Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

“MEMBANDINGKAN GAYA KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG


YUDHOYONO DAN BJ HABIBIE”

Nama : Yasmin Zahra


NIM : 2202431004
Dosen Pengampu : Dr. Isda Pramuniati, M.Hum
Mata Kuliah : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas
Laporan Mini Riset ini. Dan juga tidak lupa saya berterim kasih kepada Dosen mata
kuliah Kepemimpinan.

Saya sangat berharap tugas laporan mini riset ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dajn jauh dari apa yang diharapkan.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan masa depan

Adapun tujuan saya membuat Mini Riset ini adalah untuk memenuhi tuntutan tugas
mata kuliah Kepemimpinan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
( KKNI ).

Medan, 30 Oktober 2020

Penyusun

Yasmin Zahra (2202431004)

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................6


A. Kajian Teori................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................7


A. Pengertian Kepemimpinan.............................................................……….7
B. Teori Kepemimpinan...................................................................................7
C. Gaya kepemimpinan.......................................................................………. 8
D. Membandingkan Kepemimpinan..................................................……..... 9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................………. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan pembahasan yang klasik tetapi sangat perlu diteliti dan
dibahas untuk kepentingan suatu organisasi atau kelompok. Secara garis besar kepemimpinan
adalah sikap tanggung jawab seseorang. Masalah kepemimpinan yang masih saja dibahas dari
jaman ke jaman dikarenakan banyaknya contoh pemimpin yang tidak memenuhi tanggung
jawabnya sebagai seorang pemimpin. Banyaknya pemimpin yang semena-mena kepada
anggotanya dan bahkan juga ada yang menelantarkan tugas-tugasnya. Padahal seperti yang
kita tahu, tugas seorang pemimpin sangat berat bukan hanya dibagian materi-materi yang
perlu diselesaikan melainkan tanggung jawab yang ia pikul agar bisa menjadi pemimpin yang
baik bagi seluruh anggotanya.

Semua orang pasti pernah ditunjuk sebagai seorang pemimpin. Entah itu hanya
sebagai pemimpin antar kelompok belajar, atau sebagai pemimpin klub ekstrakulikuler.
Awalnya mungkin kita merasa senang karena menjadi seorang pemimpin yang artinya bisa
memerintah orang lain. Tetapi ternyata tugas pemimpin bukan hanya memerintah melainkan
banyak nya tekanan yang di pikul oleh seorang pemimpin. Karena jika satu kelompok itu
kalah, maka secara alamiahnya pemimpin yang disalahkan. Begitu pula sebaliknya, jika
menang pemimpin lah yang dibangga-banggakan.

Sebelum masuk pembahasan yang lebih dalam, ada kalanya kita harus memahami
pengertian kepemimpinan dengan benar. Lalu barulah kita bisa membandingkan
kepemimpinan antara suatu pemimpin top nasional maupun dunia

4
A. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam mini riset ini ialah :

1. Gaya kepemimpinan manakah yang layak untuk ditiru ?


2. Bagaimanakah cara menjadi seorang pemimpin yang baik ?

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MAKALAH


Tujuan dan manfaat penulisan mini riset ini ialah :
1. Mengetahui gaya kepemimpinan mana yang lebih baik
2. Mengetahui cara menjadi seorang pemimpin yang baik

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia,
yaitu manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Manusia merupakan makhluk sosial. Dimana yang berarti manusia membutuhkan manusia
lain untuk hidup. Yang berarti manusia juga membutuhkan seorang pemimpin agar tujuan
hidup manusia bisa terlaksanakan dengan baik.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu progress yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan pencapaian visi, misi
dan tugas yang membawa organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin
mempunyai sifat yaitu kepercayaanm nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-
kemahiran yang dimilikinya.
Menurut Davis and Filley, pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin. Sedangkan menurut
umum pemimpin merupakan seorang yang membiming, memimpin dengan bantuan kualitas-
kualitas persuasifnya dan aseptansi / penerimaan sukarela oleh pengikutnya.
Menurut Ahma Rusli dalam kertas kerjanya pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan
(1999), pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat
(pengikutnya) kearah yang mencapai matlamat berikutnya.
Menurut Willian G. Scott (1962), kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan yang
diselenggarakan dalam kelompok dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Menurut James M. Black (1961) Kepemimpinan adalah kemampuan yang mampu


meyakinkan orang lain yang bersedia bekerja di bawah arahannya dalam kesatuan tim untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Secara umum, kepemimpinan berarti suatu seni yang membentuk individu yang kuat dan
tangguh untuk memotivasi sekelompok orang agar mau bertindak dan bekerja bersama demi
meraih tujuan bersama.

