PENDAHULUAN
2. Umum
1.1. Sesuai dengan Peraturan Kepolisian Nomor 04 Tahun 2020 Tentang Pengamanan
Swakarsa, sejalan dengan pelaksanaan sistem keamanan dan ketertiban
masyarakat secara swakarsa di lingkungan kerja minyak dan gas serta Pengguna
Jasa, maka dibentuk petugas Satuan Pengamanan/Sekuriti PT Pertamina Training
& Consulting (PTC) untuk melaksanakan pengamanan fisik, pengamanan personil,
informasi dan teknis lainnya demi kelancaran usaha bisnis perusahaan serta wajib
mempedomani semua kententuan dan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
1.2. Bahwa dalam rangka menciptakan, memelihara dan meningkatkan ketertiban dan
keamanan di lingkungan Pengguna Jasa, maka di perlukan adanya pedoman
pengelolaan dan pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC.
1.3. Bahwa realisasi pelaksanaan pengelolaan dan pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti dan disisi lainya dituntut keaktifan POLRI dalam
mengkoordinasikan bimbingan teknis pengamanan kepada POLRI dan para
pengelola dan Pengguna Jasa.
1.4. Bahwa untuk lebih memantapkan pengelola dan pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC di lingkungan Penguna Jasa dimaksud, perlu dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang lebih teknis agar memudahkan
pengelola dan Satuan Pengamanan/Sekuriti dalam melaksanakan tugas pokok,
fungsi dan peranan dengan baik dan benar.
2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini:
2.2.1. Menciptakan keseragaman tata kelola Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC di
lingkungan Pengguna Jasa.
2.2.2. Menciptakan keseragaman dalam rekrutasi Satuan Pengamanan/Sekuriti
PTC sesuai dengan kebutuhan Pengguna Jasa dan ketentuan yang berlaku
atas penyediaan jasa pengamanan.
2.2.3. Menciptakan keseragaman kesiapan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC
dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan peranan dengan dibekali
pelatihan (diantaranya: Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L)
dan keramahan), kompetensi dan sertifikasi yang diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
2.2.4. Menciptakan keseragaman dalam pengukuran kinerja, kompetensi dan
kebugaran atas Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC di lingkungan Pengguna
Jasa agar memenuhi service excellence.
2.2.5. Menciptakan tata kelola penerapan peralatan pengamanan secara
terintegrasi, sistimatis, efektif dan efisien.
2.2.6. Menciptakan tata kelola jasa pengamanan melalui pemberdayaan satuan
pengamanan yang didukung oleh suatu sistem dan pemanfaatan peralatan
pengamanan terintegrasi, sistimatis, efektif dan efisien.
4. Pengertian
4.1 Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu menggunakan tenaga
orang lain dan sumber daya lainnya.
4.2 Pembinaan adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan
serta pengendalian segala sesuatu secara berhasil.
4.3 Satuan Pengamanan/Sekuriti (Satuan Pengamanan/Sekuriti) adalah satuan
kelompok petugas yang di bentuk oleh intansi/badan usaha untuk melaksanakan
pengamanan dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan
Pengguna Jasa.
4.4 Jasa pengamanan adalah segala bentuk usaha pengamanan dengan
menyediakan infrastruktur, fasilitas dan peralatan pengamanan untuk mendukung
kegiatan operasional di lingkungan Pengguna Jasa.
4.5 Pengguna Jasa adalah
4.6 Pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti adalah segala usaha, kegiatan dan
pekerjaan untuk membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan
termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis Satuan Pengamanan/Sekuriti,
untuk ikut serta secara aktif menciptakan, memilihara dan meningkatkan ketertiban
dan keamanan bagi diri dan lingkungan kerjanya dalam bentuk ketertiban dan
keamanan swakarsa.
4.7 Karier adalah perkembangan dalam kedudukan (jabatan-jabatan tertentu)
kenaikan pangkat, kesempatan masuk pendidikan dan pemindahan serta giliran
penugasan.
4.8 Pembinaan karier adalah mewujudkan tercapai penumbuhan norma-norma
jabatan, eselonisasi dan pendidikan yang tepat.
4.9 Industrial security adalah segala upaya yang berkaitan dengan perlindungan
terhadap instalasi, sumber daya, utility material dan informasi rahasia industri
dalam rangka mencegah terjadinya kerugian dan kerusakan.
