Anda di halaman 1dari 23

1.

PENDAHULUAN
2. Umum
1.1. Sesuai dengan Peraturan Kepolisian Nomor 04 Tahun 2020 Tentang Pengamanan
Swakarsa, sejalan dengan pelaksanaan sistem keamanan dan ketertiban
masyarakat secara swakarsa di lingkungan kerja minyak dan gas serta Pengguna
Jasa, maka dibentuk petugas Satuan Pengamanan/Sekuriti PT Pertamina Training
& Consulting (PTC) untuk melaksanakan pengamanan fisik, pengamanan personil,
informasi dan teknis lainnya demi kelancaran usaha bisnis perusahaan serta wajib
mempedomani semua kententuan dan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
1.2. Bahwa dalam rangka menciptakan, memelihara dan meningkatkan ketertiban dan
keamanan di lingkungan Pengguna Jasa, maka di perlukan adanya pedoman
pengelolaan dan pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC.
1.3. Bahwa realisasi pelaksanaan pengelolaan dan pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti dan disisi lainya dituntut keaktifan POLRI dalam
mengkoordinasikan bimbingan teknis pengamanan kepada POLRI dan para
pengelola dan Pengguna Jasa.
1.4. Bahwa untuk lebih memantapkan pengelola dan pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC di lingkungan Penguna Jasa dimaksud, perlu dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang lebih teknis agar memudahkan
pengelola dan Satuan Pengamanan/Sekuriti dalam melaksanakan tugas pokok,
fungsi dan peranan dengan baik dan benar.

3. Maksud dan Tujuan


2.1. Maksud
Pedoman pelaksanaan ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran
pengelolaan dan kebijakan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC yang meliputi:
2.1.1. Pengelolaan pengamanan melalui sistim jasa pengamanan dengan metode
kontrak volume dan penyediaan tenaga kerja pengamanan;
2.1.2. Pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti secara teknis tentang tugas
pokok, fungsi dan peranan Satuan Pengamanan/Sekuriti.
2.1.3. Pengelolaan jasa konsultasi keamanan (security consultancy).
2.1.4. Pengelolaan jasa penerapan peralatan keamanan (security devices).

2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman ini:
2.2.1. Menciptakan keseragaman tata kelola Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC di
lingkungan Pengguna Jasa.
2.2.2. Menciptakan keseragaman dalam rekrutasi Satuan Pengamanan/Sekuriti
PTC sesuai dengan kebutuhan Pengguna Jasa dan ketentuan yang berlaku
atas penyediaan jasa pengamanan.
2.2.3. Menciptakan keseragaman kesiapan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC
dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan peranan dengan dibekali
pelatihan (diantaranya: Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L)
dan keramahan), kompetensi dan sertifikasi yang diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
2.2.4. Menciptakan keseragaman dalam pengukuran kinerja, kompetensi dan
kebugaran atas Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC di lingkungan Pengguna
Jasa agar memenuhi service excellence.
2.2.5. Menciptakan tata kelola penerapan peralatan pengamanan secara
terintegrasi, sistimatis, efektif dan efisien.
2.2.6. Menciptakan tata kelola jasa pengamanan melalui pemberdayaan satuan
pengamanan yang didukung oleh suatu sistem dan pemanfaatan peralatan
pengamanan terintegrasi, sistimatis, efektif dan efisien.

4. Pengertian
4.1 Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu menggunakan tenaga
orang lain dan sumber daya lainnya.
4.2 Pembinaan adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan
serta pengendalian segala sesuatu secara berhasil.
4.3 Satuan Pengamanan/Sekuriti (Satuan Pengamanan/Sekuriti) adalah satuan
kelompok petugas yang di bentuk oleh intansi/badan usaha untuk melaksanakan
pengamanan dalam rangka menyelenggarakan keamanan swakarsa di lingkungan
Pengguna Jasa.
4.4 Jasa pengamanan adalah segala bentuk usaha pengamanan dengan
menyediakan infrastruktur, fasilitas dan peralatan pengamanan untuk mendukung
kegiatan operasional di lingkungan Pengguna Jasa.
4.5 Pengguna Jasa adalah
4.6 Pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti adalah segala usaha, kegiatan dan
pekerjaan untuk membimbing, mendorong, mengarahkan, menggerakkan
termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis Satuan Pengamanan/Sekuriti,
untuk ikut serta secara aktif menciptakan, memilihara dan meningkatkan ketertiban
dan keamanan bagi diri dan lingkungan kerjanya dalam bentuk ketertiban dan
keamanan swakarsa.
4.7 Karier adalah perkembangan dalam kedudukan (jabatan-jabatan tertentu)
kenaikan pangkat, kesempatan masuk pendidikan dan pemindahan serta giliran
penugasan.
4.8 Pembinaan karier adalah mewujudkan tercapai penumbuhan norma-norma
jabatan, eselonisasi dan pendidikan yang tepat.
4.9 Industrial security adalah segala upaya yang berkaitan dengan perlindungan
terhadap instalasi, sumber daya, utility material dan informasi rahasia industri
dalam rangka mencegah terjadinya kerugian dan kerusakan.
4.10 Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) adalah perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas yang bergerak di bidang penyediaan tenaga pengamanan,
pelatihan keamanan kawal angkut uang/barang berharga konsultasi keamanan,
penerapan peralatan keamanan, dan penyedian satwa untuk pengamanan.
4.11 Surat Ijin Operasional adalah surat yang berisi ketererangan bahwa pemegang
surat diberi izin untuk melakukan kegiatan promosi, proses tender, melaksanakan
kontrak kerja pengamanan dan melakukan kegiatan sebagai perusahaan jasa di
bidang pengamanan.
4.12 Pelatihan adalah proses interaksi antara peserta pelatihan dengan pelatih untuk
memperoleh kompetensi agar mampu berbuat dan terbiasa melakukan sesuatu
kegiatan di bidang tertentu.
4.13 Inhouse Training adalah pelatihan yang dilaksanakan pengguna Satuan
Pengamanan/Sekuriti pada bidang khusus sesuai dengan lingkup tugasnya.
4.14 Pelatihan Gada Pratama adalah pelatihan dasar Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi
anggota/calon anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang wajib dan/atau belum
pernah mengikuti pelatihan di bidang Satuan Pengamanan sesuai dengan Perpol
Nomor 4 Tahun 2020 dapat mengikuti sertifikasi Gada Pratama.
4.15 Pelatihan Gada Madya adalah pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan
setingkat kepala regu keatas (Supervisor) sesuai dengan Perpol Nomor 4 Tahun
2020 dapat mengikuti sertifikasi Gada Madya.
4.16 Pelatihan Gada Utama adalah pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti bagi Kepala
Sekuriti, Manajer Sekuriti, & Chief Security dengan kemampuan melakukan analisa
tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola sumber daya serta kemampuan
pemecahan masalah dalam lingkup tugas dan tanggung jawab (kemampuan
manjerial) sesuai dengan Perpol Nomor 4 Tahun 2020 dapat mengikuti sertifikasi
Gada Utama.
4.17 Pelatihan Spesialisasi adalah kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk
mendapatkan keahlian tertentu di bidang pengamanan.
4.18 Seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti (Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti)
adalah pakaian yang dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu sesuai
aturan dari kepolisian sebagai pengawasan dan pembina teknis Satuan
Pengamanan yang dipakai dan digunakan oleh anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti serta telah mendapatkan pengakuan dari POLRI untuk dapat
melaksanakan tugas sebagai pembang fungsi kepolisian terbatas pada lingkungan
kerjanya.
4.19 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Dinas Harian (Gam PDH) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai untuk melaksanakan tugas
sehari-hari dilingkungan kerjanya, selain di kawasan khusus yang memerlukan
kelengkapan seragam khusus.
4.20 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Dinas Laporan (Gam PDL) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang khusus digunakan pada area yang
banyak berhubungan kegiatan dilapangan dan sejenisnya.
4.21 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Sipil Harian (Gam PSH) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai digunakan untuk
melaksanakan tugas harian di area kerjanya yang banyak berhubungan dengan
pelanggan, masyarakat umum dan petugas yang membidangi pengamanan non
fisik, yang diberikan kepada petugas setingkat supervisor ke atas.
4.22 Gam Satuan Pengamanan/Sekuriti Pakaian Sipil Lapangan (Gam PSL) adalah
seragam Satuan Pengamanan/Sekuriti yang dipakai dan digunakan untuk
melaksanakan tugas pengamanan event.
4.23 Atribut adalah segala bentuk tanda anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
dapat menunjukan kompetensi, kualifikasi dan identitas pengguna serta daerah
tempat bertugas yang dipasang pada pakaian kerja.
4.24 Tanda Kewenangan adalah tanda tertentu yang dipakai oleh setiap anggota
Satuan Pengamanan/Sekuriti sebagai tanda kompetensi pengembang fungsi
kepolisian terbatas di lingkungan kerjanya.

