Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
ACARA VI
MORFOLOGI ORGAN DAN
SISTEM ORGAN HEWAN VERTEBRATA

DISUSUN OLEH :

NAMA : EVA JULIARTI

NIM : 220109030

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan yang ada pada suatu organisme atau individu tersusun atas berbagai
macam sistem organ yang dimana suatu sistem organ terdiri atau tersusundari berbagai
organ yang saling bekerjasama. Dalam tubuh kita .ontohnya, untuk berna/as saja, udara
harus mele-ati hidung, tenggorokan, trakea, paru0paru, dankembali ke trakea, tenggorokan
dan keluar le-at lubang hidung.Itu adalah ontohsingkat sistem pernapasan yang terdiri dari
beberapa organ pernapasan yang saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain. Itu baru
berna/as, bagaimana dengan pen.ernaan1 ekskresi1 2istem peredaran darah1 Dan
reproduksi kita1 apakah organ penyusunnya sama juga dengan organ yang menyusun
sistem perna/asan1 ja-abannya adalah tidak* 3al ini dikarenakan setiap organ memiliki
/ungs.
Anatomi merupakan ilmu yang memepelajari strukur jaingan dan organ pada makhluk
hidup serta hubungannya dengan bagian tubuh yang lain. Untuk memahami fungsi dari
suatu organ dalam tubuh suatu makhluk hidup, sangatlah penting untuk terlebih dahulu
memahami bagaimana struktur dari organ-organ tersebut, hal ini dikarenakan anatomi dan
fisiologi dari makhluk hidup sangatlah berkaitan satu sama lainnya. Anatomi hewan
adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian organ tubuhhewan beserta
fungsinya. Dalam pengamatan anatomi hewan, diperlukan adanya pembedahanuntuk
mengetahui lebih jelas sistem organ pada hewan, khususnya organ sistem pencernaan
danorgan sistem pernafasan secara langsung.
Katak mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan
kelenjarpencernaan. Pada sistem pernafasan tersusun atas celah glottis, laring, bronchus,
bronkeolus,alveolus dan alveoli. Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia.
Amphibia berasal darikata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena
Amphibia ialah hewan yanghidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air
tawar kemudian di darat. Kulithalus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk
meyakinkan terjadinya pernafasanmelalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan lendir untukmempertahankan keadaan agar selalu basah.Pisces atau
ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup diair dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beranekaragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Kelas Pisces merupakan
hewanberdarah dingin, bernafas dengan insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak
menggunakansirip. Ikan mas atau ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikanair tawaryang
bernilai ekonomispenting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Siklus hidup ikan mas
dimulai dari perkembangan didalam gonad(ovariumpada ikan betina yang menghasilkan
telurdan testispada ikan jantan yangmenghasilkan sperma). Tentang morfologi dan
anatomi katak sawah dan ikan mas secara eksternal maupuninternal dengan baik, sehingga
praktikan dapat mengerti dan dapat menjelaskan morfologianatomi dari ikan mas baik
secara eksternal maupun internal dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanacara mengenal morfologi dan organ penting dalam pencirian vertebrata ?
2. Jelaskan sistem pencernaan, respirasi pada ikan dan katak ?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenal morfologi dan organ penting dalam pencirian vertebrata.
2. Untuk mengenal sistem pencernaa, respirasi ikan dan katak.

BAB II
LANDASAN TEORI
Ada sekitar 3000 spesies ampibhin hidup di dunia,yang di kelompokkan dlam Anura
(katak dan kodok),caudate atau urodela (salamander),dan Gymnophiona atau Apoda
(Cecilia).Hanya ada sekitar 60 spesies Cecilia dan sekitar 200 jenis salamander,jadi sebagian
besar bangsa ambphibian terdiri atas katak dan kodok. Kelompok amphibian adalah vertebrta
yang hadir petama kali hidup di darat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima
ujung jari-jari kaki),meskipun jumlah jari-jari kakinya dapat saja bekurang.
(Sukiya,dkk,2013:09)
Amfibi adalah salah satu hewan bertulang belakng (vertebrata). Memiliki ciri kulit
licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar amfibi mempunyai anggota gerak
seperti tungkai dan jari-jari, telurnya tidak bercangkang, dan diletakkan dalam air atau tempat
yang lembab untuk menghindari kekeringan. Katak yang merupakan amfibi memiliki
sitemorgan yang lengkap. Dari sinilah terlihat kerumitan tubuh makhluk hidup. Pengetahuan
terhadap sistem organ pada makhluk hidup sangat penting. Pada katak, oksigen berdifusi
lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan
ingsang, karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara ditempat itu. Pada saat itu
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glottis tertutup sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basan dan mengandung banyak kapiler
sehingga gas pernapasan mudan berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati
vena kulit kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. (Tim Dosen
Biologi, 2017: 14)
Vertebrata adalah subfilum dari chordata,mencakup semua hewan yang memiliki
tulang belakang yang tersusun dari vertebrata.Vertebrata adalah subfilm terbesar dari
chordata ke dalam vetebrata dapat di masukkan semua jenis ikan (kecuali remang,belut jeung
“lintah laut” atau hagfish).Amfibia,reptil,burung,srta hewan menyusui kecuali jenis-jenis
ikan,vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai vertebrata memiliki system otot yang
banyak terdiri dari pasangan massa,dan juga system saraf pusat yang biasanya terletak di
dalam tulang belakang system respirasi menggunakan insang atau paru-paru.(Anom,2016:19)
BAB III
METODELOGI

