Anda di halaman 1dari 31

MODUL MATA PELATIHAN INTI 2

INITIAL ASSESMENT

HIMPUNAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


DAN BENCANA INDONESIA (HIPGABI) 2022

1
DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………. 1

A. Tentang Modul Ini …………………………………………………………… 2

1. Deskripsi Singkat…………………………………………………………. 3

2. Tujuan Pembelajaran……………………………………………………. 3

3. Materi Pokok dan sub pokok……………………………………………. 4

4. Metode pembelajaran …………………………………………………… 4

5. Media dan alat bantu ……………………………………………………. 4

6. Langkah – langkah pembelajaran……………………………………… 4

B. Uraian Materi ………………………………………………………………… 5

Materi Pokok 1 : Konsep penilaian dan penatalaksanaan awal………... 7

Materi Pokok 2 : Langkah-langkah penilaian dan penatalaksanaan 11


awal ………………………………………………….

Rangkuman …………………………………………………………………….. 21

Referensi………………………………………………………………………… 22

Lampiran penugasan…………………………………………………………… 23

2
A Tentang Modul Ini

3
1. DESKRIPSI SINGKAT

Penatalaksanaan pasien kegawatdaruratan harus dilakukan secara cepat, tepat dan


sistematis, sehingga diperlukan suatu metode yang dilakukan agar penanganan dapat
dilaksanakan dengan baik. Metode yang sering kita dengar adalah Innitial Assessment
(penilaian dan penatalaksanaan awal). Kopetensi tersebut wajib dimiliki semua perawat gawat
darurat karena dengan penilaian yang tepat dapat menghasilkan penanganan yang tepat
pula, sehingga dapat mengurangi perburukan pada prognosis pasien yang ditangani.

Modul ini membahas tentang konsep penilaian dan penatalaksanaan awal serta langkah-
langkahnya. Konsep penilaian dan penatalaksanaan awal dapat memberikan pemahaman
tentang definisi, tujuan serta tahapan yang meliputi survei primer dan sekunder. Sementara
dalam materi langkah - langkah penilaian dan penatalaksanaan awal terdiri dari prinsip 3
aman, pengecekan kesadaran dengan teknik AVPU, survei primer meliputi airway, breathing,
circulation, disability, dan exposure (ABCDE). Dilanjutkan dengan reevaluasi ABC dan survei
sekunder mulai dari Anamnesa (SAMPLE, KOMPAK, AIUEO), pemeriksaan fisik lanjut,
pemeriksaan penunjang/diagnostik, dan dinamika tim trauma agar mencapai kompetensi
dapat melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penilaian dan
penatalaksanaan awal.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan konsep penilaian dan penatalaksanaan awal;

2. Menjelaskan tahapan penilaian dan penatalaksanaan awal

3. Melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal.

4
3. MATERI POKOK
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

a. Konsep Penilaian dan Penatalaksanaan Awal

b. Langkah-langkah penilaian dan penatalaksanaan awal

4 METODE PEMBELAJARAN
Bentuk Pembelajaran: Synchronous
a. Melalui pertemuan tatap muka
b. Metode Pembelajaran: Case methode, Ceramah dan Diskusi
c. Kegiatan Mandiri: Peserta didik belajar secara mandiri mencari bahan materi
berkaitan dengan konsep penilaian dan penatalaksanaan awal
d. Kegiatan Kolaboratif: Diskusi penilaian dan penatalaksanaan awal

5 MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu diantaranya:
a. LCD Projektor
b. Power point materi
c. Plipchart
d. Scenario kasus
e. Lembar penilaian
f. Probandus / phantom
g. Alat Initial Assessment (Airways, Breathing, Circulation, Disability, Eksposure, Folley
cateter, NGT, dan Hart Monitor

6 LANGKAH -LANGKAH PEMBELAJARAN


a. Peserta didik ditanya oleh instruktur tentang konsep penilaian dan penatalaksanaan
awal
b. Peserta didik menyampaikan pendapatnya tentang konsep penilaian dan
penatalaksanaan awal
c. Peserta didik menerima masalah yang disampaikan dosen berkaitan dengan
konsep penilaian dan penatalaksanaan awal
d. Peserta didik menjawab pertanyaan sesuai dengan yang diketahui dan dialaminya