5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengelola jasa pengamanan dan pola pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti ini mencakup uraian secara umum mengenai kebijakan
pengelolaan yang meliputi:
5.1 Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan (Guard Services);
5.2 Jasa Konsultasi Keamanan (Security Consultancy);
5.3 Jasa Penerapan Peralatan Keamanan (Security Devices).

6. Tata Urut
6.1 Pendahuluan
6.2 Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan
6.3 Jasa Konsultasi Keamanan
6.4 Jasa Penerapan Peralatan Keamanan
6.5 Penutup

7. JASA PENYEDIAAN TENAGA PENGAMANAN


1. Tugas Pokok, Fungsi Dan Peranan
1.1. Tugas Pokok
Tugas Pokok Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah menyelenggarakan
keamanan dan ketertiban di lingkungan Pengguna Jasa yang meliputi aspek
pengamanan fisik (physical security), pengamanan personel, informasi dan teknis
lainnya. Dalam melaksanakan tugas pokok Satuan Pengamanan/Sekuriti harus
berperan sebagai:
a. Pelindung
Setiap anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC harus memiliki kemampuan
memberikan perlindungan agar masyarakat di lingkungan Pengguna Jasa
bebas dari rasa takut, bebas dari ancaman/bahaya dan selalu bersedia
memberikan bantuan tanpa membedakan statusnya sebagai bagian upaya
pencegahan/preventif.
b. Pengayom
Setiap anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC harus memiliki kemampuan
memberikan petunjuk, arahan, bimbingan dan pesan yang bermanfaat bagi
masyarakat di lingkungan Pengguna Jasa sehingga tercipta suasana amam,
tertib dan masyarakat merasa tentram dan terayomi sebagai bagian upaya
penangkalan/prefentif
c. Pelayanan
Setiap anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC dalam setiap kerjanya
selalu dilandasi rasa pengabdian dengan etika dan tata krama serta tutur kata
yang santun dan keramahan yang wajar. Selalu memberikan pelayanan
kepada masyarakat dilingkungan kawasan kerjanya secara mudah, cepat
tanpa membebani biaya yang tidak semestinya.
1.2. Fungsi
Fungsi Satuan Pengamanan/Sekuriti dalam melaksanakan kerjanya adalah
sebagai berikut:
a. Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC merupakan salah satu pengemban fungsi
kepolisian terbatas. Fungsinya adalah meliputi segala kegiatan melindungi
dan mengamankan lingkungan kerjanya dari setiap gangguan keamanan,
ketertiban dan pelanggaran hukum.
b. Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC memiliki kewenangan terbatas ialah “dalam
lingkungan kuasa tempat” dalam arti diluar tempat yang ditentukan tidak
memilliki kewenangan yang ditentukan dalam batas kewenangan adalah
lingkungan/kawasan kerjanya.
1.3 Peranan
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengemban Fungsi POLRI secara
terbatas, Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC mempunyai peranan sebagai:
a. Unsur pembantu pimpinan Pengguna Jasa dalam bidang keamanan dan
ketertiban di lingkungan Pengguna Jasa, bertanggung jawab sepenuhnya
akan keamanan setempat dengan membentuk/membina Satuan
Pengamanan/Sekuriti di lingkungan Pengguna Jasa.
b. Unsur pembantu POLRI dalam pembinaan keamanan dan ketertiban terutama
dibidang penegakan hukum dan “Security Mindedness & Security Awareness”
di lingkungan Pengguna Jasa.
c. Salah satu bentuk Pam Swakarsa yang mempunyai kewenangan terbatas
juga membantu POLRI dalam pembinaan kesadaran hukum dan kesadaran
keamanan karena hal ini menjadi tanggung jawab pimpinan setempat dan
POLRI adalah pembina teknisnya.
1.4 Kegiatan
Kegiatan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC disesuaikan dengan keadaan dan
lingkungan serta kebutuhan Badan Usaha Jasa Pengamanan sebagai Fungsi
Satuan Pengamanan/Sekuriti, maka dalam melaksanakan tugasnya Satuan
Pengamanan/Sekuriti dapat mendeteksi kemungkinan timbulnya bentuk ancaman
dan gangguan, suasana waspada terhadap kegiatan yang mencurigakan serta
menciptakan suasana aman, tentram dan nyaman di lingkungan kerja dengan
pokok sebagai berikut:
1.4.1 Mengadakan peraturan dengan maksud menegakan tata tertib yang
berlaku di lingkungan Pengguna Jasa, khususnya yang menyangkut
keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Pengguna Jasa seperti:
 Peraturan tanda pengenal pegawai/karyawan
 Pengaturan penerimaan tamu
 Pengaturan parkir kendaraan
1.4.2 Melakukan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk/keluarnya orang
atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan atau hal-hal yang
mencurigakan di lingkungan Pengguna Jasa.
1.4.3 Melakukan perondaan/patroli sekitar kawasan kerjanya menurut rute waktu
tertentu dan/atau acak dengan maksud menunjukan setiap saat
keberadaannya sambil mendengarkan masukan guna mencegah tindak
kejahatan. Kegiatan patroli dilakukan dengan cara mengadakan dan tindak
pada tempatnya yang dapat atau diperkirakan menimbulkan ancaman dan
gangguan serta mengatur kelancaran lalu lintas di luar komplek/sekitar
lingkungan kerjanya.
1.4.4 Mengadakan pengawalan uang/barang bila diperlukan dan disesuaikan
dengan kebutuhan instansi/proyek/badan usaha yang berangkutan.
1.4.5 Melakukan tindakan-tindakan lain, diantaranya: mengambil langkah-
langkah dan tindakan sementara bila terjadi sesuatu tindak pidana, antara
lain seperti:
 Mengamankan tempat kejadian perkara (TKP)
 Menangkap/memborgol pelakunya (hanya dalam tertangkap tangan)
 Menolong korban
 Melaporkan/meminta bantuan POLRI.
 Dan sebagainya, selanjutnya memberikan bantuan serta menyerahkan
penyelsaianya kepada POLRI terdekat
1.4.6 Melakukan tindakan dalam keadaan darurat, dengan jalan: memberikan
tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat melalui alat-alat alarm dan kode-
kode/isyarat-isyarat tertentu bila terjadi kebakaran, bencana alam atau
kejadian-kejadian lain yang membahayakan jiwa, badan atau harta benda
orang banyak di sekitar kawasan kerjanya serta memberikan pertolongan
dan bantuan penyelamatan, pada prinsipnya tindakan Satuan
Pengamanan/Sekuriti dalam keadaan darurat menyesuaikan dengan
prosedur yang berlaku di Pengguna Jasa.
1.4.7 Hasil yang dicapai dari kegiatan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah
sebagai berikut:
 Tindak ada kesalahan prosedur.
 Dapat di pertangung jawabkan
 Dapat di selesaikan tugas dengan baik dan tindak komplain/protes

2. Pola Pengelola Dan Pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti


2.1 Kebijakan Pengelolaan Satuan Pengamanan/Sekuriti
2.1.1 Mematuhi terhadap semua peraturan dan atau perundang-undangan
pemerintah yang berlaku dalam kaitanya dalam pengelolaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti.
2.1.2 Setiap potensi ancaman dan gangguan keamanan terhadap perusahaan
berkaitan dengan pengelolaan Satuan Pengamanan/Sekuriti senatiasa
diselesaikan dengan tuntas mengacu pada peraturan dan atau
perundang-undangan yang berlaku.
2.1.3 Membangun dan memelihara hubungan baik secara konsisten dengan
fungsi terkait aparat pemerintah dan keamanan setempat berdasarkan
prinsip keterbukaan, saling percaya dan saling menghormati dalam
rangka pengelolaan pengamanan.
2.1.4 Membangun komitmen dan tanggung jawab bersama untuk memahami
antara Badan Usaha Jasa Pengamanan dengan Pengguna Jasa, demi
terwujudnya kondisi keamanan yang kondusif dilingkungan kerja.

