Anda di halaman 1dari 3

Oleh : Abd Al Mun’im AI Hefni

Ayat-ayat tentang lebah dalam Al-Qur’an Al-Karim tidak lain adalah rentetan petunjuk tentang
keajaiban ilmiah. Mukjizat Al-Qur’an masih terus dikisahkan dan ilmu dari waktu ke waktu
menyingkapkan kepada kita tentang berbagai mukjizat tersebut. Maha benar Allah dengan firman-Nya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tentang bukti-bukti kebesaran kami dan dalam diri mereka
sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa sesungguhnya Al-Qur’an adalah kebenaran.”(QS 41:53)
“Kami telah menurunkan kitab kepadamu yang menjadi penjelasan terhadap segala sesuatu, rahmat dan
khabar gembira untuk umat Islam” (QS 16:89).
Fakta dan ayat-ayat ini betul-betul diyakini oleh para pendahulu kita dan ilmu menyingkapkan kepada
kita salah satu segi keajaiban Illahi dan keajaiban Al-Qur’an dalam ayat-ayat ini. Auf bin Malik bin
Abi Auf al-Asyja`i r.a. telah beriman dengan Al-Qur’an Al-Karim dan dengan semua yang dibawanya.
Diriwayatkan, bahwa ketika pada suatu waktu ia sakit kepadanya ditanyakan, apakah ia akan dirawat,
Ia menjawab:
“Beri saya air karena Allah telah berfirman: “Dan kami telah menurunkan air yang banyak manfaatnya
dari langit …… “(QS 50:9). Beri saya madu karena Allah SWT telah berfirman: “…Di dalamnya
terdapat kesembuhan untuk manusia…” (QS 16:69).
Kemudian ia mengatakan supaya diberi minyak zaitun kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
berfirman:
“Dari pohon zaitun yang banyak manfaatnya.” (QS 24:35)
Semua permintaannya ini lalu dikabulkan. Ia mencampurkan semua itu dan meminumnya, lalu ia
sembuh. Di dalam Al-Qur’an Al-Karim yang oleh banyak orang dipelihara dalam dada, di samping
yang ada di depan kita sekarang, banyak terdapat kebaikan.
Barangkali permulaan yang lebih baik adalah dengan memulai pembicaraan tentang tempat tinggal atau
sarang lebah. Allah SWT menyebutkan tentang lebah dalam. Al-Qur’an Al-Karim:
“Kami memberitakan kepada lebah supaya kamu mengambil tempat tinggal dari bukit, dari pohon dan
dari apa yang mereka bangun.” (QS 16:68).
Dalam kehidupan dan tempat tinggal jenis lebah secara umum dan lebah madu secara khusus terdapat
bukti yang paling agung atas kemampuan dan keluasan ilmu Allah SWT melalui keajaiban ilmiah yang
dikemukakannya dalam Al-Qur’an Al-Karim.
1. Ayat-Ayat tentang Lebah dan Posisinya dari segi Aqidah
Seperti diterangkan dalam tafsir Fi Zhilalil Qur ‘an, ayat surat an-Nahl diturunkan di Mekah yaitu ayat
yang membahas masalah aqidah dan topik-topik besarnya berhubungan dengan masalah keTuhanan,
wahyu dan kebangkitan. Topik topik ini ditampilkan dalam konteks ayat-ayat al-kauniyyah (tentang
alam) sehingga memperjelas keagungan penciptaan, keagungan nikmat dan keagungan ilmu serta
pengamatan. Semua itu saling bertautan dalam keselarasan yang dapat diamati di antara berbagai
bentuk, sorotan, ungkapan ritma, kes dan topik. Secara keseluruhan ia memiliki ritma yang tenang dan
irama yang biasa, tetapi penuh dengan nuansa.