5
e. Peserta didik mendengarkan penjelasan Instruktur mengenai konsep penilaian dan
penatalaksanaan awal
f. Peserta didik dan instruktur menyimpulkan materi perkuliahan tentang konsep
penilaian dan penatalaksanaan awal

6
B Kegiatan Belajar

7
1. MATERI POKOK 1
KONSEP PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN AWAL

Pendahuluan
Pemahaman secara komprehensif terkait konsep penilaian dan penatalaksanaan
awal pada pasien trauma diperlukan dalam proses konstruksi kerangka berpikir.
Kerangka ini menjadi pondasi, acuan serta rasionalisasi dalam membuat keputusan,
memilih dan melakukan tindakan. Sehingga penanganan korban maupun pasien bisa
dilakukan secara maksimal tanpa membuang-buang waktu. Dalam initial assesment
ada tim yang bertugas memberikan penilaian terkait kondisi korban maupun pasien.
Penilaian dilakukan secara cepat (< 60 detik per komponen) kecuali jika memerlukan
tindakan resusitasi.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat menjelaskan konsep penilaian dan
penatalaksanaan awal.

Sub Materi Pokok

Berikut ini adalah sub materi pokok 1:

a. Definisi penilaian dan penatalaksanaan awal

b. Tujuan penilaian dan penatalaksanaan awal

c. Tahapan penilaian dan penatalaksanaan awal: survei primer (ABCDE-FGH) dan


survei sekunder

8
Uraian Materi Pokok 1

Anda pasti sering mendengar istilah Initial Assessment? Initial Assessment adalah
suatu penilaian dan penatalaksanaan kondisi awal korban maupun pasien yang
dilakukan dengan cepat dan tepat. Pelajarilah materi berikut ini dengan semangat
belajar yang tinggi ya!

DEFINISI PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN AWAL

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang definisi penilaian dan
penatalaksanaan awal. Yuk pelajari materi dengan penuh semangat belajar ya !

Penilaian dan penatalaksanaan awal adalah proses pengkajian secara cepat, tepat dan
sistematis untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa serta langsung
memberikan tindakan sesuai kondisi klinis pasien, yang terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

a. Persiapan

b. Triage

c. Survei primer dengan resusitasi segera pada pasien yang memiliki kondisi mengancam
nyawa

d. Tambahan survei primer dan resusitasi

e. Pertimbangan kebutuhan merujuk atau mentransfer pasien

f. Survei sekunder (evaluasi kepala dampai kaki dan riwayat pasien)

g. Evaluasi ulang dan monitoring pasca resusitasi berkelanjutan

h. Perawatan definitif

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang definisi penilaian dan penatalaksanaan
awal. Lalu, apa yang menjadi tujuan dari penilaian dan penatalaksanaan awal ? Yuk
pelajari materi berikut.

9
TUJUAN PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN AWAL

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang tujuan penilaian dan
penatalaksanaan awal. Yuk, tetap semangat belajar ya !

Penilaian dan penatalaksanaan awal terdiri dari 2 fase, yaitu: survei primer dan survei
sekunder.

a. Survei primer dilakukan secara cepat, tepat dan sistematis bertujuan untuk
mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa serta memberikan Tindakan sesuai
kondisi klinis.

b. Survei sekunder dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi setelah dilakukan


penilaian dan Tindakan pada survei primer, serta mengidentifikasi Riwayat Kesehatan
pasien.

Setelah melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal baik survei primer maupun survei
sekunder. Status pasien perlu ditentukan apakah criticall atau non-critical, untuk selanjutnya
dilakukan observasi dan transfer ke ruangan yang tepat sesuai kondisi pasien. Jika pasien
mengalami penundaan perpindahan dari IGD maka observasi dilakukan menggunakan
metode Early Warning Score (EWS).

Nah, Anda telah mengetahui tujuan penilaian dan penatalaksanaan awal ya……….
Lalu, bagaimana tahapan penilaian dan penatalaksanaan awal dilaksanakan ? Yuk,
saatnya mempelajari materi berikut ya…….

TAHAPAN PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN AWAL

Nah, pada materi ini Anda akan mempelajari tentang tahapan penilaian dan
penatalaksanaan awal. Mari pelajari materi dengan penuh semangat belajar ya !

Penilaian dan penatalaksanaan awal terdiri dari 2 tahapan yaitu survei primer dan survei
sekunder.

a. Survei primer:

• Airway dan kontrol servikal spine

• Breathing dan ventilasi

• Circulation dan kontrol perdarahan

• Disability dan pengkajian status neurologi

10
• Exposure dan kontrol lingkungan

Tambahan survei primer:


• Folley catheter
• Gastric tube
• Heart monitor
b. Survei sekunder
• Evaluasi Airways, Breathing, Circulation
• Pengkajian ulang tanda-tanda vital
• Pemeriksaan fisik head-to-toe
• Pengkajian riwayat
Tambahan survei sekunder
• Pemeriksaan radiologi spesifik
• Pemeriksaan laboratorium spesifik

Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1. Bagaimana dengan materinya?


Menarik bukan? Yuk istirahat sejenak untuk memulihkan konsentrasi, kemudian
Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar 2 ya!

SEKARANG SAYA TAHU

a. Definisi Penilaian dan penatalaksanaan awal adalah proses pengkajian secara cepat,
tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa serta langsung
memberikan tindakan sesuai kondisi klinis pasien,
b. Tujuan penilaian dan penatalaksanaan awal adalah identifikasi dini kondisi
mengancam nyawa dan memberikan intervensi segera untuk menyelamatkan jiwa
korban dan mencegah kecacatan.
c. Tahapan penilaian dan penatalaksanaan awal terdiri dari survei primer, meliputi
ABCDE dan tambahan survei primer FGH serta survei sekunder dan tambahan survei
sekunder.

11
2. MATERI POKOK 2
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN
AWAL

Pendahuluan

Penilaian dan penatalaksanaan awal dilakukan secara terstruktur dan komprehensif. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan terjadinya keterlambatan identifikasi dini kondisi mengancam
nyawa dan mempercepat penanganan kondisi kegwatdaruratan pasien.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal.

Sub Materi Pokok

Berikut ini adalah sub materi pokok 2:

a. Prinsip 3 aman

b. Pengecekan kesadaran dengan Teknik AVPU

c. Survei primer dan penatalaksanaan

d. Reevaluasi

e. Survei sekunder

12
Uraian Materi Pokok 2

Anda pasti segera ingin dapat melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal kan?
Langkah- langkah penilaian dan penatalaksanaan awal meliputi prinsip 3 aman,
pengecekan kesadaran dengan teknik AVPU, survei primer dan
penatalaksanaan, reevaluasi ABC dan survei sekunder serta dinamika tim trauma.
Pelajarilah materi berikut ini dengan sungguh-sungguh dan semangat belajar yang
tinggi ya!

PRINSIP 3 AMAN

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang prinsip 3 aman. Yuk pelajari materi
berikut dengan penuh semangat belajar ya!

Sebelum melakukan tindakan ke pasien. Pastikan 3A (aman) terlebih dahulu, yaitu aman diri,
aman lingkungan, dan aman pasien. Aman diri perlu disesuaikan dengan lokasi terjadinya
kondisi kegawatdaruratan: pre-hospital atau di IGD/rumah sakit. Pastikan perawat atau
penolong menggunakan alat pelindung diri (APD). Aman lingkungan yaitu segala upaya
memastikan lingkungan tidak berpotensi mencederai penolong maupun pasien. Aman pasien
dengan memastikan pasien aman dari risiko terjatuh, cedera tusuk, dan amankan pasien
ditempat yang keras dan datar.

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang prinsip 3 aman. Materi selanjutnya
akan membahas tentang pengecekan kesadaran dengan teknik AVPU. Yuk pelajari
materi berikut dengan semangat ya!................

PENGECEKAN KESADARAN (AVPU)

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang pengecekan kesadaran dengan
teknik AVPU. Yuk pelajari materi berikut dengan penuh semangat belajar ya!

Setelah memastikan 3A, lakukan pengecekan kesadaran menggunakan teknik alert-verbal-


pain-unresponsive (AVPU). Jika pasien membuka mata secara spontan maka kesadara
pasien alert. Jika pasien tidak membuka mata secara spontan maka rangsang dengan suara
(verbal). Panggil pasien atau korban, kemudian tanyakan nama atau berikan instruksi
sederhana, seperti “Pak, bisa buka mata, pak”. Jika berespon maka status kesadaran pasien

13
berespon terhadap rangsang suara. Jika tidak berespon, maka berikan rangsang nyeri atau
tekanan di trapezius atau supraorbital atau rahang.