4.10 Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) adalah perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas yang bergerak di bidang penyediaan tenaga pengamanan,
pelatihan keamanan kawal angkut uang/barang berharga konsultasi keamanan,
penerapan peralatan keamanan, dan penyedian satwa untuk pengamanan.
4.11 Surat Ijin Operasional adalah surat yang berisi ketererangan bahwa pemegang
surat diberi izin untuk melakukan kegiatan promosi, proses tender, melaksanakan
kontrak kerja pengamanan dan melakukan kegiatan sebagai perusahaan jasa di
bidang pengamanan.
4.12 Pelatihan adalah proses interaksi antara peserta pelatihan dengan pelatih untuk
memperoleh kompetensi agar mampu berbuat dan terbiasa melakukan sesuatu
kegiatan di bidang tertentu.
4.13 Inhouse Training adalah pelatihan yang dilaksanakan pengguna Satuan
Pengamanan/Sekuriti pada bidang khusus sesuai dengan lingkup tugasnya.
4.14 Pelatihan Gada Pratama adalah pelatihan dasar Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi
anggota/calon anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang wajib dan/atau belum
pernah mengikuti pelatihan di bidang Satuan Pengamanan sesuai dengan Perpol
Nomor 4 Tahun 2020 dapat mengikuti sertifikasi Gada Pratama.
4.15 Pelatihan Gada Madya adalah pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan
setingkat kepala regu keatas (Supervisor) sesuai dengan Perpol Nomor 4 Tahun
2020 dapat mengikuti sertifikasi Gada Madya.
4.16 Pelatihan Gada Utama adalah pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi Kepala
Sekuriti, Manajer Sekuriti, & Chief Security dengan kemampuan melakukan analisa
tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola sumber daya serta kemampuan
pemecahan masalah dalam lingkup tugas dan tanggung jawab (kemampuan
manjerial) sesuai dengan Perpol Nomor 4 Tahun 2020 dapat mengikuti sertifikasi
Gada Utama.
4.17 Pelatihan Spesialisasi adalah kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk
mendapatkan keahlian tertentu di bidang pengamanan.
4.18 Seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti (Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti)
adalah pakaian yang dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu sesuai
aturan dari kepolisian sebagai pengawasan dan pembina teknis Satuan
Pengamanan yang dipakai dan digunakan oleh anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti serta telah mendapatkan pengakuan dari POLRI untuk dapat
melaksanakan tugas sebagai pembang fungsi kepolisian terbatas pada lingkungan
kerjanya.
4.19 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Dinas Harian (Gam PDH) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai untuk melaksanakan tugas
sehari-hari dilingkungan kerjanya, selain di kawasan khusus yang memerlukan
kelengkapan seragam khusus.
4.20 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Dinas Laporan (Gam PDL) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang khusus digunakan pada area yang
banyak berhubungan kegiatan dilapangan dan sejenisnya.
4.21 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Sipil Harian (Gam PSH) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai digunakan untuk
melaksanakan tugas harian di area kerjanya yang banyak berhubungan dengan
pelanggan, masyarakat umum dan petugas yang membidangi pengamanan non
fisik, yang diberikan kepada petugas setingkat supervisor ke atas.
4.22 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Sipil Lapangan (Gam PSL) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai dan digunakan untuk
melaksanakan tugas pengamanan event.
4.23 Atribut adalah segala bentuk tanda anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
dapat menunjukan kompetensi, kualifikasi dan identitas pengguna serta daerah
tempat bertugas yang dipasang pada pakaian kerja.
4.24 Tanda Kewenangan adalah tanda tertentu yang dipakai oleh setiap anggota
Satuan Pengamanan/Sekuriti sebagai tanda kompetensi pengembang fungsi
kepolisian terbatas di lingkungan kerjanya.
