Anda di halaman 1dari 3

Nama: Shiddiq Hibatullah Mubarok

NIM: 2005308

Kelas: PJKR C

Mata Kuliah: Teori Belajar Motorik

Dosen Pengampu: Jajat Darajat N., M.Kes.

1. Mens Sana in Corpore Sano

Mens Sana in Corpore Sano adalah frase Latin, biasanya diterjemahkan sebagai "pikiran yang
sehat dalam tubuh yang sehat". Ungkapan ini banyak digunakan dalam konteks olahraga dan
pendidikan untuk mengungkapkan teori bahwa latihan fisik adalah bagian penting atau esensial
dari kesejahteraan mental dan psikologis. Ungkapan Mens Sana in Corpore Sano tersebut
berasal dari Satire X penyair Romawi Juvenal (10.356). Ini adalah yang pertama dalam daftar apa
yang diinginkan dalam hidup:

Anda harus berdoa untuk pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat. Mintalah hati yang teguh
yang tidak takut mati, dan menganggap panjang hari sebagai hadiah alam yang paling kecil yang
dapat menanggung segala jenis kerja keras, yang tidak mengenal murka maupun keinginan dan
pikiran kesengsaraan dan kerja keras Hercules lebih baik daripada cinta dan perjamuan dan
bantal berbulu halus Sardanapalus. Apa yang saya anjurkan kepada Anda, dapat Anda berikan
kepada diri Anda sendiri; Karena pasti, satu-satunya jalan menuju kehidupan yang damai adalah
kebajikan. —Roman poet Juvenal (10.356-64).

Komentator tradisional percaya bahwa niat Juvenal adalah untuk mengajar sesama warga
Romawi bahwa pada dasarnya, doa-doa mereka untuk hal-hal seperti umur panjang salah arah.
Bahwa para dewa telah memberi manusia kebajikan yang kemudian dia daftarkan untuk
mereka. Seiring berjalannya waktu dan terlepas dari konteksnya, frasa tersebut memiliki
berbagai makna. Dapat diartikan bahwa hanya pikiran yang sehat yang dapat menghasilkan
tubuh yang sehat, atau sama halnya bahwa hanya tubuh yang sehat yang dapat menghasilkan
atau menopang pikiran yang sehat. Penggunaannya yang paling umum adalah untuk
mengekspresikan hierarki kebutuhan: dengan kesehatan fisik dan mental pada akarnya.
Sebelumnya, pepatah serupa dikaitkan dengan filsuf pra-Socrates Thales: Pria mana yang
bahagia? "Dia yang memiliki tubuh yang sehat, pikiran yang banyak akal dan sifat penurut."

2. Positive Thinking
Susetyo (1998), berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk memusatkan
perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain, dan situasi yang dihadapi. Berpikir positif
tidak akan datang dengan sendirinya melainkan sebuah keterampilan yang harus dipelajari.
Sebenarnya masih banyak definisi dari positif thinking, karena apapun yang kita lakukan didunia
ini semua harus dihadapi dengan berpikir positif. Kerangka berpikir positif meningkatkan
motivasi untuk sukses dan mendapatkan apa yang Anda inginkan. Itu akan membuat kamu
percaya bahwa yakin apa yang akan kamu inginkan. Ini pun akan memotivasi kamu untuk
mencapai lebih dari yang kamu harapkan. Dengan memiliki pikiran yang positif, kehidupan kamu
juga akan menjadi lebih baik serta bahagia. Seperti halnya yang dibahas dalam buku The Magic
Of Positive Thinking: Sebuah Seni Menjadi Pribadi Sukses dan Bahagia.

3. Makanan dan nutrisi


Setiap makanan yang dikonsumsi memiliki manfaatnya masing-masing bagi tubuh anak, ini
dikarenakan kandungan nutrisi pada makanan berbeda-beda. Anak-anak sangat dianjurkan
untuk mengonsumsi makan yang beragam dengan jumlah yang sesuai dengan kutuhan
tubuhnya. Ini dikarenakan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak-anak dan dewasa berbeda
demikian juga dengan asupan nurisi yang dibutuhkan anak laki-laki juga berbeda dengan anak
perempuan. Artikel ini membahan tentang peran kandungan nutrisi pada makanan serta
kegunaanya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kehidupan manusia pada usia 0-6 tahun sering dikenal dengan masa emas (golden age). Masa
tersebut merupakan masa penting dalam kehidupan manusia dan membutuhkan perhatian yang
sangat mendalam. Ini dikarenakan pada masa tersebut manusia sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan pesatnya. Pada masa ini tubuh manusia
mengalami pertumbuhan, begitu juga dengan psikomotorik, mental dan sosial juga mengalami
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal/merupakan factor yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti gen,
ras dan jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal/luar berasal dari lingkungan, stimulus, sosial,
ekonomi dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor mutlak yang diperlukan oleh tubuh
dalam proses tumbuh kembang. Kebutuhan nutrisi untuk setiap orang berbeda-beda
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas.

Nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak-anak
membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena anak
prasekolah masih dalam fase tumbuh kembang. Anak usia dini disebut juga dengan masa
prasekolah, dikarenakan pada masa ini anak mulai melatih berbagai gerakan refleks fisik
motorik, dan panca inderanya, sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan ke tahap
selanjutnya itu pendidikan dasar. Selain itu, pada anak usia dini mulai belajar tentang berbagai
hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar, dan aktifitas yang banyak harus diimbangi
dengan nutrisi yang bergizi. Pada masa 1-5 tahun (balita) kebutuhan nutrisi anak menjadi lebih
meningkat dari sebelumnya, hal ini dikarenakan pada periode ini banyak melakukan dan
menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini nutrislah yang memgang peran yang sangat besar pada
tubuhnya.
4. Prochart

pikiran yang sehat dalam


tubuh yang sehat".

Positive Mens Sana in Corpore


Thinking Sano

memusatkan perhatian pada sisi positif


dari keadaan diri, orang lain, dan
situasi yang dihadapi.
Makanan & Nutrisi

Usia 0 – 5 Tahun (Balita) Usia Dewasa

Makanan dan nutrisi dibutuhkan


untuk pembentukan reflex,
Kognitif dan motorik

Anda mungkin juga menyukai