2.2 Kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia


2.2.1 Membangun Sumber Daya Manusia Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
professional yang didukung pengetahuan (knowledge), keahlian (skill),
teknik dan taktik sekuriti yang benar serta dilandasi sikap mental
kepribadian (attitude) yang positif dalam menjalankan tugas dengan
fokus untuk:
2.2.1.1 Mencukupi kuantitas Satuan Pengamanan/Sekuriti sesuai
kebutuhan mulai jabatan Anggota, Dan Ru dan Penata.
2.2.1.2 Mencukupi kebutuhan koordinasi lapangan dan administrasi unit
sebagai kepanjangan tangan/perwakilan PTC di lingkungan
Pengguna Jasa.
2.2.1.3 Memperbaiki kualitas Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
berkemampuan teknis profesi sesuai standar
kualifikasi/kompetensi jabatan melalui:
 Seleksi calon Satuan Pengamanan/Sekuriti yang berorientasi
kepada kualitas melalui psikotes dan medical check up (MCU)
yang ketat guna menjaring calon Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang sesuai dengan kebutuhan
Pengguna Jasa.
 Penanganan proses pendidikan dan pelatihan secara
sungguh- sungguh dan terprogram baik dalam rangka
memiliki legalitas kompentensi maupun berdasarkan
kebutuhan tantangan tugas di lingkungan Pengguna Jasa,
guna memenuhi harapan dan kebutuhan Pengguna Jasa.
 Pemanfaatan dan pembinaan hasil pendidikan dan pelatihan
oleh Pengguna Jasa secara berkelanjutan dan terprogram
dalam rangka meningkatkan profesionalisme Satuan
Pengamanan/Sekuriti secara benar.
2.2.1.4 Menyusun, menentukan pendidikan dan pelatihan yang
sentralisasi (investigasi internal, pelatihan fisik dan mental,
pelatihan spesialisasi di bidang industrial, pelatihan
sekuriti/sektor migas dan pelatihan Satuan Pengamanan (Gada
Utama/Lanjutan 2) dan pelatihan penyegeran teknis profesi dan
pelatihan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja (in-
house training), pelatihan Gada Pratama/Dasar Satuan
Pengamanan kerja Gada Madya/Lanjutan 1) dalam rangka
efektifitas dan efisiensi penyelenggaraanya.
2.2.1.5 Terselenggaranya perusahaan yaitu kebersamaan (olah raga),
perhatian langsung dari atasan (tatap muka) serta konseling
serta pembinaan mental, moral dan perilaku terhadap Satuan
Pengamanan agar terbentuknya sikap perilaku kepribadian dan
ethos kerja yang profesional.
2.2.1.6 Meningkatkan pola pembinaan personel Satuan
Pengamanan/Sekuriti khususnya pembinaan karier yang meliputi
pendidikan dan pelatihan Gada Madya yang di persiapkan untuk
jabatan Dan Ru dan Penata yang didasarkan atas penilaian
kinerja, dedikasi dan sikap mental kepribadinya serta
ketauladanan sesuai persyaratan jabatan dan kompentensinya
dengan selalu berusaha mendapatkan calon yang terbaik dari
calon yang memenuhi syarat.
2.2.1.7 Meningkatkan pembayaran yang menjadi hak-hak Satuan
Pengamanan/Sekuriti (lembur, SPD, THR dan pesangon) secara
tepat sesuai prosedur yang berlaku. Pelaksanaan lembur
Satuan Pengamanan/Sekuriti dapat dilaksanakan sesuai
kententuan namun bukan merupakan keharusan serta sedapat
mungkin dihindari, kecuali benar-benar dibutuhkan dalam
keadaan mendesak (urgent) dan/atau darurat (emergency).
2.2.1.8 Meningkatkan percepatan pengisian data pendukung tagihan
dari Admin Lokasi/Unit guna pembayaran tagihan secara cepat
dan tempat jumlah.
2.2.1.9 Penerapan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh Badan
Usaha Jasa Pengamanan sebelum batas maksimum usia kerja
pada prinsipnya dihindarkan terkecuali PHK secara sukarela,
namun Badan Usaha Jasa Pengaman mengusahakan untuk
memberikan pesangon dan penghargaan sesuai jenis PHK dan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3. Kebijakan dibidang Pengawasan dan pengendalian


Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian yang mengarah kepada
tindakan korektif apabila terjadi penyimpangan dengan strategi sebagai berikut:
3.1. Memperkuat terselengaranya pengawasan kinerja pekerja Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang dibentuk dan dikendalikan oleh Satuan
Pengamanan/Sekuriti setingkat diatasnya (pengawasan melekat secara
berjenjang).
3.2. Penerapan sistem manajemen kinerja (peniliaian kinerja Satuan
Pengamanan/Sekuriti) sebagai bahan penentuan rencana pembinaan lebih
lanjut berupa mutasi, rotasi dan promosi serta pengusulan peraihan status
dengan mengacu terhadap faktor yang dinilai antara lain sebagai berikut:
3.2.1. Kualitas pribadi (berdedikasi, Jujur dan loyal, disiplin, beribawa,
responsif dan matang dalam bersikap perbuatan dan ucapan)
3.2.2. Kualitas fisik (memiliki bela diri, bentuk tubuh yang cocok untuk
Satuan Pengamanan/Sekuriti menjaga kebersihan tubuh dan
kesehatan fisik)
3.2.3. Kualitas penampilan (berpakaian rapi dan bersih, berseragam sesuai
kententuan, potongan rambut serta cara penghormatan sesuai
dengan ketentuan)
3.2.4. Orientasi kepada pelanggan (memberikan pelayanan yang prima
yang berkesan kepada pelanggan)
3.3. Prinsip reward & punishment diterapkan dalam penilaian hasil kinerja
individu dan/atau penilaian kinerja kelompok berdasarkan ketentuan yang
berlaku di Badan Usaha Jasa Pengamanan. yaitu:
3.3.1. Penghargaan (Reward) yakni:
1.3.1.1 Penghargaan individu/kelompok terbaik.
1.3.1.2 Kenaikan pangkat/jabatan.
1.3.1.3 Umroh.
1.3.1.4 Lainnya.
3.3.2. Sanksi (punishment), yakni :
1.3.2.1 Peringatan Lisan.
1.3.2.2 Surat peringatan (SP1, SP2 dan SP3).
1.3.2.3 Dimutasi ke daerah lain (dalam rangka pembinaan).
1.3.2.4 Skorsing.
1.3.2.5 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
3.4. Evaluasi
3.4.1. Uji Kompetensi
III.1.1.1Drill (Kebakaran, banjir, bom, dan lainya).
III.1.1.2Ujian terhadap knowledge & skill secara periodik.
3.4.2. Kinerja (Performance)
3.4.2.1 Key Performance indicator (KPI).
3.4.2.2 Pemenuhan target pekerja/untuk kerja.
3.4.2.3 Laporan kerja bulanan dan semesteran.

4. Sebagai bagian penyedia jasa pengamanan, Bada Usaha Jasa Pengamanan


memiliki Divisi Jasa Pengamanan yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
4.1 Menyediakan tenaga kerja yang mempunyai keahlian, kecakapan
pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan kualifikasi dan persyaran yang di atur dalam perjanjian.
4.2 Menyediakan perlengkapan kerja Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
diminta oleh Pengguna Jasa.
4.3 Membuat perikatan kerja dengan personel Satuan Pengamanan/Sekuriti dan
menjalankan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sesuai dengan
perjanjian.
4.4 Menjalankan ketentuan dan/atau perundang-undangan yang berlaku
sebagai pemberi kerja.
4.5 Menyampaikan laporan mengenai jumlah dan besarnya upah Satuan
Pengamanan/Sekuriti kepada Pengguna Jasa.
4.6 Membuat laporan yang diperlukan dan disepakati atas Satuan
Pengamanan/Sekuriti secara periodic dan rutin diantaranya kepada Kepala
Sekuriti Pengguna Jasa.
4.7 Melakukan segala upaya preventif untuk mencegah terjadinya pemogokan
tidak bertentangan dengan Undang-undang.
4.8 Menempatkan tenaga Administrasi unit dan atau Koordinator Lapangan
(KorLap) di lingkungan Pengguna Jasa untuk melaksanakan kegiatan
administrasi dan operasional pengelolaan Satuan Pengamanan/Sekuriti.
4.9 Melakukan koordinasi langsung kepada Kepala Sekuriti Pengguna Jasa
setempat sesuai aturan yang berlaku.
4.10 Membuat jadwal pelatihan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
4.11 Mengurus rekomendasi di setiap Dir Binmas Polda sebagai dasar untuk
mengurus ijin/perpanjangan ijin Operasional Badan Usaha Jasa
Pengamanan di Mabes POLRI.