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Hari,Tanggal Praktikum : Rabu,15 Maret 2023
2. Waktu Praktikum : 13.00 WITA – Selesai
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Terpadu UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
a. Alat-alat praktikum
a. Alat bedah
b. Papan bedah
c. Jarum pentul
2. Eksperimen ll (Anatomi)
a. Katak (Rana sp)
b. Ikan nila (Oreocromis niloticus)
c. Kelinci (Lepus curpaeums)
d. Burung merpati (Colombidae)
e. Klorofoam
f. Label
g. Tissu
C. Cara Kerja
1. Eksperimen 1 (Morfologi)
a. Burung merpati (Colombidae)
1) Dikat burung merpati pada bagian kaki dengan tali rapia dan tenangkan.
2) Digambar morfologinya dengan kepala menghadap kekiri.
3) Digambar morfologi secara keseluruhan. Pada bagian kepala terdapat paruh
yang berbentuk seperti kerucut pendek (conus) mata kecil hitam, pupil bulat.
Kepala dan leher tertutup halus. Pada tubuh terdapt sepasang sayap, yang
bentuknya bervariasi dan susunanya khas. Bulu halus pada bagian yang lain
dan sepasang kaki yang berjari 5, bercakar dan berisisik. Bagian ekor bulunya
besar dan bersusun, sebagai alat kemudi tatkala terbang.
b. Kelinci (Lepus curpaeums)
1) Dilihat kelinci dengan tenangkan agar bisa diamati dengan baik.
2) Digambar morfologinya secara keseluruhan dengan badan menghadap kekiri.
Hampir seluruh tubuh ditumbuhi rambut yang lembut. Pada bagian kepala
terdapat mulut yang rumus giginya tertentu, lubang hidung dan daun telinga.
Pada bagian tubuh terdapat 2 pasang kaki, glandula mamae yang terdapat
dibagian bawah belakang. Ekor kecil terletak di atas aus
c. Ikan nila (Oreocromis niloticus)
1) Diletakkan ikan menghadap kekiri.
2) Digambar morfologinya secara utuh. Bagian ikan secara keseluruhan dibagi
menjadi 3 bagian. Kepala dari mulut hingga terakhir penutup insang. Tubuh
dari akhir penutup insang hingga anus. Ekor dari anus hingga ujung sirip
caudal. Sedangkan panjang total dari ujung mulut hingga ujung ekor.
3) Disebut bagian-bagian organnya yang meliputi mulut, penutup insang, sirip
dorsal, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor.
d. Katak (Rana sp)
1) Diletakkan katak menghadap kekiri.
2) Digambar secara utuh dengan tegak dan kaki belakang tertekuk.
3) Digambar organ-organ seperti mulut, lubang hidung, mata, tympanum, tubuh,
tungkai depan dan tungkai belakang serta anus.
2.  Eksperimen II (Anatomi)
a. Katak (Rana sp)
1) Disipkan kloroform secukupnya pada alat suntik
2) Dibius katak dengan kloroform pada bagian hidung dan ditunggu hingga
pingsan.
3) Direntangkan katak pada papan bedah, ditusuk ke empat jari katak
menggunakan jarum pentul atau pin.
4) Digunting perut katak dari bagian bawah hingga bagian bawah leher.
5) Dihilangkan daging yang terdapat pada bagian bawah dada hingga terlihat
organ-organ dalamnya.
6) Diamati bagian organ-organ pada katak.
7) Digambar secara utuh topografi katak, diberi keterangan organ sistem
pencernaan dan respirasi dengan benar.
b. Ikan nila (Oreocromis niloticus)
1) Disiapkan klorofoam secukupnya pada alat suntik
2) Dibius ikan nila dengan menyuntikkan klorofoam pada bagian hidung dan
ditunggu hingga pingsan.
3) Diletakkan ikan menghidap kekiri
4) Disayat daging dari daerah punggung hingga bagian bawah perut.
5) Diperhatikan bagian-bagian sistem pencernaan yang ada
6) Digambar secara utuh topografi ikan yang ada dihadapan
7) Diberi keterangan organ-organ sistem pencernaan dan respirasi yang benar.
BAB 1V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
NO Gambar Hasil Pengamatan

