Anda di halaman 1dari 4

Kritik Pandangan Barat Yang Tidak Sesuai Dengan Paradigma Islam, Beserta Tawaran

Pandangan Islam

• Teori Perkembangan Erikson

Seperti tahap-tahap piaget, tidak semua orang mengalami krisi-krisis Erikson dengan
kadar yang sama atau pada waktu yang sama. Rentang usia yang disebutkan disini mungkin
melambangkan waktu terbaik bagi suatu krisis untuk diselesaikan,tetapi bukan itu satu-
satunya waktu yang memungkinkan. Misalnya, anak yang terlahir dalam keluarga berantakan
yang tidak berhasil memberikannya rasa aman yang memadai mungkin saja mengembangkan
kepercayaan setelah diadopsi atau dibawa ke lingkungan yang lebih stabil.

Teori Erikson menjelaskan masalah-masalah dasar yang dihadapi orang ketika dia
menjalani kehidupan. Namun, teorinya telah dikritik karena teori tersebut tidak menjelaskan
bagaiman atau mengapa orang melangkah dari satu tahap ke tahap lain dan karena teori itu
sulit dipastikan melalui riset.

• Pandangan Islam

Menurut pandangan islam teori erikson kurang memperhatikan kejadian-kejadian


yang dialami beberapa orang di luar sana, yang menjadikan teorinya tidak atau kurang sesuai
dengan beberapa orang, sedangkan konsep ilmu atau pandangan dalam islam bersifat
universal dan mempermudah bagi orang lain. ‫ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا‬
َ‫ هَّللا َ َعلَ ٰى َم==ا هَ==دَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت َْش== ُكرُون‬Dan ia juga tidak menjelaskan sebab-sebab yang membuat
seseorang melangkah dari satu tahap ke tahap yang lainnya.

Dalam Islam, terdapat beberapa tahap perkembangan yang diakui dan dijelaskan
dalam ajaran agama ini. Berikut adalah empat tahap perkembangan menurut Islam yang
sering disebutkan:

1. Tahap Fitrah: Tahap ini mengacu pada fitrah manusia, yaitu keadaan asli manusia yang
fitri atau bawaan yang diberikan oleh Allah. Dalam tahap ini, manusia memiliki naluri
fitri untuk mengenal dan mengakui keberadaan Tuhan. Fitrah ini meliputi kesadaran akan
adanya Tuhan, keberadaan kehidupan akhirat, dan prinsip-prinsip moral dasar.
2. Tahap Baligh: Tahap ini terjadi ketika seseorang mencapai usia baligh, yaitu masa
pubertas. Pada tahap ini, individu diberikan tanggung jawab agama secara penuh dan
dianggap dewasa dalam hal agama. Individu diharapkan memahami ajaran agama,
menjalankan ibadah, dan mematuhi aturan-aturan Islam.
3. Tahap Akal: Tahap ini terjadi ketika seseorang mencapai kedewasaan intelektual dan
mampu berpikir secara rasional. Pada tahap ini, individu diharapkan menggunakan akal
sehat untuk memahami ajaran agama, memahami hukum-hukum Islam, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tahap Ihsan: Tahap ini merupakan tingkatan tertinggi dalam perkembangan spiritual
seorang Muslim. Pada tahap ini, individu mencapai kesempurnaan dalam ibadah dan
mencapai hubungan yang mendalam dengan Allah. Seseorang yang mencapai tahap ini
beribadah dengan sepenuh hati, memiliki kesadaran akan kehadiran Allah yang
senantiasa mengawasi, dan mengutamakan ketaatan dan kasih sayang terhadap Allah dan
sesama.

• Teori Perkembangan Moral Menurut Piaget dan Kohlburg

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg telah mendapat banyak kritik dari
berbagai sudut pandang. Beberapa kritik terhadap teori ini meliputi:

1. Aspek Kultural: Kritik utama terhadap teori Kohlberg adalah kurangnya pengakuan
terhadap perbedaan budaya dalam perkembangan moral. Teori ini didasarkan pada
asumsi bahwa terdapat urutan universal dalam perkembangan moral yang harus
diikuti oleh individu dari berbagai budaya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa
pandangan etika dan moralitas dapat bervariasi secara signifikan di antara budaya-
budaya yang berbeda. Oleh karena itu, teori ini tidak mempertimbangkan peran
budaya dalam membentuk moralitas individu.

2. Aspek Gender: Teori Kohlberg tidak memperhatikan perbedaan gender dalam


perkembangan moral. Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki
dapat memiliki pendekatan moral yang berbeda. Perempuan cenderung lebih fokus
pada etika perawatan (care ethics) yang menekankan nilai-nilai seperti kepedulian,
empati, dan hubungan interpersonal, sementara laki-laki cenderung lebih
mementingkan prinsip-prinsip etis yang berfokus pada keadilan dan hak-hak individu.

