LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus Praktek Klinik lanjut Rumah Sakit Mata Cicendo Prodi DIII.
Optometri dengan judul ” Koreksi Kelainan Refraksi Pada Anak Dengan
Kondisi Mata Pseudophakia Dan Blefaritis Di RS Mata Cicendo ” yang
disusun oleh :
Nama : Zeina Nur Aramdi
Nim : 40120005
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII.Optometri
HT (-), DM (-)
Tidak ada.
Tidak ada.
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
A. STATUS GENERAL
Diastolik = - mmHg
Nadi : 104x/menit
Suhu : 36 oC.
Berat badan : 56
B. STATUS LOKALISASI
1. Pemeriksaan Inspeksi
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiva Tenang Subkonjungtiva bleeding
2. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi OD OS
TIO (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Massa Tumor (-) (-)
3. Tonometri
4. Visus
VOD : 0.4
VOS : 0.6 f2
5. Autorefraktometer
OS : S -0.25 C-1.00 x 20
6. Hasil Koreksi
OS : C-0.75 x 20 0.8
8. Pemeriksaan Funduskopi
C. RESUME
Seorang pasien laki-laki usia 9 tahun, ialah pasien rujukan dari BKMM
Cikampek pasien mengalami katarak traumatika mata kiri dan iridoaialisa mata
kiri dengan keluhan yang dirasakan ialah buram dan seperti melihat selaput putih,
lalu dilakukan operasi di Rumah Sakit Mata Cicendo setelah itu pasien datang
untuk kontrol dan pasien mengeluhkan ODS mata buram (+), mata kiri sakit (+),
gatal (+), dan penglihatan masih seperti ada asap. Pada pasien lakrimalisasi (-),
secret (-), fotofobia (-). Riwayat penyakit sistemik (-), riwayat pengobatan (-),
1 buah intak.
ditemukan VOD: 0.4 dan VOS: 0.6 f2. Dilakukan pemeriksaan refraksi subjektif
dilakukan pemeriksaan refraksi objektif pada kedua mata pasien dengan hasil OD
S-1.25 C-0.75 x 10 1.0 f2 dan OS C-0.75 x 20 0.8, dan didapat juga koreksi
penglihatan dekat pada mata kiri yaitu +3.00 dalam jarak 30 cm. Setelah itu
D. DIAGNOSIS KERJA
a. AMC OD + AMS OS
b. Psedophakia OS
c. Blefaritis OS
E. TREATMENT
Edukasi
Medikamentosa :
Non-Medikamentosa :
H. DISKUSI
kiri juga blepharitis. Didapat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis serta
terdapat gejala klinis pada pasien dengan keluhan pada saat kontrol yaitu
penglihatan buram masih samar samar pada mata kiri, masih terkadang terasa
penglihatan jauh, visus untuk mata kanan yaitu 0.4 sedangkan untuk mata kiri
yaitu 0.6 f2, lalu mata kanan dan kiri di pinhole yang hasilnya maju. Lalu
dengan hasil yang di dapat adalah S-1.25 C-1.00 x 170 pada mata kanan
sedangkan pada kiri didapatkan S-0.25 C-1.00 x 20. Maka selanjutnya dapat
untuk mata kanan yaitu S -1.25 C-0.75 x 10 dan dapat membaca sampai baris 1.0
f2 sedangkan hasil pada mata kiri yaitu C-0.75 x 20 dan dapat membaca sampai
menggunakan lensa +3.00 dan pasien dapat membaca sampai 0.8 metrix dengan
jarak 30 cm. Setelah itu pasien diberikan resep kacamata dengan ukuran dari hasil
yang terjadi pada pasien katarak yang telah melakukan operasi adalah dimana
media refraksi yaitu lensa dapat dikatakan menjadi pseudopakia karena lensa yang
terdapat dalam mata pasien adalah lensa IOL Pseudophakia adalah sebuah kondisi
dimata mata aphakia (tidak adanya lensa) telah dilengkapi dengan lensa
intraocular untuk menggantikan lensa kristal. Lensa introcular itu sendiri adalah
lensa buatan yang terbuat dari semacam plasrik (polimetilmetakrilat) yang stabil,
Penatalaksanaan katarak pada anak cukup kompleks dan menantang. Deteksi dini,
tatalaksana yang tepat dan tindak lanjut jangka panjang sangat penting untuk
2016).
traumatika. Katarak traumatika pada anak adalah salah satu penyebab utama
kebutaan monokular pada anak-anak, terjadi pada 29% -57% dari kasus katarak
anak. Mata anak masih dalam tahap perkembangan, dan trauma akan
Kekeruhan pada media refraksi yang dialami pasien yaitu pada lensa,
pasca operasi katarak masih merupakan komplikasi yang sering ditemukan dan
kapsul posterior (PCO) akan terjadi jika kapsul posterior dibiarkan tetap utuh.
posterior primer, hal ini disebut dengan Visual Axis Opacification (VAO) atau
kekeruhan kapsul posterior, terapi utama VAO adalah Nd Yag laser kapsulotomi,
tetapi pada pasien usia dini, tidak koperatif, atau tidak mampu fiksasi dapat
mata. Kondisi ini dapat menyebabkan kelopak mata bengkak, kemerahan, dan terasa
nyeri, blefaritis dapat disebabkan karena bakteri, alergi, infeksi dan juga penyumbatan
atau kelainan fungsi pada kelenjar minyak yang terletak di bagian dalam kelopak
mata (Pittara, 2023). Pada kasus pasien ini blefaritis terjadi karena kurang higienis
nya perawatan pada luka paska operasi yang menyebabkan adanya penyumbatan
Andjelic, S. (2017). The role of lens epithelial cells in the development of the posterior
capsule opacification and in the lens regeneration after congenital cataract
surgery. Zdravniški Vestnik.
Hutasoit. (2017, september 19). Pseudophakia: Lensa intraokular dan apa Mereka
memperlakukan. Retrieved from allhealth.pro:
https://allhealth.pro/id/kesehatan/pseudophakia/
Pittara. (2023, Maret 31). Blefaritis. Retrieved from Alodokter:
https://www.alodokter.com/blefaritis
Rajavi, Z., & Sabbaghi, H. (2016). Congenital cataract screening. J Ophthalmic Vis Res,
310-212.
Shrestha, U. D., & Adhikari, S. (2016). Surgical Outcome of Traumatic Cataract
Following Corneal Perforation in Children in a Tertiary Eye Care Centre in
Nepal. Journal of Nepal Paediatric Society, 50-55.
Xu, Y. N., Huang, Y. S., & Xie, L. X. (2013). Pediatric traumatic cataract and surgery
outcomes in eastern China: a hospital-based study. Int J Ophthalmo, 160-164.