Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 1:

1) Saffanah Belva Aurelia (228000169)


2) Farizah Rafiqah Ramadhanti (228000170)
3) Dinda Ayu Aprilia Rahma (228000180)
4) Tirsa Riskyhan Riwanta (228000184)
5) Fetty Chaidariya Alfiyanita (228000188)

MATA KULIAH: Belajar dan Pembelajaran

1. Dari teori tentang prinsip dan azas pembelajaran dalam buku:


A. Adakah ketentuan yang menurut saudara tidak sepaham dengan pendapat
saudara?
B. Apa yang pernah anda alami tentang permasalahan tersebut semasa saudara
belajar?
C. Kejadian lain apa yang pernah saudara temukan di lapangan dalam proses
pembelajaran di SD, SMP, SMA atau bahkan saat dalam perkuliahan sekarang
ini?
2. Dari semua permasalahan yang ada dan saudara temukan: CATAT dan CARI
kebenaran menurut pendapat saudara dengan kolaborasi dan di diskusikan dengan
kelompok
3. Carilah dukungan teori lain selain buku, bisa jurnal atau yang lain
4. Hasil pencarian
5. Simpulkan
6. Buatlah PPT
7. Buatlah artikel hasil temuan
Jawaban
1. A. Menurut pendapat saya,
a) Ada kemungkinan bahwa saya memiliki ketentuan yang berbeda dengan
prinsip atau azas pembelajaran. Hal ini terkait dengan perbedaan
pandangan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki setiap
individunya.Sebagai contoh, salah satu prinsip pembelajaran adalah
prinsip keaktifan dan keterlibatan langsung/berpengalaman. Namun, ada
orang yang berpendapat bahwa ada siswa melakukan pembelajaran pasif,
dimana siswa hanya mendengarkan dan mencatat pembelajaran, yang
dimana hal tersebut menurut mereka lebih efektif. (HANNY)
b) Menurut pendapat saya tidak ada, karena penjelasan didalam buku
mengenai teori yang membahas prinsip dan azas pembelajaran tersebut
sudah sesuai dengan ketentuannya.Didalam buku juga memberikan
pemahaman tentang berbagai macam prinsip-prinsip belajar seperti
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual sebagai sarana untuk meningkatkan serta
menentukan keberhasilan belajar dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai
dan keterampilan dari pengetahuan yang diperolehnya. (FIKA)
c) Menurut pendapat saya, dari teori yang membahas mengenai prinsip dan
azas pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan ketentuannya. Karena
terdapat prinsip ini menekankan pentingnya siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran, belajar melalui pengalaman langsung dan
refleksi atas pengalaman tersebut, menekankan pentingnya motivasi dalam
proses pembelajaran karena siswa yang termotivasi lebih mungkin terlibat
dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Prinsip ini menekankan pentingnya menjadikan pembelajaran relevan
dengan kehidupan dan minat siswa, karena hal ini dapat meningkatkan
keterlibatan dan motivasi mereka untuk belajar. Prinsip pembelajaran ini
dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan pembelajaran tertentu.
Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan secara
hati-hati prinsip dan prinsip pembelajaran yang paling relevan dengan
konteks pengajaran dan tujuan pembelajaran mereka yang spesifik.
Sehingga pebelajar dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola,
menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan proses
belajar tersebut. (Fetty Chaidariya Alfiyanita)
d) Menurut pendapat saya teori prinsip atau azaz pembelajaran sudah sesuai
karena sangat penting untuk memahami dan memperhatikan prinsip
pembelajaran dalam konteks pendidikan. Dalam proses pembelajaran, guru
perlu memperhatikan aspek-aspek seperti perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, serta perbedaan individual, peserta didik dapat mengalami
ketidaknyamanan dalam belajar. Jika guru tidak memperhatikan hal-hal
tersebut, peserta didik dapat merasa tidak nyaman dalam belajar. Misalnya,
jika peserta didik tidak tertarik atau kurang termotivasi, mereka mungkin
kehilangan fokus dan perhatian mereka. Jika mereka hanya menjadi
pendengar pasif tanpa kesempatan untuk berpartisipasi, mereka mungkin
merasa bosan atau kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
jika pengulangan tidak dilakukan dengan baik, tantangan yang diberikan
tidak sesuai, umpan balik yang diberikan kurang memadai, atau perbedaan
individual tidak diperhatikan, peserta didik juga dapat merasa tidak
nyaman dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu pendekatan yang
beragam dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Dengan
memperhatikan gaya belajar, minat, dan kebutuhan individu peserta didik,
serta memberikan umpan balik yang memadai, guru dapat membantu
peserta didik merasa nyaman, termotivasi, dan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. (BELVA)
e) Menurut saya, teori prinsip atau azas pembelajaran adalah konsep-konsep
atau aturan-aturan umum yang digunakan untuk membantu menentukan
cara pendekatan terbaik dalam proses pembelajaran. Teori-teori ini
digunakan untuk memahami bagaimana seseorang belajar dan mengingat
informasi, serta memberikan pedoman tentang strategi.Selain itu,
pembelajaran terjadi melalui pembentukan hubungan antara stimulus dan
respons, sedangkan teori reinforcement (selalu diperlukan atau dibutuhkan
pebelajar, agar pebelajar dapat melakukan hal lain lebih banyak) berfokus
pada rangsangan atau penguatan positif atau negatif untuk mendorong atau
menghentikan perilaku tertentu. Namun, perlu dicatat bahwa setiap orang
mungkin memiliki strategi pembelajaran yang lebih efektif bagi mereka
sendiri. Oleh karena itu, tepat untuk mencoba berbagai pendekatan dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan pribadi
masing-masing individu. (DINDA AYU)

