Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI KEPEMIMPINAN

“TEORI KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengempuh : Dr. La Ode Sahili,,S.Pd.,M.Si

Disusun oleh :
Kelompok II
Putu Riyan Astrawan 196601199
Ida Komang Mudita 196601260
Nur Rachma Novianti 196601399
Devi Triana Arifai 196601430
Firdayanti Apriliah 196601400
Putri Safira 196601416
Nova Triwulandari 196601009
Liza Anggraini Deli 196601011

JURUSAN MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU


EKONOMI ENAM – ENAM KENDARI TAHUN
AJARAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Teori Kepemimpinan" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas kuliah Teori kepemimpinan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Teori Kepemimpinan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. La Ode Sahili,, S.PD.,M.Si
selaku dosen pengempuh Mata kuliah Teori Kepemimpinan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 19 oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Teori Greatman Dan Big Bang ..................................................................... 6
B. Teori Berdasarkan Sifat (Teori Sifat) ........................................................... 7
C. Teori Berdasarkan Perilaku (Teori Perilaku)................................................ 7
D. Teori Kontigensi (Teori Kontigensi) ............................................................ 8
E. Behavioral Theories ...................................................................................... 8
F. Teori Servant ................................................................................................ 9
G. Teori Transaksional .................................................................................... 10
H. Teori Transformasional .............................................................................. 11
I. Teori Kedudukan Model Fiedler ................................................................ 12
J. Model Pertukaran Pemimpin-Pengikut ( Leader-Member Exchange
disingkat LMX Model ) ..................................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
a. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang
lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyak
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya.
Menurut Warren Bennis (1989) kepemimpinan dalam masyarakat dewasa
ini memanfaatkan kemampuan untuk mengendalikan kekuasaan yang
tersebar, dan memberi kekuasaan pada orang lain untuk mengubah impian
menjadi kenyataan. Impian harus memberi tempat untuk kreativitas. Ada
beberapa prinsip yang perlu dipahami tentang kepemimpinan. Prinsip-
prinsip tersebut diantaranya pemimpin bukan manajer.
Selama bertahun-tahun hingga sekarang belajar mengenai kepemimpinan
memiliki daya tarik tersendiri karena berkaitan dengan perilaku seseorang
untuk memimpin dengan caranya masing-masing. Selama kurun waktu
yang panjang tersebut,lahirlah beberapa teori-teori kepemimpinan yang
berusaha memberikan gambaran mengenai perkembangan kepemimpinan
untuk mengefektifkan organisasi dalam mencapai tujuan. Beberapa teori
kepemimpinan yang dimaksud diantaranya adalah teori orang hebat dan
teori dentuman Besar, teori sifat (teori sifat), teori perilaku (perilaku teori),
teori kontigensi (teori kontigensi), serta beberapa teori kepemimpinan
yanglain.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,
karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya (Moejiono, 2002). Oleh karena
itu pada bab ini, kelompok kami akan membahas lebih lanjut mengenai
teori-teori kepemimpinan yang berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Teori Greatman dan Big Bang?
2. Apa itu Teori berdasarkan Sifat (Teori Sifat)?
3. Apa Itu Teori berdasarkan Perilaku (teori perilaku)?
4. Apa itu Teori Kontigensi (Teori Kontigensi)?

4
5. Apa saja Teori Kepemimpinan yang Lain?

C. Tujuan
Untuk mengetahui hasil bagaimana teori kepemimpinan itu berkembang
seiring dengan perkembangan zaman dan untuk meningkatkan wawasan
tentang teori kepemimpinan bagi pembaca.

5
BAB II

PEMBAHASAN
Banyak orang mengatakan, atau beranggapan, jika kepemimpinan
merupakan bawaan alamiah seseorang sejak lahir, anggapan itu mungkin
dapat dikatakan benar, namun tidak sedikit pula yang beranggapan, jika
kepemimpinan merupakan sifat yang diperoleh seseorang, karena dibentuk
oleh lingkungan, pengalaman, dan juga pendidikan, hal ini juga tidak
salah.
Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa memiliki sifat-sifat tertentu
dapat membantu seorang individu menjadi pemimpin, yang notabene, sifat
ini merupakan bawaan lahir individu. Namun ada teori yang menyatakan,
bahwa bahwa model kepemimpinan seseorang dapat dipengaruhi atau
dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, serta pendidikan dalam situasi dan
kondisi tertentu.
Maka, dalam hal ini, kita dapat mengartikan, bahwa teori kepemimpinan
merupakan buah pemikiran yang berisi penjelasan mengenai, apa,
bagaimana, siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan sebagai
pemimpin. Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk
mendalami konsep kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling
tidak, kita dapat menjadi pemimpin untuk diri sendiri.
Ada beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep
kepemimpinan :

A. Teori Greatman Dan Big Bang


Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat
asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan,
dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini
berkembang sejak abad ke-19.
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan
sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu
orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai
pemimpin yang hebat.
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan merupakan
bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke
dunia. Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi
bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada nomor tertentu, yang melalui proses pewarisan
memiliki kemampuan memimpin atau karena memiliki bakat untuk

6
menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja Menjadi
Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan menciptakan pemimpin. Seorag
pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan pengikutnya. Dan
situasi peristiwa besar seperti revolusi, revolusi/kerusuhan,
pemberontakan, dll. Dalam hal ini, pengikut adalah orang yang
menokohkan seseorang dan patuh dan taat.

B. Teori Berdasarkan Sifat (Teori Sifat)


Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini
meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian
tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan.
Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti
keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi,
fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya
dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik
dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan
tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara
para pemimpin.
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki sifat
yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan titik tolak teori ini
menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan berasal
dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi, dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu
ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan
kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu yang memerlukan sifat tertentu
yang berbeda dari yang lain.

C. Teori Berdasarkan Perilaku (Teori Perilaku)


Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai
kebalikan dari The Great Man Theory.
Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat,
bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang
pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari
orang tersebut.

7
Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang
baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif
merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh individu
yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan
konseptual.
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki sifat
yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan titik tolak teori ini
menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan berasal
dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi, dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu
ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan
kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu yang memerlukan sifat tertentu
yang berbeda dari yang lain.

D. Teori Kontigensi (Teori Kontigensi)


Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa resistensi
atas teori kepemimpinan sebelumnya yang berlaku umum untuk semua
situasi. Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan (kepemimpinan)
terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.
Teori kontingensi menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik
untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus
didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil
dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan
tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke
situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.
Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering disebut dengan
teori kepemimpinan situasional.

E. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku
atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai
kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para
pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial
pemimpin tersebut.

8
Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan
perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan
yang didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

F. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai
pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini
meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik
serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung
fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka
menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan
dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka
itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada dasarnya
memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang
lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
terdapat sepuluh karakteristik servant (Spears, 2002:27-29) yaitu sebagai
berikut:
1. Mendengarkan (listening)
Servant mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang lain,
mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok,
juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
2. Empati (empathy)
Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami
rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
3. Penyembuhan (healing)
Servant leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan
hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan
merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
4. Kesadaran (awareness)
Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan,
dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih
terintegrasi.

9
5. Persuasi (persuasion)
Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada
memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan
antara model otoriter tradisional dengan servant.
6. Konseptualisasi (conceptualization)
Kemampuan melihat masalah dari perspektif konseptualisasi berarti
berfikir secara jangka panjang atau visioner dalam basis yang lebih
luas.
7. Kejelian (foresight)
Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat
ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa depan.
8. Keterbukaan (stewardship)
Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun kepercayaan
dari orang lain.
9. Komitmen untuk Pertumbuhan (commitment to the growth of people)
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi.
10. Membangun Komunitas (building community)
Mengidentifikasi cara untuk membangun komunitas.
Dengan demikian, karakteristik utama yang membedakan antara
kepemimpinan pelayan dengan model kepemimpinan lainnya adalah
keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk
memimpin. Selanjutnya mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan
akan menjadi pemimpin. Sedangkan prioritas kepemimpinan pelayan yang
pertama dan utama adalah pada pengembangan bawahan yang
menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan, lalu terciptanya kepuasan
pelanggan yang diikuti dengan keberhasilan yang berkesinambungan.

G. Teori Transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang
dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi
pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat
dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling
menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

10
Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin
dengan baik, merupakan nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang
memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik,
seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan, bonus,
kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi
berupa uang atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan
atas kinerja seseorang, yang membuat seseorang tersebut merasa kerja
kerasnya dihargai. Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang
telah disepakati bersama sebelumnya.