5. Organisasi
5.1. Pengorganisasian Satuan Pengamanan/Sekuriti dilaksanakan secara
fungsional dan struktural yang penerapannya disesuaikan dengan
kebutuhan, sifat dan ruang lingkupkerjanya.
5.2. Struktur organisasi Satuan Pengamanan/Sekuriti dibentuk berdasarkan
tugas pokok, kompetensi dan kewenangan sebagai pengemban fungsi
kepolisian terbatas serta industrial sekuriti., adapun susunan organisasi
yang di perlukan oleh PTC telah mencerminkan organ-organ yang
mempunyai fungsi sebagai berikut:
5.3.1 Unsur Pimpinan (penanggung jawab), sebagai pimpinan puncak
Satuan Pengamanan/Sekuriti yang bertanggung jawab atas
pengolaan sekuriti di lingkungan kerja
5.3.2 Unsur Staf dan pelaksana (Back office), yang bertugas sebagai
pembantu pimpinan dalam bidang perencanaan, keungan, material
dan logisitik
5.3.3 Unsur Pelaksana (Front Office), yang bertugas melaksanakan semua
kegiatan pengamanan di lingkungan kerjanya
5.3.4 Unsur Pengawasan (Internal audit), sebagai pembantu pimpinan
dalam pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan
pengamnan di lingkungan kerja.
5.3.5 Bedasarkan Penyelengaraan dan manfaat:
5.3.5.1 Organisasi BUJP yaitu para anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC di organisir dalam satu Badan
Usaha yang bergerak di bidang industri jasa pengamanan.
5.3.5.2 Kedudukan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah
pegawai organik/dan atau outsourching PTC yang
mempunyai hak dan kewajiban sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
5.3.5.3 Struktur Organisasi BUJP PTC sebagai berikut: Struktur
Organisasi Badan Usaha Jasa Pengamanan PTC
6. Personel
6.1 Titik berat pelaksanaan tugas Satuan Pengamanan/Sekuriti terletak pada
kualitas personelnya, maka personil Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
professional di harapkan mampu menghadapi tantangan tugas masa depan,
yang idealnya mempunyai 3 (Tiga) kriteria sebagai berikut :
6.1.1 Menguasai pengetahuan (Knowledge) tentang tugas pokok, fungsi
(tupoksi) dan manajemen keamanan
6.1.2 Terampil (Skill) dalam arti melaksanakan tugasnya sekuriti secara efektif
dan efisien yang di landasi dengan teknik dan taktik pengamanan yang
benar
6.1.3 Memiliki sikap mental dan kepribadian (Attitude) positif yang di tunjukkan
oleh perilaku disiplin, loyalitas dan dedikasi dalam menjalankan tugas
6.2 Kualitas dan jumlah personel Satuan Pengamanan/Sekuriti tergantung kepada
beban kerja, luas area dan besarnya asset perusahaan yang diamankan.
6.3 Identifikasi tingkat ancaman serta gangguan dan resiko terhadap kelangsungan
perushaan.
6.4 Kuantitas dan kualitas personel Satuan Pengamanan/Sekuriti disesuaikan
dengan kebutuhan dan secara umum harus memenuhi persyaratan-persyaratan
fisik dan kemampuan teknis/kompetensi satuan pengamanan yang di sesuaikan
dengan ruang lingkup & sifat tugas Satuan Pengamanan/Sekuriti, yaitu :
6.4.1 Pengembangan personil yang professional dilakukan dengan
mengintegrasikan proses penerimaan, pengembangan dan pembinaan
sesuai dengan kateristik tugas dan fungsi-nya.
6.4.2 Sistem pembinaan personil diarahkan pada terbentuknya sikap, prilaku
dan etos kerja professional agar menjadi sosok sekuriti yang utuh
6.4.3 Semua anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti harus di registrasi, punya
KTA dan pakaian seragam, atribut sesuai ketentuan
6.4.4 Pembinaan kemampuan teknis diarahkan agar anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti mampu memberikan perlindungan dan pengamanan
terhadap gangguan keamanan dan ketertiban serta pelanggaran hukum di
lingkungan kerja pengguna jasa sesuai tugas dan perannya
6.4.5 Dalam rangka terpeliharanya kompetisi/profesionalisme personil Satuan
Pengamanan/Sekuriti disamping melakasanakan pendidikan/pelatihan
secara terprogram baik dalam rangka memiliki legalitas kompetensi
maupun berdasarkan kebuthan tantangan tugas dilingkungan kerja
sehingga diperlukan pelatihan penyegaran (Refresh) secara bulanan yang
dilaksanakan secara konsisten dan berlanjut.
6.4.6 Lembaga pendidikan Satuan Pengamanan/Sekuriti yang mempunyai
kewenangan mendidik pendidikan/pelatihan dasar Satuan
Pengamanan/Sekuriti Gada Pratama dan Gada Madya yakni BUJP yang
mendapat ijin operasional pelatih dari Mabes Polri, sedangkan Gada
Utama dikoordinasikan oleh Mabes Polri.
6.5 Pengelolaan sumber daya manusia Satuan Pengamanan/Sekuriti
6.5.1 Seleksi
6.5.1.1 Proses seleksi menggunakan prinsip-prinsip manajemen mutu
seleksi calon anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti agar
menghasilkan kualitas sesuai kebutuhan
6.5.1.2 Sesuai visi & misi Dirut PTC telah membuat dan menepatkan
kebijakan mutu seleksi calon Satuan Pengamanan yaitu: PTC
bertekad menyelenggarakan seleksi calon Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang bersih, transparan dan akuntabel sesuai
harapan dan kebuthan pengguna/User.
6.5.1.3 Pelaksanaan seleksi masuk Satuan Pengamanan/Sekuriti melalui
tahapan administrasi, wawancara, psikotes serta Medical Check
Up (MCU) sampai penentuan kelulusan sesuai dengan norma
kelulusan, dimana prosedur penerimaan/seleksi sebagaimana
tertuang ketentuan yang berlaku., adapun dalam pelaksanaan
penerimaan calon Satuan Pengamanan/Sekuriti President Director
PTC melimpahkan kewenangan kepada Security Services Manager
dan hasilnya di laporkan kepada Operation & Marketing director.
6.5.2 Pendidikan dan Pelatihan
Seorang calon Satuan Pengamanan/Sekuriti yang tidak memiliki legalitas
kompetensi, diharuskan mengikuti pendidikan/pelatihan Gada Pratama,
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Tes masuk sebagai Satuan Pengamanan/Sekuriti (Security Guard)
- Warga Negara Indonesia
- Lulus tes kesehatan
- Lulus Psikotes
- Bebas Narkoba
- Menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisan (SKCK)
- Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Utama (SMU)
- Tinggi badan paling rendah 165 cm/Berat ideal (Proposional)
- untuk pria dan 160 cm untuk wanita.
- Usia paling rendah 20 Tahun dan paling tinggi 30 tahun
6.5.2.1 Kententuan mengenai persyaratan calon Satuan
Pengamanan/Sekuriti yang memiliki legalitas kompetensi Kepolisian
Terbatas (Gada Pratama/Madya/Utama) dan yang memiliki
keahlian khusus di bidang sekuriti akan di atur khusus tersendiri
yang diterima melalui pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti di
tempat lembaga pendidikan POLRI maupun Badan Usaha Jasa
Pengamanan yang telah mendapatkan izin dari Kapolri
6.5.2.2 Kemampuan/Kompentensi anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti
meliputi :
a) Kepolisian terbatas sebagai berikut:
 Gada Pratama untuk kemampuan dasar
 Gada Madya untuk kemampuan menengah
 Gada Utama untuk kemapuan management
b) Keselamatan dan Keamanan Lingkungan Kerja yang diperoleh
melalui pelatihan inhouse training di lingkungan kerja Pengguna
Jasa.
c) Pelatihan/kursus Spesialisasi di bidang industrial security yang
berkaitan dengan bidang tugas yang di atur secara spesifik baik
teknis maupun cakupanya, oleh ketentuan peruntukannya.
6.5.2.3 Untuk mendapatkan kemampuan teknis Satuan Pengamanan
tersebut, maka di perlukan pendidikan dan pelatihan Satuan
Pengamanan/Sekuriti secara teratur dimana prosedur penunjukan
peserta pelatihan mengacu pada ketentuan yang berlaku baik
pendidikan dan pelatihan dalam rangka memilki legalitas
kompetensi maupun berdasarkan kebutuhan tantangan tugas
dilikungan kerja,melalui kordinasi dan bimbingan teknis dari POLRI
mengacu Perkap Nomor 24 Tahun 2007, Yaitu :
6.5.2.8.1 Tujuan pelatihan Gada Pratama yaitu menghasilkan
Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki sikap
mental kepribadian, kesempatan fisik, dan memiliki
pengetahuan serta keterampilan dasarsebagai
pelaksaanaan tugas Satuan Pengamanan
6.5.2.8.2 Persyaratan peserta pelatihan Gada Pratama tes masuk