5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengelola jasa pengamanan dan pola pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti ini mencakup uraian secara umum mengenai kebijakan
pengelolaan yang meliputi:
5.1 Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan (Guard Services);
5.2 Jasa Konsultasi Keamanan (Security Consultancy);
5.3 Jasa Penerapan Peralatan Keamanan (Security Devices).
6. Tata Urut
6.1 Pendahuluan
6.2 Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan
6.3 Jasa Konsultasi Keamanan
6.4 Jasa Penerapan Peralatan Keamanan
6.5 Penutup
5. Organisasi
5.1. Pengorganisasian Satuan Pengamanan/Sekuriti dilaksanakan secara
fungsional dan struktural yang penerapannya disesuaikan dengan
kebutuhan, sifat dan ruang lingkupkerjanya.
5.2. Struktur organisasi Satuan Pengamanan/Sekuriti dibentuk berdasarkan
tugas pokok, kompetensi dan kewenangan sebagai pengemban fungsi
kepolisian terbatas serta industrial sekuriti., adapun susunan organisasi
yang di perlukan oleh PTC telah mencerminkan organ-organ yang
mempunyai fungsi sebagai berikut:
5.3.1 Unsur Pimpinan (penanggung jawab), sebagai pimpinan puncak
Satuan Pengamanan/Sekuriti yang bertanggung jawab atas
pengolaan sekuriti di lingkungan kerja
5.3.2 Unsur Staf dan pelaksana (Back office), yang bertugas sebagai
pembantu pimpinan dalam bidang perencanaan, keungan, material
dan logisitik
5.3.3 Unsur Pelaksana (Front Office), yang bertugas melaksanakan semua
kegiatan pengamanan di lingkungan kerjanya
5.3.4 Unsur Pengawasan (Internal audit), sebagai pembantu pimpinan
dalam pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan
pengamnan di lingkungan kerja.
5.3.5 Bedasarkan Penyelengaraan dan manfaat:
5.3.5.1 Organisasi BUJP yaitu para anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC di organisir dalam satu Badan
Usaha yang bergerak di bidang industri jasa pengamanan.
5.3.5.2 Kedudukan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah
pegawai organik/dan atau outsourching PTC yang
mempunyai hak dan kewajiban sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
5.3.5.3 Struktur Organisasi BUJP PTC sebagai berikut: Struktur
Organisasi Badan Usaha Jasa Pengamanan PTC
6. Personel
6.1 Titik berat pelaksanaan tugas Satuan Pengamanan/Sekuriti terletak pada
kualitas personelnya, maka personil Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
professional di harapkan mampu menghadapi tantangan tugas masa depan,
yang idealnya mempunyai 3 (Tiga) kriteria sebagai berikut :
6.1.1 Menguasai pengetahuan (Knowledge) tentang tugas pokok, fungsi
(tupoksi) dan manajemen keamanan
6.1.2 Terampil (Skill) dalam arti melaksanakan tugasnya sekuriti secara efektif
dan efisien yang di landasi dengan teknik dan taktik pengamanan yang
benar
6.1.3 Memiliki sikap mental dan kepribadian (Attitude) positif yang di tunjukkan
oleh perilaku disiplin, loyalitas dan dedikasi dalam menjalankan tugas
6.2 Kualitas dan jumlah personel Satuan Pengamanan/Sekuriti tergantung kepada
beban kerja, luas area dan besarnya asset perusahaan yang diamankan.
6.3 Identifikasi tingkat ancaman serta gangguan dan resiko terhadap kelangsungan
perushaan.
6.4 Kuantitas dan kualitas personel Satuan Pengamanan/Sekuriti disesuaikan
dengan kebutuhan dan secara umum harus memenuhi persyaratan-persyaratan
fisik dan kemampuan teknis/kompetensi satuan pengamanan yang di sesuaikan
dengan ruang lingkup & sifat tugas Satuan Pengamanan/Sekuriti, yaitu :
6.4.1 Pengembangan personil yang professional dilakukan dengan
mengintegrasikan proses penerimaan, pengembangan dan pembinaan
sesuai dengan kateristik tugas dan fungsi-nya.
