Anda di halaman 1dari 9

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Journal Online Kota Madiun

PENINGKATAN SIKAP KERJASAMA PADA MATERI KLASIFIKASI


MATERI DAN PERUBAHANNYA MELALUI DISCOVERY LEARNING
DENGAN SISTEM AGEN PENEMU SISWA KELAS VIIB
SMP NEGERI 11 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Susi Ratnawati, S.Pd


Guru SMP Negeri 11 Kota Madiun

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah discovery learning dengan sistem
agen penemu dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa kelan VIIB semester ganjil tahun
pelajaran 2016/2017 SMP Negeri 11 Madiun untuk pelajaran IPA dengan materi pokok klasifikasi
materi dan perubahannya. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus masing-masing siklus tiga pertemuan. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Untuk mengetahui sikap kerjasama siswa, dilihat dari hasil observasi saat
pembelajaran, dokumentasi dan catatan lapangan cukup. Dimana sebelum diadakan tindakan
adalah 2,00 dalam kategori Setelah diadakan tindakan perbaikan nilai rata-rata kerjasama siswa
Didapatkan hasil rata-rata nilai sikap kerjasama pada siklus I yaitu 3,20 dengan predikat baik.
Rata-rata nilai sikap kerja sama pada siklus II yaitu 3,50 dengan predikat sangat baik. Hal ini
berarti ada peningkatan nilai sikap kerjasama siswa sebesar 9, 38.

Kata kunci: sikap kerjasama, discovery learning, agen penemu

LATAR BELAKANG maka akan timbul rasa bangga dalam dirinya. Hal ini
Karakteristik kurikulum 2013 diantaranya penting karena kebanggaan menimbulkan
adalah mengembangkan keseimbangan antara sikap kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal lain yang
sosial, pengetahuan dan keterampilan, serta lebih bermanfaat.
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah Dalam melaksanakan tahapan discovery
dan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, learning diperlukan sikap kerjasama antar anggota
diperlukan penerapan model pembelajaran yang kelompok agar dapat mencapai tujuan akhir yaitu
berbasis saintifik. Model pembelajaran harus mampu membuat kesimpulan dengan benar. Kesimpulan
menghasilkan sense of inquiry dan kemampuan yang benar merupakan cerminan dari konsep hasil
berfikir kreatif siswa. Model pembelajaran harus temuan yang benar.
mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, Namun dalam penerapan discovery learning di
bukan hanya diperoleh sejumlah pengetahuan, SMP Negeri 11 Madiun, khususnya kelas 7B,
keterampilan dan sikap, tetapi yang lebih penting terdapat kendala/permasalahan. Pada saat tahap
adalah bagaimana hal itu diperoleh siswa. Salah satu pengumpulan dan pengolahan data, pembuktian dan
model pembelajaran yang disarankan dalam penarikan kesimpulan, masih terdapat siswa yang
Kurikulum 2013 adalah discovery learning. kurang peduli, tidak melaksanakan tugas secara
Discovery learning mempunyai 3 karakteristik kolaboratif, kurang berperan aktif, hanya menunggu
yaitu peran guru sebagai pembimbing, siswa belajar hasil yang diperoleh anggota kelompok yang lain.
secara aktif sebagai seorang ilmuwan dan bahan ajar Dengan kata lain, sikap kerjasama belum terbangun
disajikan dalam bentuk informasi, siswa melakukan dengan baik walaupun sudah diterapkan discovery
kegiatan menghimpun, membandingkan, learning. Jika hal ini dibiarkan maka akan terjadi
mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesenjangan kemampuan. Siswa yang pandai
kesimpulan. Tahapan dalam discovery meliputi 6 hal semakin pandai, sedangkan siswa yang kurang akan
yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan semakin terbelakang. Siswa yang rajin semakin rajin
data, pengolahan data, pembuktian dan menarik dan siswa yang malas semakin malas.
kesimpulan (Sunardi,2016:21). Dengan kata lain Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti
discovery learning penuntun siswa untuk menerapkan discovery learning dengan sistem agen
menemukan konsep dengan langkah-langkah penemu. Maksud dari sistem agen penemu adalah
tertentu. Istilah “menemukan” memiliki makna yang pembagian tugas yang jelas dalam kelompok yang
tinggi sehingga jika siswa berhasil “menemukan” memposisikan masing-masing siswa sebagai

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018


34
kontributor yang penting untuk menyelesaikan tugas dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan
besar kelompok. Peran/tanggungjawab masing- pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
masing individu dimaksimalkan sehingga setiap kognitif siswa. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan
anggota kelompok memiliki rasa memiliki atas untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam
hasil/kesimpulan yang ditemukan kelompoknya. berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami)
Dalam hal ini bukan berarti terjadi pembentukan sub sesuai dengan tingkat perkembangannya.
kelompok yang tugas masing-masing yang tidak Dalam mengaplikasikan metode discovery
berkaitan. Namun, hasil kerja seseorang berpengaruh learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
terhadap hasil kerja orang lain sehingga akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
terbentuk saling ketergantungan. Dengan demikian secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
diharapkan tidak ada siswa yang tidak berkontribusi, membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
sehingga dalam kelompok tersebut mampu tercipta siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, dalam
sikap kerjasama yang baik. kemdikbud 2014). Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
KAJIAN PUSTAKA menjadi student oriented. Dalam metode discovery
Sikap kerjasama learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk
Sikap kerjasama dalam bahasa Indonesia akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai
berarti kerjasama. Menurut Freddy Rangkuti (2007: kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
43) kerjasama adalah mau menerima saran dan mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
gagasan orang lain, bekerja sama secara harmonis mereorganisasikan bahan serta membuat
dengan orang lain untuk mencapai tujuan. kesimpulan.
Sedangkan menurut Tim Mitra Guru (2006 : 60)
kerjasama adalah usaha bersama antar individu atau Kelebihan Penerapan discovery learning
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Hal diantaranya:
senada juga disampaikan oleh Tim Pengembang 1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan
Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007:425) kerjasama meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas proses-proses kognitif. Usaha penemuan
secara bersama-sama. merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
Discovery Learning tergantung bagaimana cara belajarnya.
Model discovery learning didefinisikan 2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk pengertian, ingatan dan transfer.
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. 3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Learning can be defined as the learning that takes 4. Model ini memungkinkan siswa berkembang
place when the student is not presented with subject dengan cepat dan sesuai dengan
matter in the final form, but rather is required to kecepatannyasendiri.
organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan
1986:103 dalam Kemdikbud 2014). Ide dasar Bruner belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya
ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa dan motivasi sendiri.
anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. 6. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya,
Di dalam proses belajar, Bruner karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan dengan yang lainnya.
mengenal dengan baik adanya perbedaan 7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-
kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa,
tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan 8. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan
dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, individu.
penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Kelemahan Penerapan Discovery Learning
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam 1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai,
kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir
Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018
35
atau mengungkapkan hubungan antara konsep- kognitif yang sebelumnya telah dilaksanakan pada
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada tahap stimulasi. Masing-masing individu hendaklah
gilirannya akan menimbulkan frustasi. bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang benar
2. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang yang akan digunakan pada tahap generalisasi.
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama Pembagian tugas yang jelas kepada masing-masing
untuk membantu mereka menemukan teori atau individu sangat mempengaruhi suasana belajar
pemecahan masalah lainnya. kelompok. Pembagian tugas yang tidak jelas
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam model membuat kerja anggota kelompok menjadi tidak
ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan seimbang, ada yang dominan, ada yang tidak bekerja
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar sehingga suasana belajar kelompok menjadi kurang
yang lama. kondusif.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk Dari 4 anggota kelompok perlu ditunjuk 1
mengembangkan pemahaman, sedangkan ketua kelompok. Ketua kelompok bertugas untuk
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan mengkoordinir kegiatan dalam kelompok, menjaga
emosi secara keseluruhan kurang mendapat keseimbangan kerja antar anggota kelompok. Dalam
perhatian. kerja inti yaitu melakukan penyelidikan/percobaan,
5. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA pembagian tugas praktikum disesuaikan dengan
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang kondisi pekerjaan/tugas prakik. Misalnya
dikemukakan oleh para siswa penyelidikan tentang asam basa, jika ada 10 tabel
6. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan maka tidak dibagi 5 tabel tugas si A 5 tabel tugas si
untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa B, karena jika demikian maka si A tidak memahami
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. praktik B dan si B tidak memahami tugas si A. Maka
LKS harus didesain sedemikian rupa sehingga
Langkah-langkah Operasional Implementasi walaupun punya tugas masing-masing, si A tetap
dalam Proses Pembelajaran. memahami praktik B dan praktik B tetap memahami
Menurut Syah (2004: 244) dalam praktik A dan ada ketergantungan antara A dan B
mengaplikasikan discovery learning di kelas,ada dalam hal penyelesaian masalah praktik.
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain Klasifikasi Materi dan Perubahannnya
sebagai berikut : Klasifikasi materi dan Perubahannya
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsa- diajarkan di kelas 7 semester ganjil. Cakupan materi
ngan). pada Kompetensi Dasar menurut Supardianingsih
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi (2016:85-136) ini meliputi 6 hal yaitu:
Masalah)
3. Data Collection (Pengumpulan Data). Klasifikasi Materi
4. Data Processing (Pengolahan Data) Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa
5. Verification (Pembuktian) dan menempati ruang. Materi di alam terdapat dalam
7. Generalization (Menarik Kesimpulan/ 3 wujud yaitu padat, cair dan gas. Materi-materi
Generalisasi) tersebut dilasifikasikan berdasarkan karakteristiknya
yaitu persamaan dan perbedaan sifatnya.
Agen Penemu
Tabel. 1. Tabel Sifat Zat
Istilah agen penemu yang digunakan oleh
peneliti sebenarnya merujuk pada pengerucutan Benda Benda Benda
Sifat
pembagian tugas yang jelas dalam kelompok belajar. Padat Cair Gas
Sistem agen penemu adalah sistem pembagian tugas Bentuk Tetap tetap berubah
dalam kelompok dengan model estafet. Siswa A Volume tetap berubah berubah
memberikan penemuannya kepada siswa B dan Jarak antar sangat agak sangat
seterusnya, diverifikasi sampai akhirnya didapatkan molekul
konsep penemuan yang utuh. Jadi setiap orang Gambar
bertindak sebagai pemicu atau katalisator terjadinya struktur
suatu penemuan. molekul
Satu kelompok beranggotakan 4 kelompok.
Tugas utama kelompok adalah menemukan konsep dekat jauh jauh
yang benar atas/jawaban atas permasalahan/konflik
Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018
36
Benda dalam mengalami perubahan wujud Tabel 5. Tabel Kegunaan unsur logam dan
dari satu wujud ke wujud yang lain karena pengaruh non logam
suhu lingkungannnya. Jenis perubahan wujud Nama Kegunaan Secara
misalnya membeku, mencair, menguap, Simbol
Unsur Umum
mengembun, menyublim, dan mendeposisi.
Natrium Na Bahan untuk
membuat lampu
Unsur, Senyawa, Campuran natrium dan
1. Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat senyawanya
diubah lagi menjadi zat yang lebih sederhana
digunakan untuk
dengan cara kimia biasa. Bagian terkecil dari
garam dapur
unsur adalah atom.
Stronsium Sr Senyawa yang
Tabel 2. Tabel Unsur Logam digunakan untuk
membuat warna
Nama Lambang merah kembang
Nama Latin
Indonesia Unsur api
Alumunium Alumunium Al
Aurum Emas Au 2. Senyawa merupakan zat tunggal yang dapat
Argentum Perak Ag
diuraikan menjadi dua jenis atau lebih sederhana
dengan cara kimia. Misalnya, air yang memiliki
Tabel 3. Tabel Unsur non-logam rumus H2O dapat diuraikan menjadi unsur
hidrogen ( H2 ) dan oksigen ( O2 ).
Nama Lambang
Nama Latin
Indonesia Unsur Tabel 6. Tabel Unsur Penyusun Senyawa
Oxygen Oksigen O No Senyawa Unsur Penyusun
Hydrogen Hidrogen H
Carbon Karbon C 1. Air Hidrogen + oksigen
2. Garam dapur Natrium + klorin
Cara pemberian lambang unsur berdasarkan (Natrium
Berzelius adalah sebagai berikut: Klorida)
1. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, 3. Gula tebu Karbon + hidrogen +