B. Teori Kepemimpinan
1. Great Man Theory (Teori orang Hebat)
Teori ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa
dari sejak orang tersebut dilahirkan. Teori ini juga menganggap seorang pemimpin hebat
akan muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu. Teori ini dipopulerkan oleh Thomas
Carlyle.
2. Trait Theory (Teori Sifat Kepribadian)

Teori ini mempercayai bahwa orang yang dilahirkan atau dilatiih dengan kepribadian tertentu
akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian
tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi,
fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nilai lainnya dapat membuat seseorang
menjadi pemimpin yang baik.

3. Behavioural Theory (Teori Perilaku)

Teori ini berfokus pada perilaku para pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial
mereka. Teori perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah didasarkan
pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.

7
4. Contingency Theory (Teori Kontingensi)

Teori ini beranggapan bahwa tidak ada cara paling baik untuk memimpin dan menyatakan
bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Seseorang munngkin berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan
tempat tertentu namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke
situasi dan kondisi lain atau ketika factor di sekitarnya telah berubah.

C. Gaya Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan jenis ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Pemimpin yang otoriter
tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung berkomunikasi satu
arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota)

2. Kepemimpinan Birokrasi

Gaya kepemimpinan ini diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif bila setiap
karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari.

3. Kepemimpinan Partisipatif

Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk
dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan
hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.

4. Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan ini memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk
melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Jenis kepemimpinan ini akan sangat
merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerkjaan.

5. Kepemimpinan Melayani

Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para
anggota daripada kepentinga peribadinya.

6. Kepemimpinan Karismatik

8
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karisma dan
kepercayaan diri yang ditampilkan. Para pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik
karena kagum dan secara emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan
pemimpin karismatik

7. Kepemimpinan Situasional

Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan


setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota sejauh mana
kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas.

8. Kepemimpinan Visioner
Gaya kepemimpinan ini merupakan seorang pemimpin yang ditunjuk untuk memberi arti
pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota dengan memberi
arahan dan makna pada kerja dan usaha berdasarkan visi yang jelas

D. Membandingkan Kepemimpinan

1. B.J. Habibie

B.J Habibie adalah presiden RI ketiga lahir pada tanggal 25 juni 1936. Beliau
mendapatkan gelar doktor di Jerman dari Technische hechschule dan banyak juga
mendapatkan penghargaan bergengsi Theodore van Karma Award dan selalu menjadi
berita. Ia meraih gelar doktor kontruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat
Summa Cum Laude.

Tidak hanya cerdas, dia juga dipercaya menjabat sebagai menteri Negara
Ristek/kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipillih MPR
menjadi wakil presiden dan disumpah mahkamah agung menjadi presiden menggantikan
Soeharto yang mundur dari jabatan.

Prestasi-prestasi nya yang lain yaitu, ia merupakan anggota kehormatan persatuan


insinyur Malaysia (IEM), Anggota kehormatan Japanese Academy of Engineering,
Anggota kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom (London),
Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering (AS), Anggota kehormatan

9
Academie Nationalite de l’Air et de l’Escpace, Prancis, Anggota kehormatan Gesselschaft
Fuer Luft und Raumfart (Lembaga Penerbangan & Ruang Angkasa) di jeman, dan masih
banyak lagi.

Era kepemimpinan Habibie ditandai beberapa perkembangan pesat dari sudut


pandang demokrasi, misalnya pemberian kebebasan mendirikan partai politik, kebebasan
pers, dan pelepasan narapidana poltik, bahkan memilih untuk merdeka atau tetap
bergabung dengan RI. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat saat itu di Indonesia atas
pelepasannya Timor Timur yang memilik merdeka.