6.4.2 Sistem pembinaan personil diarahkan pada terbentuknya sikap, prilaku
dan etos kerja professional agar menjadi sosok sekuriti yang utuh
6.4.3 Semua anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti harus di registrasi, punya
KTA dan pakaian seragam, atribut sesuai ketentuan
6.4.4 Pembinaan kemampuan teknis diarahkan agar anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti mampu memberikan perlindungan dan pengamanan
terhadap gangguan keamanan dan ketertiban serta pelanggaran hukum di
lingkungan kerja pengguna jasa sesuai tugas dan perannya
6.4.5 Dalam rangka terpeliharanya kompetisi/profesionalisme personil Satuan
Pengamanan/Sekuriti disamping melakasanakan pendidikan/pelatihan
secara terprogram baik dalam rangka memiliki legalitas kompetensi
maupun berdasarkan kebuthan tantangan tugas dilingkungan kerja
sehingga diperlukan pelatihan penyegaran (Refresh) secara bulanan yang
dilaksanakan secara konsisten dan berlanjut.
6.4.6 Lembaga pendidikan Satuan Pengamanan/Sekuriti yang mempunyai
kewenangan mendidik pendidikan/pelatihan dasar Satuan
Pengamanan/Sekuriti Gada Pratama dan Gada Madya yakni BUJP yang
mendapat ijin operasional pelatih dari Mabes Polri, sedangkan Gada
Utama dikoordinasikan oleh Mabes Polri.
6.5 Pengelolaan sumber daya manusia Satuan Pengamanan/Sekuriti
6.5.1 Seleksi
6.5.1.1 Proses seleksi menggunakan prinsip-prinsip manajemen mutu
seleksi calon anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti agar
menghasilkan kualitas sesuai kebutuhan
6.5.1.2 Sesuai visi & misi Dirut PTC telah membuat dan menepatkan
kebijakan mutu seleksi calon Satuan Pengamanan yaitu: PTC
bertekad menyelenggarakan seleksi calon Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang bersih, transparan dan akuntabel sesuai
harapan dan kebuthan pengguna/User.
6.5.1.3 Pelaksanaan seleksi masuk Satuan Pengamanan/Sekuriti melalui
tahapan administrasi, wawancara, psikotes serta Medical Check
Up (MCU) sampai penentuan kelulusan sesuai dengan norma
kelulusan, dimana prosedur penerimaan/seleksi sebagaimana
tertuang ketentuan yang berlaku., adapun dalam pelaksanaan
penerimaan calon Satuan Pengamanan/Sekuriti President Director
PTC melimpahkan kewenangan kepada Security Services Manager
dan hasilnya di laporkan kepada Operation & Marketing director.
6.5.2 Pendidikan dan Pelatihan
Seorang calon Satuan Pengamanan/Sekuriti yang tidak memiliki legalitas
kompetensi, diharuskan mengikuti pendidikan/pelatihan Gada Pratama,
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Tes masuk sebagai Satuan Pengamanan/Sekuriti (Security Guard)
- Warga Negara Indonesia
- Lulus tes kesehatan
- Lulus Psikotes
- Bebas Narkoba
- Menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisan (SKCK)
- Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Utama (SMU)
- Tinggi badan paling rendah 165 cm/Berat ideal (Proposional)
- untuk pria dan 160 cm untuk wanita.
- Usia paling rendah 20 Tahun dan paling tinggi 30 tahun
6.5.2.1 Kententuan mengenai persyaratan calon Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang memiliki legalitas kompetensi Kepolisian
Terbatas (Gada Pratama/Madya/Utama) dan yang memiliki
keahlian khusus di bidang sekuriti akan di atur khusus tersendiri
yang diterima melalui pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti di
tempat lembaga pendidikan POLRI maupun Badan Usaha Jasa
Pengamanan yang telah mendapatkan izin dari Kapolri
6.5.2.2 Kemampuan/Kompentensi anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti
meliputi :
a) Kepolisian terbatas sebagai berikut:
Gada Pratama untuk kemampuan dasar
Gada Madya untuk kemampuan menengah
Gada Utama untuk kemapuan management
b) Keselamatan dan Keamanan Lingkungan Kerja yang diperoleh
melalui pelatihan inhouse training di lingkungan kerja Pengguna
Jasa.
c) Pelatihan/kursus Spesialisasi di bidang industrial security yang
berkaitan dengan bidang tugas yang di atur secara spesifik baik
teknis maupun cakupanya, oleh ketentuan peruntukannya.