yaitu huruf awal dari nama latinnya. (sukrosa) oksigen
2. Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau
huruf besar. Perbedaan unsur dan senyawa
3. Bagi unsur yang memiliki huruf awal sama,
ditambahkan atau diberikan satu huruf kecil Tabel 7. Tabel Perbedaan Unsur dan Senyawa
dari nama unsur tersebut.
Unsur Senyawa
Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan Zat tunggal Zat tunggal
sifat, baik sifat fisika maupun sifat kimia. Berikut Tidak dapat Dapat diuraikan
perbedaan sifat unsur logam dan nonlogam. diuraikan
Terdiri atas satu Tersusun dari dua
Tabel.4. Tabel Perbedaan Unsur Logam dan jenis komponen komponen atau lebih
Non Logam
Logam Non logam 3. Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas
dua zat atau lebih dan masih mempunyai sifat zat
Berwujud padat pada Ada yang berwujud asalnya. Campuran terdiri atas campuran
suhu kamar (kecuali padat, cair, dan gas homogen dan campuran heterogen.
raksa) a. Campuran Homogen dan Heterogen
Dapat ditempa dan Bersifat rapuh dan Campuran homogen adalah campuran yang
dapat diregangkan. tidak dapat ditempa tidak dapat dilihat perbedaan terlarut dan
Konduktor listrik dan Nonkonduktor, pelarut seperti air yang dicampur dengan
panas. kecuali grafit gula.Sedangkan campuran heterogen adalah
campuran yang dapat dibedakan antara pelarut
dan terlarut seperti air yang dicampur tanah.
Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018
37
bercampur dalam suatu medium diam
b. Asam, Basa, Garam ketika dialiri suatu medium gerak.
1. Ciri- ciri larutan asam adalah sebagai 4. Destilasi (Penyulingan)
berikut : Digunakan untuk memisahkan suatu zat
a. Rasanya asam ( tidak boleh dicicipi cair dari campurannya. Prinsip kerjanya
kecuali makanan ). didasarkan pada perbedaan titik didih dari
b. Dapat menimbulkan korosif. zat cair yang bercampur, sehingga saat
c. Mengubah kertas lakmus biru menjadi menguap, setiap zat akan menguap.
merah. 5. Sublimasi
Contoh : air jeruk, air apel, air anggur, teh, Didasarkan pada campuran zat yang
dan minuman bersoda. memiliki satu zat yang dapat menyublim
2. Ciri- ciri larutan basa adalah sebagai (perubahan wujud zat padat ke zat gas),
berikut : sedangkan zat yang lain tidak dapat
a. Terasa licin di kulit dan berasa agak menyublim).
pahit.
b. Mengubah kertas lakmus merah Perubahan Fisika dan Kimia
menjadi biru. Perubahan zat yang tidak disertai dengan
Contoh : sabun mandi, obat maag, pasta terbentuknya zat baru disebut perubahan fisika.
gigi, pembersih lantai, dan air kapur. Contoh perubahan fisika antara lain menguap,
3. Karakteristik dari Garam mengembun, mencair, membeku, menyublim,
Jenis senyawa garam yang paling kita melarut, serta perubahan bentuk lainnya.
kenal adalah garam dapur atau nama Perubahan kimia adalah perubahan zat yang
senyawa kimianya natrium klorida (NaCl). dapat menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang
Garam seringkali digunakan dalam berbeda dengan zat asalnya. Berlangsungnya
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri
industri pupuk, obat-obatan, pengolahan sebgai berikut:
makanan, dan bahan pengawet. 1. Terbentuknya gas.
HCl + NaOH → NaCl + H2O 2. Terbentuknya endapan.
NaCl berkarakteristik netral dan tidak 3. Terjadinya perubahan warna.
mengubah warna kertas lakmus. Reaksi 4. Terjadinya perubahan suhu.
asam dan basa disebut reaksi netralisasi.
Namun tidak semua garam bersifat netral. METODE PENELITIAN
Ada garam yang bersifat basa, misalnya Setting Penelitian
CH3COONa. Ada juga garam yang berfat Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 11
asam misalnya (NH4)2SO4. Kota Madiun, Jl. PG Kanigoro No 11 Kota Madiun,
Jawa Timur.Rangkaian kegiatan penelitian
c. Pemisahan Campuran dilaksanakan dalam kurun waktu 4 bulan, mulai 1
1. Filtrasi (penyaringan) September 2016 sampai dengan 31 Desember 2016
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan Subjek Penelitian
zat dari suatu campuran. Prinsip kerja Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIB
penyaringan didasarkan pada perbedaan SMP Negeri 11 Kota Madiun semester ganjil tahun
ukuran partikel zat-zat yang bercampur, pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 32 siswa yang
dan pada umumnya digunakan untuk terdiri dari 16 siswa putri dan 16 siswa putra
memisahkan padatan dari cairan. Langkah-langkah Penelitian
2. Sentrifugasi Perencanaan
Metode pemisahan campuran yang Pelaksanaan
digunakan untuk memisahkan padatan Observasi
yang sangat halus dengan jumlah Refleksi
campuran sedikit. Indikator Ketercapaian
3. Kromatografi Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang
Metode pemisahan campuran yang mengerucutkan unsur kerjasama dalam discovery
didasarkan pada perbedaan kecepatan learning, maka yang menjadi indikator keberhasilan
merambat antara partikel-partikel yang pelaksanaan discovery learning di kelas 7B adalah