Trapezius twist Supraorbital pressure Jaw margin pressure

Gb 1. Pengecekan kesadaran

Lokasi pemberian rangsang nyeri harap memperhatikan kondisi cidera pasien. Perhatikan
apakah ada trauma daerah wajah, mata, atau dada. Jika berespon maka status kesadaran
pasien berespon terhadap rangsang nyeri. Jika tidak berespon maka status kesadaran
pasien tidak sadar (unresponsive).

Jika pasien tidak sadar maka pastikan terlebih dahulu nadi dan napas pasien ada. Jika nadi
tidak ada maka sekuensial yang digunakan adalah sekuensial jantung berdasarkan American
Heart Association yaitu circulation-airway-breathing (CAB). Namun jika nadi dan napas ada,
maka lanjutkan dengan pendekatan sekuensial trauma yaitu airway-breathing-circulation
(ABC).

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang pengecekan kesadaran dengan teknik
AVPU. Materi selanjutnya akan membahas tentang pengecekan kesadaran dengan
teknik AVPU. Yuk pelajari materi berikut dengan semangat ya!................

SURVEI PRIMER DAN PENATALAKSANAAN

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang prinsip 3 aman. Yuk pelajari materi
berikut dengan penuh semangat belajar ya!

Pola yang penting untuk diingat dalam proses penilaian dan penatalaksanaan awal adalah
pengkajian – tatalaksana. Karakteristik pengkajian yang dilakukan adalah pengkajian terfokus
pada masalah kegawatdaruratan.

Airway dan retriksi servikal spine

Tujuan dari pengkajian jalan napas dan tatalaksana gangguan jalan napas adalah untuk
mengidentifikasi secara dini adanya sumbatan jalan napas dan hal-hal yang dapat
mengganggu kepatenan jalan napas. Agar dapat dilakukan tindakan penyelamatan nyawa

14
segera. Sehingga ada 2 hal yang perlu dikaji pada jalan napas yaitu kemungkinan cedera
servikal dan kepatenan jalan napas.

Langkah 1 (Retriksi cervical)

Korban atau pasien dicurigai fraktur servikal maka Tindakan pertama yang dilakukan adalah
retriksi cervical dengan melakukan pemasangan collar neck. Kemungkinan patahnya tulang
servikal diduga bila ada:

a. Trauma dengan penurunan kesadaran


b. Adanya luka karena trauma tumpul di atas klavikula
c. Setiap multi-trauma (trauma pada 2 regio atau lebih)
d. Juga harus waspada terhadap kemungkinan patah tulang belakang bila biomekanik
trauma mendukung.

Langkah 2 (Bersihkan Jalan Nafas)


Pastikan jalan nafas paten, jika terdapat sumbatan Tindakan selanjutnya adalah
membersihkan jalan nafas tergantung jenis sumbatannya bisa dengan melakukan suction,
finger sweap, logroll, dsb (Bisa dilihat dimodul Airways dan Breathing)

Langkah 3 (Buka Jalan Nafas)


Buka jalan napas menggunakan Teknik head tilt-chin lift, jika korban atau pasien tidak
curigai adanya fraktur servikal atau jaw thrust jika dicurigai fraktur servikal. Kemudian kaji
adanya pengembangan dada . Identifikasi adanya suara abnormal seperti gurgling (cairan)
atau snoring (lidah jatuh). Selanjutnya untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas pasien
bisa dipasang OPA atau NPA sesuai kondisi.

Breathing dan ventilasi

Tujuan dari pengkajian pernapasan dan tatalaksana gangguan pernapasan adalah untuk
mengidentifikasi 4 gangguan pernapasan yang mengancam nyawa meliputi:

• Open pneumothorax
• Tension pneumothotax
• Massif hematothorax
• Tracheobronchial Tree Injury

15
Pengkajian pada Breathing dimulai dari menilai kebutuhan Oksigen dengan menilai Respirasi
rate kemudian beri Tindakan pemberian Supoort Oksigen sesuai kebutuhan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengkajian pernafasan pasien atau korban


menggunakan pendekatan inspeksi-auskultasi-perkusi-palpasi (IAPP):

Inspeksi:

- Apakah terdapat jejas di area dada


- Ekspansi paru simetris atau tidak, adakah pernafasan paradoksal
- Apakah terdapat deviasi trachea

Auskultasi:

- Apakah terdapat hiper resonan


- Apakah suara nafas redup

Palpasi:

- Apakah ada krepitasi atau kelainan dinding dada


- Nyeri tekan

Selama melakukan IAPP identifikasi kekhasan tanda dan gejala dari ke-4 gangguan
pernapasan yang mengancam nyawa, yaitu adanya sucking wound (kemungkinan open
pneumothorax); vena jugularis meningkat dan trakea terdorong (kemungkinan tension
pneumothorax); perkusi dullness dan disertai tanda-tanda syok hipovolemik (kemungkinan
massif hematothorax).

Jika ditemukan gangguan pernapasan yang mengancam nyawa maka tindakan sebagai
berikut dilakukan:

• Open pneumothorax: tutup luka 3 sisi


• Tension pneumothotax: needle torakosintesis. Posisi penusukan pada pasien dewasa
intercostal space 5 (ICS 5) anterior-axillary line (AAL)
• Massif hematothorax: Kolaborasi Torakotomy cyto

Tutup luka 3 sisi Needle torakosintesis

Gb 2. Tindakan penyelamatan

16
Evidence-based needle decompression pada pasien dewasa pindah ke ICS 5 AAL adalah
ketebalan dinding AAL paling tipis (3,4 cm) dibandingkan mid-axillary line (4 cm) dan ICS 2
mid-clavicular line (4,3 cm). Sehingga pada phantom angka kegagalan melakukan
dekompresi pada posisi ICS 5 AAL paling rendah (13%) dibandingkan dengan kedua posisi
lainnya.

Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien.

Circulation dan kontrol perdarahan

Tujuan dari pengkajian sirkulasi dan tatalaksana gangguan sirkulasi adalah untuk deteksi dini
kemungkinan syok. Agar dapat dilakukan tindakan segera.

Pengkajian sirkulasi meliputi identifikasi sumber perdarahan eksternal dan kemungkinan


terjadinya perdarahan internal. Kaji tanda-tanda vital. Perlu digarisbawahi bahwa tanda-tanda
vital yang sangat cepat menunjukan perubahan ketika pasien mengarah ke syok adalah
tanda-tanda vital yang berhubungan dengan status perifer. Sehingga status perifer menjadi
standar pengkajian awal sirkulasi, meliputi pengkajian nadi radialis (kualitas, kecepatan, dan
keteraturan), akral (dingin atau hangat), dan capillary refill time (CRT) (> 2 detik atau < 2
detik).

Tindakan yang dilakukan jika ditemukan permasalahan adalah:

• Kontrol perdarahan
• Tinggikan extremitas bawash (posisi syok)
• Pasang IV line 2 jalur dengan ringer laktat

Disability dan pengkajian status neurologi

Tujuan dari pengkajian disability adalah untuk mengidentifikasi tanda lateralisasi otak.
Sehingga pengkajian yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran dengan GCS yang terdiri dari
Eyes, Motorik, dan sensorik dengan skor total 15. Selain mengkaji kesadaran dengan GCS
Langkah selanjutnya melakukan pengecekan Pupil. Pengkajian pupil meliputi pengkajian
ukuran, bentuk, dan refleks cahaya lihat pupil apakah isokhor atau anisokhor. Jika terdapat
tanda-tanda lateralisasi otak maka kolaborasi/konsul neurologi agar pasien atau korban
mendapatkan penanganan segera.

17
Exposure dan kontrol lingkungan

Tujuan dari exposure adalah untuk mengidentifikasi adanya cedera pada seluruh permukaan
tubuh. Pakaian pasien atau korban dibuka tetapi jaga pasien dari kemungkinan mengalami
hipotermia.
Periksa seluruh permukaan tubuh apakah didapatkan Deformity, Open wound, Tendereness,
and Sweeling. Lakukan pemeriksaan bagian anterior maupun posterior.

Tambahan survei primer:

Folley catheter

Pasang kateter urin untuk pemantauan intake/ouput. Sebelum dipasang, kaji terlebih dahulu
adanya kontraindikasi pemasangan kateter urin seperti jejas di area scrotum. Pasien yang
mendapatkan resusitasi cairan disarankan dipasang folley cateter.

Gastric tube

Pemasangan selang lambung bertujuan untuk dekompresi lambung dan meminimalkan


aspirasi. Sebelum dilakukan kaji terlebih dahulu lokasi pemasangan apakah terdapat tanda-
tanda fraktur basis cranium, jika terdapat tanda-tanda fraktur basis cranium pemasangan
dapat dilakukan dengan Oral Gastric Tube .