1 EKSPERIMEN I (Morfologi) 1. Mata (organumpicus)


a. Burung merpati (columbide)
2. Hidung (narest)
3. Paruh (rostum)
4. Kepala (caput)
5. Sayap (regines)
6. Ekor (caudal)
7. Kaki (pess)
8. Bulu (plumulae)
9. Leher (serviks)
10. Jari kai (digiti)
11. Anus (dubur)
12. Penutup telinga (poris acua-chus
ekstemus)
13. Paha (famur)
14. Badan (truncus)
15. Perut (apdoman)
16. Punggung (dorsal)

2 b. Kelinci (oryctolagus
cuniculus) 1. Kepala (caput)
2. Mata (organumpicus)
3. Telinga (apriculate)
4. Hidung (narest)
5. Kaki (pess)
6. Leher (cerviks)
7. Perut (abdomen)
8. Anus (dubur)
9. Ekor (caudal)
10. Celah mulut (rimabris)
11. Punggung (dorsal)
12. Paha (famur)
13. Lengan atas (branchium)
14. Lengan bawah (anterbranchium)
15. Putting susu (glandula mamae)
16. Gigi (incisive)
17. Kumis (vivirase)
18. Mulut (rima oris)
19. Bulu (plumulae)
c. Ikan nila (oreochromis nilo-
cus) 1. Kepala (caput)
2. Celah mulut (rimabris)
3. ekor (caudal)
4. perut (apdomen)
5. Gurat sisi (linealetris)
6. Sisik (squama)
7. Sirip punggung (dorsal)
8. Sirip perut (pervic)
9. Anus (dubur)
10. Mata (orgumpicus)
11. Tutup Insang (apparatus)
12. Sirip Anal (anal fia)
13. Sirip dada (pectoral fin)
14. Badan (truncus)
15. Sirip ekor (caudal fin)

d. katak (Rana sp) 1. Kepala (caput)


2. Mata (canganum visus)
3. Jari kaki (digiti)
4.Hidung (nares)
5. Kaki (pess)
6. Perut (abdomen)
7. Selaput renang (web)
8. Anus (dubur)
9. Paha (femur
10. Legan atas (brancidium)
11. Lengan bawah (antebracid-     i
um)
12. Tapak kaki (pas)
13. Leher (cerviks)
14. Betis (tibia)
15. Celah mulut (Rima oris)
16. Badan (truncus)
17. Punggung (dorsal)
18. Kulit (cutis)
19. Telinga (apriculate)

2 Eksperimen ll (anatomi)
a. katak (Rana sp) 1. Hati (hepar)
2. Lambung (stomach)
3. Testis (Testis)
4. Ginjal (kitnhey)
5. pankreas (pancreas)
6. Kerongkongan (esofagus)
7. Lemak tubuh (fat)
8. Usus besar (largeiintestine)
9. Usus halus (small intestine)
10. Kantung air seni (bladder)
11. Emepdu (bilis)
12. Jantung (corr)
13. Paru-paru (plumonu)
14. Rahang atas (maksila)
15. Rahang bawah (mandibula)
16. Limpa (spelen)
17. Faring (farink)
18. Anus (dubur)
b. ikan nila (oreochomis
niloticus) 1. Ginjal (kinhey)
2. Otak (brain)
3. Tulang punggung (spinal cord)
4. Pembuluh darah arteri (afferent
br-    anchial)
5. Gelembung renang (swim
bladder)
6. Kantung kemih (urinary bladder)
7. Anus (dubur)
8. Usus halus (intestinum)
9. Usus besar (kolon)
10. Lambung (stomach)
11. Limpa (spleen)
12. Hati (liver)
13. Jantung (bulbus arteriousus)
14. Tali spinal (spinal cord)
15. Alat perkembangbiakan jantan
(testis)
16. Saluran pencernaan (pyloric-
cecum)
17. Insang (brachia)
18. Lidah (lingua)
B. Pembahasan
Pada praktikum yang kami lakukan kali ini yaitu membahas tentang mofologi hewan
dan mengetahui fungsi masing-masing bagian luar hewan dan juga mengamati organ
dalam hewan tersebut.Pada pecobaan kali ini kita memakai 4 jenis hewan untuk bagian
morfologi yaitu burung merpati,kelinci,ikan nila,dan juga katak.
Eksperimen pertama yang kami lakukan adalah menganalisis organ morfologi hewan
vertebrata, dengan empat hewan sebagai bahan di anataranya yaitu: burung merpati
(Columbidae), kelinci (Oryctolagus cuniculus), ikan nila (Oreochromis niloticus), dan
katak (Rana sp). Morfologi sendiri merupakan sebuah ilmu dalam biologi yang secara
khusus mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari sebuah organisme, terutama
pada hewan dan tumbuhan. Hewan pertama yang menjadi percobaan kami dalam
eksperimen morfologi hewan ini yaitu burung merpati. Langkah awal yang kami lakukan
adalah dengan mengamati dan menggambar bentuk luar atau sketsa dari pada burung
merpati tersebut.Dari percobaan ini kami mendapatkan hasil bahwa pada amfibi burung
merpati terdapat 16 organ morfologi di antaranya: mata (Organumpicus) dengan fungsinya
yaitu untuk melihat benda-benda di sekitarnya, hidung (Narest) mempunyai fungsi sebagai
organ untuk menghirup atau mengambil oksigen, paruh (Rostum) dengan fungsinya untuk
mengambil makanan dan minuman, kepala (Caput) mempunyai fungsi selain sebagai
tempat matanya yang digunakan untuk melihat juga sebagai pembedanya yaitu seperti
membedakan antara burung merpati betina dengan burung merpati jantan.
Pada burung merpati jantan kepalanya mempunyai ukuran relativ kecil, sementara
pada burung merpati betina mempunyai kepala dengan ukuran agak besar. Sayap (regines)
yang berfungsi sebagai alat gerak dengan cara mengepakkan sayapnya. Sementara saat di
awan, sayap juga berfungsi mengendalikan kecepatan dan pengendali arah. Ekor (caudal)
dengan fungsinya untuk menjaga kesimbangan tubuh burung ketika terbang. Dalam proses
terbang, ekor burung berperan untuk mengatur haluan ketika berebelok dan mendarat, kaki
(Pess) fungsinya untuk berjalan dan hinggap, bulu (Plumulae) mempunyai fungsi
melindungi badan burung supaya tidak kedinginan. Lehe (Serviks) dengan fungsinya
sebagai alat untuk membantu mencari makan saat terbang sisa-sisa pencernaan, penutup
telinga (Poris acua-chus ekstemus) dengan fungsinya untuk melindungi telinga burung
dari hujan dan lainnya, paha (famur), badan (truncus), perut (apdoman) dan punggung
(dorsal).
Burung merpati merupakan anggota keluarga colombidae dari ordo colombiformes.
Morfologi burung merpati, ukuran tubuh jenis aves ini bervariasi tergantung dari jenisnya.
Rata-rata panjangnya antara 15 hingga 75 cm. Secara umum anggota tubuh burung
merpati dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: bertubuh gempal, kaki serta leher
pendek , paruhnya ramping, bagian cerenya memiliki daging, ukuran kepalanya kecil
dibandingkan dengan proporsi badannya, merpati kerap mengangguk-anggukkan
kepalanya hal ini berfungsi agar penglihatannya terjaga, sayap merpati berukuran cukup
besar dengan sebelas bulu utama. Burung merpati berkembang biak dengan ovipar atau
bertelur. Ketika memasuki masa kawin induk betina atau jantan akan menunjukkan