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018


38
meningkatnya aspek sikap kerjasama dalam 3. Siswa melakukan praktik secara berkelompok
kelompok menjadi sangat baik. untuk menemukan konsep terkait dengan
Instrumen Penelitian pertanyaan yang telah diajukan dengan mengikuti
Pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik langkah-langkah yang tercantum dalam LKS.
yaitu observasi, dokumentasi dan catatan lapangan Ketua kelompok membagi tugas anggotanya.
Teknik Analisis Data Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru
Data hasil observasi, dokumentasi dan catatan berkeliling untuk menanyakan kesulitan siswa
lapangan dianalisis secara deskriptif untuk serta membimbing sis
mengetahui kualitas proses belajar mengajar. Untuk wa. Dalam satu kelompok, siswa duduk secara
mengetahui peningkatan kerjasama siswa dalam berhadapan agar kerja kelompok berlangsung
kelompok dilakukan dengan cara membandingkan efektif.
skor individu dengan hasil observasi sebelumnya. 4. Hasil praktik direkap pada hasil pengamatan di
Analisis data yang digunakan dalam LKS. Kelompok mendiskusikan pertanyaan-
penelitian ini adalah teknik proporsional dengan pertanyaan pada LKS.
bentuk prosentase. Pada setiap siklus, setelah data 5. Siswa memadukan hasil pengamatan dengan
pada rubrik penilaian terkumpul, akan dianalisis buku untuk memperkuat konsep. Dua kelompok
sehingga menghasilkan prosentase peningkatan mewakili untuk mempresentasikan hasil
aspek kerjasama. Dari data tersebut bisa diketahui pengamatan, guru memberikan penguatan berupa
keberhasilan discovery learning yang telah penjelasan tentang konsep materi yang benar.
diterapkan dengan rumus sebagai berikut: 6. Siswa dan guru membuat kesimpulan materi.