Heart monitor

Pemasangan monitor untuk irama jantung. Termasuk di dalamnya pemantauan berkala


frekuensi napas, saturasi oksigen atau CO2, dan tekanan darah. Selain itu pemeriksaan
diagnostik penunjang kegawatdaruratan trauma seperti focused assessment with sonography
for trauma (FAST), analisis gas darah (AGD), dst dapat dilakukan sebagai tambahan survei
primer.

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang prinsip 3 aman. Materi selanjutnya
akan membahas tentang pengecekan kesadaran dengan teknik AVPU. Yuk pelajari
materi berikut dengan semangat ya……!

18
REEVALUASI

Pada materi ini Anda akan memahami pentingnya reevaluasi. Yuk perhatikan dengan
penuh semangat belajar ya!

Reevaluasi dilakukan dengan melakukan evaluasi airway-breathing-circulation secara


berkala untuk mengetahui adanya perubahan kondisi pasien. Reevaluasi sangat penting
dilakukan, agar dapat dilanjutkan dengan tindakan lanjut untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan.

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang pentingnya reevaluasi. Materi


selanjutnya akan membahas tentang survei sekunder. Yuk pelajari materi berikut
dengan semangat ya!................

SURVEI SEKUNDER

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang survei sekunder. Yuk pelajari materi
berikut dengan penuh semangat belajar ya!

Survei sekunder diantaranya:

a. Evaluasi airways, Breathing, circulation

b. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki,

c. Pemeriksaan riwayat,

d. Pemeriksaan penunjang lain yang belum dilakukan pada survei primer.

Pemeriksaan riwayat meliputi:

KOMPAK

K = Keluhan. Meliputi tanda dan gejala. Keluhan utama pasien

O = Obat. Meliputi obat-obatan yang dikonsumsi pasien.

M = Makanan. Meliputi jenis makanan yang dikonsumsi pasien dan waktu.

P = Penyakit. Meliputi riwayat penyakit yang diderita.

A = Alergi. Meliputi alergi yang dimiliki pasien.

K = Kejadian. Meliputi mekanisme kejadian.

19
Dan AIUEO

A = Alkohol. Meliputi Riwayat konsumsi alkohol

I = Insulin. Penggunaan insulin dan diabetes.

U = Uremia. Gangguan ginjal

E = Epilepsi

O = Overdosis

Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang survei sekunder. Materi selanjutnya
akan membahas tentang Dinamika Tim Trauma. Yuk pelajari materi berikut dengan
semangat ya!................

SEKARANG SAYA TAHU


a. Prinsip 3 aman dalam penilaian dan penatalaksanaan awal adalah aman
diri/penolong/perawat, aman pasien/korban dan aman lingkungan
b. Pengecekan kesadaran dengan teknik AVPU meliputi alert-verbal-pain-unresponsive
c. Survei primer dan penatalaksanaan terdiri dari airway dan kontrol servical spinal,
breathing dan ventilasi, circulation dan kontrol perdarahan, disability dan evaluasi
neurologi serta exposure dan kontrol lingkungan
d. Reevaluasi ABC merupakan upaya pengkajian ulang untuk mengidentifikasi
perubahan kondisi pasien atau korban
e. Survei sekunder meliputi pemeriksaan riwayat (SAMPLE dan AIUEO), pemeriksaan
fisik lanjut, pemeriksaan penunjang/ diagnostik.
f. Dinamika tim dalam melakukan penilaian dan tatalaksana awal pasien trauma
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanganan

Selamat !!!

Anda telah menyelesaikan MPI 3 Penilaian dan Penatalaksanaan Awal. Jika Anda
belum sepenuhnya memahami materi, silakan pelajari kembali modul dari awal ya !
Semangat ..!!

20
REFERENSI

1. American College of Surgeons. 2018. Advanced Trauma Life Support (ATLS): Student
Course Manual 10th Edition.
2. Campbell, JE and Alson, RL. 2018. International Trauma Life Support for Emergency
Care Providers 8th Edition Global Edition. Harlow, England: Pearson Education
Limited.
3. Greene, C., Callaway, D.W. (2016). Needle Thoracostomy for decompression of
Tension Pneumothorax. In: Taylor, D., Sherry, S., Sing, R. (eds) Interventional Critical
Care. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-25286-5_19
4. Härgestam M, Lindkvist M, Brulin C, et al. (2013). Communication in interdisciplinary
teams: exploring closed-loop communication during in situ trauma team training, BMJ
Open, 3, e003525. doi: 10.1136/bmjopen-2013-003525
5. Laan, D. V., Vu, T. D., Thiels, C. A., Pandian, T. K., Schiller, H. J., Murad, M. H., &
Aho, J. M. (2016). Chest wall thickness and decompression failure: A systematic
review and meta-analysis comparing anatomic locations in needle
thoracostomy. Injury, 47(4), 797–804. https://doi.org/10.1016/j.injury.2015.11.045
6. Modul Pelatihan BTCLS. HIPGABI 2020.
7. Sweet, V and Foley, A. 2020. Sheehy’s Emergency Nursing: Principles and Practice
7th ed. Emergency Nursing Association. United States of America: Elsevier.

21
KASUS

PENGELOLAAN PASIEN TRAUMA LEVEL 1

KASUS PRE-HOSPITAL

A. Deskripsi Kasus

Seorang laki-laki usia sekitar 21 tahun mengalami kecelakaan mobil. Kaca depan mobil pecah.

Terdapat luka laserasi pada dahi korban.

B. Pengkajian Fisik

Data diberikan jika peserta melakukan pengkajian atau bertanya

Jantung: normal Neuro: Menjawab

Korban mengeluh nyeri pada dada (Ki) dan paha (Ki)

Pernapasan: takipnea Kepala & Leher: Laserasi dahi

Abdomen: normal

Lainnya: fraktur femur (Ki)

PERKEMBANGAN KASUS

Status Skenario: Tindakan, Respon dan Pemicu

Pasien Status Tindakan, Respon dan Pemicu Catatan


Kesadaran/TTV Pasien

Jantung: normal Pasien Tindakan Respon Ekstrikasi


sadar memanjang
Survei primer Persiapan transport
(ABCDE)
Pernapasan:
takipnea, Pasang collar neck
penurunan suara Pemicu
napas (KA) Esktrikasi: KED
Jika peserta
Pengangkatan/ melakukan Needle
pemindahan decompress → tidak
Laserasi dahi ada perubahan
Needle decompress

Balut tekan

22
Fraktur crusis Bidai/Stabilisasi
(KA)
IV line

23
KASUS INTRA-HOSPITAL

A. Data Pasien
Nama Pasien: Putera Mahameru Usia: 53 tahun Jenis Kelamin: Berat Badan:
L 70 kg

Keluhan Utama: Cedera tumpul dada (KA)

Fraktur cruris (KA)

Suhu: 36.3 Nadi: 140 TD: 95/63 Napas: 40 O2Sat: 90% FiO2: NRB

GCS: 13 (E4 V4 M5)

Catatan:

KLL mobil. Distres pernapasan berat. Proses ekstrikasi memanjang.

Alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit lalu: Tidak diketahui Medikasi: Tidak diketahui

B. Pengkajian Fisik

Data diberikan jika peserta melakukan pengkajian atau bertanya

Jantung: normal Neuro: Menjawab 1 kata

Pernapasan: takipnea, penurunan suara napas (KA), tidak Kepala & Leher: Laserasi dahi
ada pengembangan dada (KA), krepitus (KA)

Abdomen: normal

Lainnya: normal

PERKEMBANGAN KASUS

Status Skenario: Tindakan, Respon dan Pemicu

Pasien Status Tindakan, Respon dan Pemicu Catatan


Kesadaran/TTV Pasien

24
1. Status Awal Distres Tindakan Respon
pernapasan
Irama: sinus taki berat Pasang monitor Needle decompress→
Tidak ada perubahan
Nadi: 140 2 IV besar

TD: 95/63 Menjawab Lab darah trauma


satu kata Pemicu
Napas: 40 Survei primer
(ABCDE) Perkembangan status
O2SAT: 90% pasien:
(NRB) Verbal: intubasi

Suhu: 36.3oC Verbal: selang dada


Intubasi sebelum selang
GCS: 13 (E4 V4 Kolaborasi anti nyeri dada atau 4 menit →
M5)
Needle decompress 2. Perburukan
(jika belum dilakukan)