KESIMPULAN:
Menurut pendapat saya, dari teori yang membahas mengenai prinsip dan azas
pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan ketentuannya untuk memahami dan
memperhatikan prinsip pembelajaran dalam konteks pendidikan. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu memperhatikan aspek-aspek seperti perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individual. Jika guru tidak memperhatikan hal-hal tersebut, peserta
didik dapat merasa tidak nyaman dalam belajar. Misalnya, jika peserta didik tidak
tertarik atau kurang termotivasi, mereka mungkin kehilangan fokus dan perhatian
mereka. Jika mereka hanya menjadi pendengar pasif tanpa kesempatan untuk
berpartisipasi, mereka mungkin merasa bosan atau kurang terlibat dalam proses
pembelajaran. Selain itu, jika pengulangan tidak dilakukan dengan baik, tantangan
yang diberikan tidak sesuai, umpan balik yang diberikan kurang memadai, atau
perbedaan individual tidak diperhatikan, peserta didik juga dapat merasa tidak
nyaman dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu pendekatan yang beragam dan
responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Dengan memperhatikan gaya belajar,
minat, dan kebutuhan individu peserta didik, serta memberikan umpan balik yang
memadai, guru dapat membantu peserta didik merasa nyaman, termotivasi, dan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi
pendidik untuk mempertimbangkan secara hati-hati prinsip pembelajaran yang paling
relevan dengan konteks pengajaran dan tujuan pembelajaran mereka yang spesifik.
Sehingga pebelajar dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola, menganalisis,
dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar tersebut.

1. B. Apa yang pernah anda alami tentang permasalahan tersebut semasa saudara
belajar?
a) yang pernah saya alamai tentang permaslaahn tersebut semasa saya belajar
yaitu Kurangnya interaksi sosial. Metode ini pembelajaran inovatif dapat
menekankan pada penggunaan teknologi dan menggunakan platform online
yang dapat membatasi interaksi sosial antara siswa dan guru atau sesama
siswa, sehingga aktivitas belajar dapat menjadi menyendiri dan kurang
menyenangkan. (Tirsa Riskyhan Riwanta)
b) Permasalahan yang pernah saya alami semasa belajar adalah saya kurang
memahami model pembelajaran yang kurang menarik dan tidak bervariasi
seperti penggunaan metode ceramah yang berlebihan hingga menyebabkan
kebanyakan siswa menjadi jenuh pada saat pembelajaran berlangsung,
mencatat terus menerus, meringkas dan tidak diselingi oleh penggunaan
metode yang lain, banyaknya tugas tanpa adanya penguatan materi dari
pengajar, kurangnya perhatian dan interaksi antara murid dan guru.
(Farizah Rafiqah Ramadhanti)
c) Permasalahan yang pernah saya alami adalah terkadang saya kurang aktif
dalam suasana pembelajaran berlangsung dikarenakan merasa tidak nyaman
dengan gurunya, pembelajaran yang membosankan, dan guru yang yang suka
pilih-pilih terhadap murid lain. (Fetty Chaidariya Alfiyanita)
d) Beberapa permasalahan yang pernah saya alami seperti kurangnya perhatian
dan motivasi, keaktifan yang rendah, keterlibatan langsung yang kurang,
kurangnya pengulangan, dan kurangnya perhatian dari guru. Mengalami
kurangnya perhatian dan motivasi, siswa cenderung sulit untuk fokus dan
tertarik pada pelajaran. Hal ini dapat membuat merasa bosan atau kehilangan
minat dalam subjek yang sedang dipelajari, yang pada akhirnya dapat
berdampak negatif pada kinerja akademik. Tidak aktif dalam proses
pembelajaran cenderung kurang berpartisipasi dalam diskusi kelas atau
kegiatan kelompok. Mereka mungkin tidak merasa percaya diri untuk
berbicara di depan orang lain atau merasa ragu dengan jawaban yang mereka
miliki. Akibatnya, pertukaran ide dan pemahaman yang mendalam menjadi
terhambat. keterlibatan langsung yang kurang juga dapat menjadi
permasalahan. Ketika siswa tidak terlibat secara langsung dalam
pembelajaran, seperti melalui eksperimen atau proyek praktis, mereka
kesulitan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks yang relevan. Hal ini
dapat menghambat pemahaman yang mendalam dan mengingat informasi
yang diajarkan. (Saffanah Belva Aurelia)
e) Kurangnya diferensiasi: Setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan gaya
belajar yang berbeda. Kurangnya diferensiasi dalam pengajaran dapat
menyebabkan kesenjangan dalam pemahaman siswa dan kurangnya minat
dalam proses pembelajaran. Prinsip-prinsip seperti diferensiasi instruksional
dan penilaian formatif dapat membantu mengatasi masalah ini. Tidak adanya
keterkaitan dengan kehidupan nyata: Siswa cenderung lebih termotivasi dan
memahami konsep lebih baik ketika mereka dapat melihat keterkaitan antara
materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari atau konteks dunia nyata.
Jika prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual tidak diterapkan dengan baik,
siswa mungkin merasa bahwa pembelajaran tidak relevan atau tidak berarti
bagi mereka. Kurangnya pemberian umpan balik dan refleksi: Prinsip-prinsip
pembelajaran yang efektif mencakup pemberian umpan balik yang konstruktif
kepada siswa dan kesempatan untuk refleksi diri. Jika siswa tidak menerima
umpan balik yang tepat waktu atau tidak diberikan waktu untuk merefleksikan
dan memperbaiki pemahaman mereka, mereka mungkin tidak dapat
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan secara optimal. (Dinda Ayu
A.R)
1. C. Kejadian lain apa yang pernah saudara temukan di lapangan dalam proses
pembelajaran di SD, SMP, SMA atau bahkan saat dalam perkuliahan sekarang
ini?
a) Saat di perkuliahan: Selama perkuliahan, kami sering menjumpai situasi di
mana mahasiswa yang datang terlambat ternyata mampu menangkap materi
dengan cepat dan memberikan sumbangsih yang berharga dalam diskusi kelas.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kekuatan sendiri dalam
belajar. (Tirsa Riskyhan Riwanta)
b) Kejadian lain yang pernah saya alami adalah pengajar cenderung menuntut
siswa untuk dapat memahami semua teori, teman yang cenderung ramai dan