{ } Hasil Pengamatan
Tabel 9. Hasil Observasi Guru Pada Siklus I
Prosentase
Adapun predikat kriteria konversi sebagai Tahap Pertemuan Pertemuan Pertemuan
berikut ke-1 ke-2 ke-3
Stimulasi 100 % 100 % 100 %
Tabel 8. Predikat kriteria konversi nilai Pertanyaan 100 % 100 % 100 %
Pengumpulan
Interval Predikat Huruf data
100 % 100 % 100 %
3,3 - 4,00 Sangat Baik SB Pemrosesan
100% 100% 100%
2,34 – 3, 33 Baik B informasi
1,34 -2,33 Cukup C Verifikasi 100% 100% 100%
0, 00 – 1,33 Kurang K Generalisasi 100% 100% 100%
Rata-rata keberhasilan tindakan siklus I 100%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I Tabel 10 Rekapitulasi nilai kerjasama Siklus I
Perencanaan
No Uraian Hasil Siklus I
Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan.
1 Nilai rata-rata kerjasama 3,20
Pertemuan ke-1 materi, klasifikasi materi, pertemuan
ke-2 materi unsur, senyawa, campuran, pertemuan 2 Predikat Baik
ke-3 campuran homogen dan heterogen. Pada tahap
ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran Refleksi
yang terdiri dari Rencana Pelajaran Pembelajaran, Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana
Lembar Diskusi Siswa, alat dan bahan praktik. dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam
proses belajar mengajar dengan penerapan discovery
Pelaksanaan tindakan learning. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk duraikan sebagai berikut:
siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, dengan 1. Selama proses belajar mengajar guru telah
langkah-langkah melaksanakan semua sintak pembelajaran.
1. Pemberian stimulus terkait materi. 2. Pada siklus I, guru hanya menunjuk ketua
2. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan cerita kelompok. Sedangkan pembagian tugas
guru tersebut, guru mengarahkan pertanyaan diserahkan kepada ketua kelompok. Oleh karena
siswa yang dapat diinvestigasi melalui itu masih ada beberapa siswa yang tidak
praktikum. bekerjasama dengan baik. Hal ini mungkin

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018


39
disebabkan pembagian tugas yang dilakukan oleh Adapun hasil dari sikap kerjasama siswa
ketua kelompok kurang jelas. Nilai rata-rata selama proses pembelajaran sebagai berikut:
kerjasama 3,20 dengan predikat baik, dimana
belum sesuai dengan yang ditargetkan, sehingga Tabel 12. Rekapitulasi nilai kerjasama
perlu adanya perbaikan pada siklus ke 2 Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
Siklus II 1 Nilai rata-rata kerjasama 3,50
Perencanaan 2 Predikat Sangat baik
Siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan.
Pertemuan ke-1 materi asam basa garam, pertemuan
Refleksi
ke-2 materi pemisahan campuran, pertemuan ke-3
Dari data-data yang telah diperoleh dapat
materi perubahan fisika kimia. Pada tahap ini
diuraikan kekurangan dan kelebihan sebagai berikut:
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
1. Selama proses pembelajaran, guru melaksanakan
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
seluruh sintak discovery learning dengan lebih
Pembelajaran, lembar diskusi siswa, alat dan bahan
baik.
praktik, lembar observasi dan catatan lapangan.
2. Sudah ada pembagian tugas dalam kelompok
Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I
dengan baik sehingga rata-rata kerjasama
tentang kurang piawainya ketua kelompok dalam
menjadi 3,50 dengan predikat sangat baik
membagi tugas, maka diperbaiki dengan cara guru
memberikan pengarahan dan contoh cara membagi
Pembahasan
tugas dalam kelompok kepada ketua kelompok.
Pada penelitian tindakan kelas ini, kerjasama
siswa dilihat dari observasi selama kegiatan
Pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
menggunakan metode discovery learning dengan
siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 2
sistem agen penemu. Pada sikus I tindakan ke-1 rata-
sudah dilakukan kegiatan perbaikan berdasarkan
rata nilai kerjasama yaitu 3,20 dengan predikat baik.
hasil refleksi siklus 1, dimana guru membagi
Pada siklus II rata-rata nilai sikap kerjasama 3,50
kelompok dan meminta ketua kelompok untuk
dengan predikat sangat baik.
membagi tugasnya ke seluruh anggota kelompok.
Hal ini dilakukan agar semua anggota kelompok
KESIMPULAN DAN SARAN
mendapat tugas sehingga akan terjalin kerja sama
KESIMPULAN
antar anggota. Kegiatan tidak lagi dimonopoli oleh
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
beberapa anggota.
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa setelah diterapkan discovery
Pengamatan
learning pada materi Klasifikasi Materi dan
Selama kegiatan pembelajaran dilakukan
Perubahannya, sikap kerjasama siswa kelas VIIB
pengamatan sesuai lembar yang telah disusun. Data
SMP Negeri 11 Madiun tahun pelajaran 2016/2017
keseluruhan hasil pelaksanaan ditampilkan pada
semester ganjil mengalami peningkatan.
tabel di bawah ini.
Indikator prestasi siswa yang digunakan
Tabel 11. Hasil Observasi Guru Pada Siklus II adalah rata-rata nilai sikap kerjasama pada setiap
Prosentase
pertemuan. Rata-rata nilai sikap kerjasama pada
Tahap Pertemuan Pertemuan Pertemuan siklus I yaitu 3,20 dengan predikat baik. Rata-rata
ke-1 ke-2 ke-3 nilai sikap kerjasama pada siklus II yaitu 3,50
Stimulasi 100 % 100 % 100 % dengan predikat sangat baik. Hal ini berarti ada
Pertanyaan 100 % 100 % 100 % peningkatan nilai sikap kerjasama siswa sebesar
Pengumpulan 9,30%
100 % 100 % 100 %
data
Pemrosesan
100% 100% 100% SARAN
informasi
Verifikasi 100% 100% 100% Berdasarkan simpulan di atas, diajukan
Generalisasi 100% 100% 100% beberapa saran sebagai berikut:
Rata-rata keberhasilan tindakan siklus II 100% Bagi guru
Guru yang ingin menerapkan discovery
learning hendaknya disertai dengan pembagian