6.5.2.3 Untuk mendapatkan kemampuan teknis Satuan Pengamanan
tersebut, maka di perlukan pendidikan dan pelatihan Satuan
Pengamanan/Sekuriti secara teratur dimana prosedur penunjukan
peserta pelatihan mengacu pada ketentuan yang berlaku baik
pendidikan dan pelatihan dalam rangka memilki legalitas
kompetensi maupun berdasarkan kebutuhan tantangan tugas
dilikungan kerja,melalui kordinasi dan bimbingan teknis dari POLRI
mengacu Perkap Nomor 24 Tahun 2007, Yaitu :
6.5.2.8.1 Tujuan pelatihan Gada Pratama yaitu menghasilkan
Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki sikap
mental kepribadian, kesempatan fisik, dan memiliki
pengetahuan serta keterampilan dasarsebagai
pelaksaanaan tugas Satuan Pengamanan
6.5.2.8.2 Persyaratan peserta pelatihan Gada Pratama tes masuk
sebagai Gada Pratama Security Guard adalah:
Pemeriksaan Fisik :
Berbadan sehat (sesuai surat seterangan
Dokter)
Tinggi badan/berat badan:
- Laki-laki min .165 cm/berat ideal (proporsional)
- Perempuan min.160 cm/berat ideal
Tidak berkaca mata
Tidak cacat fisik
Tidak tattoo dan tindik
Tidak ada bekas luka yang membuat rendah
diri
Tes kesamaptaan jasmani
Tes wawancara
Psikotes
Medical Check –up (MCU/Medical Test)
Warga Negara Indonesia
Menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK)
Lulus tes kesamptaan jasmani
Lulus psikotes
Bebas narkoba
6.5.2.8.3 Pelatihan Gada Pratama dilaksanakan dengan
menggunakan Minimal pola 232 (dua ratus tiga puluh
dua) jam pelajaran, penambahan disesuaikan dengan
kebutuhan perkembangan industrial security
6.5.2.8.4 Tujuan pelatihan Gada Madya yaitu menghasilkan
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki
sikap mental kepribadian, kesempatan fisik dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan manajerial tingkat dasar
dengan kualifikasi manajerial tingkat dasar dengan
kualifikasi Supervisor pertugas Satuan Pengamanan
6.5.2.8.5 Persyaratan peserta pelatihan Gada Madya adalah :
Lulus pelatihan Gada Pratama
Lulus Tes Kesehatan dan kesempatan
Untuk lulusan SMU, memiliki pengalaman kerja
paling singkat 3 (Tiga) tahun di bidang sekuriti dan
surat rekomendasi dari perusahaan tempat peserta
bekerja atau SKCK bagi peserta mandiri
Bebas Narkoba
6.5.2.8.6 Pelatihan Gada Madya dilaksanakan menggunakan
minimal pola 160 (seratus enam puluh) jam pelajaran,
penambahan disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan industrial security
6.5.2.8.7 Tujuan pelatihan Gada Utama yaitu menghasilkan
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki
sikap mental kepribadian, kesamaptaan fisik, dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan sebagai
Manager/chief Security dengan kemampuan melakukan
analisis tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola
sumber daya serta kemampuan mengelola sumber daya
serta kemampuan pemecahan masalah dalam
kemampuan tugas dan tanggung jawab lingkup umum
pelatihan Gada Utama
6.5.2.8.8 Persyaratan umum pelatihan Gada Utama adalah:
Lulus tes kesehatan
Bebas Narkoba
Menyertakan SKCK dan Lulus tes Wawancara
6.5.2.8.9 Persyaratan khusus pelatihan Gada Utama adalah :
Lulus Pelatihan Gada Madya
Memiliki pengalaman kerja paling singkat 6 (Enam)
tahun bagi security karier
Wajib memiliki pengalaman kerja di bidang security
paling singkat 3 (Tiga) tahun bagi yang
berpendidikan diploma tiga (DIII)
Wajib memiliki pengalaman kerja di bidang security
paling sedikit 2 (Dua) tahun bagi yang
berpendidikan Strata Satu (S1)
Bagi punawirawan, paling rendah berpangkat
pertama (Pama)
Surat rekomendasi dari tempat peserta bekerja
Pelatihan Gada Utama dilaksanakan minimal
menggunakan pola 100 (Seratus) jam Pelajaran,
penambahan di sesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan industrial security
6.5.2.8.10 Alokasi waktu, rincian mingguan, rincian harian, metode
pengajaran, mata pelajaran dan jam pelajaran pelatihan
Gada Pratama, Gada Madya dan Gada Utama
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dengan pedoman pelaksanaan pembina ini
6.5.2.8.11 Persyaratan peserta pelatihan/kursus spesialisasi
adalah
Lulus Gada Pratama
Memiliki surat rekomendasi dari perusahaan tempat
peserta bekerja
6.5.2.8.12 Kurikulum pelatihan/kursus spesialisasi disusun sesuai
peruntukan dan kualifikasi lulusannya. Penepatan
sebagai peserta pendidikan dan Pelatihan Gada
Pratama/Dasar dan lanjutan (Gada Madya dan Gada
Utama), ditetapkan dengan surat dari Security Service
Manager.