berisik juga dapat mempengaruhi ruangan yang tidak nyaman dan
mengakibatkan paham tidaknya siswa mengenai materi yang telah dijelaskan
oleh pengajar. (Farizah Rafiqah Ramadhanti)
c) Kejadian lain yang pernah saya alami adalah saya kurang memahami metode
pembelajaran hanya dengan membaca sendiri tanpa dijelaskan kembali oleh
guru atau dosen, dan saya kurang memahami jika hanya teori tanpa praktik
secara langsung hal itu yang membuat sulit untuk memahami suatu pelajaran.
(Fetty Chaidariya Alfiyanita)
d) SD: Di tingkat pendidikan dasar, siswa seringkali mengalami kesulitan dalam
membaca dan menulis. Mereka mungkin memiliki tingkat keterampilan yang
berbeda-beda dalam hal ini, sehingga diperlukan strategi diferensiasi yang
tepat agar semua siswa dapat mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan mereka.
Selain itu, beberapa siswa juga mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami konsep matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, dan
perkalian. SMP: Di tingkat pendidikan menengah pertama, siswa dihadapkan
pada materi yang lebih kompleks dan konsep yang lebih abstrak. Mereka
mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi sains seperti fisika
atau kimia, serta dalam memecahkan masalah matematika yang lebih rumit.
Dalam hal ini, penting bagi guru untuk memberikan penjelasan yang jelas dan
melibatkan siswa dalam kegiatan praktis agar mereka dapat memahami materi
dengan lebih baik. SMA: Di tingkat pendidikan menengah atas, siswa
seringkali menghadapi tekanan yang lebih tinggi karena tuntutan akademik
yang meningkat dan persiapan untuk ujian masuk perguruan tinggi. Mereka
mungkin merasa cemas atau stres menghadapi tugas-tugas yang sulit dan
jadwal yang padat. Dalam hal ini, guru dan staf sekolah perlu memberikan
dukungan emosional dan konseling kepada siswa agar mereka dapat mengatasi
tekanan tersebut. Perkuliahan: Mahasiswa di tingkat perkuliahan sering
dihadapkan pada jumlah materi yang melimpah dan tuntutan belajar yang
mandiri. Beberapa mahasiswa mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur
waktu, mengikuti perkembangan kuliah, atau memahami konsep yang
kompleks. Dalam situasi ini, mahasiswa perlu mengembangkan keterampilan
manajemen waktu dan belajar secara mandiri. Dosen juga dapat memberikan
panduan dan sumber daya tambahan untuk membantu mahasiswa dalam
memahami materi dengan lebih baik. (Saffanah Belva A.)
e) Di SMA, Penggunaan teknologi dalam pembelajaran: Azas pembelajaran
berbasis teknologi dapat diterapkan dengan penggunaan platform
pembelajaran online, video pembelajaran, atau alat-alat interaktif. Guru
menggunakan teknologi ini untuk menyajikan materi pembelajaran dengan
cara yang menarik dan memfasilitasi interaksi antara siswa dan konten
pembelajaran. 2. Pembelajaran kontekstual: Guru membangun pembelajaran
dengan mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata atau kasus-kasus yang
relevan. Ini membantu siswa memahami hubungan antara konsep yang
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan
kepentingan dan relevansi pembelajaran bagi siswa. 3. Umpan balik
konstruktif: Guru memberikan umpan balik yang sesuai dan konstruktif
kepada siswa untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman dan
keterampilan mereka. Umpan balik ini dapat berupa penjelasan tambahan,
koreksi, atau evaluasi kualitas pekerjaan siswa. Tujuan umpan balik ini adalah
untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang dalam proses pembelajaran
mereka. Di SMP, Salah satu contoh adalah konflik antara prinsip pembelajaran
berpusat pada guru dengan prinsip pembelajaran berpusat pada siswa. Prinsip
pembelajaran berpusat pada guru melibatkan sosok guru yang mengontrol
pembelajaran dan siswa yang bertindak sebagai penerima pengetahuan. Di sisi
lain, prinsip pembelajaran berpusat pada siswa fokus pada aktifitas belajar
siswa, pemberian kebebasan serta tanggung jawab pada siswa untuk
mengambil peran sendiri dalam proses pembelajaran. Saat ini, pendekatan
yang lebih dominan adalah prinsip pembelajaran berpusat pada siswa. Namun,
terkadang masih ada beberapa sekolah atau guru yang lebih memilih prinsip
pembelajaran berpusat pada guru. Dalam keadaan ini, konflik dapat muncul
ketika para siswa merasa terbatas atau kurang terlibat secara aktif dalam
pembelajaran mereka. (Dinda Ayu A.R)

Anda mungkin juga menyukai