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018


40
tugas dalam kelompok yang jelas sehingga dalam pembelajaran agar tercapai hasil yang
pembelajaran menjadi lebih efektif. maksimal.
Bagi sekolah
Bagi siswa Sekolah mendapatkan dampak positif dengan
Siswa yang akan belajar materi dengan budaya akademik melalui penelitian yang dilakukan
discovery learning agar mempersiapkan materi oleh guru sehingga tercipta iklim pendidikan yang
minimal sehari sebelum jadwal dilaksanakan karena positif di sekolah.
hal ini dapat memperlancar proses belajar dalam
kelompok. Siswa hendaknya proaktif dalam
melaksanakan tugasnya dalam setiap setiap tahapan

DAFTAR PUSTAKA
Asta Qauliyah. Manfaat Kerjasama Dalam Rangkuti, Freddy. 2007. Riset Pemasaran. Jakarta :
Masyarakat. 2013. Gramedia Pustaka Utama.
(https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&e Simatur, Zulfa. 2014. Babon Psikotes Paling
i=xYZ5WOukHIngvgSJ062gCA#q=asta+qa Update. Jakarta : Visimedia
uliyah+kerjasama, diakses 1 Desember Sunardi. 2016. Desain Pembelajaran. Malang : UM
2016) Malang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Supardianingsih, dkk. 2016.IPA SMP /MTs Kelas
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan VII. Klaten : Intan Pariwara.
dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 2014. Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan
Materi Pelatihan Guru Implementasi Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Kurikulum 2013. Jakarta : Kementrian Rosdakarya Offset.
Pendidikan dan Kebudayaan. Tim Mitra Guru. 2006. IPS Sosiologi untuk SMP &
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia MTs Kelas VII: Erlangga
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Yani Hernandez. 2015. Model Pembelajaran
dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Model Discovery Learning. (http.//
Pembelajaran Penemuan Discovery http://gudacil.blogspot.co.id/2015/02/model-
Learning. 2013. Jakarta : Kementrian pembelajaran-discovery learning.html,
Pendidikan dan Kebudayaan. diakses 31 Desember 2016)
Budiningsih, CA. 2005. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful B & Aswan Zain. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018


41
Wahana Kreatifitas Pendidik Vol. I No. 1 Th. 2018
35

Anda mungkin juga menyukai