6.5.3 Penempatan dan Penugasan
6.5.3.1 Penempatan
6.5.3.1.1 Salam Pemilihan calon untuk jabatan yang
berkaitan denga persyaratan jabatan selalu
berupaya mendapatkan calon yang terbaik dari
calon yang memenuhi persyaratan
6.5.3.1.2 Penempatan Dalam Jabatan Penata, Komandan
Regu (Dan Ru) Anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti dan Koordinator
Lapangan/Perwakilan PTC , dilimpahkan
kewenangan dari operation & Marketing Director
kepada Security Services Manager dengan atas
dasar pengajuan rekomendasi dari
pengguna/User dikarenakan berkaitan dengan
penggajian dan lain-lainya
6.5.3.1.3 Penempatan Lulusan Pendidikan Gada
Pratama/Dasar dan Lanjutan pada dasarnya
sesuai prinsip “Local Boy For the Local Job“
adapun penempatan pertama pada unit
organisasi di lingkungan kerja dalam hal yang
bersifat khusus untuk kepetingan organisasi
6.5.3.1.4 Penempatan lulusan pendidikan dan pelatihan
Gada Pratama/Dasar dan lanjutan, pada
prinsipnya dikembalikan di unit organisasi “asal
pengiriman”, diterapkan dengan surat
penempatan dari Security Services Manager.
6.5.3.1.5 Dalam upaya pembinaan personil tenaga
sekuriti, maka penempatan jabatan didasarkan
pada penilaian kinerja, moral perilaku dan
memeiliki sertifikasi Gada Madya (Dan Ru),
sedangkan jabatan Penata disamping memiliki
bersertifikasi supervisor/spesialisasi.
6.5.3.1.6 Sebagai bentuk apresiasi/reward bagi anggota
jaga tenaga sekuriti yang memenuhi syarat
seperti diatas dapat di promosikan menjadi
Komandan Regu Jaga/PKD dan Penata
Jaga/PKD, dengan mempertimbangkan masa
kerja sudah lebih dari 10 tahun dan penilaian
kinerja yang baik yang dinilai oleh PTC maupun
masukan dari fungsi sekuriti setempat.
6.5.3.1.7 Dalam pembinaan karier personel tenaga sekuriti
pada dasarnya setiap personel memiliki
kesempatan yang sama dalam promosi karier
yang meliputi: pendidikan dan pelatihan, jabatan
yang didasarkan atas penilaian kinerja, dedikasi
dan etika mental kepribadiannya, moral serta
keteladanan.
6.5.3.1.8 Dalam penempatan personel yang tepat pada
jabatan yang tepat sesuai Kompetensi Jabatan.
6.5.3.2 Penugasan/Mutasi dan Rotasi jabatan
6.5.3.2.1 Mutasi jabatan Dan Ru dan Penata Korlap, Presiden
Director dan Operaton & Marketing director PTC
melimpahkan kewenangannya kepada Security Service
Manager.
6.5.3.2.2 Mutasi jabatan Dan Ru dan Penata Korlap dalam
pelaksanaanya, pada prinsipnya sesuai usulan dari
User yang telah di koordinasikan dengan Koordinator
lapangan dan/atau Penata berdasarkan komptensi dan
hasil penilaian Kinerja/SMK, serta sebelumnya
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Security
Manager dan atau Ast. Manager Operasional guna
pengdalaman dan Penata pada struktur jabatan.
