Anda di halaman 1dari 29

PENDEKATAN SOSIAL-

KONSTRUKTIVISME
Oleh :
A’yunin Akrimni Darojat, M.Psi., Psikolog
& Tim MDK Psikologi Pendidikan
Definisi Pendekatan Sosial-Konstruktivisme

Manfaat dan Urgensi Pendekatan Sosial-


Konstruktivisme

Perbandingan Kognitif-Konstruktivisme dengan Sosial-


POKOK Konstruktivisme

BAHASAN Metode Pembelajaran di dalam Pendekatan Sosial-


Konstruktivisme

Penyusunan Kelompok Kecil

Pengenalan Teacher-Centered Learning & Learner-


Centered Learning
PENDEKATAN SOSIAL KONSTRUKTIVISME

● Menekankan konteks sosial dalam


pembelajaran.

● Pengetahuan dikonstruksi/dibangun
secara bersama-sama.

● Pengalaman siswa dalam konteks


sosial berkontribusi dalam
mekanisme perkembangan
pengetahuannya.

Ingatkah dengan teori yang


dikemukakan Lee Vygotsky?
MANFAAT DAN URGENSI MATERI

Lingkungan sosial merupakan faktor


penting dalam proses belajar siswa di
sekolah.

Contoh :
- Ketidakhadiran siswa di kelas
berpengaruh negative terhadap iklim
lingkungan kelas (Gottfried, 2011 dalam
Eggen dan Kauchak, 2016)
MANFAAT DAN URGENSI MATERI

● Memahami pentingnya konteks sosial


dalam membangun pengetahuan siswa

● Memahami pentingnya kolaborasi yang


tercipta baik antara guru-siswa maupun
antar siswa.

● Memahami pentingnya penggunaan


metode pembelajaran yang melibatkan
interaksi sosial, yang selaras dengan
prinsip sosial-konstruktivisme
PERBANDINGAN KOGNITIF- KONSTRUKTIVISME
DENGAN SOSIAL- KONSTRUKTIVISME

KOGNITIF-KONSTRUKTIVISME SOSIAL-KONSTRUKTIVISME

• Siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui • Siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui


proses internal di dalam dirinya (tranformasi, interaksi sosial dengan orang lain, baru
organisasi, re-organisasi pengetahuan kemudian menginternalisasikannya; konten
sebelumnya) pengetahuan bergantung pada aspek kultural

• Guru perlu menyediakan dukungan kepada • Guru perlu menciptakan banyak


siswa agar mereka mengeksplorasi lingkungan • kesempatan bagi siswa untuk membangun
dan membangun pengetahuan pengetahuan bersama dengan guru dan
dengan teman sebaya
Fokus peran guru dalam pendekatan
sosial-konstruktivisme

● memfasilitasi konstruksi pengetahuan


siswa dengan menggunakan interaksi sosial
sebagai katalis, tidak hanya menjelaskan
ide / mendengarkan secara pasif (Fleming
& Alexander, 2001 dalam Eggen & Kauchak,
2016)

● Menciptakan lingkungan belajar yang


mendukung partisipasi aktif siswa
Situated Cognition
Implikasi pada praktik pembelajaran :

• Membuat situasi pembelajaran yang


Situated Cognition : suatu asumsi penting
menyerupai/mendekati kondisi
dalam pendekatan sosial-konstruktivisme,
sebenarnya.
yang menekankan bahwa proses belajar
• Memberikan konteks yang bervariasi
bergantung pada konteks dimana
agar siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan tersebut diaplikasikan.
pengetahuan ke berbagai konteks
lainnya.
METODE DI DALAM PENDEKATAN SOSIAL-
KONSTRUKTIVISME
Pendekatan sosial-konstruktivisme menekankan bahwa guru dan teman sebaya dapat
berkontribusi di dalam proses belajar siswa.

Cara-cara yang dapat digunakan antara lain :

01
SCAFFOLDING 02
COGNITIVE
APPRENTICESHIP
03 04
TUTORING COOPERATIVE
LEARNING
01
SCAFFOLDING
Teknik untuk menyesuaikan tingkat dukungan/bimbingan
dengan performa siswa.

Contoh :
Guru atau siswa yang lebih terampil memberikan bimbingan
penuh saat siswa mempelajari sesuatu yang baru, namun
ketika siswa mulai mahir, jumlah/intensitas bimbingan
dikurangi.
02
COGNITIVE
APPRENTICESHIP
Cogntiive Apprenticeship / pemagangan kognitif adalah proses belajar
yang terjadi ketika seseorang yang telah terampil memberikan
pengetahuan/ketrampilan tertentu pada individu yang belum
mahir untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, contohnya
dalam hal pemahaman bacaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Komponen cognitive apprenticeship
a. Modelling/pemodelan

b. Coaching/pembinaan

c. Scaffolding

d. Verbalisasi

e. Refleksi

f. Peningkatan kompleksitas

g. Eksplorasi
03
TUTORING
Tutoring merupakan salah satu bentuk
cognitive apprenticeship. Tutoring biasanya
diberikan pada siswa yang memiliki
performa akademis kurang baik di kelas.