Habibie termasuk presiden yang paling produktif selama enam belas bulan, Habibie
terbukti mengeluarkan Undang-udang yaitu sebanyak 59 Undang-undang. Diantaranya
Undang-undang yang bersifat demokratis, UU No.2 tahun 1999 tentang partai politik, UU
No.3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, dan UU No. 4 tahun1999 tentang susunan
kedudukan DPR/MPR. Adapula beberapa ketetapan yang dikeluarkan, dan diantaranya 4
Ketetapan MPR yang mencerminkan jawaban dari tuntunan reformasi.

Habibie juga mampu mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
1998 hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Gaya komunnikasinya penuh spontanitas,
meletup-letup, dan responsif terhadap perubahan.

Habibie adalah ilmuwan yang cemerlang, ia tidak malu bertanya jika tidak tahu dan
selalu mendalami apapun sampai ke akarnya dan bingung menghadapi omong kosong.
Habibie seorang pekerja keras, orang polos yang tidak tahan pada keruwetan yang dibuat-
buat, suka menolong orang lain, tahu membayar hutang budi, taat pada agama, suami dan
ayah yang penuh kasih sayang dan nasionalis dalam arti cinta tanah air.

Dalam pekerjaan, B.J Habibie berpegang pada prinsip “Bersikaplah rasional


bertindaklah konsisten, berlakulah adil”.

Bagi Habibie yang seorang perfeksionis, mengecek dan meminta pertanggung


jawaban juga tidak ada hubungannya dengan status. B.J Habibie tidak keberatan dicek
oleh bawahan kalau maksudnya untuk mengamankan keseluruhan system disiplin ilmu,
teknologi dan industry modern.

Bagi seorang professional seperti Habibie, keterpercayaan adalah modal utama.


Sering ia katakana pada mitranya, “kalau kita saling percaya maka perjanjian tertulis dua
halaman saja cukup. Sebaliknya, kalau kita berdua tidak saling percaya, perjanjian tertulis

10
setebal buku pun tidak akan menolong”. Dasar kepercayaan adalah kesatuan sikap dan
nilai serta keserasian kepentingan.

Dilihat dari kepribadiannya, B.J Habibie memiliki karakteristik yang disiplin, pekerja
keras, temperamental, dan juga keras kepala. Ia juga seorang yang sangat rendah hati,
idealis namun juga memiliki jiwa seni yang sangat tinggi. Ia juga merupakan seorang
yang jujur, adil, berani dalam pengambilan keputusan, dan focus pada pekerjaan dan
berpegang pada prinsip yang menentukan jalannya.

Dalam diri Habibie, ia tidak mengenal kata mimpi, menurutnya itu hanyalah angan-
angan saja. Ia lebih memilih menggunakan visi yang berwawasan ke masa depan.
Melakukan tindakan nyata untuk mencapai visi adalah salah satu prinsipnya.
Karakteristik ini membuat Habibie condong pada gaya kepemimpinan Visioner.

Menurut Corinne McLaughlhin (2001) pemimpin yang visioner adalah mereka yang
mampu membangun “fajar baru” ( a new dawn ) bekerja dengan intuisi dan imajinasi,
penghayatan, dan keberanian. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan
dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.

Kiprah Habibie sebagai pemimpin visioner sangat terlihat dari cara pengambilan
keputusan, sampai keputusan akhir yang ia perbuat. Dan terlihat dari karakteristik
keperibadian Habibie yang keras kepala, disiplin dan berani mengambil keputusan.
Adapun salah satu ciri gaya kepemimpinan visioner yaitu mampu merumuskan dan
menjual visi serta mengelola organisasi secara professional sangat mencerminkan kepada
Habibie.

2. Susilo Bambang Yudhoyono

Jenderal TNI (HOR.) (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.,GCB.,AC.
Lahir di Tremas,Arjosari,Pacitan,Jawa Timur,Indonesia, 9 September 1949 adalah Presiden
Indonesi KE-6 Yang menjabat sejak 20 Oktober 2004-20 Oktober 2014. Ia adalah presiden
pertama di Indonesia yang dipilih melalui jalur pemilu.

