Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI TINGKAT BISNIS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

Ni Kadek Ana Riastini (07)


I Kadek Edi Wirajaya (08)
Si Ngurah Agus Semara Putra (09)
Ni Made Suari (10)
I Made Ardi Pradnyana (11)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya
paper tentang "Strategi Tingkat Bisnis".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan paper ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam paper ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki paper ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Denpasar, 12 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
2.1 Generic Strategy dari Porter ....................................................................... 4
2.2 Strategi Keunggulan Biaya Rendah (Cost Leadership) ............................ 5
2.3 Strategi Perbedaan Produk (Differentiation ............................................... 6
2.4 Strategi Fokus ............................................................................................ 7
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 8
Daftar Pustaka .................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat saat ini,
perusahaan harus mampu melakukan terobosan dan inovasi baru serta
menggunakan seluruh sarana dan teknologi yang tersedia untuk tetap dapat hidup,
hal ini dapat dipahami mengingat setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk
mewujudkan pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang
(Susetyaningsih 2008). Mengingat hal tersebut menuntut perusahaan untuk lebih
meningkatkan kemampuan dan daya saing yang mereka miliki agar perusahaan
tersebut mampu terus bertahan dengan para pesaing baru. Semua tujuan itu hanya
dapat dicapai jika perusahaan mampu mengefektifkan fungsi semua bagian yang
ada dalam organisasi perusahaan dengan baik.
Organisasi yang baik adalah yang memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan
misi yang disepakati pendirinya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan
cara untuk mencapainya yang disebut dengan strategi. Selanjutnya disusun rencana
(plan), Kebijakan (Policies) hingga pencapaian dan program aksi (Allison 2005).
Dalam penerapannya, bisa saja unsur tersebut mengalami perubahan sebagai akibat
dari tidak terpenuhinya asumsi – asumsi yang dipakai dalam perencanaan
(planning), misal karena sumber daya yang didapat tidak sesuai dengan harapan.
Bisa pula disebabkan oleh tujuan yang terlalu abstrak sehingga sangat jauh dari apa
yang diharapkan. Setiap organisasi tentu memiliki perencanaan, dan bagi lingkup
perusahaan dikenal istilah perencanaan strategi. Dimana perencanaan strategi ini
dapat membantu kita mengevaluasi secara berkala untuk mencapai tujuan,
membantu organisasi untuk maju dan berkembang, memperbesar pangsa pasar di
tengah persaingan usaha yang semakin tajam (Allison 2005).
Strategi tingkat bisnis adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang
terintegrasi dan terkoordinasi, yang dirancang untuk menyediakan nilai kepada para
pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasi
kompetensi – kompetensi inti dari pasar produk individual dan spesifik. Jadi,

1
strategi tingkat bisnis merefleksikan keyakinan perusahaan tentang di mana dan
bagaimana ia memiliki keunggulan di atas lawan – lawannya. Esensi dari strategi
tingkat bisnis perusahaan adalah memilih untuk melakukan aktivitas – aktivitas
secara berbeda dan untuk melakukan aktivitas – aktivitas yang berbeda dari awan –
lawannya. Berkaitan dengan lingkungan persaingan perusahaan dan interaksi yang
dimiliki perusahaan dan lingkungannya, adalah suatu keharusan bahwa semua
pegawai memahami apa yang menjadi keunggulan perusahaan bersifat relatif
dengan yang dimiliki lawanlawannya. Pertanyaan – pertanyaan tentang strategi
perusahaan di masa datang dan keunggulan kompetitif yang menjadi dasarnya,
harus dipecahkan dengan cepat untuk memungkinkan dilakukannya tindakan –
tindaka strategis yang efektif.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(mangement) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik dan operasionlanya. Dalam
sebuah perusahaan umumnya berupaya untuk selalu dapat mencapai tujuan dan
sasarannya didalam persaingan yang semakin ketat. Pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan diukur dengan besarnya total keuntungan perusahaan, tingkat
keuntungan terhadap modal investasi perusahaan, dan penguasaan pasar dengan
share terbesar.
Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan hanya
dimungkinkan bila perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing. Keberhasilan
suatu organisasi, ditentukan oleh kemampuan pemimpin organisasi tersebut dalam
menetapkan strategi yang tepat saat menjalankan organisasinya dan memanfaatkan
lingkungan, dengan memilih pengorganisasian sumber daya internal yang tepat.
Ketetapan strategi yang ditetapkan pemimpin suatu organisasi, didasarkan pada
pemikiran strategi yang dimiliki serta pengalaman pembelajarannya dalam situasi
lingkungan yang terus berubah. Proses yang dilakukan oleh ahli strategi tersebut,
digunakan sebagai pemikiran strategi formal untuk panduan dalam menetapkan
keputusan manajemen. pola pemikiran seperti itulah yang dikembangkan dalam
manajemen startegi.

