Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

Rekayasa genetik merupakan kegiatan pemanfaatan bioteknologi modern yang


telah mengalami perkembangan. Rekayasa genetik pada dasarnya merupakan teknik
manipulasi gen, yaitu komponen gen dari suatu organisme dibawa atau dimasukkan
dalam organisme berbeda sehingga organisme akan memiliki sifat lebih baik dari
induknya. Rekayasa genetik terjadi dalam rangkaian proses perubahan sifat pada
makhluk hidup yang secara sengaja dilakukan oleh manusia. Perubahan yang terjadi
akibat rekayasa genetik dapat berlangsung secara permanen namun ada yang hanya
sementara (Kerans, 2022).
Keragaman genetik berperan penting dalam program pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman merupakan usaha memperbaiki bentuk dan sifat tanaman sehingga
diperoleh varietas baru dengan sifat lebih baik dan unggul dari rata-rata populasi. Salah
satu pengendali keragaman tanaman dan memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan
pemuliaan tanaman adalah faktor genetik (Abidah et al, 2021). Keragaman genetik
yang tinggi menandakan bahwa perbedaan karakter lebih dipengaruhi oleh sifat genetik
tanaman sehingga seleksi akan sangat efektif dilanjutkan pada generasi atau siklus
selanjutnya (Addisu et al, 2015).
Rekayasa genetik dapat terjadi akibat adanya mutasi yang menyebabkan adanya
perubahan pada materi genetik atau DNA suatu organisme. Proses mutasi dapat terjadi
secara alami ataupun dengan adanya bantuan dari manusia melalui induksi.
Pemanfaatan mutasi genetik banyak dilakukan dalam beberapa bidang untuk
menghasilkan organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Mutasi banyak
dimanfaatkan dalam bidang pertanian untuk mendapatkan tanaman dengan varietas
unggul sehingga menghasilkan hasil yang optimal atau nilai jual yang tinggi.
Mutasi secara alami, diakibatkan dari faktor dalam tumbuhan itu sendiri.
Tanaman akan mengalami mutasi secara alami sebagai bentuk pertahanan diri dari
kondisi lingkungan tempat tumbuh. Mutasi alami dilakukan sebagai bentuk
penyesuaian dari tanaman. Sementara itu, mutasi yang terjadi karena induksi sering
disebabkan oleh adanya pengaruh luar dari tanaman. Mutasi terjadi akibat reaksi yang
ditimbulkan atau ditunjukkan oleh tumbuhan sebagai respons adanya pengaruh luar.
Pengaruh luar dapat berupa adanya penambahan atau masuknya zat kimia atau zat yang
lain dalam tubuh tanaman yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, tumbuhan
akan mengeluarkan respons dari peristiwa tersebut.

II. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah genetika tumbuhan berdasarkan studi kasus “Tanaman


Monstera sp. dan Monstera variegata” adalah untuk
1. Mengetahui proses terbentuknya hole (lubang) pada tanaman Monstera sp.
2. Mengidentifikasi peristiwa induksi yang terlibat dalam peristiwa munculnya
lubang pada tanaman Monstera sp.
3. Mengetahui penyebab munculnya bercak warna putih dan kuning pada daun
tanaman Monstera variegata.
4. Mengidentifikasi faktor penyebab terbentuknya morfologi daun tanaman
Monstera variegata.
5. Mengetahui sifat morfologi daun pada tanaman Monstera variegata antar
generasi.
6. Mengetahui kontribusi atau kaitan ilmu genetika tumbuhan terhadap studi kasus
yang terjadi pada tanaman Monstera sp. dan Monstera variegata.
1. Hole (lubang) pada tanaman Monstera sp.