H. Teori Transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan.
Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang
mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan
pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga
organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran,
serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa
ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya.
Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau
organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
Dalam mempelajari teori kepemimpinan serta bagaimana
pengaplikasiannya, Grameds dapat membaca buku Kepemimpinan Teori
dan Praktik Edisi Keenam yang ditulis oleh Peter G. N. di bawah ini.
Adapun 3 aspek dalam kepemimpinan transformasional, yaknik vision,
power, dan self confidence.

1. Vision
Vision adalah kemampuan diri untuk menggambarkan, menjelaskan dan
meyakinkan bawahan tentang kondisi masa depan yang diinginkan
pemimpin dan cara mewujudkannya.
2. Power
Power adalah kemampuan diri untuk mempengaruhi, mengendalikan dan
menguasai orang lain atau kelompok, sehingga mendapatkan dukungan
yang kuat dalam mencapai tujuan.
3. Self Confidence
Self confidence adalah kepercayaan diri untuk melakukan tindakan yang
sumbernya dari pengalaman seputar hal-hal yang terjadi pada
kehidupannya.

11
I. Teori Kedudukan Model Fiedler
Model kemungkinan kepemimpinan yang dikembangkan oleh Fiedler
terdiri dari hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang
menguntungkan atau tidak. Situasi yang menguntungkan atau tidak berasal
dari tiga dimensi, yaitu:
(1) Hubungan pemimpin-pengikut ( hubungan pemimpin-anggota ), adalah
variabel paling penting dalam menentukan situasi yang menguntungkan.
(2)Tingkat struktur tugas ( tingkat struktur tugas ), adalah masukan paling
penting ke dalam situasi yang menguntungkan.
(3) Kekuatan posisi pemimpin ( kekuatan posisi pemimpin)) diperoleh
melalui otoritas resmi, adalah dimensi paling penting ke tiga dari situasi.
Pemimpin yang berorientasi pada tugas paling efektif pada situasi yang
sangat menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada manusia, atau gaya
demokratis paling efektif pada situasi yang sedang (modely favourable or
unfavorable). Situasi menguntungkan untuk seorang pemimpin, apabila
semua dimensi tinggi. Dengan kata lain, jika seorang pemimpin secara
umum diterima dan didengar oleh para pengikut (dimensi pertama tinggi),
jika tugas sangat terstruktur dan segala sesuatunya jelas (dimensi ke dua
tinggi), dan apabila seorang pemimpin diberi posisi formal dengan
wewenang dan kekuasaan yang besar ( dimensi ketiga tinggi), maka situasi
menguntungkan. Bila keadaannya sebaliknya, maka situasi sangat tidak
menguntungkan untuk seorang pemimpin. 5 Dimensi hubungan pengikut
pengikut model Fiedler ini hampir sama dengan dimensi pertimbangandan
orientasi kepada karyawan pada teori perilaku kepemimpinan, yakni sama-
sama memperhatikan hubungan antarpribadi pemimpin dengan pengikut
atau bawahan. Sedangkan struktur tugas (tugas terstruktur atau tidak
terstruktur) saling melengkapi dengan memprakarsai struktur (pemimpin
menetapkan struktur sendiri dan peran anak buah). Fiedler menambah satu
dimensi yang belum disebutkan pemimpin dalam teori perilaku yaitu
kekuatan posisi. Jadi teori kepemimpinan terus berevolusi menjadi
semakin luas dan mencakup banyak hal ( komprehensif ).

J. Model Pertukaran Pemimpin-Pengikut ( Leader-Member Exchange


disingkat LMX Model )
Berdasarkan model pertukaran pemimpin-pengikut, pemimpin
membedakan antara kelompok yang mereka sukai (di dalam kelompok /in
group ) dan kelompok yang tidak mereka sukai (di luar kelompok/ out
group). Anggota dalam kelompok secara umum menikmati moral dan
komitmen yang lebih tinggi, serta melakukan pekerjaan dengan lebih baik