sebagai Gada Pratama Security Guard adalah:
 Pemeriksaan Fisik :
 Berbadan sehat (sesuai surat seterangan
Dokter)
 Tinggi badan/berat badan:
- Laki-laki min .165 cm/berat ideal (proporsional)
- Perempuan min.160 cm/berat ideal
 Tidak berkaca mata
 Tidak cacat fisik
 Tidak tattoo dan tindik
 Tidak ada bekas luka yang membuat rendah
diri
 Tes kesamaptaan jasmani
 Tes wawancara
 Psikotes
 Medical Check –up (MCU/Medical Test)
 Warga Negara Indonesia
 Menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK)
 Lulus tes kesamptaan jasmani
 Lulus psikotes
 Bebas narkoba
6.5.2.8.3 Pelatihan Gada Pratama dilaksanakan dengan
menggunakan Minimal pola 232 (dua ratus tiga puluh
dua) jam pelajaran, penambahan disesuaikan dengan
kebutuhan perkembangan industrial security
6.5.2.8.4 Tujuan pelatihan Gada Madya yaitu menghasilkan
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki
sikap mental kepribadian, kesempatan fisik dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan manajerial tingkat dasar
dengan kualifikasi manajerial tingkat dasar dengan
kualifikasi Supervisor pertugas Satuan Pengamanan
6.5.2.8.5 Persyaratan peserta pelatihan Gada Madya adalah :
 Lulus pelatihan Gada Pratama
 Lulus Tes Kesehatan dan kesempatan
 Untuk lulusan SMU, memiliki pengalaman kerja
paling singkat 3 (Tiga) tahun di bidang sekuriti dan
surat rekomendasi dari perusahaan tempat peserta
bekerja atau SKCK bagi peserta mandiri
 Bebas Narkoba
6.5.2.8.6 Pelatihan Gada Madya dilaksanakan menggunakan
minimal pola 160 (seratus enam puluh) jam pelajaran,
penambahan disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan industrial security
6.5.2.8.7 Tujuan pelatihan Gada Utama yaitu menghasilkan
anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti yang memiliki
sikap mental kepribadian, kesamaptaan fisik, dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan sebagai
Manager/chief Security dengan kemampuan melakukan
analisis tugas dan kegiatan, kemampuan mengelola
sumber daya serta kemampuan mengelola sumber daya
serta kemampuan pemecahan masalah dalam
kemampuan tugas dan tanggung jawab lingkup umum
pelatihan Gada Utama
6.5.2.8.8 Persyaratan umum pelatihan Gada Utama adalah:
 Lulus tes kesehatan
 Bebas Narkoba
 Menyertakan SKCK dan Lulus tes Wawancara
6.5.2.8.9 Persyaratan khusus pelatihan Gada Utama adalah :
 Lulus Pelatihan Gada Madya
 Memiliki pengalaman kerja paling singkat 6 (Enam)
tahun bagi security karier
 Wajib memiliki pengalaman kerja di bidang security
paling singkat 3 (Tiga) tahun bagi yang
berpendidikan diploma tiga (DIII)
 Wajib memiliki pengalaman kerja di bidang security
paling sedikit 2 (Dua) tahun bagi yang
berpendidikan Strata Satu (S1)
 Bagi punawirawan, paling rendah berpangkat
pertama (Pama)
 Surat rekomendasi dari tempat peserta bekerja
 Pelatihan Gada Utama dilaksanakan minimal
menggunakan pola 100 (Seratus) jam Pelajaran,
penambahan di sesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan industrial security
6.5.2.8.10 Alokasi waktu, rincian mingguan, rincian harian, metode
pengajaran, mata pelajaran dan jam pelajaran pelatihan
Gada Pratama, Gada Madya dan Gada Utama
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dengan pedoman pelaksanaan pembina ini
6.5.2.8.11 Persyaratan peserta pelatihan/kursus spesialisasi
adalah
 Lulus Gada Pratama
 Memiliki surat rekomendasi dari perusahaan tempat
peserta bekerja
6.5.2.8.12 Kurikulum pelatihan/kursus spesialisasi disusun sesuai
peruntukan dan kualifikasi lulusannya. Penepatan
sebagai peserta pendidikan dan Pelatihan Gada
Pratama/Dasar dan lanjutan (Gada Madya dan Gada
Utama), ditetapkan dengan surat dari Security Service
Manager.
6.5.3 Penempatan dan Penugasan
6.5.3.1 Penempatan
6.5.3.1.1 Salam Pemilihan calon untuk jabatan yang
berkaitan denga persyaratan jabatan selalu
berupaya mendapatkan calon yang terbaik dari
calon yang memenuhi persyaratan
6.5.3.1.2 Penempatan Dalam Jabatan Penata, Komandan
Regu (Dan Ru) Anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti dan Koordinator
Lapangan/Perwakilan PTC , dilimpahkan
kewenangan dari operation & Marketing Director
kepada Security Services Manager dengan atas
dasar pengajuan rekomendasi dari
pengguna/User dikarenakan berkaitan dengan
penggajian dan lain-lainya
6.5.3.1.3 Penempatan Lulusan Pendidikan Gada
Pratama/Dasar dan Lanjutan pada dasarnya
sesuai prinsip “Local Boy For the Local Job“
adapun penempatan pertama pada unit
organisasi di lingkungan kerja dalam hal yang
bersifat khusus untuk kepetingan organisasi
6.5.3.1.4 Penempatan lulusan pendidikan dan pelatihan
Gada Pratama/Dasar dan lanjutan, pada
prinsipnya dikembalikan di unit organisasi “asal
pengiriman”, diterapkan dengan surat
penempatan dari Security Services Manager.
6.5.3.1.5 Dalam upaya pembinaan personil tenaga
sekuriti, maka penempatan jabatan didasarkan
pada penilaian kinerja, moral perilaku dan
memeiliki sertifikasi Gada Madya (Dan Ru),
sedangkan jabatan Penata disamping memiliki
bersertifikasi supervisor/spesialisasi.
6.5.3.1.6 Sebagai bentuk apresiasi/reward bagi anggota
jaga tenaga sekuriti yang memenuhi syarat
seperti diatas dapat di promosikan menjadi
Komandan Regu Jaga/PKD dan Penata
Jaga/PKD, dengan mempertimbangkan masa
kerja sudah lebih dari 10 tahun dan penilaian
kinerja yang baik yang dinilai oleh PTC maupun
masukan dari fungsi sekuriti setempat.
6.5.3.1.7 Dalam pembinaan karier personel tenaga sekuriti
pada dasarnya setiap personel memiliki
kesempatan yang sama dalam promosi karier
yang meliputi: pendidikan dan pelatihan, jabatan
yang didasarkan atas penilaian kinerja, dedikasi
dan etika mental kepribadiannya, moral serta
keteladanan.
6.5.3.1.8 Dalam penempatan personel yang tepat pada
jabatan yang tepat sesuai Kompetensi Jabatan.
6.5.3.2 Penugasan/Mutasi dan Rotasi jabatan
6.5.3.2.1 Mutasi jabatan Dan Ru dan Penata Korlap, Presiden
Director dan Operaton & Marketing director PTC
melimpahkan kewenangannya kepada Security Service
Manager.
6.5.3.2.2 Mutasi jabatan Dan Ru dan Penata Korlap dalam
pelaksanaanya, pada prinsipnya sesuai usulan dari
User yang telah di koordinasikan dengan Koordinator
lapangan dan/atau Penata berdasarkan komptensi dan
hasil penilaian Kinerja/SMK, serta sebelumnya
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Security
Manager dan atau Ast. Manager Operasional guna
pengdalaman dan Penata pada struktur jabatan.
6.5.3.2.3 Untuk kepentingan operasi perusahaan dan/untuk
kepentingan pembinaan pekerja, PTC mengatur
pembagian kerja dengan cara mutasi/rotasi kerja tenaga
sekuriti.
6.5.3.2.4 Mutasi tidak selalu membawa pengaruh penambahan
benefit lain terhadap golongan pekerja yang
bersangkutan.
6.5.3.2.5 Untuk kelancaran operasional dan mencegah
kekesongan jabatan antara lain karena force majeur,
bencana alam, pemegang jabatan yang meninggal
dunia, maka mutasi dapat dilakukan secara mendadak
dengan tertib namun tetap dikomunikasikan kepada
para tenaga sekuriti.
6.5.3.3 Pengakhiran Masa Kerja
6.5.3.3.1 Pengakhiran dinas anggota Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC degan jabatan Anggota, Dan
Ru dan Penata yang sifatnya pemberhentian dengan
Penata yang sifatnya pemberhentian dengan hormat
dan pemberhentian dengan hormat atas permintaan
sendiri (PDH/APS) dan atau tidak mampu
melaksanakan pekerjaan disebabkan oleh satu dan lain
hal, maka tenaga Satuan Pengamanan/sekurti akan
diberlakukan sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan
Surat Pengakhiran Kerja ditanda tangani oleh Security
Service Manager.
6.5.3.3.2 Pemberhentian sementara dari jabatan (Schorsing)
dengan kepangkatan penata ke bawah, President
director PTC melimpahkan kewenangannya kepada
Secuirty Service Manager, sekaligus yang menanda
tangani Surat Schorsing tersebut.

7. Kordinasi
Koordinasi Pengelolaan dan pembinaan Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC adalah
sebagai berikut :
7.1 Koordinasi dengan User
7.1.1 Berkoodinasi dengan User untuk memonitor realisasi anggaran/Owner
Estimate (OE) jasa pengamnan secara periodik sekaligus monitoring
terhadap pembayaran tagihan yang di ajukan oleh PTC
7.1.2 Berkoordinasi sekaligus meminta penanda tangan SPKL, Rekap Gaji dan
Rollis, serta meminta mengisi form kebutuhan perlengkapan sekuriti dari
User
7.1.3 TC menyediakan perlengkapan pekerja Satuan Pengamanan/Sekuriti yang
diminta oleh User.
7.1.4 Menyampaikan laporan kepada User mengenai jumlah dan besarnya upah
masing-masing tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti.
7.1.5 PTC membuat laporan kegiatan bulanan kepada User.
7.1.6 Berkoordinasi dengan User untuk mengurus/mendapatkan kartu tanda
anggota (KTA) Satuan Pengamanan/Sekuriti ke Polda setempat sesuai
aturan yang berlaku.
7.1.7 Berkoordinasi sekaligus meminta tanda tangan User atas berita acara
penerimaan perlengkapan Satuan Pengamanan/Sekuriti ke Polda
setempat sesuai aturan yang berlaku
7.1.8 Berkoordinasi dengan User berkaitan dengan pendaftaran semua pekerja
Satuan Pengamanan/Sekuriti sebagai anggota pada program BPJS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7.1.9 Melaporkan bukti pembayaran iuran BPJS kepada pengguna/User
7.1.10 PTC melakukan pembinaan mental dan fisik, disiplin dan tata-tertib
perusahaan serta teknis profesi tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti.
Sedangkan User melakukan pengawasan atas kinerja pengamanan yang
dilakukan PTC diseluruh unit /saerah operasi perusahaan.
7.1.11 PTC menyiapkan/penyedian tenaga Satuan Pengamanan/Sekuriti
melalui rekruting/proses mekanisme pengadaan masing lokasi
berdasarkan analisa dan evaluasi kebutuhan tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti dari User.
7.1.12 Berkoordinasi dengan User dalam hal terjadinya pelanggaran disiplin
dan tata tertib perusahaan yang dilakukan oleh pekerja Satuan
Pengamanan/Sekuriti
7.1.13 Berkoordinasi dengan User berkaitan dengan rencana pelatihan
peningkatan kompetensi (Pelatihan Kepolisian Terbatas, Pelatihan
Keselamtan dan Kemanan Lingkung Kerja, Pelatihan Spesialisasi industial
Security Penyegaran/Refresh)
7.2 Koordinasi dengan User
7.2.1 PTC melakukan penagihan biaya yang timbul atas jasa pengamanan
Satuan Pengamanan/Sekuriti kepada user
7.2.2 Berkoordinasi untuk melakukan tindak lanjut atas tagihan/invoice yang
masuk sekaligus melakukan kegiatan monitoring
7.2.3 Berkoordinasi sekaligus meminta tanda tangan atas Berita Acara (BA)
Penyelesaian Pekerja Jasa Pengamanan.
7.3 Kordinasi dengan Jamsostek/BPJS
7.3.1 Berkoordinasi mendaftarkan semua pekerja Satuan Pengamanan/Sekuriti
sebagai anggota pada program Jamsostek/BPJS sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7.3.2 Melaporkan kejadian kecelakan kerja ke BPJS ke bagian Jaminan
Kecelakaan Kerja serta mengisi form kecelakaan kerja dan berkas-
berkas sebagai persyaratan klaim. Selanjutnya dibawa ke Disnakertrans
untuk dilegalisir oleh pihak Disnakertans lebih lanjut menyerah from dan
berkas yang sudah di legalisir tersebut ke BPJS
7.3.2 BPJS akan menghitung kwitansi yang dikeluarkan untuk biaya
pengoratan kemudian BPJS akan menginformasikan ke PTC jika sudah
ada transfer penggantian klaim tersebut.
7.4 Koordinasi dengan Instansi terkait
7.4.1. Dengan satuan Polri, menerima direktif yang menyangkut hal-hal legalitas
kompetensi, pemeliharaan kemampuan dan kesiapsiagaan serta
asistensi dan bantuan operasional. Mengenai koordinasi dan bimbingan
teknis kepolisian terhadap Satuan Pengamanan/Sekuriti diartikan sebagai
usaha bersama agar Polri selalu dapat memonitor pelaksanaan tugas
Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC dari tingkat pusat sampai dengan
tingkat wilayah terkecil dimana Satuan Pengamanan/Sekuriti bekerja
sama dengan Polri. Koordinasi dibidang operasional dilaksanakan
menurut tingkat operasi/Kegiatan sesuai keadaan dengan kesatuan Polri
setempat.
7.4.2. Dengan Intansi/departemen teknis pemerintah, khususnya dengan
Dinsosnakertrans untuk melapor jumlah tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti Serta Koordinasi/Pemberitahuan akan
dilaksanakan Rekrutmen Calon Satuan Pengamanan/Sekuriti dan
rencana pelatihan Satuan Pengamanan/Sekuriti

8. Kelengkapan dan Perlengkapan


8.1 Kelengkapan
Untuk memupuk rasa kesatuan, Kebangsaan dan ikatan disiplin bagi anggota
Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC dalam Melaksanakan tugasnya diberikan
identitas yang jelas berupa pakaian seragam, atribut dan kartu tanda anggota
(KTA) Satuan Pengamanan/Sekuriti sesuai ketentuan yang berlaku sehingga
dapat dibedakan dari bentuk-bentuk seragam profesi lainya. Adapun ketentuan
pakaian seragam, atribut dan KTA di atur sebagai berikut : seragam Satuan
Pengamanan/Sekuriti sebagaimana Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007
adalah:
8.1.1 Gam Satuan Pengamanan terdiri dari :
8.1.1.1 Gam Satuan Pengamanan PDH
8.1.1.2 Gam Satuan Pengamanan PD
8.1.1.3 Gam Satuan Pengamanan PSH
8.1.1.4 Gam Satuan Pengamanan PSL
8.1.2 Gam Satuan Pengamanan PDH sebagaimana dimaksud dalam nomor 8.1.1.1
Terdiri dari:
8.1.2.1 Tutup kepala memakai pet, berwarna biru tua dilengkapi dengan:
8.1.2.1.1 Klep Warna Hitam
8.1.2.1.2 Pita hias untuk setingkat Supervisior keatas berwarna
kuning, staf berwana putih dan anggota berwarna hitam
8.1.2.1.3 Knop tali hias berbentuk bundar dengan dengan symbol
emblem Satuan Pengamanan
8.1.2.1.4 Emblem untuk setingkat supervisor keatas berwarna kuning
emas dengan alas beludru hitam sedangkan untuk staf dan
anggota berwarna putih perak
8.1.2.2 Baju kemeja lengan pendek berawrna putih dan memakai lap
pundak (Schouderlap )
8.1.2.3. Celana untuk pria adalah celana panjang berwarna biru tua rok
panjang di bawah kulot untuk wanita,yang penggunanya
disesuaikan dengan kebuthan
8.1.2.4. Sepatu untuk pria sepatu rendah berwarna hitam dengan kaos kaki
berwarna hitam, dan untuk wanita sepatu pantofel dengan tumit
sepatu setinggi 5 (Lima) cm warna hitam
8.1.2.5. ikat pinggang terdiri dari sabuk besar (kopelriem) berwarna hitam
dengan timang (gesper) dari logam berwarna kuning dan ikat
pinggang kecil berwarna hitam memakai timang (gesper) dari logam
berwarna kuning dengan symbol sama seperti pada emblem
8.1.2.6. Atribut, terdiri dari :
8.1.2.6.1. Monogram dari logam dipasang pada leher baju, untuk
pimpinan berwarna kuning emas, sedangkan anggota
lainnya berwarna putih
8.1.2.6.2. Pita diatas dari kain berwarna dasar putih dijahit di atas
saku sebelah kanan dengan tulisan berwarna hitam,
sedangkan dibawah nama ditulis nomor registrasi dari
anggota yang bersangkutan dengan tulisan berwarna
hitam
8.1.2.6.3. Pita Satuan Pengamanan terbuat dari kain
berwarna dasar putih dengan huruf berwarna hitam
dijahit di atas saku dada sebelah kiri
8.1.2.6.4. Badge terbuat dari kain dijahit pada lengan baju kiri yang
menunjukkan instansi/proyek/badan usaha yang
menggunakan Satuan Pengamanan tersebut
8.1.2.6.5. Tanda lokasi terbuat dari kain dijahit pada lengan baju kiri
diatas badge yang menunjukkan lokasi Poltabes/Polresta
yang membawahi operasionalisasi Satuan Pengamanan
tersebut
8.1.2.6.6. Badge Mabes Polri atau Polda Terbuat dari kain di jahit
pada lengan baju kanan yang menunjukkan dimana
Satuan Pengamanan tersebut diregistrasi
8.1.2.6.7. Tali peluit untuk setingkat supervisor keatas dibahu
kanan berwarna hitam, sedangkan untuk staf dan
anggota dibahu kiri berwarna hitam
8.1.2.6.8. Tanda jabatan hanya untuk setingkat Supervisor
diletakkan pada saku sebelah kiri yang terbuat dari logam
berwarna kuning emas
8.1.2.6.9. Pentung/ruyung yang digunakan menyesuaikan
spesifikasi teknis dan penggunaan yang digunakan pada
Polri
8.1.2.6.10. Pisau rimba (Sirvival & tactical) dan multi fungsi (multi
function)
8.1.2.6.11. Tanda kompetensi kepolisian terbatas pada gada
pratama, ada madya dan gada utama terbuat dari logam
dipasang pada dada kiri
8.1.2.6.12. Tanda kualifikasi/Spesialisasi keahlian/keterampilan di
tempatkan di atas pita sekuriti dibawah tanda
kompetensi.
8.1.3. Bentuk dan spesifikasi tanda kualifikasi/spesialisasi sebagaimana
dimaksud pada nomor 8.1.2.6.12. ditetapkan dengan keputusan Kapolri
8.1.4. Satuan Pengamanan PDL sebagaimana dimaksud dalam nomor 8.1.1.2
terdiri dari :
8.1.4.1. Tutup kepala topi lapangan berwarna biru tua dilengkapi dengan
emblem
8.1.4.2. Baju kemeja lengan panjang berwarna biru tua dan memakai lap
pundak (schouderlap)
8.1.4.3. Celana untuk pria dan wanita, bentuk dan warna sama dengam
Gam Satuan Pengamanan PDH pria, ditambah dengan pemegang
kopelriem
8.1.4.4. Sepatu untuk pria sepatu dinas lapangan berwarna hitam
sedangkan untuk wanita sepatu berwarna hitam
8.1.4.5 Ikat Pinggang terdiri dari Kopelriem berwarna putih dan ikat
pinggang kecil berwarna hitam
8.1.4.6 Atribut Gam Satam PDL sam dengan Gam Satuan Pengamanan
PDH sebagaimana dimaksud dalam nomor 8.1.2.6. Kecuali tali
peluit berwarna putih.
8.1.5 Gam Satuan Pengamanan PSH sebagaimana dimaksud dalam nomor 8.1.1.3
Terdiri dari:
8.1.5.1 Stelan safari berwarna gelap bagi pria dan wanita
8.1.5.2 Sepatu untuk pria sepatu gelap rendah berwarna hitam dengan
kaos kaki berwarna hitam sedangkan untuk wanita sepatu
pantofel dengan tumit setinggi 5 (lima) cm berwarna hitam
8.1.5.3 Atribut terdiri dari: 8.1.5.3.1 Papan nama terbuat dari bahan mika
berwarna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih, di
tempatkan pada dada kanan
8.1.5.4 Kompetensi Kepolisian Terbatas, Gada Pratam, Gada Madya dan
Gada Utama, terbuat dari logam dipasang pada kaki kiri.
8.1.6. Seragam Satuan Pengamanan PSL sebagaimana dimaksud dalam nomor
8.1.1.4 Terdiri dari 8.1.1.4 Terdiri dari :
8.1.6.1. Stelan Jas lengkap berwarna biru tua bagi dan wanita
8.1.6.2. Sepatu untuk pria sepatu rendah berwarna hitam dengan kaos
kaki berwarna hitam sedangkan untuk wanita sepat pantofel
dengan tumit setinggi 5 (Lima) cm berwarna hitam
8.1.6.3. Atribut terdiri dari tanda kompetensi Gada Pratama, Gada Madya
atau Gada Utama ditempatkan pada dada kiri.
8.1.7. Penggunaan Gam Satuan Pengamanan hanya untuk
dibenerkan dalam melaksanakan tugas pengamanan di
lingkungan/tempat kerjanya
8.1.8. Pengunaan Gam Satuan Pengamanan diluar lingkungan/tempat kerjanya
di wajibkan membawa Surat Perintah Tugas atasnya
8.1.9 Dalam rangka pelayanan prima, penggunaan Gam Satuan Pengamanan
PDH dapat dilengkapi dengan dasi berwarna biru
8.1.10 Dalam keadaan tertentu, penggunan Gam Satuan Pengamanan dapat
dilengkapi dengan jaket berwarna hitam dan penempatan atributnya sama
dengan Gam Satuan Pengamanan
8.1.11 Bentuk Gam Satuan Pengamanan PDH, Gam Satuan Pengamanan PDL,
Gam Satuan Pengamanan PSH, dan Gam Satuan Pengamanan PSL
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dengan
peraturan
8.2 Perlengkapan
8.2.1. Perlengkapan anggota Satuan Pengamanan/Sekuriti pada waktu
bertugas antara lain :
8.2.1.1 Perlengkapan Perorangan seperti tongkat T, borgol dan pisau,
senter (Pada waktu malam hari) sertifikasinya berpedoman
kepada ketentuan yang ada pada polri
8.2.1.2 Perlengkapan lainya untuk menunjang pelaksanaan tugas,
Satuan Pengamanan/Sekuriti PTC dapat dilengkapi dengan alat
bantu/peralatan keamanan (Security devices) Satuan
Pengamanan/Sekuriti, diberikan sesuai dengan tuntutan standar
kebuthan perlengkapan yang harus di gunakan pada area tugas
antara lain : alat elektronik untuk mengetahui sesuatu lebih awal
(Early Warning), alat detector, alat pengaman diri (Spot dan
warning light) serta pemagar (Security Line).
8.2.2. Dalam rangkian menjamin legalitas pemakaian kelengkapan dan
perlengkapan harus di bekali dengan surat perintah penggunaan dan
President Director PTC dan atau pengguna satuan pengamanan/sekuruti
8.2.3. Bentuk perlengkapan topi keselamatan kerja (Safety helmet sepatu
keselamatan kerja (Safety Shoes) dan kompetensi satuan pengamanan
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007.

9. Anggaran
Pada Prinsipnya anggaran Pengelolaan Satuan Pengamanan/Sekuriti di bebankan
kepada PTC secara garis besar anggaranya yang di perlukan adalah :
9.1 Pengadaan perlengkapan anggaran yang di perlukan adalah :
9.1.1 Biaya rekruting, pendidikan dan pelatiihan Satuan Pengamanan/Sekuriti :
9.1.1.1 Pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh
kemampuan/kompetensi Dasar dan Gada Madya/Kemampuan
Lanjutan/Menengah serta Gada Utama/Kemampuan lanjutan/Atas)
9.1.1.2 Pelatihan keselamtan dan keamanan lingkungan kerja
9.1.1.3 Pelatihan/kursus spesialisasi dibidang industrial security
9.1.1.4 Pelatihan rutin/penyegaran (Refresh), dilaksanakan sesuai
kebutuhan kompetensi Satuan Pengamanan/Sekuriti berdasarkan
keperluan lingkungan kerja, diperlukan persiapan pelatihan dan
instruktur baik dari perusahaan, Kepolisian maupun dari instransi
terkait.
9.2 Biaya operasional pengelolaan dan pembinaan selaku Badan Usaha Jasa
Pengamanan.

10. Pengawasan dan Pengendalian


Pengawasan dan pengendalian Satuan Pengamanan/Sekuriti disampingkan
dimaksud agar pimpinan intansi/badan usaha yang mengelola Satuan
Pengamanan/Sekuriti dan Polri berperan baik dalam pengaturan teknis maupun
pelaksanaan sehingga selalu dapat diketahui perkembangan situasi keamanan
dilingkuan kerja, juga agar semua ketentuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan
secara benar dan tepat, maka pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh :
10.1 President Director PTC dan/atau pejabat yang ditunjuk selaku pengelola
Satuan Pengamanan/Sekuriti dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian baik secara teknis profesi dan pembinaan maupun secara
administrasi terutama berkaitan dengan rekruting, pendidikan dan pelatihan,
penempatan dan penugasan jabatan serta pengakhiran masa tugas, kegiatan
pengawasan pengendalian dilakukan agar berjalan efektif dan effisien, maka
dilakukan dengan jalan :
10.1.1. Pelaporan baik secara lisan maupun tertulis
10.1.2. Kunjungan kerja/Pengajuan, dalam pelaksananya dilakukan minimal 3
(tiga) bulan sekali, sasaran peninjauan meliputi pembinaan mental,
fisik, disiplin personil, pelaksanaan standar operasional prosedur
pengamanan, pelaksanaan operasional prosedur pengamanan,
pelaksanaan operasional pengelolaan, pembinaan pengamanan,
pelaksanaan pelatihan, baik pelatihan keselamatan dan industial
security. Penanganan kontijensi dan prosedur/kententuan lain yang
wajib dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas pengamanan
10.1.3. Analisa dan evaluasi hasil analisa danevaluasi dimaksudkan untuk
dapat memberikan rekomendasi kedepan berkaitan penyiapan
personil Satuan Pengamanan/Sekuriti yang lebih baik/professional
10.1.4. Lain-lain
10.2 Pengguna/User, dalam rangka penggunaan tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti dihadapkan tantangan tugas senantiasa melakukan
pengawasan dan pengendalian, aspek Operasional Pengamanan oleh
Pengguna Jasa/User, meliputi :
10.2.1. Pembinaan/pelaksanaan teknis operasional pengamanan.
10.2.2 Pemberian arahan langsung, teguran dan pembinaan fisik apabila
diperlukan
10.2.3 Mendatakan di buku journal/mutasi pelanggaran personil sekaligus
menungkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta memberikan
resume dan rekomendasi pemberian sanksi hukuman (punishment)
kepada PTC apabila ditemukan pekerja Satuan Pengamanan yang
melakukan pelanggaran tata tertib, pelanggaran disiplin perusahaan
atau pelanggaran hukum pidana maupun pelanggaran lainya
sebagaimana tercantum dalam peraturan perusahaan
10.2.4 Memberikan masukan/penilaian kinerja terhdap tenaga Satuan
Pengamanan/Sekuriti dengan mengacu terhadap factor yang dinilai
antara lain : Kualitas pribadi, kualitas fisik, kualitas penampilan dan
berorientasi pada pelanggan, diantara dengan mengusulkan kepada
PTC untuk pemberian reward/penghargaan bagi personel sekuriti yang
memiliki kecapaian, kejujuran dan tanggung jawab serta dedikasi yang
tinggi terhadap tugasnya
10.2.5 Mengusulkan mutasi/perolingan pekerja sekuriti dalam lingkup serta
lokasi secara bertahap, yang sebelumnya telah dikoordinasikan
terlebih dahulu dengan PTC selaku pengelola agar tidak menyulitkan
administrasi pegawai
10.3. Dir Bimmas Polda selaku pembimbing teknis pengamanan di wilayah nya
dibantu oleh Porles dan Polsek setempat.
11. Penyelesaian Administrasi
Pada Prinsipnya semua kegiatan administrasi Perekrutan/Seleksi Satuan
Pengamanan/Sekuriti, pelatihan spesialisasi dan pembinaan Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC dilaksanakan secara terpusat, namun dalam pelaksanaanya
dapat menunjuk Administrasi Unit dan atau Koordinator dan pengawasan serta
pembinanya dan senantiasa dikoordinasikan dengan pengguna Jasa/User.

12. JASA KONSULTASI KEAMANAN


1. Tugas Pokok dan Bentuk Kegiatan
1.1. Tugas pokok dari Jasa Konsultasi Keamanan adalah memberikan jasa kepada
pengguna jasa berupa saran, pertimbangan atau pendapat dan membantu
dalam pengelolaan tentang cara dan prosedur pengamanan suatu objek.
1.2. Bentuk kegiatan dari Jasa Konsultasi Keamanan adalah sebagai berikut:
1.2.1. Melakukan jasa penilaian kelayakan pengamanan objek, asset, dan
lingkungan;
1.2.2. Membuat perencanaan bentuk dasar dan desain pengamanan yang
berstruktur dan sistematis sesuai dengan potensi kerawanan objek yang
diamankan;
1.2.3. Mengadakan penelitian dan pengembangan tentang cara dan prosedur
pengamanan suatu objek;
1.2.4. Memberikan jasa perancangan sistim perangkat pengamanan yang
efektif dan efisien pada suatu objek pengamanan berdasarkan potensi
kerawanan dan kondisi lingkungan;
1.2.5. Membantu pemakai jasa keamanan dalam mengimplementasikan sistem
perangkat pengamanan yang baru atau mengkaji ulang sistem
pengamanan yang telah ada;
1.2.6. Memberikan jasa konsultasi di bidang resiko bisnis (bussiness risk),
termasuk informasi pengamanan dan bisnis; dan/atau
1.2.7. Jasa pengumpulan informasi untuk kepentingan pengamanan swakarsa
internal perusahaan (client) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2. Pola Pengelolaan
3.

4. JASA PENERAPAN PERALATAN KEAMANAN


1. Tugas Pokok dan Bentuk Kegiatan
1.1. Tugas pokok dari Jasa Penerapan Peralatan Keamanan adalah memberikan
jasa kepada pengguna jasa berupa penerapan teknologi peralatan pengamanan
dalam kaitannya dengan cara dan prosedur pengamanan suatu objek.
1.2. Bentuk kegiatan dari Jasa Konsultasi Keamanan adalah sebagai berikut:
1.2.1. Merencanakan pengadaan, rancang bangun (design), pemasangan, dan
pemeliharaan peralatan keamanan kecuali untuk peralatan keamanan
senjata api, gas air mata, alat/peralatan kejut dengan tenaga listrik, dan
bahan peledak yang perizinannya melalui Baintelkam Polri;
1.2.2. Menetapkan garansi atas penggunaan peralatan keamanan;
1.2.3. Menyiapkan dan melatih tenaga operator untuk menjamin beroperasinya
peralatan keamanan; dan/atau menyusun tata cara, prosedur dan
mekanisme sistem tanda bahaya atau darurat guna bantuan dan
pertolongan pertama.

2. Pola Pengelolaan
3.

4. PENUTUP
Demikian pedoman pengelolaan dan pembinaan ini untuk dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan pembinaan administrasi dan personel Satuan
Pengamanan/Sekuriti PTC serta wajib dilaksanakan. Dengan dasar bahwa perbaikan itu
tiada hentinya maka pedoman pengelolaan dan pembinaan satuan sengamanan/sekuriti ini
tidak menutup kemungkinan untuk selalu di sempurnakan. Pedoman pengelolaan dan
pembinaan ini dimulai berlaku sejak dikeluarkanya.

Anda mungkin juga menyukai