Pembentukan lubang atau hole pada Monstera sp. berkaitan erat dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses terbentuknya hole akibat adanya
peristiwa adaptasi atau penyesuaian tanaman terhadap lingkungan pertumbuhan. Hole
atau lubang khas pada Monstera sp. disebut juga sebagai fenestrasi. Fenestrasi
berkaitan erat dengan terbentuknya lubang atau jendela khas (Mahmud et al, 2022).
Pada daun tumbuhan, fenestrasi dapat terjadi akibat adanya respons dari mutasi dari
tanaman itu sendiri maupun serangan hama atau penyakit.
Pada daun muda, lubang pada Monstera sp. belum terbentuk sempurna bahkan
tidak ada. Hal tersebut terjadi akibat daun muda membutuhkan ketersediaan cahaya
matahari yang minim. Lubang atau hole akan terbentuk seiring dengan berkembangnya
daun tanaman. Lubang atau hole daun akan semakin besar dan kompleks. Pembentukan
lubang ini akibat adanya perkembangan yang tidak seimbang di bagian tengah daun.
Selain itu, terbentuknya lubang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cahaya matahari
untuk memaksimalkan proses fotosintesis.
Proses pembentukan lubang atau hole pada tanaman Monstera sp. merupakan
respons atau adaptasi evolusioner terhadap habitat asli tempat pertumbuhan. Lubang
atau hole dapat membantu tanaman Monstera sp. dalam memenuhi kebutuhan cahaya
matahari, menahan angin, serat mengurangi tekanan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan cuaca. Dengan demikian, tanaman Monstera sp. dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal tanpa terpengaruh adanya perubahan faktor lingkungan.

2. Peristiwa munculnya hole pada tanaman Monstera sp.

Munculnya hole pada tanaman Monstera sp. merupakan peristiwa induksi alami.
Induksi alami merupakan peristiwa terjadinya perubahan materi genetik secara alami
pada tanaman. Induksi pada tumbuhan merujuk pada respons atau perubahan dalam
pertumbuhan tanaman sebagai akibat rangsangan eksternal tertentu. Respons
perubahan dapat ditunjukkan oleh tumbuhan melalui gejala visual yang dapat dilihat
secara langsung. Rangsangan penyebab munculnya gejala visual pada tumbuhan dapat
disebabkan adanya perubahan lingkungan, seperti cahaya, suhu, air, maupun adanya
zat kimia tertentu.
Induksi alami terjadi akibat adanya proses penyesuaian yang dilakukan oleh
tanaman terhadap lingkungan atau tempat tumbuh. Induksi alami dapat terjadi pada
tumbuhan Monstera sp. Secara umum, tumbuhan Monstera sp. termasuk dalam tumbuh
yang hidup menempel pada tanaman berukuran besar dengan tajuk daun yang lebar.
Hal tersebut memungkinkan ketersediaan cahaya matahari bagi tanaman Monstera sp.
menjadi berkurang atau seluruh bagian tanaman tidak mendapatkan sinar matahari
secara keseluruhan. Dengan demikian, tanaman hanya bergantung pada ketersediaan
bintik-bintik matahari yang minim.
Kondisi tersebut memicu terjadinya peristiwa induksi yang terjadi secara alami
pada tumbuhan Monstera sp. Tumbuhan ini akan membuat rongga atau ruang kosong
pada permukaan daun untuk memudahkan proses penangkapan cahaya matahari. Daun
yang berlubang akan memudahkan sinar matahari tembus hingga ke bagian bawah
batang dan akar sehingga proses fotosintesis akan berlangsung secara menyeluruh dan
optimal. Adanya lubang pada daun menjadikan luas penampang daun menjadi kecil
sehingga mengefektifkan dan mengefisiensikan sinar matahari diterima dibandingkan
pada luas penampang daun besar dan tidak berlubang.

Referensi :
http://www.esalq.usp.br/lepse/imgs/conteudo_thumb/Swiss-cheeseplants-the-logic-
behind-the-leaves-with-holes.pdf.
Mahmud, M., & Erzulsyah, K. 2022. Efikasi bioinsektisida berbahan aktif bacillus
thuringiensis ernst berliner untuk mengendalikan hama Spodoptera Frugiperda JE
Smith (Lepidoptera: Noctuidae). Doctoral dissertation. Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai