4,25 + 0,1125

= 4,3625

9. Persentil

a. Persentil 10

𝑖.𝑛⁄100−𝐹
𝑃10 = Bb + P ( )
𝑓

10𝑥50
−0
100
= 1,85 + 0,3 ( )
19

= 1,85 + 0,3 (0,263)

= 1,85 + 0,0789

= 1,9289

b. Persetil 20

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃20 = Bb + P ( )
𝑓

20𝑥50
−0
100
= 1,85 + 0,3 ( )
19

= 1,85 + 0,3 (0,526)

= 1,85 + 0,1578
37

= 2,0078

c. Persetil 90

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃30 = Bb + P ( )
𝑓

90𝑥50
−42
100
= 4,25 + 0,3 ( )
8

= 4,25 + 0,3 (0,375)

= 4,25 + 0,1125

= 4,3625

10. Histogram

Tabel 4.5 Histogram Tutup Botol

No. Frekuensi Batas Kelas


1 19 1,85
2 4 2,25
3 8 2,65
4 1 3,05
5 4 3,45
6 6 3,85
7 8 4,25
Total 50 21,35
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

HISTOGRAM TUTUP BOTOL


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1,85 2,25 2,65 3,05 3,45 3,85 4,25
Sumber : data pengolahan (2021)
Histogram 4.1 Diagram Histogram Tutup Botol
38

11. Poligon
Tabel 4.6 Poligon Tutup Botol
No. Frekuensi Titik Tengah
1 19 2,05
2 4 2,45
3 8 2,85
4 1 3,25
5 4 3,65
6 6 4,05
7 8 4,45
Total 50 22,75
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

POLIGON TUTUP BOTOL


20

15
FREKUENSI

10

0
2,05 2,45 2,85 3,25 3,65 4,05 4,45
TITIK TENGAH

Sumber : data pengolahan (2021)

Grafik 4.1 Diagram Poligon Tutup Botol


39

4.2.2 Pengolahan Data Pulpen

Tabel 4.7 Urutan Data Terkecil ke Terbesar

10,2 12,0 13,0 14,1 15,0


11,0 12,0 13,0 14,4 15,2
11,0 12,0 13,1 14,5 15,2
11,0 12,0 13,4 14,5 15,5
11,0 12,2 13,5 14,5 16,0
11,0 12,2 13,7 14,8 17,0
11,1 12,2 14,0 15,0 17,0
11,3 12,4 14,0 15,0 17,5
12,0 13,0 14,0 15,0 18,0
12,0 13,0 14,0 15,0 19,9
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

1. Distribusi Frekwensi

a. Range

R = Data terbesar - Data tarkecil

= 19,9 – 10,2

= 9,7

b. Banyak Kelas

Ci = 1 + 3,3 Log N

= 1 + 3,3 Log 50= 6,577 = 7

c. Panjang Kelas
𝑅
P = 𝐶𝑖

9,7
=
7

= 1,3
40

Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi

No. Selang Kelas Turus F Batas Bawah Titik Tengah (xi) f.xi xi^2 f.xi^2
-10,1 10,15
1 10,2 - 11,5 IIIII III 8 10,85 86,8 117,7225 941,78
12,25
2 11,6 - 12,9 IIIII IIIII 10 12,25 122,5 150,0625 1500,625
13,65
3 13,0 - 14,3 IIIII IIIII III 13 13,65 177,45 186,3225 2422,193
15,05
4 14,4 - 15,7 IIIII IIIII III 13 15,05 195,65 226,5025 2944,533
16,45
5 15,8 - 17,1 III 3 16,45 49,35 270,6025 811,8075
17,85
6 17,2 - 18,5 II 2 17,85 35,7 318,6225 637,245
18,55
7 18,6 - 19,9 I 1 19,25 19,25 370,5625 370,5625

Total 50 103,95 105,35 686,7 1522,675 9628,745


Sumber : data pengolahan ( 2021 )

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Relatif dan Frekuensi Komulatif

Selang Kelas F Frek. Relatif Frek. Komulatif Frek. Komulatif - Relatif


-10,1
10,2 - 11,5 8 0,16
8 0,16
11,6 - 12,9 10 0,2
18 0,36
13,0 - 14,3 13 0,26
31 0,62
14,4 - 15,7 13 0,26
44 0,88
15,8 - 17,1 3 0,06
47 0,94
17,2 - 18,5 2 0,04
49 0,98
18,6 - 19,9 1 0,02
50 1
Total 50 1
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