perilaku berbeda. Perilaku ini biasanya ditemui pada burung yang telah memiliki jodoh.
Kemudian morfologi pada kelinci.Kelinci adalah hewan mamalia dari famili
Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci berkembang biak
dengan cara beranak yang di sebut vivipar. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang
hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa.Morfologi kelinci yang kami amati adalah
sebagai berikut:Kepala (Caput) yang berfungsi untuk melindungi seluruh organ anatomi
kelnci, mata (Organumpicus) mempunyai fungsi untuk melihat benda yang ada di sekitar
dan melihat keberadaaan mangsanya, telinga (Apriculate) dengan fungsinya untuk
mendengarkan suara-suara sekitarnya serta untuk memnaskan tubuhnya, hidung (Narest)
mempunyai fungsi membaui atau mencium aroma-aroma tertentu, kaki (Pess) mempunyai
fungsi sebagai pondasi tubuh kelinci agar bisa berdiri berdiri seimbang, dan sebagai organ
untuk berjalan, leher (Cerviks) dengan fungsinya sebagai tempat prosesnya tulng pipa
untuk bergerak, perut (Abdomen), anus (Dubur) untuk membuang kotoran, ekor (Caudal)
sebagai alat keseimbangan saat melompat, celah mulut (Rimabris), punggung (Dorsal),
paha (Famur), lengan atas (Branchium), lengan bawah (Anterbranchium), putting susu
(Glandula mamae) sebgai sumber air susu untuk anaknya, gigi (Incisive) untuk memotong
dan menguyah makanan, kumis (Vivirase) untuk melindungi organ hidung, mulut (Rima
oris) dan bulu (Plumulae) berfungsi untuk melindungi tubuh dan menjagaya agar tetap
hangat di saat musim dingin.
Dan hewan ketiga yang kami amatai organnya yaitu ikan nila (Oreochomis niloticus).
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar,ikan ini di intoduksi dari afrika pada
tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang popular dikolam-kolam air tawar di
Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau indonesia dan memiliki cirri-ciri
yaitu berukuran sedang, sekitar 30 cm dari kepala hingga ujung ekor. Banyak ditemukan
dengan ukuran yang lebih kecil ataupun besar, tergantung ketersediaan pangan di alam
liar. Memiliki duri di sepanjang tubuhnya, yakni di bagian jari dan sirip dubur. Warna
tubuh kehitaman, kadang diselingi warna abu-abu.Adapun organ-organ morfologi dari
ikan nila berdasarkan hasil pengamatan kami, yaitu anatara lain : kepala (Caput) tempat
penghubung antara dari ujung mulut hingga ujung penutup ingsang, celah mulut
(Rimabris), ekor (caudal) dengan fungsinya untuk membuat ikan dapat bergerak maju,
berputar, dan mempertahankan posisinya dengan baik. perut (Apdomen) dengan
fungsinya untuk menampung makanan, gurat sisi (linealetris)mempunyai fungsi untuk
mendeteksi gerakan antar sesama ikan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan maupun
fisiologi ikan. Sisik (Squama) mempunyai fungsi membantu ikan untuk bergerak dengan
halus karena sisiknya dilapisi dengan lendir. Lendir ini juga mencegah menempelnya
parasit di tubuh ikan, sirip punggung (Dorsal) dengan fungsinya membantu
kestabilan ikan, ketika berenang, sirip perut (Pervic)memiliki fungsi sebagai alat
penyeimbang agar posisi ikan stabil saat renang di kedalaman yang terjal. Anus (Dubur)
pada ikan nila mempunyai fungsi sebagai tempat pembuangan sisa makanan, mata
(Orgumpicus) pada ikan nila berfungsi untuk melihat sekitarnya, tutup Insang (Apparatus)
mempunyai fungsi sebagai pelindung ingsng, sirip Anal (Anal fia) mempunyai fungsi
sama dengan sirip punggung yaitu mempertahankan kestabilan ikan ketika berenang. Sirip
dada (Pectoral fin) mempunyai fungsi untuk mempercepat laju renang membantu ekor,
badan (Truncus) dan yang terakhir adalah sirip ekor (Caudal fin), dengan fungsinya untuk
mendorong tubuh ikan agar bergerak.
Adapun hewan morfologi ke empat yang kami analisis organnya yaitu adalah katak
(Rana sp). Spesies katak (Rana sp) adalah satu anggota dari class Amphibia. Amphibi
dikenal dengan makhluk dua alam yakni di air dan di daratan, amphibi merupakan satu-
satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap. Secara morfologi kulitnya
selalu basah apabila hewan berada di luar air. Dari bagian dorsal terlihat permukaan