Contoh :
• tutor individual
• tutor sebaya (peer tutoring)
04
COOPERATIVE
LEARNING
Pembelajaran kooperatif adalah proses
yang terjadi ketika siswa bekerja dalam
kelompok kecil untuk membantu satu
sama lain untuk belajar
Cooperative Learning
Dua hal yang penting untuk diimplementasikan dalam cooperative
learning:

Performa individual tetap


Reward untuk kelompok
diperhitungkan

Reward untuk kelompok diperlukan Guru perlu melaksanakan metode


agar anggota kelompok merasakan untuk mengevaluasi kontribusi
bahwa hal tsb menjadi kepentingan individual siswa, seperti kuis dan
bersama untuk saling bantu dalam laporan individu untuk mencegah
belajar. adanya anggota kelompok yang tidak
kontributif.
Beberapa Pendekatan dalam
Cooperative Learning
STAD
(Student-Teams
Jigsaw
Achievement
Division)

Group Cooperative
Investigation Scripting

Learning Together
Penyusunan
Kelompok Kecil
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan
kelompok:
ETNIK,
KEMAMPUAN SOSIOEKONOMI,
YANG HETEROGEN DAN GENDER YANG
HETEROGEN
Bertujuan meningkatkan hubungan
Siswa yang berkemampuan interpersonal antar siswa dari latar
rendah bisa belajar dengan belakang etnis dan sosial ekonomi yang
siswa yang berkemampuan berbeda. Harapannya, interaksi yang
lebih tinggi. setara akan tercipta dan akan
mengurangi prasangka terkait perbedaan
sosial.
KETRAMPILAN MEMBANGUN KELOMPOK

Pembelajaran kooperatif yang baik membutuhkan waktu untuk


mengasah keterampilan membangun kelompok (team-bulding skills).
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru antara lain :

Memberikan siswa
Mulai membentuk Membantu siswa
latihan-latihan yang
kelompok dari awal menjadi pendengar
dapat meningkatan
tahun ajaran yang baik
outcome kelompok

Mendorong siswa
Mengajak siswa bekerja dengan ketua
mendiskusikan peran kelompok untuk
ketua kelompok menghadapi
permasalahan
PEMBAGIAN PERAN DI DALAM
KELOMPOK
Memastikan bahwa
masing-masing anggota
Salah satu cara untuk memiliki peran penting
memfasilitasi kinerja siswa dalam kelompok.
dalam kelompok kecil adalah
dengan memberikan peran
yang berbeda pada setiap Jumlah anggota tidak
siswa. lebih dari 5-6 orang agar
kelompok berfungsi
secara efektif.
Mengenal Instruksi
Pembelajaran :
Teacher-centered
learning &
Student-centered
learning

(Santrock, 2017 - Chapter 12; Westwood, 2008)


Teacher-Centered Learning
(Direct Instruction)

Pendekatan instruksi pembelajaran yang


terstruktur, berpusat pada guru.

Ciri-ciri : pengarahan & kontrol dari guru,


ekspektasi guru yang tinggi terhadap
progress siswa, waktu dimaksimalkan untuk
belajar/pengerjaan tugas,
Teacher-Centered
Learning

Strategi
Merupakan cara yang paling umum digunakan dalam
direct instruction.

Bagaimana agar berlangsung dengan efektif?


Ceramah, 1. Mempresentasikan informasi yang memantik motivasi
Penjelasan, dan dan ketertarikan siswa terhadap materi
Demonstrasi 2. Memperkenalkan topik sebelum siswa membaca
materinya sendiri atau memberikan instruksi tentang
cara mengerjakan tugas
3. Merangkum informasi setelah dilakukannya diskusi
4. Mempersiapkan berbagai pandangan alternatif untuk
proses diskusi
5. Menjelaskan materi yang sulit dipelajari siswa
Teacher-Centered
Learning

Strategi
Bertanya kepada siswa dan memonitor respon dari siswa
merupakan salah satu praktik yang terkait dengan
prestasi belajar siswa.

Bertanya dan Bagaimana cara memberikan pertanyaan efektif?


Mendiskusikan 1. Menggunakan pertanyaan berbasis fakta
Materi 2. Menghindari pertanyaan ya/tidak
3. Memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
memikirkan jawabannya
4. Bertanya dengan jelas dan bertujuan
5. Memonitor respon/jawaban siswa
6. Mengetahui kapan saat yang tepat untuk memberi
pertanyaan ke seluruh kelas atau menunjuk siswa
tertentu
Teacher-Centered
Learning

Strategi
Mastery Learning Mempelajari suatu konsep atau topik secara keseluruhan
sebelum berpindah ke materi yang lebih sulit

Seatwork Praktik pembelajaran yang meminta siswa mengerjakan


tugas mandiri di tempat duduknya masing-masing.

Homework/PR Memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan saat di


rumah.
Student-Centered
Learning

Student-Centered Learning

Pendekatan instruksi
pembelajaran yang berpusat
pada siswa.

Ciri-ciri : pembelajaran aktif,


siswa aktif merefleksikan
hasil belajarnya, guru
sebagai fasilitator.
Student-Centered
Learning

Strategi

Pembelajaran
Berbasis Masalah
(Problem-based Essential Question Discovery Learning
Learning)

Project-Based Resource-based
Learning Learning
Diskusi
Bagaimana situasi yang sesuai
untuk melakukan instruksi
Apa kelebihan dan pembelajaran teacher-centered
kelemahan teacher- learning?
centered learning dan
student-centered learning? Bagaimana situasi yang sesuai
untuk melakukan instruksi
pembelajaran student-centered
learning?
REFERENSI
Santrock, J. W. (2018). Educational psychology, 6th Edition. Mc Graw
Hill Education [Chapter 10].

Ormrod, J. E. (2017). Educational psychology: developing learners, 9th


edition. Pearson [Chapter 2 & 8]

Eggen, P. D., & Kauchak, D. P. (2016). Educational psychology:


Windows on classrooms, tenth edition. Pearson [Chapter 9]

Westwood, P. (2008). What teachers need to know about teaching


methods. Camberwell: ACER Press.

Anda mungkin juga menyukai