6.5.3.2.3 Untuk kepentingan operasi perusahaan dan/untuk
kepentingan pembinaan pekerja, PTC mengatur
pembagian kerja dengan cara mutasi/rotasi kerja tenaga
sekuriti.
6.5.3.2.4 Mutasi tidak selalu membawa pengaruh penambahan
benefit lain terhadap golongan pekerja yang
bersangkutan.
6.5.3.2.5 Untuk kelancaran operasional dan mencegah
kekesongan jabatan antara lain karena force majeur,
bencana alam, pemegang jabatan yang meninggal
dunia, maka mutasi dapat dilakukan secara mendadak
dengan tertib namun tetap dikomunikasikan kepada
para tenaga sekuriti.
6.5.3.3 Pengakhiran Masa Kerja
6.5.3.3.1 Pengakhiran dinas anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC degan jabatan Anggota, Dan
Ru dan Penata yang sifatnya pemberhentian dengan
Penata yang sifatnya pemberhentian dengan hormat
dan pemberhentian dengan hormat atas permintaan
sendiri (PDH/APS) dan atau tidak mampu
melaksanakan pekerjaan disebabkan oleh satu dan lain
hal, maka tenaga Satuan Pengamanan/sekurti akan
diberlakukan sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan
Surat Pengakhiran Kerja ditanda tangani oleh Security
Service Manager.
6.5.3.3.2 Pemberhentian sementara dari jabatan (Schorsing)
dengan kepangkatan penata ke bawah, President
director PTC melimpahkan kewenangannya kepada
Secuirty Service Manager, sekaligus yang menanda
tangani Surat Schorsing tersebut.
7. Kordinasi
Koordinasi Pengelolaan dan pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah
sebagai berikut :
7.1 Koordinasi dengan User
7.1.1 Berkoodinasi dengan User untuk memonitor realisasi anggaran/Owner
Estimate (OE) jasa pengamnan secara periodik sekaligus monitoring
terhadap pembayaran tagihan yang di ajukan oleh PTC
7.1.2 Berkoordinasi sekaligus meminta penanda tangan SPKL, Rekap Gaji dan
Rollis, serta meminta mengisi form kebutuhan perlengkapan sekuriti dari
User
7.1.3 TC menyediakan perlengkapan pekerja Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
diminta oleh User.
7.1.4 Menyampaikan laporan kepada User mengenai jumlah dan besarnya upah
masing-masing tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti.
7.1.5 PTC membuat laporan kegiatan bulanan kepada User.
7.1.6 Berkoordinasi dengan User untuk mengurus/mendapatkan kartu tanda
anggota (KTA) Satuan Pengamanan/Sekuriti ke Polda setempat sesuai
aturan yang berlaku.
7.1.7 Berkoordinasi sekaligus meminta tanda tangan User atas berita acara
penerimaan perlengkapan Satuan Pengamanan/Sekuriti ke Polda
setempat sesuai aturan yang berlaku
7.1.8 Berkoordinasi dengan User berkaitan dengan pendaftaran semua pekerja
Satuan Pengamanan/Sekuriti sebagai anggota pada program BPJS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7.1.9 Melaporkan bukti pembayaran iuran BPJS kepada pengguna/User
7.1.10 PTC melakukan pembinaan mental dan fisik, disiplin dan tata-tertib
perusahaan serta teknis profesi tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti.
Sedangkan User melakukan pengawasan atas kinerja pengamanan yang
dilakukan PTC diseluruh unit /saerah operasi perusahaan.
7.1.11 PTC menyiapkan/penyedian tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti
melalui rekruting/proses mekanisme pengadaan masing lokasi
berdasarkan analisa dan evaluasi kebutuhan tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti dari User.
7.1.12 Berkoordinasi dengan User dalam hal terjadinya pelanggaran disiplin
dan tata tertib perusahaan yang dilakukan oleh pekerja Satuan
Pengamanan/Sekuriti
7.1.13 Berkoordinasi dengan User berkaitan dengan rencana pelatihan
peningkatan kompetensi (Pelatihan Kepolisian Terbatas, Pelatihan
Keselamtan dan Kemanan Lingkung Kerja, Pelatihan Spesialisasi industial
Security Penyegaran/Refresh)
7.2 Koordinasi dengan User
7.2.1 PTC melakukan penagihan biaya yang timbul atas jasa pengamanan
Satuan Pengamanan/Sekuriti kepada user
7.2.2 Berkoordinasi untuk melakukan tindak lanjut atas tagihan/invoice yang
masuk sekaligus melakukan kegiatan monitoring
7.2.3 Berkoordinasi sekaligus meminta tanda tangan atas Berita Acara (BA)
Penyelesaian Pekerja Jasa Pengamanan.