la menghimpun seluruh alam ini: langit dan bumi, matahari dan bulan, siang dan malam, gunung dan
laut, perbukitan dan sungai, naungan dan keteduhan, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, hewan dan
burung. la juga menghimpun antara dunia dan akhirat, rahasia dan keghaiban. Semua itu adalah melatih
otak, nurani dan diri manusia serta mengetuk manusia pada semua tingkatan persepsi dan ilmunya
dengan susunan bahasa yang tenang dan halus di mana tidak terdapat suara berdengking, seperti
ditemukan pada surat al-Anam dan ar-Ra’d misalnya. Tetapi dengan ketenangannya menyentuh semua
segi batin dan fizik dalam wujud manusia. la menuju kepada otak yang sadar seperti juga menuju
kepada perasaan yang intuitif. Ia sesungguhnya menggugah mata supaya melihat, telinga supaya
mendengar, perasaan supaya merasa, intuisi supaya tersentuh dan otak supaya mengamati. Seorang
insan berakal setelah itu tidak lagi memiliki sikap selain menyerahkan diri dan beriman dengan penuh
ketaatan.
Ayat-ayat surat an-Nahl ini membicarakan rahsia fakta ilmiah yang tidak disingkapkan kecuali pada
masa-masa terakhir ini saja. Di dalamnya mengandung bukti-bukti wahyu dari Allah tentang
keistimewaan-keistimewaan lebah bagi orang yang memahaminya dan ilmuwan yang spesialis yang
menghargainya sehingga ilmuwan pendebat yang fanatik, apalagi yang bukan ilmuwan, tidak lagi
mempunyai alasan untuk mendebat.
“Tidak ada yang melata di bumi atau pun yang terbang dengan kedua sayapnya, kecuali ia adalah umat
(bangsa) seperti kamu….”(QS 6:38).
Maha suci Allah, Maha Pencipta berfirman pula:
“Maha suci Tuhan kami yang memberikan kurnia kepada segala sesuatu yang diciptakan-Nya,
kemudian menunjukinya.” (QS 20:50).
5. Pengertian an-Nahl
An-Nahl (lebah) di sini tidak lain dari makhluk yang mendapat berkat yang dimuliakan Allah, yang
mendapat wahyu dan ilham-Nya sehingga ia dapat menempuh jalan hidupnya. Dalam Lisan Al-Arab,
an-Nahl (bentuk mufradnya/tunggalnya an-Nahlah) adalah serangga penghasil madu.
“Perumpamaan orang beriman adalah seperti lebah. Bila ia makan, maka ia makan yang baik dan bila
jatuh, maka ia jatuh atas yang baik.”
Tafsir Al-Quran: Surat An-Nahl ayat 66-69
Ayat ke 66
 )66( َ‫اربِين‬ ِ ‫ث َود ٍَم لَبَنًا خَالِصًا َساِئ ًغا لِل َّش‬ ٍ ْ‫َوِإ َّن لَ ُك ْم فِي اَأْل ْن َع ِام لَ ِع ْب َرةً نُ ْسقِي ُك ْم ِم َّما فِي بُطُونِ ِه ِم ْن بَي ِْن فَر‬
 Artinya:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi
dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (16: 66)
 Sebelumnya telah kami sampaikan bahwa nikmat hujan menjadikan bumi hidup kembali. Ayat yang
baru saja kita dengarkan menjelaskan nikmat Allah yang lain dan itu adalah susu. Benar, Allah
menurunkan air sebagai sumber kehidupan dari sela-sela awan di langit, sementara susu sebagai
sumber segala produk dari olahan susu tercipta dari segala macam makanan yang telah dicerna yang
keluar di antara kotoran dan darah. Namun susu yang dihasilkan hewan demikian bersih dan murni
yang tidak berbau dan berwarna darah.
 Seakan-akan Allah menciptakan sebuah mesin kilang susu agung dalam diri setiap hewan ternak yang
dengan memakan rumput-rumputan mampu menghasilkan susu putih dan murni kepada manusia. Susu
yang dihasilkan menjadi minuman yang lezat karena terdiri dari air dan makanan serta sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan manusia.
 Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sistem produksi susu di dalam tubuh hewan dan keluarnya di antara darah dan kotoran menunjukkan
kekuasaan dan keagungan ilahi dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada manusia. Oleh karenanya,
masalah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi manusia.