2. Nilai Rata-Rata

𝑓𝑖𝑋𝑖 686,7
𝑥̅ = ∑𝑘𝑖=1 = = 13,734
𝑓𝑖 50

3. Varians Sampel

𝑁 ∑𝐾
𝑖=1 𝑓𝑥𝑖
2 – ( ∑𝐾 𝑓𝑥𝑖)2
𝑖=1
𝑆2 =
𝑛(𝑛−1)
41

50 𝑥 9628,745 – (686,7 )2
=
50(50−1)

481437,25– 471556,89
=
50(49)

9880,36
=
2450

= 4,0328

4. Simpangan Baku Sampel

S = √S 2

= √4,0328

= 2,0081

5. Median ( Me )

1
⁄ 𝑛−𝐹
Me = Bb + P ( 2 )
𝑓

50
(
2
−31)
= 14,35 + 1,3 ( 13
)

= 14,35 + 1,3 (-0,461)

= 14,35 + (-0,5993)

= 13,75

6. Modus ( Mo )

𝑏1
Mo = Bb + P ( )
𝑏1 + 𝑏2

3
= 12,95 + 1,3 ( )
3+ 0

= 12,95 + 1,3 (1)

= 12,95 + 1,3

= 14,25

𝑏1
Mo = Bb + P ( )
𝑏1 + 𝑏2
42

0
= 14,35 + 1,3 ( )
0+ 10

= 14,35 + 1,3 (0)

= 14,35 + 0

= 14,35

7. Kuartil

a. Kuartil 1

1.𝑛⁄4−𝐹
𝐾1 = Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−8
4
= 11,55 + 1,3 ( )
10

= 11,55 + 1,3 (0,45)

= 11,55 + 0,585

= 12,135

b. Kuartil 2

2.𝑛⁄4−𝐹
𝐾2 = Bb + P ( )
𝑓

2𝑥50
−18
4
= 12,95 + 1,3 ( )
13

= 12,95 + 1,3 (0,53)

= 12,95 + 0,689

= 13,639

c. Kuartil 3

3.𝑛⁄4−𝐹
𝐾3 = Bb + P ( )
𝑓

3𝑥50
−31
4
= 14,35 + 1,3 ( )
13

= 14,35 + 1,3 (0,5)


43

= 14,35 + 0,65

= 15

8. Desil

a. Desil 1

1.𝑛⁄10−𝐹
𝐷1= Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−0
10
= 10,15 + 1,3 ( )
8

= 10,15 + 1,3 (0,625)

= 10,15 + 0,8125

= 10,9625

b. Desil 2

2.𝑛⁄10−𝐹
𝐷2= Bb + P ( )
𝑓

2𝑥50
−8
10
= 11,55 + 1,3 ( )
10

= 11,55 + 1,3 (0,2)

= 11,55 + 0,26

= 11,81

c. Desil 9

9.𝑛⁄10−𝐹
𝐷9 = Bb + P ( )
𝑓

9𝑥50
−44
10
= 15,75 + 1,3 ( )
3

= 15,75 + 1,3 (0,33)

= 15,75 + 0,429

= 16,179
44

9. Persentil

a. Persentil 10

𝑖.𝑛⁄100−𝐹
𝑃10 = Bb + P ( )
𝑓

10𝑥50
−0
100
= 10,15 + 1,3 ( )
8

= 10,15 + 1,3 (0,625)

= 10,15 + 0,8125

= 10,9625

b. Persetil 20

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃20 = Bb + P ( )
𝑓

20𝑥50
−8
100
= 11,55 + 1,3 ( )
10

= 11,55 + 1,3 (0,2)

= 11,55 + 0,26

= 11,81

c. Persetil 90

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃90 = Bb + P ( )
𝑓

90𝑥50
−44
100
= 15,75 + 1,3 ( )
3

= 15,75 + 1,3 (0,33)

= 15,75 + 0,429

= 16,179
45

10. Histogram

Tabel 4.10 Histogram Pulpen

No. Frekuensi Batas Kelas


1 8 10,15
2 10 11,55
3 13 12,95
4 13 14,35
5 3 15,75
6 2 17,15
7 1 18,55
Total 50 100,45
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