Teori perkembangan moral Jean Piaget juga telah mendapatkan kritik dari berbagai
perspektif. Beberapa kritik terhadap teori ini meliputi:

1. Kurangnya Akuntabilitas Sosial: Teori Piaget cenderung mengabaikan pentingnya


konteks sosial dalam perkembangan moral. Piaget menganggap perkembangan moral
terutama sebagai hasil dari perkembangan kognitif dan konstruksi individu. Namun,
penelitian telah menunjukkan bahwa interaksi sosial dan pengaruh dari lingkungan
sosial sangat penting dalam membentuk moralitas individu. Oleh karena itu, teori
Piaget dianggap kurang akuntabel terhadap faktor sosial dalam perkembangan moral.

2. Tidak Menggambarkan Perkembangan Moral Secara Menyeluruh: Kritik lain


terhadap teori Piaget adalah kurangnya gambaran yang komprehensif tentang
perkembangan moral. Piaget hanya memfokuskan pada tahapan-tahapan kognitif yang
berkaitan dengan moralitas, seperti moralitas heteronim dan otonom. Namun, teori ini
tidak menggambarkan aspek-aspek emosional, motivasional, dan sosial yang juga
penting dalam perkembangan moral individu.

• Pandangan Islam

Menurut pandangan islam, perkembangan moral itu sangat peting bagi anak didik.
Karena itulah yang akan membentuk akhlak, karakter, perilaku anak tersebut
kedepannya. Maka dari itu Rasulullah SAW sendiri sudah menyuruh kita dalam
membentukan moral seorang anak, dalam hadistnya:

،‫ وهم َْأبنَ اءُ َع ْش ٍر‬،‫وه ْم عليها‬ ِِ ِ


ُ ُ‫اض ِرب‬
ْ ‫ و‬،‫ني‬
َ ‫ ُم ُروا أوال َدكم بالصالة وهم َْأبنَ اءُ َس ْب ِع س ن‬:‫قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
ِ ‫وَفِّرقُوا بينهم يف املض‬
‫اج ِع‬ َ َ
َ ْ ُ َْ
1. Pentingnya Konteks Agama: Dalam pandangan Islam, moralitas dan perkembangan
moral tidak dapat dipisahkan dari konteks agama. Islam mengajarkan sistem nilai dan
prinsip-prinsip etis yang menjadi landasan bagi perilaku moral individu. Dalam
konteks ini, teori perkembangan moral Piaget dan Kohlberg perlu dievaluasi dalam
kaitannya dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam.

2. Peran Lingkungan dan Pendidikan: Islam mengakui peran penting lingkungan dan
pendidikan dalam membentuk moralitas individu. Teori Piaget dan Kohlberg dapat
diinterpretasikan sebagai upaya untuk memahami bagaimana individu berkembang
moral secara kognitif melalui interaksi dengan lingkungan sosial. Islam mendorong
upaya yang aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan
mempromosikan perkembangan moral yang sesuai dengan ajaran Islam.

Perkembangan moral menurut Islam merupakan aspek penting dalam kehidupan


seorang Muslim. Islam memberikan pedoman dan nilai-nilai moral yang kuat yang harus
diikuti oleh individu dalam membangun karakter yang baik. Berikut adalah beberapa prinsip
perkembangan moral menurut Islam:

1. Tauhid (Ketuhanan yang Murni): Prinsip ini mengajarkan bahwa hanya Allah yang layak
disembah dan patuh kepada-Nya. Seseorang harus memiliki kesadaran yang kuat akan
keberadaan Allah dan mengakui otoritas-Nya dalam semua aspek kehidupan.
2. Iman dan Taqwa: Iman adalah keyakinan yang kokoh dalam hati seseorang terhadap
ajaran-ajaran Islam. Taqwa, di sisi lain, mengacu pada ketakwaan yang meliputi ketaatan
kepada Allah dan menjauhi segala bentuk dosa. Dengan memperkuat iman dan taqwa,
seseorang dapat mengembangkan moralitas yang kuat.
3. Etika dan Akhlak Mulia: Islam mendorong umatnya untuk memiliki akhlak mulia dan
berperilaku etis dalam semua aspek kehidupan. Islam mengajarkan nilai-nilai seperti
kejujuran, kesabaran, keramahan, kedermawanan, keadilan, dan lain-lain. Seseorang
yang memiliki akhlak yang baik dianggap lebih mulia di mata Allah dan dihormati dalam
masyarakat.
4. Menjauhi Dosa: Islam mengajarkan pentingnya menjauhi dosa dan melakukan perbuatan
yang baik. Dosa-dosa seperti memfitnah, mencuri, berbohong, menganiaya, dan
perbuatan buruk lainnya dianggap melanggar prinsip moral Islam. Mempertahankan diri
dari dosa dan melakukan amal kebajikan merupakan bagian penting dari perkembangan
moral menurut Islam.
5. Kasih Sayang dan Keadilan: Islam mendorong umatnya untuk memperlihatkan kasih
sayang terhadap sesama manusia dan makhluk Allah lainnya. Memperlakukan semua
orang dengan adil dan tidak membedakan suku, ras, atau agama adalah nilai moral yang
ditekankan dalam Islam.
6. Menjaga Lingkungan Hidup: Islam mengajarkan tanggung jawab umatnya terhadap alam
dan lingkungan hidup. Menjaga alam, menghindari pemborosan sumber daya alam, dan
menghormati keberadaan makhluk hidup lain adalah bagian dari perkembangan moral
menurut Islam.

Anda mungkin juga menyukai