Empati adalah elemen utama dalam design thinking dan Human-Centred Design.
Empathise
Empathy adalah hal yang krusial dalam proses human-centred design , and empathy
membantu men-design pemikir untuk mengatur asumsi dari sisi pemikir tentang permasalahan,
pemikiran tersebut tentunya akan berlawanan dengan kebutuhan dan keinginan users. Karena
keterbatasan waktu mungkin kita akan melakukan pengumpulan informasi sesuai informasi
yang ingin kita dapatkan saja . Dalam tahap empati dalam proses Design Thinking, kita akan
membangun empati , pemahaman, pengalaman, pandangan, dan observasi pada apa yang
akan dibangun dalam design project kita. Bila kita memiliki dana dan waktu yang cukup, maka
memungkinkan bagi kita untuk berkonsultasi dengan expert atau ahlinya.
Berikut ini adalah beberapa metode menarik untuk menerapkan empati :
Empath Map
menjadi 4 kuadran yaitu says, thinks, feels, dan does. EM merupakan user-centered approach,
yang fokus utamanya adalah memahami individu pengguna dengan melihat dunia melalui
matanya. STujuan EM : untuk mengeliminasi asumsi dengan mencari fakta-fakta yang ada
Ini adalah pengguna yang ingin Anda pahami dan berempati. Rangkum situasi dan
perannya. Jika Anda memiliki banyak persona, setiap persona membutuhkan petanya
sendiri.
Inilah yang Anda harap akan dilakukan pengguna. Seperti apa definisi kesuksesan itu?
Misalnya, apa yang perlu dilakukan atau putuskan secara berbeda? Meskipun fokusnya adalah
tentang membangun empati dan tidak menjual atau merancang apa pun, dengan menjawab
pertanyaan ini dapat memfokuskan peserta dan menetapkan konteks untuk aktivitas tersebut.
Langkah kedua: Mengisi Kuadran Says
Kuadran says berisi apa yang dikatakan pengguna dengan lantang dalam wawancara atau
studi kegunaan lainnya. Idealnya, kutipan tersebut mengandung kata demi kata dan kutipan
langsung dari hasil user interview.
Contoh:
“Saya menyukai pada produk X karena saya tidak pernah memiliki pengalaman
buruk.”
“Saya tidak mengerti apa yang harus saya lakukan dari sini.”
Perlu diingat bahwa Empathy Map merupakan salah satu alat UX dan bukan solusi untuk
perubahan pikiran organisasi. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menempatkan pengguna
sebagai pusat fokus UX Designer.
user persona
User persona adalah salah satu tool yang bisa digunakan oleh desainer UX untuk lebih
memahami penggunanya. Dengan adanya user persona ini kamu akan lebih mudah
menemukan solusi desain yang pada akhirnya mampu membuat pengalaman aplikasi yang
ramah pengguna. Untuk memahami lebih dalam user persona ini, simak ulasan berikut.
7 Cara membuat user persona
Agar kamu bisa mengembangkan user persona yang baik, berikut akan dipaparkan berbagai
cara untuk membuat user persona.
1. Mengumpulkan data
Melakukan riset terhadap pengguna, menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan dalam
pembuatan user persona. Kamu bisa menggunakan riset pengguna dari daftar pengguna aktual
yang kamu miliki. Ambil beberapa sampel dan kamu mulai bisa membuat user persona.
2. Membentuk hipotesis
Cara selanjutnya dalam melakukan user persona adalah membentuk hipotesis dari hasil riset
sebelumnya. Nantinya kamu akan membentuk gagasan umum dari berbagai pengguna dalam
fokus area proyek dengan menggunakan empati maps atau diagram afinitas.
3. Menetapkan jumlah
Kamu bisa membuat beberapa user persona secara sekaligus yang paling mendekati harapan
audiens target. Namun, memang yang paling sering terjadi hanyalahkan satu persona untuk
setiap layanan atau produk. Walaupun kamu mau membuat beberapa persona, pastikan jika
kamu akan fokus pada salah satunya yang paling mendekati harapan tervalid.
4. Memperjelas persona
Persona yang baik tidak akan berasal dari persona yang memiliki sedikit data. Justru untuk
membuatnya valid kamu harus mendeskripsikan persona tersebut secara detail mulai dari:
Memasukkan detail informasi terkait profil persona dengan info tentang pendidikan,
sikap, perilaku, gaya hidup, minat, tujuan, keinginan, kebutuhan hingga keterbatasan.
Memberi nama persona tersebut.
Membuat halaman yang menjelaskan deskripsi persona.
Menambahkan detail ciri pribadi agar persona seperti karakter yang realistis.
Lantaran kehadiran persona memang untuk mengatasi masalah, maka diperlukan persiapan
dengan berbagai skenario yang terjadi. Untuk membuatnya kamu harus bisa memperkirakan
situasi apa saja yang mungkin dialami oleh user persona tersebut dalam aplikasi yang kamu
rancang saat ini hingga tantangan di masa depan.
Dalam pembuatan user persona ini diharapkan semua anggota tim turut berpartisipasi dalam
pengembangannya. Ini dilakukan sebagai salah satu cara supaya user persona ini diterima dan
diakui oleh anggota tim. Kamu bisa saja melibatkan mereka dengan cara menanyakan
langsung pendapatnya atau membiarkan mereka berpartisipasi dengan aktif.
Kehadiran user persona yang baik bukan ada hanya untuk sementara. Melainkan terus
diperbaharui secara berkala dengan merevisi deskripsi persona seperti menambahkan
informasi dan aspek baru ke dalamnya. Terkadang kamu bahkan harus menulis ulang deskripsi
pesona yang ada dengan menambahkan persona yang lama atau menghilangkan beberapa
bagiannya.
Tak kalah penting, saat user persona itu berhasil diciptakan kamu sebaiknya menyebarluaskan
deskripsi persona tersebut ke semua anggota tim dengan memberi akses data kepada mereka.
References:
https://www.uxbooth.com/articles/empathy-mapping-a-guide-to-getting-inside-a-users-
head/https://www.interaction-design.org/literature/article/empathy-map-why-and-how-to-
use-it