Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

KOREKSI ASTIGMAT HIPERMETROPIA COMPOSITUS


PADA ANAK PENDERITA STRABISMUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Lanjut


Program Studi DIII Optometri

Disusun oleh :
Zeina Nur Aramdi
40120005

PRODI DIII REFRAKSI OPTISI/OPTOMETRI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus Praktek Klinik lanjut BKMM Cikampek Prodi DIII. Optometri
dengan judul ” Koreksi Astigmat Hipermetropia Compositus Pada Anak
Penderita Strabismus” yang disusun oleh :
Nama : Zeina Nur Aramdi
Nim : 40120005

Telah diperiksa dan disahkan oleh clinical isnstruktur/pembimbing

Tasikmalaya, Februari 2022

Pembimbing Lahan/ CI Pembimbing Institusi

(………………….) (…………………….)
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII.Optometri

(……………………………….)
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. M
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/indonesia
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Raya Pangulah
Jenis Kelamin : Perempuan
No.Reg : 047010
Tanggal Periksa : 3 Februari 2023
Tempat Pemeriksaan : Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Matanya seperti juling, sering mengedip.
Anamnesis Terpimpin:
Seorang pasien anak perempuan usia 4 tahun, datang ke balai kesehatan mata
masyarakat cikampek dengan keluhan matanya seperti juling dan sering berkedip.
Lalu dilakukan juga allo – anamnesa dengan orang tua pasien dan mengatakan
bahwa pasien telah merasakan keluhan sering berkedip sudah dua minggu, pasien
juga merasakan mata berair dan gatal. Terlihat bahwa pasien mata pasien juling
ke dalam (esotropia) setelah dianamnesa pasien sudah juling sejak lama, pasien
juga biasa mengucek matanya apabila sedang terasa gatal.
Riwayat penyakit dahulu :
HT (-), DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada.
Riwayat pemakaian kacamata:
Tidak ada.

Riwayat Pengobatan :
Tidak ada.
C. STATUS GENERAL

Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis.


Kualitatif : baik, tidak berubah.
Tekanan Darah
Nadi
Suhu : 36 oC.
Respirasi Rate : 20x/ menit.

D. STATUS LOKALISASI
1. Pemeriksaan Inspeksi
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis(-)

Bola Mata Normal Normal


Mekanisme Muskular Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Kornea Jernih Jernih


Iris Coklat, kripte(+) Coklat, kripte(+)
pupil Kesan Bulat Kesan Bulat
Lensa Jernih Jernih

2. Pemeriksaan Palpasi
Palpasi OD OS

TIO (-) (-)


Nyeri tekan (-) (-)
Massa Tumor (-) (-)
3. Tonometri
Tidak dilakukan pemeriksaan.

4. Visus
VOD : 5/20
VOS : 5/15

5. Refraksi Objektif
Autoref 1
OD : S- 1.25 C- 0.75 x 3
OS : S+ 0.75 C- 0.50 x 7
Autoref 2
OD : S+ 0.25 C- 0.50 x 54
OS : S- 1.00 C- 0.75 x 35
Autoref 3
OD : S+ 1.75 C- 0.50 x 32
OS : S+ 1.25 C- 0.75 x 9

6. Hasil Koreksi
Koreksi 1
OD : C-0.75 x 5 5/10
OS : C-0.50 x 10 5/10
Koreksi 2 (RMPL)
OD : C- 0.50 x 5 5/10
OS : S- 1.00 C- 0.50 x 10 5/10
Koreksi 3 (RMPL)
OD : S+ 1.25 C- 0.50 x 5 5/5 F
OS : S+ 1.00 C- 0.50 x 10 5/5 F

7. Pemeriksaan Slit Lamp


Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Pemeriksaan Funduskopi
FOD : Papil bulat, batas tegas (polus)
FOS : Papil bulat, batas tegas (polus)

E. RESUME
Seorang pasien anak perempuan 4 tahun, datang ke balai kesehatan mata
masyarakat dengan matanya seperti juling, sering mengedip keluhan sering
mengedip ini sudah pasien rasakan selama dua minggu. pada pasien lakrimasi (-),
secret(-) ataupun visus menurun (-), riwayat penyakit sistemik (-), riwayat
penyakit keluarga (-).
Berdasarkan hasil pemeriksaan visus ditemukan VOD: 5/20 dan VOS: 5/15.
Dilakukan pemeriksaan refraksi dengan hasil OD : C-0.75 x 5 5/10 dan OS : C-
0.50 x 10 5/1. Lalu setelah itu dokter meminta untuk pemeriksaan ulang dengan
RMPL, dengan pemeriksaan RMPL dilakukan dua kali pada hari yang berbeda,
setelah dilakukan pemeriksaan RMPL kedua kali hingga mencapai pemeriksaan
maksimal dengan hasil OD : S+ 1.25 C- 0.50 x 5 5/5 F dan OS : S+ 1.00 C- 0.50
x 10 5/5 F dan diberikan terapi kacamata untuk terapi juling dan refraksinya.

F. DIAGNOSIS KERJA
a. Susp Esotropia Intermittent ODS
b. Astigmat Hipermetropia Compositus ODS

G. TREATMENT
Edukasi
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, rencana pengobatan, serta
komplikasi yang dapat terjadi.
b. Menyarankan agar memakai kacamata secara rutin.
Medikamentosa :
Cendo Cyclon 1% 1 x ODS
Non-Medikamentosa :
Kacamata dengan ukuran OD : S+ 1.25 C- 0.50 x 5 dan OS : S+ 1.00 C- 0.50 x
10.
H. DISKUSI
Pasien dapat didiagnosis sebagai Susp Esotropia Intermittant ODS dan
Astigmat Hipermetropia Compositus ODS dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisis serta terdapat gejala klinis pada pasien ini yaitu: pasien datang dengan
keluhan matanya seperti juling dan sering berkedip.
Dilakukan pemeriksaan visus untuk penglihatan jauh, visus untuk mata
kanan yaitu 5/20 sedangkan untuk mata kiri yaitu 5/15, lalu mata kanan dan kiri di
pinhole yang hasilnya maju. Maka dilakukan pemeriksaan refraksi untuk
penglihatan jauh dengan hasil untuk OD : C-0.75 x 5 5/10 dan OS : C-0.50 x 10
5/10 dari hasil pemeriksaan tersebut di dapat hasil yang tidak maksimal
dikarenakan masih adanya akomodasi pada mata pasien, lalu dokter meminta
pemeriksaan ulang dengan RMPL (Refraktometer Pupil Lebar) agar tidak ada
akomodasi pada saat pemeriksaan pada pemeriksaan kedua didapatkan hasil OD :
C- 0.50 x 5 5/10 dan OS : S- 1.00 C- 0.50 x 10 5/10. Pada pemeriksaan kedua
dengan RMPL (Refraktometer Pupil Lebar) ini didapatkan hasil yang masih sama
dengan hasil yang tidak maksimal sampai 5/5, lalu dokter menyarankan untuk
pemeriksaan kembali dengan pasien di tetes cyclopegic terlebih dahulu dan
pemeriksaan ulang dihari besoknya. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang dengan
RMPL (Refraktometer Pupil Lebar) yang kedua kali lalu didapatkan hasil OD : S+
1.25 C- 0.50 x 5 5/5 F dan OS : S+ 1.00 C- 0.50 x 10 5/5 F. Lalu pasien
diberikan resep kacamata dengan ukuran dari hasil pemeriksaan ketiga dengan
RMPL (Refraktometer Pupil Lebar). Dengan begitu pasien didiagonosis Astigmat
Hipermetropia Compositus ODS.
Strabismus atau mata juling adalah kondisi saat posisi kedua mata tidak
sejajar dan keduanya bergerak ke arah yang berbeda. Pada kondisi ini, salah satu
mata biasanya mengarah depan, tapi mata yang lain bisa melihat ke samping, atas,
atau bawah (Na'imah, 2021). Pada anamnesa pasien mengeluh seperti juling dan
dari hasil pemeriksaan CT/UCT didapatkan bahwa pasien juling esotropia yaitu
juling kearah dalam pada kedua mata.
Banyak terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi strabismus pada
anak. Terdapat beberapa jenis pengobatan strabismus yang direkomendasikan oleh
dokter namun tergantung pada usia dan kondisi keselarasan mata anak yaitu :
mengenakan kacamata atau lensa kontak,  mengenakan penutup mata sementara,
lakukan operasi otot mata, penggunaan obat tetes mata atau suntikan botox,
lakukan tes keseimbangan dan fokus mata (Gimnastiar, 2022).
Pada kasus ini terapi yang diberikan pada pasien adalah dengan terapi
kacamata, terapi kacamata ini adalah salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk
penderita strabismus pada anak. Anak-anak dengan esotropia mungkin diresepkan
kacamata khusus untuk membantu mereka fokus dan melihat. Prisma terkadang
digunakan untuk membantu pemfokusan tetapi pada kasus pasien anak strabismus
ini dokter meresepkan kacamata dengan lensa single vision berukuran OD : S+
1.25 C- 0.50 x 5 5/5 F dan OS : S+ 1.00 C- 0.50 x 10 5/5
DAFTAR PUSTAKA

Gimnastiar, A. (2022). Mata Juling Pada Anak, Apakah Bisa Diobati. From Rumah Sakit
Jakarta : http://rsjakarta.co.id/mata-juling-pada-anak-apakah-bisa-diobati/
Na'imah, S. (2021). Strabismus (Mata Juling). From Hello Sehat:
https://hellosehat.com/mata/gangguan-penglihatan/strabismus/

Anda mungkin juga menyukai