Penghargaan-penghargaan yang berhasil ia peroleh selama masa muda sampai masa


tuanya sangat banyak. Yaitu, Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi gabungan mental,fisik,da
kecerdasan intelektual) tahun 1973, Adhi Mekayasa (Lulusan terbaik Akabri 1973), Satya
Lencana Seroja (1976), Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat 1983, Satya Lencana Dwija
Sista 1985, Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI 1989, Dosen terbaik Seskoad 1989 dan

11
banyak lagi penghargaan yang diberikan kepada nya. Dan selain penghargaan itu, Susilo
Bambang Yudhoyono telah menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali. Salah
satu nya Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris (2005)

Seperti yang kita lihat dari prestasi nya, sebelum ia memulai terlibat dalam dunia politik,
ia adalah seorang militer yang berprestasi di bidangnya. Dimulai dari lulusnya ia dari
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan akhir karir nya dimiliter diangkat
sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat, system pemerintah di Indonesia


untuk pertama kalinya menggunakan system demokrasi. SBY harus memutar otak untuk
menjalankan roda pemerintahan dengan system demokrasi, dengan latar belakang militer
tentu bukan hal mudah untuk menjadi demokrasi.

SBY yang awalnya mempunyai gaya kepemimpinan militeristik karena sudah dari dulu
hidup di lingkungan militer harus bisa merubahnya menjadi sistem demokrasi. Pelan tapi
pasti, SBY membangun sistem demokrasi di atas fondasi yang telah ada. Namun tidak
semudah itu gaya kepemimpinan militeristik SBY hilang, seperti kasus memarahi cabinet
depan umum, memarahi Bupati dan Walikota seluruh Indonesia yang tidur saat SBY
berpidato, ini menunjukkan bahwa militeristik SBY yang belum bisa lepas dari 27 tahun di
militer.

Terlepas dari latar belakangnya, SBY mampu menjalankan kepemerintahan dibawah


kepemimpinan Negara Indonesia dan setiap melakukan tindakan untuk mengambil
keputusan, senantiasa mengajak bawahan atau kabinet guna meminta pendapat serta
masukkan yang membangun dalam proses perumusan kebijakan dan implementasi kebijakan.

SBY mempunyai gaya kepemimpinan Demokratis karena tuntutan reformasi, situasi dan
kondisi yang semakin liberal. Dimana Tipe pemimpin dengan gaya ini mengajak perwakilan
bawahan dalam mengambil keputusan tetapi keputusan tetap berada di tangannya. Secara
konsep pemimpin demokratis tidak merasa takut di kritik, bahkan SBY membalas kritikan
dengan kontra kritikan. Karena pemikiran yang dibangun oleh SBY bahwa kebenaran hanya
bisa didapat dengan wacana publik yang melibatkan banyak elemen masyarakat dan
kelompok tertentu

SBY juga mempunyai gaya kepemimpinan yang Kharismatik. Ketegasan dalam


memimpin, keunggulan dalam mengambil sikap, berbicara yang sopan dan teratur, setiap

12
tindakan tidak tergesa-gesa karena ingin memutuskan segala sesuatu yang terbaik untuk
kepentingan rakyat. Dan ia berkharisma karena unggul dalam segala bidang. Yaitu bidang
ideology, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.

Hasil-hasil prestasi yang ia raih selama memimpin Negara ini adalah

1. Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro-ekonomi yang relative baik,
meski terus diterpa cobaan pada tahun 2008.
2. Indonesia terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relative tinggi pada periode
tahun 2009-2013 secara rata-rata pertumbuhan nasional mencapai 5,9 persen
3. Utang Negara juga telah berada dalam situasi yang jauh lebih aman. Dengan susah
payah akhirnya Indonesia berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB kita
menjadi sekitar 23 persen
4. Indonesia juga telah berhasil mencetak sejumlah prestasi ekonomi.
5. Indonesia telah menjadi anggota G-20