2. Konsekwensi ikhlas adalah seseorang bergerak sedemikain rupa di tengah masyarakat dan melewati
faktor-faktor baik dan buruk yang ada dalam lingkungan, namun tidak terpengaruh oleh lingkungan.
 Ayat ke 67
 )67( َ‫ب تَتَّ ِخ ُذونَ ِم ْنهُ َس َكرًا َو ِر ْزقًا َح َسنًا ِإ َّن فِي َذلِكَ َآَليَةً لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون‬ ِ ‫ت النَّ ِخي ِل َواَأْل ْعنَا‬ ِ ‫َو ِم ْن ثَ َم َرا‬
 Artinya:
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rejeki yang baik.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan. (16: 67)
 Setelah menjelaskan dua nikmat Allah; air dan susu sebagai minuman alami dan ilahi, ayat ke-67 surat
an-Nahl ini menjelaskan tentang minuman yang dihasilkan dari perasan buah-buahan. Ayat ini
menjelaskan, "Kalian membuat minuman dari perasan korma dan anggur, namun sebagian minuman
memabukkan dan sebagian lainnya menjadi sumber kegembiraan dan keselamatan. Hal ini juga
hendaknya menjadi pelajaran bagi kalian bahwa apa yang diberikan Allah semuanya suci dan murni.
Kalian yang membuatnya tidak suci dan ternoda.”
 Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Di antara buah-buahan, korma dan anggur punya posisi istimewa dalam memenuhi kebutuhan
pangan manusia. Keanekaragaman produk dari dua nikmat ilahi ini juga sangat banyak.
2. Apa yang diciptakan oleh Allah semuanya baik. Kita sebagai manusia yang terkadang
menyalahgunakan dan tidak benar dalam mengkonsumsinya.
 Ayat ke 68-69
  ‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسب َُل َرب ِِّك ُذلُاًل‬ ِ ‫) ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬68( َ‫ْر ُشون‬ ِ ‫َوَأوْ َحى َربُّكَ ِإلَى النَّحْ ِل َأ ِن اتَّ ِخ ِذي ِمنَ ْال ِجبَا ِل بُيُوتًا َو ِمنَ ال َّش َج ِر َو ِم َّما يَع‬
َّ َ
)69( َ‫ك يَة لِقوْ ٍم يَتَفكرُون‬ َ ً ‫َآَل‬ َ
َ ِ‫اس ِإن فِي ذل‬َّ َّ َ ُ ْ ‫َأ‬
ِ ‫يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بُطُونِهَا َش َرابٌ ُم ْختَلِف ل َوانهُ فِي ِه ِشفا ٌء لِلن‬
ٌ
 
Artinya:
Dan Tuhamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohonkayu,
dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." (16: 68)
 Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (16:
69)
 Dua ayat ini menjelaskan satu lagi dari nimat besar Allah kepada manusia, yaitu madu. Dijelaskan,
"Allah menciptakan mesin produksi agung dalam tubuh lebah sedemikian rupa sehingga apa yang
dimakannya dapat diubahnya menjadi obat penyembuh bagi manusia."
Bila manusia menzalimi dirinya dengan menjadikan perasan buah menjadi cairan yang memabukkan,
sebaliknya lebah madu  memproduksi madu, cairan penyembuh dari buah-buahan. Sebuah materi yang
tidak dapat dirusak oleh sesuatu apa pun dan bermanfaat bagi semua orang. Sungguh menarik
bagaimana hewan kecil ini selain memproduksi madu yang mampu menyembuhkan juga memiliki
racun yang berbahaya. Kenyataan ini membuat manusia harus berpikir mengenai kekuasaan dan
kebijaksanaan Allah dan memanfaatkan nikmat-Nya dengan tepat.
 Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perilaku hewan berdasarkan naluri yang diciptakan Allah untuknya. Naluri itu sama dengan wahyu
ilahi kepada para nabi yang menuntun perilaku mereka. Naluri yang ada dalam setiap hewan menjadi
penuntunnya di alam.
2. Kemampuan hewan kecil seperti lebah madu dalam membuat sarang dan madu di samping racun
merupakan tanda akan kekuasaan ilahi.

Anda mungkin juga menyukai