7.3 Kordinasi dengan Jamsostek/BPJS
7.3.1 Berkoordinasi mendaftarkan semua pekerja Satuan Pengamanan/Sekuriti
sebagai anggota pada program Jamsostek/BPJS sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7.3.2 Melaporkan kejadian kecelakan kerja ke BPJS ke bagian Jaminan
Kecelakaan Kerja serta mengisi form kecelakaan kerja dan berkas-
berkas sebagai persyaratan klaim. Selanjutnya dibawa ke Disnakertrans
untuk dilegalisir oleh pihak Disnakertans lebih lanjut menyerah from dan
berkas yang sudah di legalisir tersebut ke BPJS
7.3.2 BPJS akan menghitung kwitansi yang dikeluarkan untuk biaya
pengoratan kemudian BPJS akan menginformasikan ke PTC jika sudah
ada transfer penggantian klaim tersebut.
7.4 Koordinasi dengan Instansi terkait
7.4.1. Dengan satuan Polri, menerima direktif yang menyangkut hal-hal legalitas
kompetensi, pemeliharaan kemampuan dan kesiapsiagaan serta
asistensi dan bantuan operasional. Mengenai koordinasi dan bimbingan
teknis kepolisian terhadap Satuan Pengamanan/Sekuriti diartikan sebagai
usaha bersama agar Polri selalu dapat memonitor pelaksanaan tugas
Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC dari tingkat pusat sampai dengan
tingkat wilayah terkecil dimana Satuan Pengamanan/Sekuriti bekerja
sama dengan Polri. Koordinasi dibidang operasional dilaksanakan
menurut tingkat operasi/Kegiatan sesuai keadaan dengan kesatuan Polri
setempat.
7.4.2. Dengan Intansi/departemen teknis pemerintah, khususnya dengan
Dinsosnakertrans untuk melapor jumlah tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti Serta Koordinasi/Pemberitahuan akan
dilaksanakan Rekrutmen Calon Satuan Pengamanan/Sekuriti dan
rencana pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti
9. Anggaran
Pada Prinsipnya anggaran Pengelolaan Satuan Pengamanan/Sekuriti di bebankan
kepada PTC secara garis besar anggaranya yang di perlukan adalah :
9.1 Pengadaan perlengkapan anggaran yang di perlukan adalah :
9.1.1 Biaya rekruting, pendidikan dan pelatiihan Satuan Pengamanan/Sekuriti :
9.1.1.1 Pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh
kemampuan/kompetensi Dasar dan Gada Madya/Kemampuan
Lanjutan/Menengah serta Gada Utama/Kemampuan lanjutan/Atas)
9.1.1.2 Pelatihan keselamtan dan keamanan lingkungan kerja
9.1.1.3 Pelatihan/kursus spesialisasi dibidang industrial security
9.1.1.4 Pelatihan rutin/penyegaran (Refresh), dilaksanakan sesuai
kebutuhan kompetensi Satuan Pengamanan/Sekuriti berdasarkan
keperluan lingkungan kerja, diperlukan persiapan pelatihan dan
instruktur baik dari perusahaan, Kepolisian maupun dari instransi
terkait.
9.2 Biaya operasional pengelolaan dan pembinaan selaku Badan Usaha Jasa
Pengamanan.
2. Pola Pengelolaan
3.
2. Pola Pengelolaan
3.
4. PENUTUP
Demikian pedoman pengelolaan dan pembinaan ini untuk dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan pembinaan administrasi dan personel Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC serta wajib dilaksanakan. Dengan dasar bahwa perbaikan itu
tiada hentinya maka pedoman pengelolaan dan pembinaan satuan sengamanan/sekuriti ini
tidak menutup kemungkinan untuk selalu di sempurnakan. Pedoman pengelolaan dan
pembinaan ini dimulai berlaku sejak dikeluarkanya.