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemimpin yang baik ialah yang memikirkan anggotanya terlebih dahulu. Pemimpin
yang baik seharusnya melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin atas dasar kejujuran,
kedisiplinan, ketegasan, prinsip yang kuat, mempunyai visi,misi dan tujuan yang matang.
Tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin. Dan tidak mudah pula memilih
pemimpin yang cocok dengan semua orang. Tidak mungkin 1 orang pemimpin bergerak
atas kemauan semua orang. Ia harus mempunyai sifat kepemimpinan tersendiri.
Walaupun yang ia lakukan sudah baik tetapi ada saja kekurangan seorang pemimpin
tersebut.
Dalam hal ini kita sebutkan antara gaya kepemimpinan B.J. Habibie dan Prof. DR. H.
Susilo Bambang Yudhoyono yang statusnya sama-sama seorang presiden Republik
Indonesia. Banyak perbedaan diantara sistem pemerintahan mereka dan gaya
kepemimpinan mereka. Gaya kepemimpinan mereka menyesuaikan keadaan Indonesia
pada saat mereka memimpin. Dengan ke-Khasan masing-masing dalam menjabat.
Mereka pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Dimana yang satu
adalah seorang ilmuwan dan yang satu adalah seorang militer.
Presiden B.J Habibie mempunyai gaya kepemimpinan Visioner dimana ia mempunyai
visi-visi dalam menjalankan Indonesia ini. Dengan Visi-visi itulah ia mampu meneruskan
masa kepemimpinan menjadi Presiden di Indonesia. Menurutnya, seseorang harus
mewujudkan keinginan nya. Jika hanya berangan-angan, itu hanyalah sesuatu yang tidak
nyata.
Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai gaya kepemimpinan
Militeristik, Demokratis, dan Kharismatik. Selama 27 tahun menjadi militeristik tidak
bisa ia hilangkan ketika ia menjadi presiden. Demokratis yang mengikuti sistem
pemerintahan Indonesia yang demokrasi, dan Kharismatik karena mempunyai
kepribadian yang sangat unggul.
Diantara keduanya tidak bisa dibilang terbaik ataupun terburuk. Karena
bagaimanapun mereka adalah pemimpin yang membangun Indonesia ini. Seorang
pemimpin harus bisa mencontoh sisi baik mereka dalam menjadi pemimpin. Pemimpin
yang baik harus mencontoh orang-orang yang baik dan berpengalaman di bidang
pemimpin. Yang terpenting, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa pemimpin dahulu
dan bisa membagi perhatiannya dengan para anggota.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Shahab,Ahmad.Biografi Politik Presiden RI Ketiga BJ Habibie Berbasis

Teknologi.Jakarta:Peace.2008

2. Habibie, B.J.Detik-Detik yang menentukan.Jakarta:THC Mandiri.2006

3. Bayu, Saputro.Gaya Kepemimpinan Bacharuddin Jusuf Habibie Untuk Membawa

Indonesia Menuju Perubahan.2009

4. Agung Mahar Rani.2015.”Gaya Kepemimpinan Bacharuddin Jusuf Habibie Pasca

Orde Baru Tahun 1998-1999”.hl. 2-9.Pekan Baru

5. Redaksi Pemimpin.ID.2019.https://pemimpin.id/memiliki-gaya-kepemimpinan-tujuh-

presiden-ri-/.di akses pada September,7,2019. Pukul 19:00

6. Doddy Rosadi.2014.https://www.suara.com/bisnis/2014/08/15/164436/inilah-prestasi-

sby-selama-10-tahun-menjadi-presiden?page=2. di akses pada Jum’at, 15 agustus

2014.Pukul 16:44

7. Katarizon.2013.http://katarizon.blogspot.com/2013/09/analisis-gaya-kepemimpinan-

sby-.html?m=1diakses pada 9-02/2013 Pukul 03.01

8. Rizky Putri Zahwa Fadillah, Muhammad Ariq Aqilah, Nabila Khansa Afanin.

2019.Gaya Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Hl. 9-11

9. Heny

Sovya.2013.https://www.kompasiana.com/hennysovya/552c5c16ea834f7738b4571/

mengenal-gaya-kepemimpinan-presiden-di-indonesia diakses pada 16 April 2013

pukul 12:23. Diperbarui pada 24 Juni 2015 pukul 15:07

10. Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha,S.Th.2017.https://www.google.co.id.amp?s?

www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-dalam-organisasi-teori-kepemimpinan/ di

akses pada 4-November-2017

15
11. Aris Kurniawan.2020.gurupendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-

ahli/ di publikasi pada 28/10/2020

16

Anda mungkin juga menyukai