12
dari anggota di luar kelompok. Kadang-kadang karena kesamaan persepsi
dengan menghargai karakteristik seperti umum, jenis kelamin,
kepribadian, atau kemampuan khusus untuk melakukan pekerjaan, cukup
bagi pemimpin untuk memasukkan bawahan ke dalam kelompoknya.
Penelitian telah membuktikan gagasan bahwa dengan alasan tertentu para
pemimpin menyukai anggota di kelompok mereka. Sifat dari hubungan
semacam itu sangat mempengaruhi moral, komitmen, dan kinerja
karyawan. membantu untuk memperbaiki hubungan menjadi sangat
berharga dalam beberapa hal yang berkaitan dengan penghargaan.
[7]Bawahan yang dalam kelompok yang tidak disukai ( out group ) pasti
akan merasa diperlakukan tidak adil, tidak dihargai dan sangat tidak
nyaman dalam bekerja.
Jika berdasarkan teori motivasi hirarkhi kebutuhan Maslow, kebutuhan
tingkat ke dua yaitu kebutuhan keselamatan ( Safety need ), khususnya
keselamatan emosional tidak terpenuhi karena merasa terancam, takut
membuat kesalahan dan takut mendapatkan hukuman. Kebutuhan tingkat
ke tiga yaitu kebutuhan kasih sayang dan hubungan dengan orang lain ( in
group ), juga tidak terpenuhi. Kebutuhan tingkat ke empat yaitu kebutuhan
penghargaan ( esteem need .) seperti kebutuhan kekuasaan, daya upaya,
dan status sangat jauh dari pemenuhan sehingga tidak akan dapat mencapai
kebutuhan paling tinggi adalah mewujudkan diri ( aktualisasi diri )), yaitu
dapat mewujudkan seluruh potensi diri. Artinya, bawahan yang diluar
kelompok yang disukai pemimpin hanya memenuhi kebutuhan dasar saja,
yaitu gaji. Bawahan yang mendapat perlakuan semacam itu akan tetap
bertahan bekerja dengan mengurangi jam atau hari kerja (suka tidak
bekerja dengan berbagai alasan, atau mengerjakan hal lain di luar
pekerjaan), melakukan pekerjaan dengan asal-asalan, karena merasa
percuma, tidak diakui oleh pimpinan apabila kinerjanya kinerjanya juga
akan menjadi buruk. bila puas dengan kepuasan kerja, pasti mereka merasa
sangat tidak puas.
Jika ada kesempatan atau kemampuan untuk pindah bekerja di tempat lain
maka mereka akan dengan senang hati berhenti bekerja.turn over )
karyawan meningkat sesuai dengan perlakuan tingakat pemimpin dan
kelompoknya. Model pertukaran pemimpin-pengikut ini tidak untuk
diterapkan di dalam praktek dunia kerja, tetapi kenyataan itu ada, dan para
pemimpin harus menyadari akibat dari kenyataan itu, maka harus dapat
mungkin dihindari.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah kita ketahui dari ulasan di atas bahwa ada banyak pembahasan
mengenai teori kepemimpinan diantaranya
1. teori greatman dan big bang
2. teori berdasarkan sifat (teori sifat)
3. teori berdasarkan perilaku (teori perilaku)
4. teori kontigensi (teori kontigensi)
5. behavioral theories
6. teori servant
7. teori transaksional
8. teori transformasional
9. teori kedudukan model fiedler
10. Model Pertukaran Pemimpin-Pengikut ( Leader-Member Exchange
disingkat LMX Model )
Yang dimana setiap macam-macam teori tersebut memiliki sudut pandang
atau prepekstif yang berbeda-beda. Yang dimana teori yang paling banyak
digunakan adalah teori greatman dan big bang, teori berdasarkan sifat
(teori sifat), teori berdasarkan perilaku (teori perilaku), teori kontigensi
(teori kontigensi).

A. Saran
Ada banyak teori yang dapat kita pahami namun dengan pesatnya
perkembangan zaman hanya beberapa teori yang sering digunakan untuk
memulai aktivitas baik dalam organisasi maupun perusahaan. Penulis
memberikan saran bagi penulis selanjutnya untuk lebih menggali lebih
dalam lagi mengenai kajian tentang berbagai macam teori kepemimpinan
agar para pembaca dapat memperluas wawasannya tentang teori
kepemimpina.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/berbagai-teori-kepemimpinan/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palu/baca-
artikel/13049/Kepemimpinan-yang-Melayani-Servant-Leadership-
Sebagai-Gaya-Kepemimpinan-Kekinian.html
https://deepublishstore.com/materi/teori-kepemimpinan/
https://rosdianya.wordpress.com/2011/12/20/teori-teori-kepemimpinan/ -
:~:text=Dalam%20teori%20Great%20Man%20dan,bukan%20diciptakan%2C%2
0tetapi%20melainkan%20dilahirkan
https://www.qubisa.com/article/teori-kepemimpinan -
:~:text=Teori%20kepemimpinan%20ini%20menyatakan%20bahwa,natural%20at
au%20bawaan%20dari%20lahir

15

Anda mungkin juga menyukai