CBL Gentum
CBL Gentum
PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Pembentukan lubang atau hole pada Monstera sp. berkaitan erat dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses terbentuknya hole akibat adanya
peristiwa adaptasi atau penyesuaian tanaman terhadap lingkungan pertumbuhan. Hole
atau lubang khas pada Monstera sp. disebut juga sebagai fenestrasi. Fenestrasi
berkaitan erat dengan terbentuknya lubang atau jendela khas (Mahmud et al, 2022).
Pada daun tumbuhan, fenestrasi dapat terjadi akibat adanya respons dari mutasi dari
tanaman itu sendiri maupun serangan hama atau penyakit.
Pada daun muda, lubang pada Monstera sp. belum terbentuk sempurna bahkan
tidak ada. Hal tersebut terjadi akibat daun muda membutuhkan ketersediaan cahaya
matahari yang minim. Lubang atau hole akan terbentuk seiring dengan berkembangnya
daun tanaman. Lubang atau hole daun akan semakin besar dan kompleks. Pembentukan
lubang ini akibat adanya perkembangan yang tidak seimbang di bagian tengah daun.
Selain itu, terbentuknya lubang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cahaya matahari
untuk memaksimalkan proses fotosintesis.
Proses pembentukan lubang atau hole pada tanaman Monstera sp. merupakan
respons atau adaptasi evolusioner terhadap habitat asli tempat pertumbuhan. Lubang
atau hole dapat membantu tanaman Monstera sp. dalam memenuhi kebutuhan cahaya
matahari, menahan angin, serat mengurangi tekanan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan cuaca. Dengan demikian, tanaman Monstera sp. dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal tanpa terpengaruh adanya perubahan faktor lingkungan.
Munculnya hole pada tanaman Monstera sp. merupakan peristiwa induksi alami.
Induksi alami merupakan peristiwa terjadinya perubahan materi genetik secara alami
pada tanaman. Induksi pada tumbuhan merujuk pada respons atau perubahan dalam
pertumbuhan tanaman sebagai akibat rangsangan eksternal tertentu. Respons
perubahan dapat ditunjukkan oleh tumbuhan melalui gejala visual yang dapat dilihat
secara langsung. Rangsangan penyebab munculnya gejala visual pada tumbuhan dapat
disebabkan adanya perubahan lingkungan, seperti cahaya, suhu, air, maupun adanya
zat kimia tertentu.
Induksi alami terjadi akibat adanya proses penyesuaian yang dilakukan oleh
tanaman terhadap lingkungan atau tempat tumbuh. Induksi alami dapat terjadi pada
tumbuhan Monstera sp. Secara umum, tumbuhan Monstera sp. termasuk dalam tumbuh
yang hidup menempel pada tanaman berukuran besar dengan tajuk daun yang lebar.
Hal tersebut memungkinkan ketersediaan cahaya matahari bagi tanaman Monstera sp.
menjadi berkurang atau seluruh bagian tanaman tidak mendapatkan sinar matahari
secara keseluruhan. Dengan demikian, tanaman hanya bergantung pada ketersediaan
bintik-bintik matahari yang minim.
Kondisi tersebut memicu terjadinya peristiwa induksi yang terjadi secara alami
pada tumbuhan Monstera sp. Tumbuhan ini akan membuat rongga atau ruang kosong
pada permukaan daun untuk memudahkan proses penangkapan cahaya matahari. Daun
yang berlubang akan memudahkan sinar matahari tembus hingga ke bagian bawah
batang dan akar sehingga proses fotosintesis akan berlangsung secara menyeluruh dan
optimal. Adanya lubang pada daun menjadikan luas penampang daun menjadi kecil
sehingga mengefektifkan dan mengefisiensikan sinar matahari diterima dibandingkan
pada luas penampang daun besar dan tidak berlubang.
Referensi :
http://www.esalq.usp.br/lepse/imgs/conteudo_thumb/Swiss-cheeseplants-the-logic-
behind-the-leaves-with-holes.pdf.
Mahmud, M., & Erzulsyah, K. 2022. Efikasi bioinsektisida berbahan aktif bacillus
thuringiensis ernst berliner untuk mengendalikan hama Spodoptera Frugiperda JE
Smith (Lepidoptera: Noctuidae). Doctoral dissertation. Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.