Anda di halaman 1dari 1

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Sengketa lahan di desa Curahnongko terjadi karena adanya sengeketa antara Perhutani
dengan masyarakat. Pertama, Kasus ini berawal dari sejarah penguasaan tanah pada
jaman belanda hingga penguasaan jepang. Pada jaman Jepang tersebut tanah di Desa
curahnongko, kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember adalah hutan belantara. Pada
tahun 1942 masyarakat curahnongko membabat/membuka lahan untuk pertanian atas
perintah Jepang. Kedua, terjadinya konflik anatara masyarakat dan pihak PTPN XII
dikarenakan tidak terimanya masyarakat dengan adanya penggusuran dan peruntuhan
tanah secara paksa oleh pihak PTPN XII. Ketiga, dampak dari konflik yang ada di Desa
Curahnongko membawa pengaruh bagi kondisi masyarakat. Kasus sengketa lahan di
Desa Curahnongko Kecamatan Tempurejo kabupaten Jember ini tak lagi hanya sekedar
konflik agraria semata. Karena kasus ini telah begitu banyak memakan korban jiwa dari
pihak masyarakat. kasusnya yang lama dan terkesan berbelit-belit serta komplek mungkin
akan lebih tepat jika disebut sebagai konflik politik dan kemanusiaan.

Kemudian ada beberapa penyelesaian kasus ini yaitu Mendesak kepada pemerintah
(sesuai dengan program nawacita presiden Joko Widodo point ke-5 terkait retribusi 9 Juta
Hektar lahan pertanian kepada masyarakat untuk menunjang program kedaulatan
pangan), Kepada pihak PTPN XII agar segera melakukan proses penghapusbukuan dari
aset PTPN XII, dan Kepada pihak Kementrian agraria dan tata ruang/BPN RI agar segera
menjadikan tanah Curahnongko sebagai tanah obyek Reforma Agraria.

1.2 Saran
1. Pemerintah setempat harus lebih memperhatikan lagi permasalahan yang dialami
masyarakat , agar tidak terus terjadi masalah yang berkepanjangan.
2. Pemerintah memberikan solusi dengan menegaskan aturan yang dibuat terkait
penyelesaian masalah status kepemilikan tanah-tanah bekas hasil pembukaan hutan
belantara tersebut.
3. Membantu masyarakat Curahnongko yang tidak mengerti akan urusan pertanahan,
untuk didaftarkan wilayah tanahnya dan permohonan kembali guna pengesahan atas
penguasaan dan kepemilikan atas tanah-tanah aquo.

11

Anda mungkin juga menyukai