HISTOGRAM PULPEN
14
12
10
8
6
4
2
0
10,15 11,55 12,95 14,35 15,75 17,15 18,55

Sumber : data pengolahan (2021)

Histogram 4.2 Diagram Histogram Pulpen

11. Poligon

Tabel 4.11 Poligon Pulpen

No. Frekuensi Titik Tengah


1 8 10,85
2 10 12,25
3 13 13,65
4 13 15,05
5 3 16,45
6 2 17,85
7 1 19,25
Total 50 105,35
Sumber : data pengolahan ( 2021 )
46

POLIGON PULPEN
14
12
10

FREKUENSI
8
6
4
2
0
10,85 12,25 13,65 15,05 16,45 17,85 19,25
TITIK TENGAH

Sumber : data pengolahan (2021)

Grafik 4.2 Diagram Poligon Pulpen


47

4.2.3 Pengolahan Data IPK

Tabel 4.12 Urutan Data

2,18 2,90 3,25 3,49 3,66


2,50 2,95 3,27 3,50 3,68
2,50 2,99 3,28 3,52 3,69
2,55 3,00 3,35 3,54 3,69
2,66 3,11 3,35 3,54 3,69
2,67 3,18 3,35 3,55 3,71
2,75 3,18 3,43 3,59 3,74
2,77 3,20 3,44 3,60 3,80
2,79 3,24 3,45 3,62 3,80
2,90 3,24 3,47 3,64 3,83
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

1. Distribusi Frekwensi

a. Range

R = Data terbesar - Data tarkecil

= 3,83 – 2,18

= 1,65

b. Banyak Kelas

Ci = 1 + 3,3 Log N

= 1 + 3,3 Log 50 = 6,577 = 7

c. Panjang Kelas
𝑅
P = 𝐶𝑖

1,65
=
7

= 0,23
48

Tabel 4. 13 Distribusi Frekwensi

No. Selang Kelas Turus F Batas Kelas Titik Tengah (Xi) f.xi xi^2 f.xi^2
-2,17 2,175
1 2,18 - 2,41 I 1 2,29 2,29 5,2441 5,2441
2,415
2 2,42 - 2,65 III 3 2,53 7,59 6,4009 19,2027
2,655
3 2,66 - 2,89 IIIII 5 2,77 13,85 7,6729 38,3645
2,895
4 2,90 - 3,13 IIIII I 6 3,01 18,06 9,0601 54,3606
3,135
5 3,14 - 3,37 IIIII IIIII I 11 3,25 35,75 10,5625 116,188
3,375
6 3,38 - 3,61 IIIII IIIII II 12 3,49 41,88 12,1801 146,161
3,615
7 3,62 - 3,85 IIIII IIIII II 12 3,73 44,76 13,9129 166,955
3,855
Total 50 24,12 21,07 164,18 65,0335 546,475
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Relatif dan Frekuensi Komulatif

Selang Kelas F Frek. Relatif Frek. Komulatif Frek. Komulatif - Relatif


-2,17 0 0
2,18 - 2,41 1 0,02
1 0,02
2,42 - 2,65 3 0,06
4 0,08
2,66 - 2,89 5 0,1
9 0,18
2,90 - 3,13 6 0,12
15 0,3
3,14 - 3,37 11 0,22
26 0,52
3,38 - 3,61 12 0,24
38 0,76
3,62 - 3,85 12 0,24
50 1
Total 50 1
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

2. Nilai Rata-Rata

𝑓𝑖𝑋𝑖 164,18
𝑥̅ = ∑𝑘𝑖=1 = = 3,2836
𝑓𝑖 50

3. Varians Sampel

𝑁 ∑𝐾
𝑖=1 𝑓𝑥𝑖
2 – ( ∑𝐾 𝑓𝑥𝑖)2
𝑖=1
𝑆2 =
𝑛(𝑛−1)
49

50 𝑥 546,4754 – (164,18 )2
=
50(50−1)

27323,77−26955,0724
= 50(49)

368,6976
= 2450

= 0,1504

4. Simpangan Baku

S = √S 2

= √0,1504

= 0,3878

5. Median ( Me )

1
⁄ 𝑛−𝐹
Me = Bb + P ( 2 )
𝑓

50
( −9)
2
= 2,895 + 0,23 ( )
6

= 2,895 + 0,23 (2,67)