2
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Generic Strategy dari Porter?
b. Apa yang dimaksud dengan strategi keunggulan biaya mampu?
c. Apa yang dimaksud dengan strategi diferensiasi?
d. Apa yang dimaksud dengan strategi fokus?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian Generic Strategy dari Porter
b. Memahami penjelasan mengenai strategi keunggulan biaya mampu
c. Memahami definisi strategi diferensiasi
d. Mengetahui penjelasan mengenai strategi fokus

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Generic Strategy dari Porter


Istilah strategi berasal dari kata yunani strategeia (stratus = militer ; dan ag
= memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep
ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai oleh perang,
dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu pasukan perang agar selalu
mendapatkan kemenangan. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2001, dalam
Tjiptono, 2008), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan 2 perspektif yang
berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intends to
do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai
program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi
misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif,
sadar, dan rasional didalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan
berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau
respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap
organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah
dirumuskan secara eksplisit.
Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu
hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif
manakala dibutuhkan. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci
keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan
kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka
keputusan yang diambil akan bersifat subjektif atau berdasarkan intuisi belaka dan
mengabaikan keputusan yang lain (Tjiptono, 2008) Wheelen dan Hunger (2012)
berpendapat bahwa strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.
Dalam analisa tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut
juga Porter’s Five Force) suatu perusahaan. Michael A. Porter memperkenalkan 3

4
jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan biaya (Cost leadership), Perbedaan Produk
(Differentiation), dan Focus (Porter, 1980).

2.2 Strategi Keunggulan Biaya Rendah (Cost Leadership)


Strategi biaya rendah (Cost Leadership) menekankan pada upaya
memproduksi produk standar yang sama dalam segala aspek dengan biaya per unit
yang sangat rendah. Produk ini (harga ataupun jasa) biasanya ditujukan kepada
konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive)
atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku
pelanggan, strategi jenis ini sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk
dalam kategori perilaku lowinvolvement, ketika konsumen tidak atau terlalu peduli
terhadap perbedaan merek, dan cenderung relatif tidak membutuhkan perbedaan
produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar
menawar yang signifikan (Porter, 1980).

Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat


perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga
dapat menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan
memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi diatas ratarata dan stabil melalui
cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan keefektifan biaya. Sumber dari
keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk di dalamnya adalah
pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam teknologi yang
terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak kurva
pembelajaran dan pengalaman (learning and experience curve), optimal kapasitas
utilitas, dan akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada
prinsipnya, alasan utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward
integration), ke hilir (forward integration). Maupun kesamping (horizontal
integration) adalah untuk memperoleh berbagai keuntungan dari strategi biaya
rendah ini. Biasanya strategi ini dijalankan beriringan dengan strategi diferensiasi.
(Porter, 1980).

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus


mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu : sumber daya (resources) dan
organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika memiliki beberapa

5
keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, terampil
pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah
diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang
organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan
ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target alokasi insentif
berbasis hasil.

2.3 Strategi Perbedaan Produk (Differentiation)


Strategi perbedaan produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk
mampu menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang menjadi sasarannya.
Keunikan produk (barang dan jasa) yang diutamakan ini memungkinkan suatu
perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berhubungan dengan
sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun
psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan
pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal
lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi.
Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang
relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price
insensitive). Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkat diferensiasi.
Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama
jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan
konsumen atau jika kompetitor / pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat.
Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang
bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing. Resiko lainnya dari
strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut
ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka
pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat
mudah merebut pasar. Oleh karena itu dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen
penelitian dan pengembangan sangatlah berperan.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan perbedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage)
terhadap para pesaingnnya pada semua pasar (Porter, 1985). Secara umum, terdapat

6
dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan memutuskan untuk
memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan bidang
organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini
dibutuhkan kekuatankekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas
dan bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset pasar, reputasi
perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi,
perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi
manajemen terkait, merekrut tenaga kerja yang berkemampuan tinggi, dan
mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.

2.4 Strategi Fokus


Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam
suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani
kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan
keputusan untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga (Porter, 1985). Dalam
pelaksanaannya, terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi
fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi
biaya rendah atau strategi perbedaan karakteristik produk. Strategi ini biasanya
digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus atau khas dalam suatu
pasar tertentu, disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu
produk barang dan jasa khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup
(market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tudak terlalu
diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak
tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif
jika konsumen membutuhkan kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh
perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih
berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah
geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan strategi generik bertujuan untuk mengamankan keuntungan
jangka panjang yang berkelanjutan untuk produk baru atau yang sudah ada di pasar
baru atau yang sudah ada. Secara global teori Michael E Porter tentang strategi
generik adalah sebuah landasan untuk meningkatkan daya saing yang kompetitif.
Strategi tersebut diantaranya yakni strategi biaya rendah, strategi diferensiasi dan
strategi fokus. Porter (1980) menyatakan bahwa ada 3 generik competitive strategy
yang diyakini dapat digunakan oleh sebuah institusi untuk mencapai keunggulan
bersaing/competitive advantage. Tiga strategi tersebut adalah differentiation, low-
cost leadership, dan focus.

3.2 Saran
Strategi keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan diferensiasi dan
cost leadership atau biaya rendah. Strategi diferensiasi menekankan pada inovasi
dan stategi cost leadership menekankan pada manajemen yang proaktif. Strategi
keunggulan kompetitif tersebut kembali pada kinerja menejemen UKM.

8
DAFTAR PUSTAKA

Brigita, W. and Adiwibowo, A.S., 2017. Pengaruh strategi tingkat bisnis, persaingan
pasar, dan leverage terhadap manajemen laba. Diponegoro Journal of
Accounting, 6(4), pp.1-13.
Atmaja, T.B. and Kristanto, A.B., 2020. Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Profesi, 11(2), pp.273-280.
Syahroni, M.P., Suroso, S. and Anggela, F.P., 2022. Strategi Tingkat Bisnis,
Persaingan Pasar dan Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Penjualan
PT. Citra Nusantara Catering. Jurnal Riset Inspirasi Manajemen dan
Kewirausahaan, 6(2), pp.65-71.
Maryani, L. and Chaniago, H., 2019. Peran Strategi Bisnis Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing di Industri Fashion. J. Ris. Bisnis dan Investasi, 5(1),
pp.48-60.
Sulistiani, D., 2014. Analisis swot sebagai strategi perusahaan dalam memenangkan
persaingan bisnis. el-Qudwah.
Awaluddin, H.R., 2021. Manajemen Strartegik: Strategi Bisnis Naik Kelas dengan
Business Model Canvas (Panduan untuk Mahasiswa, Entrepreneurs, UKM
dan Start Up Pemula).
Utami, C.W., 2010. Manajemen Ritel_Strategi dan Implementasi Operasional
Bisnis Ritel Modern Di Indonesia.
Budihardjo, A., Wintoro, D., Soehadi, A.W., Simandjuntak, D., Sidik, I.G. and
Kristamuljana, S., 2011. Pijar-Pijar Manajemen Bisnis Indonesia. Prasetiya
Mulya.

Anda mungkin juga menyukai