Selang dada/
torakostomi →

3. Dekompresi

2. Perburukan Perburukan Tindakan Respon


pernapasan
Irama: sinus taki dan status Torakotomi/ Needle decompress →
mental Tidak ada perubahan
Nadi: 150 selang dada
Paralisis → napas 0
TD: 70/43 Kolaborasi sedasi
Intubasi → Tidak ada
Napas: 45 perubahan TTV
O2SAT: 85%

Pemicu

Selang dada/

torakostomi →

3. Dekompresi

3. Dekompresi Tindakan Respon

Nadi: 120 E-FAST

25
TD: 105/63 Pemberian pRBCs Pemicu

Napas: 30 Verbal: manajemen Intubasi selesai →


airway
O2SAT: 95% 4. Terintubasi
Mulai Intubasi

4. Terintubasi Paralisis Tindakan Respon


dan
Nadi: 110 terventilasi Rontgen dada/pelvis

TD: 110/63 CT Scan Pemicu

Napas: 12 (vent) Sambungkan selang Semua tindakan


dada ke WSD selesai→Kasus selesai
O2SAT: 96%
Log roll

Konsul ICU/Bedah

DISKUSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA LEVEL 1

Feedback peserta dilakukan dalam bentuk diskusi asuhan keperawatan pada pasien trauma
level 1. Diskusi kasus dalam pelatihan ENIL ditekankan pada proses pengambilan keputusan,
rasional pilihan keputusan, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan dinamika tim terkait
komponen-komponen penting dalam asuhan keperawatan gawat darurat, sebagai berikut:

1. Diagnosis Keperawatan

Masalah Penyebab/Etiologi Poin Diskusi

Airway

Tanda dan gejala


meliputi subjektif,
Bersihan jalan napas tidak efektif Benda asing objektif termasuk
Lainnya… Sekresi pemeriksaan
penunjang yang
Spasme jalan napas khas/spesifik terkait
diagnosis
Tanda dan gejala Disfungsi neuromuskuler keperawatan yang
diangkat
Lainnya…

Gurgling

26
Snoring

Crowing/stridor

Lainnya… Penyebab

dapat berasal dari

Breathing fisiologis,

psikologis,
situasional (efek
Pola napas tidak efektif Depresi pusat pernapasan terapi/tindakan)
Lainnya… Hambatan upaya napas (nyeri
saat bernapas)

Deformitas dinding dada


Tanda dan gejala Penyebab syok
Deformitas tulang dada pada pasien trauma
dapat berupa:
Gangguan neuromuscular
Ekspansi dada (-/menurun)
obstruktif,
Gangguan neurologis
Lainnya… hemoragik,
Cedera pada medulla spinalis distributif, dan
medikal (keracunan,
Kerusakan inversi diafragma medikasi, dst)
(kerusakan saraf C5 ke atas)

Lainnya…

Circulation

Perfusi perifer tidak efektif Penurunan konsentrasi


hemoglobin
Hipovolemia
Kekurangan volume cairan
Lainnya…
Penurunan aliran arteri
dan/atau vena
Tanda dan gejala Disfungsi neuromuskuler

Kehilangan cairan aktif


CRT >3 detik Kegagalan mekanisme
Nadi perifer teraba lemah regulasi

Akral dingin

27
Kulit pucat Peningkatan permeabilitas
kapiler
Frekuensi nadi meningkat
Lainnya…
Tekanan darah menurun

Tekanan nadi menyempit

Volume urin menurun

Lainnya…

2. Luaran dan Intervensi

Luaran/Kriteria Hasil Intervensi Poin Diskusi

Airway

Luaran

Bersihan jalan napas meningkat, Manajemen jalan napas S: Specific

kriteria: Manajemen anafilaksis M: Measurable

- Produksi sputum Manajemen jalan napas buatan A: Attainable


- Suara napas
- Lainnya… Stablilisasi jalan napas R: Realistic

Penghisapan jalan napas T: Timely

Lainnya…

Breathing

28
Intervensi dipilih
untuk mengatasi
Pola napas membaik, kriteria: Dukungan ventilasi penyebab
- Ekspansi paru Lainnya…
- Kedalaman napas
- Lainnya…

Circulation

Perfusi perifer meningkat, kriteria: Balut tekan

- CRT Insersi intra vena


- Akral
- Warna kulit Manajemen syok
- Lainnya…
Lainnya…

Status cairan membaik, kriteria:

- Tekanan darah
- Tekanan nadi
- Produksi urin
- Lainnya…

29

Anda mungkin juga menyukai