= 2,895 + 0,6141

= 3,5091

6. Modus ( Mo )

𝑏1
Mo = Bb + P ( )
𝑏1 + 𝑏2

1
= 3,375 + 0,23( )
1+ 0

= 3,375 + 0,23 (1)

= 3,375 + 0.23

= 3,605

𝒃𝟏
Mo = Bb + P ( )
𝒃𝟏 + 𝒃𝟐
50

0
= 3,615 + 0,23( )
0+ 12

= 3,615 + 0,23 (0)

= 3,615 + 0

= 3,615

7. Kuartil

a. Kuartil 1

1.𝑛⁄4−𝐹
𝐾1 = Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−9
4
= 2,895 + 0,23 ( )
6

= 2,895 + 0,23 (0,583)

= 2,895 + 0,134

= 3,029

b. Kuartil 2

2.𝑛⁄4−𝐹
𝐾2 = Bb + P ( )
𝑓

2𝑥50
−15
4
= 3,135 + 0,23 ( )
11

= 3,135 + 0,23 (0,91)

= 3,135 + 0,2093

= 3,3443

c. Kuartil 3

3.𝑛⁄4−𝐹
𝐾3 = Bb + P ( )
𝑓

3𝑥50
−26
4
= 3,375 + 0,23 ( )
12

= 3,375 + 0,23 (0,958)


51

= 3,375 + 0,22

= 3,595

8. Desil

a. Desil 1

1.𝑛⁄10−𝐹
𝐷1= Bb + P ( )
𝑓

1𝑥50
−4
10
= 2,655 + 0,23 ( )
5

= 2,655 + 0,23 (0,2)

= 2,655 + 0,43

= 3,085

b. Desil 2

2.𝑛⁄10−𝐹
𝐷2= Bb + P ( )
𝑓

2𝑥50
−9
10
= 2,895 + 0,23 ( )
6

= 2,895 + 0,23 (0,167)

= 2,895 + 0,038

= 2,933

c. Desil 9

9.𝑛⁄10−𝐹
𝐷9 = Bb + P ( )
𝑓

9𝑥50
−38
10
= 3,615 + 0,23 ( )
12

= 3,615 + 0,23 (0,583)

= 3,615 + 0,134

= 3,749
52

9. Persentil

a. Persentil 10

𝑖.𝑛⁄100−𝐹
𝑃10 = Bb + P ( )
𝑓

10𝑥50
−4
100
= 2,655 + 0,23 ( )
5

= 2,655 + 0,23 (0,2)

= 2,655 + 0,046

= 2,701

b. Persetil 20

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃20 = Bb + P ( )
𝑓

20𝑥50
−9
100
= 2,895 + 0,23 ( )
6

= 2,895 + 0,23 (0,167)

= 2,895 + 0,038

= 2,933

c. Persetil 90

𝑖𝑛⁄100−𝐹
𝑃90 = Bb + P ( )
𝑓

90𝑥50
−38
100
= 3,615 + 0,23 ( )
12

= 3,615 + 0,23 (0,583)

= 3,615 + 0,134

= 3,749
53

10. Histogram

Tabel 15 Histogram IPk

No. Frekuensi Batas Kelas


1 1 2,175
2 3 2,415
3 5 2,655
4 6 2,895
5 11 3,135
6 12 3,375
7 12 3,615
Total 50 20,265
Sumber : data pengolahan ( 2021 )

HISTOGRAM IPK
14
12
10
8
6
4
2
0
2,175 2,415 2,655 2,895 3,135 3,375 3,615
Sumber : data pengolahan (2021)

Histogram 4.3 Diagram Histogram IPK

11. Poligon

Tabel 4.16 Poligon IPK


No. Frekuensi Titik Tengah
1 1 2,29
2 3 2,53
3 5 2,77
4 6 3,01
5 11 3,25
6 12 3,49
7 12 3,73
Total 50 21,07
Sumber : data pengolahan ( 2021 )
54

POLIGON IPK
14
12
10

FREKUENSI
8
6
4
2
0
2,29 2,53 2,77 3,01 3,25 3,49 3,73
TITIK TENGAH

Sumber : data pengolahan (2021)

Grafik 4.3 Diagram Poligon IPK


BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa Data

Dalam percobaan dilakukan pengambilan data terhadap 3 objek yang

terdiri dari :