tubuhnya ditutupi oleh kulit yang kasar dan kering Kulit dilengkapi dengan kelenjar-
kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mepertahankan keadaan agar selalu basah. Kulit
katak sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi
bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam
pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar
mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, mukus memberikan minyak
pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus.
Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi
zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Kulit katak juga berfungsi
dalam pertukaran gas.Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki
belakang, terdiri atas lengan atas (Branchium), lengan bawah (Antebrancium), tangan
(Manus), dan jari-jari (Digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (Femur), betis (Crus),
kaki (Pess) dan jari-jari (Digiti). Jumlah jari katak tungkai depan 4 jari dan tungkai
belakang 5 jari, hal ini disebabkan karena perbedaan fungsi. Pada tungkai belakang
memanjang yang berpotensi untuk melompat. Dan pada tungkai depan berfungsi untuk
berenang.
Eksperimen kedua yaitu mengamati dan menganalisis sistem organ anatomi (organ
dalam) pada katak (Rana sp) dan ikan nila (Oreochomis niloticus). Anatomi hewan
merupakan ilmu yang mempelajari struktur perkembangan tubuh hewan, struktur
tubuh hewan berkembang dari struktur sederhana menuju kearah struktur yang lebih
sempurna. Dalam biologi perkembangan, sel-sel berhimpun menjadi struktur jaringan,
yang kemudian berhimpun kembali menjadi organ. Yang pertama yaitu anatomi pada
katak (Rana sp). Saat katak telah menjadi dewasa dan siap hidup didarat kondisi tubuh
katak secara alamiah menyesuaikan dengan lingkungannya. Seperti bentuk hidung, kaki
dan alat pernapasan. Meskipun katak dewasa sudah bisa hidup di darat akan tetapi organ
pada katak masih berfungsi dengan baik di air. Katak memiliki anatomi sebagai berikut:
Alat pencernaan, katak memiliki alat pencernaan yang tergolong pendek dimana mulut
adalah sebagai alat pencernaan awal kemudian paring, yaitu semacam lanjutan dari cavum
oris dengan ukuran pendek dan menyempit, setelah paring terdapat esofagus, gastrum,
pylorus, intestine dan colon. Sedangkan kelenjar pencernaan yang terdapat pada amphibi
yaitu hati dan pankreas. Hati memiliki warna merah agak kecoklatan, hati terdiri dari dua
lobus kanan, hati memiliki fungsi sebagai organ yang mengeluarkan empedu dari kantong
kemih. Sedangkan pankreas yang terdapat dalam tubuh katak memiliki warna sedikit
kekuningan, posisinya melekat pada lambung dan usus dua jari, pangkreas memiliki
fungsi mengeluarkan hormon. Bagian kepala, mata katak terdiri dari satu pasang dengan
bentuk menonjol keluar, berada tepat didepan posteronorsal dari nares atau hidung.
Bagian mata tersebut dilindungi oleh pelebra imperior yaitu sebuah kulit yang tidak dapat
bergerak dibagian mata. Mulut katak memiliki fungsi sebagai alat pengambilan makanan
serta alat pernapasan, mulut katak terletak pada bagian anterior pada caput, katak
memilikigigi kencing pada bagian atas sedangkan untuk bagian bawahnya katak sama
sekali tidak memiliki gigi. Bagian hidung katak memiliki struktur yang disebut dengan
choance, struktur tersebut berhubungan langsung dengan hidung katak. Telinga katak
memiliki selaput gendang yang terletak pada poste lateral dari mata.
Alat pernapasan, alat pernapasan yang dimiliki katak yaitu insang, kulit dan paru-
paru. Pada larva katak bernapas dengan insang karena hidup di air sedangkan pada katak
dewasa bernapas dengan paru-paru karena hidup di daratan. Katak memiliki paru-paru
sebanyak dua buah dengan sifatnya yang elastis, terletak disebelah gestrum dari herpar.
Dalam paru-paru terdapat lipatan-lipatan yang berguna untuk memperluas bidang
pencernaan. Pembuahan pada katak, proses pembuahan pada katak terjadi di dalam air
sambil berenang-renang dengan cara memijat-mijat perut betina akan mengeluarkan telur,
dan saat bersamaan juga katak jantang akan mengeluarkan sperma kedalam air. Sehingga
telut-telur yang sudah dikeluarkan oleh katak betina dapat langsung dibuahi oleh katak
jantan. Setelah terjadi proses pembuahan pada telur, selanjutnya akan jadi larva yang
mencari nutrisi untuk perkembangannya sehingga pada akhirnya menjadi seekor katak
dewasa. Peredaran darah katak, peredaran darah pada katak merupakan jenis
peredarandarah tertutup dan ganda. Peredaran darah ganda adalah dalam satu peredaran
darah terdapat dua kali melalui jantung. Dimana darah dari jantung menuju paru-paru
kemudian kembali lagi kejantung lalu diedarkan dan disebarkan keseluruh tubuh
kemudian kembali lagi kejantung dan seterusnya.
Kemudian yang kedua adalah anatomi (organ dalam) pada ikan nila (Oreochomis
niloticus), di antaranya: Sistem penutup (kulit) antara lain: sisik, kelenjar racun, kelenjar
lendir, dan sumber – sumber pewarnaan. Sistem otot (Urat daging): penggerak tubuh,
sirip-sirip, insang, organ listrik. Sistem rangka (tulang): tempat melekatnya otot,
pelindung organ-organ dalam dan penggerak tubuh tulang tengkorak., tulang punggung,
tulang rusuk, visceral (tulang pentokong insang), appendicular (tulang penyokong sirip),
tulang-tulang penutup insang (Operculum, sub eprculum, pre operculum, dan interculum).
Sistem pernafasan (Respirasi): ikan nila mengambil oksigen (O 2) dari perairan yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme. Organ-organ tersebut adalah insang yang terdiri
dari tulang lengkung insang, tulang tipis insang, dan insang. Sistem peredaran darah
( Sirkulasi ): organnya adalah jantung dan sel- sel darah yang berfungsi umtuk
mengedarkan oksigen (O2), nutrisi dan sebagainya. Sistem pencarnaan: organ-oragan
saluran pencernaan dari arah depan atau enterior ke arah belakang berturut-turut adalah
mulut atau rongga mulut, esophagus, lambung, usus pylorus dan pilotik saeka dan organ-
organ tambahan antara lain kelenjar empedu dan kelenjar pankreas.  Sistem syaraf terdiri
atas organnya otak dan saraf  tepi, sistem hormon: hormone dihasilkan oleh kelenjar
hormon: hormon    pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon eksresi dan osmoregulasi.
Sistem ekskresi dan osmoregulasi: organnya terutam ginjal. Sistem repriduksi: organ-
organnya reproduksi meliputi organ kelamin, (Gonad) yang menghasilkan sel-sel kelamin
gamet. Gonad jantan menghasilkan spermatozoa melalui sepasang testis kiri dan kanan
gonad betina menghasilakan sel telur melalui ovarium.
Sistem Pencernaan pada ikan berlangsug secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara
fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperanya gigi dalam proses
pemotongan dan penggerusan makanan. Pencarnaan mekanik ini juga berlangsung
disegmen lambung dan usus yaitu melalui gerak-gerak (kontaraksi) otot pada segmen
tersebut. Pencernaan mekanik pada segmn lambung dan usus terjadi secara lebih
efektif oleh karena adanaya peran cairan “ digestif “. Sisitem ekskresi, ikan nila memiliki
sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pegeluaran yang disebut lubang urogenital
ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan yang berada tepat dibelakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga perisa hasil
metabolisme berjalan lambat dibandingkan ikan air tawar . Sisitem Reproduksi ialah
sisem untuk mempertahankan sepsis dengan menghasilkan keturunan yang fertile.
Embriologi ialah urutan proses perkembangan dari zigot sampai pada anak ikan dan
seterusnya. Organ reproduksi di antarannya organ kelamin (Gonad) menghasilka sel
kelamin, (Gamet) yaitu spermatozoa (Gonad jantan), biasanya sepanjang kiri dan
kanan lalu mengahasilkan pula telur (Gonad betina) yaitu ovarium. Jenis Sisik dan
fungsinya: Sisik koloid hanya dijumpai pada ikan bangasa crossoptrygi yang elah punah.
Sisik ini berlapis – lapis dimana lapisan terdalam terbangun dari tulang yang memipih,
Sisik gonaid: ditemukan pada ikan suhu lepisosteidane dan polyteride. Siski ini serupa
dengan sisik kosmoid dengan sebuah lapisan gemoin terletak di antara lapisan kasmin dan
enamed, Sisik plakoid: dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang rawan lainnya, Sisik
leptoid: didapati pada ikan yang bertulang belakang keras dan memiliki 2 bentuk. Sisik
sikoloid dan sisik klenoid.
Organ-organ internal ikan ini meliputi jantung, alat-alat pencernaan, gonad, kandung
kemih, dan ginjal. Alat pencernaannya terdiri dari esophagus, perut besar, usus halus,
pankreas, dan hati. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat
yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum 5 merupakan selaput
(membran) yang tipis berwarna hitam yang biasanya dibuang jika ikan sedang disiangi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat  disimpulkan
bahwa :
1. Vertebrata merupakan hewan yang sudah memiliki tulang belakang, mempunyai
morfologi dan sistem organ bervariasi yang berhubungan dengan habitat dan
kebiasaan hidupnya.
2. Morfologi merupakan sebuah ilmu dalam biologi yang secara khusus mempelajari
tentang struktur/bentuk luar dari sebuah organisme, terutama pada hewan dan
tumbuhan.
3. Anatomi hewan merupakan ilmu yang mempelajari struktur perkembangan
tubuh hewan, struktur tubuh hewan berkembang dari struktur sederhana menuju
kearah struktur yang lebih sempurna. Dalam biologi perkembangan, sel-sel berhimpun
menjadi struktur jaringan, yang kemudian berhimpun kembali menjadi organ.
4. Sistem organ pada hewan katak, kelinci, ikan nila dan burung merpati memiliki
morfologi yang hampir sama di tandai dengan adanya bagian punggung.
5. Burung merpati merupakan hewan salah satu hewan vertebrata dengan jumlah
morfologinya sebanyak 16 yaitu mata (organumpicus), hidung (narest), paruh
(rostum), kepala (caput), sayap (regines), ekor (caudal), kaki (pess), bulu (plumulae),
leher (serviks), jari kai (digiti), anus (dubur), penutup telinga (poris acua-chus
ekstemus), paha (famur), badan (truncus), perut (apdoman), dan punggung (dorsal).
6. Kelinci merupakan salah satu hewan vertebrata dengan bagian-bagiannya yaitu:
Kepala (caput), Mata (organumpicus), telinga (apriculate), hidung (narest), kaki
(pess), leher (cerviks), perut (abdomen), anus (dubur), ekor (caudal), celah mulut
(rimabris), punggung (dorsal), paha (famur), lengan atas (branchium), lengan bawah
(anterbranchium), putting susu (glandula mamae), gigi (incisive), kumis (vivirase),
mulut (rima oris), dan mulut (plumulae).
7. Ikan nila merupakan hewan vertebrata dengan bagian-bagian morfologinya yaitu:
kepala (caput), celah mulut (rimabris), ekor (caudal), perut (apdomen), gurat sisi
(linealetris), sisik (squama), sirip punggung (dorsal), sirip perut (pervic), anus (dubur),
mata (orgumpicus), tutup Insang (apparatus), sirip anal (anal fia), sirip dada (pectoral
fin), badan (truncus), dan sirip ekor (caudal fin).
8. Katak (rana sp) merupakan hewan vertebrata dengan bagian-bagian morfologinya
yaitu: Kepala (caput), mata (canganum visus), jari kaki (digiti), hidung (nares), kaki
(pess), perut (abdomen), selaput renang (web), anus (dubur), paha (femur), legan atas
(brancidium), lengan bawah (antebracid-     ium), apak kaki (pas), leher (cerviks),
betis (tibia), celah mulut (Rima oris), badan (truncus), punggung (dorsal), kulit (cutis),
dan telinga (apriculate).
9. Bagian anatomi katak terdiri atas hati (hepar), lambung (stomach), testis (Testis),
ginjal (kitnhey), pankreas (pancreas), kerongkongan (esofagus), lemak tubuh (fat),
usus besar (largeiintestine), usus halus (small intestine), kantung air seni (bladder),
emepdu (bilis), jantung (corr), paru-paru (plumonu), rahang atas (maksila), rahang
bawah (mandibula), limpa (spelen), faring (farink), dan anus (dubur).
10. Ikan nila mempunyai bagian-bagian anatomi, yaitu ginjal (kinhey), otak (brain),
tulang punggung (spinal cord), pembuluh darah arteri (afferent br-    anchial),
gelembung renang (swim bladder), kantung kemih (urinary bladder), anus (dubur),
usus halus (intestinum), usus besar (kolon), lambung (stomach), limpa (spleen), hati
(liver), jantung (bulbus arteriousus), tali spinal (spinal cord), alat perkembangbiakan
jantan (testis), saluran pencernaan (pyloric-cecum), insang (brachia), dan lidah
(lingua)

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah para praktikan lebih memperhatikan saat di
jelaskan supaya paham dan mengerti apa yang sudah di sampaikan.
Sukiya dkk.2013.Pembelajaran Biologi.Jakarta:Erlangga.Hal:09

Bigss.2018.Morfologi Vertebrata. Semarang Buku   Kedokteran EGC. Hal :14


Anom. 2016. Biologi Edisi Kelima Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta:Erlangga Hal:19

Anda mungkin juga menyukai