1. Tutup botol

2. Pulpen

3. IPK

Yang kemudian diambil datanya secara random, adapun analisa yang telah

kami lakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Analisa Data

Simbol Pulpen Tutup Botol Ipk

Range 9,7 2,6 1,65

𝑋̅ 13,734 2,986 3,2836


2
S 4,0328 0,7084 0,1504

S 2,0081 0,8416 0,3878

Me 13,75 1,25 3,5091

Mo 14,25 dan 14,35 2,0174 3,605 dan 3,615

K1 12,135 2,045 3,029

K2 13,639 2,725 3,3443

K3 15 3,925 3,595

D1 10,9625 1,925 3,085

D2 11,81 2,006 2,933

D9 16,179 4,3625 3,749

P10 10,9625 1,9289 2,701

P20 11,81 2,0078 2,933

P90 16,179 4,3625 3.749


Sumber : Data Pengolahan (2021)

55
56

5.2. Pembahasan

5.2.1. Untuk Data Pulpen

Nilai rata-rata yang diperoleh = 13,734. Dimana hasil penjumlahan

seluruh data yang kami peroleh (686,7) dibagi total data yang ada (50).

Nilai varian sample = 4,0328 dengan nilai simpangan baku sebesar

2,0081. Nilai median yang diperoleh = 13,75. Nilai modus yang di

peroleh ada dua yaitu 14,25 dan 14,35. Nilai kuartil masing masing,

Kuartil 1 = 12,135, Kuartil 2 = 13,639, Kuartil 3 = 15. Nilai desil masing

masing, Desil 1 = 10,9625, Desil 2 = 11,81, Desil 9 = 16,179. Nilai

persentil masing masing, Persentil 10 = 10,9625, Persentil 20 = 11,81,

Persentil 90 = 16,179.

5.2.2. Untuk Data Tutup Botol

Nilai rata-rata yang diperoleh = 2,986. Dimana hasil penjumlahan

seluruh data yang kami peroleh (149,3) dibagi total data yang ada (50).

Nilai varians sample = 0,7084 dengan nilai simpangan baku sebesar

0,8416. Nilai median yang diperoleh = 1,25. Nilai modus yang di

peroleh = 2,0174 Nilai kuartil masing masing Kuartil 1 = 2,045 Kuartil

2 = 2,725 Kuartil 3 = 3,925. Nilai desil masing masing Desil 1 = 1,925

Desil 2 = 2,006 Desil 9 = 4,3625. Nilai persentil masing masing

Persentil 10 = 1,9289 Persentil 20 = 2,0078 Persentil 90 = 4,3625

5.2.3. Untuk Data IPK

Nilai rata-rata yang diperoleh = 3,2836. Dimana hasil penjumlahan

seluruh data yang kami peroleh (164,18) dibagi total data yang ada

(50) Nilai varians sampel = 0,1504 dengan nilai simpangan baku

sebesar 0,3878. Nilai median yang diperoleh = 3,5091. Nilai modus

yang di peroleh ada dua yaitu = 3,605 dan 3,615. Nilai kuartil masing
57

masing Kuartil 1 = 3,029, Kuartil 2 = 3,3443, Kuartil 3 = 3,595. Nilai

desil masing masing, Desil 1 = 3,085, Desil 2 = 2,933, Desil 9 = 3,749.

Nilai persentil masing masing Persentil 10 = 2,701, Persentil 20 =

2,933, Persentil 90 = 3,749.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kami mampu menyusun, dan menggambarkan data kami dapat kemudian

mengelolah data tersebut menjadi informasi.

2. Pengetahuan kami mengenai manajemen data lebih meningkat

berdasarkan teori yang telah diperoleh

3. Kami mampu menganalisa data yang telah diperoleh dan mengolah data

tersebuat menjadi informasi yang lebih bermanfaat

4. Kami mampu memanfaatkan Informasi yang dihasilkan oleh sekumpulan

data yang telah diperoleh setelah melakukan percobaan.

6.2 Saran

6.2.1 Saran Laboratorium

Kami menyarankan agar pada saat praktikum secara daring ini bisa

lebih maksimalkan lagi pada saat pengambilan datanya.

6.2.2 Saran Asisten

Kalau untuk asisten mungkin sudah baik, tapi mungkin kalau bisa

pada asistensi lebih cepat ditanggapi.

58

Anda mungkin juga menyukai