(INITIAL ASSESMENT)
NAMA KELOMPOK:
2. ELISABETH SINA
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “KEGAWATDARURATAN”. Selain
itu juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “PENGKAJIAN PASIEN DENGAN
KEGAWATDARURATAN (INITITIAL ASESMENT)”. Penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Semua ini berkaitan dengan terbatasnya waktu dan kemampuan kami yang
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kami mengharapkan koreksi dari pembaca
dam Dosen Pembimbing yang dapat meningkatkan pengetahuan kami untuk masa yang akan
datang. Dengan demkian kami mengharapan agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
pembaca.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Initial Assessment merupakan pengkajian awal yang dilakukan pada menit pertama dalam
menangani kegawat-daruratan pada pasien trauma yang sangat berat dan menentukan
keselamatan pasien.
Mengingat sangat pentingnya pengumpulan data atau informasi yang mendasar pada
kasus gawat darurat, maka setiap perawat gawat darurat harus berkompeten dalam melakukan
pengkajian gawat darurat. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat
tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan bentuk pertolongan yang akan diberikan kepada pasien. Semakin cepat pasien
ditemukan maka semakin cepat pula dapat dilakukan pengkajian awal sehingga pasien
tersebut dapat segera mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian.
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu: pengkajian primer
dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih
dahulu melakukan survey primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam
hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survey sekunder.
yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan
pengkajian primer meliputi : A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan
nafas disertal kontrol servikal: B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola
pernafasan agar oksigenasi adekuat: C: Circulation. mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol
perdarahan: D: Disabilty, mengecek status neurologis: E: Exposure, enviromental control,
buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Maryuani, 2012).
Pengkajian primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa
pasien. Pengkajian primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam
prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang dari 10
detik) difokuskan pada Airway Breathing Circulation (ABC). Karena kondisi kekurangan
oksigen merupakan penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena
masalah sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang
lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan Cepat ke dalam kondisi gawat
darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8
menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit akan menyebabkan
kematian. Oleh karena itu pengkajian primer pada penderita gawat darurat penting dilakukan
secara efektif dan efisien (Mancini, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok kami tertarik untuk membahas
mengenal pengkajian gawat darurat..
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian pasien kegawatdaruratan primary Survei ?
2. Bagaimana pengkajian pasien kegawatdaruratan Secondary Assessment?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pengkajian Pada Pasien Kegawatdaruratan dengan
pengkajian primary survey dan Secondary Assessment.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengkajian airway
Yang periu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :
a. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau
bernafas dengan bebas?
b. Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
1) Adanya snoring atau gurging
2) Stridor atau suara napas tidak normal
3) Afitasi (hipoksia)
4) Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
5) Sianosis
c. Look dan Isten bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi :
1) Muntahan
2) Perdarahan
3) Gigi lepas atau hilang
4) Gigi paisu
5) Trauma wajah
d. jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka.
e. Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang
berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
f. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai
indikasi:
1) Chin lift/jaw thrust
2) Lakukan suction (jika tersedia)
3) Oropharyngel airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask
Airway
4) Lakukan intubasi
antara lain :
3. Pengkajian Circulation
1. Anamnesa
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan
keluarga
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah
diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obatobatan herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam
sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam komponen ini)
Selain itu apat dilakukan pengkajian PORST saat pasien mengeluhkan nyeri, adapun
pengkajian PORS adalah :
Q (quality) : bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya? apakah seperti diiris, tajam,
ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien
mengatakan dengan katakatanya sendiri.
S (Severity) : seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada
nyeri dan 10 adalah nyeri hebat
T (Time) : kapan nyeri itu timbul? Berapa lama nyeri itu timbul? Apakah terus
menerus atau hilang timbul? apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya? apakah
nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau berbeda?
Pengkaji dilakukan dapat juga dengan menggunakan metode SAMPLE, yaitu sebagai
berikut :
S : Sign and Symptom. Tanda gejala terjadinya tension pncumothoraks, yaitu Ada
Jcjas pada thorak, Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi, Pembengkakan
lokal dan krepitasi pada saat palpasi, Pasien menahan dadanya dan bernafas pendck,
Dispnca, hemoptisis, batuk dan emfiscma subkutan, Penurunan tekanan darah
A : Allergics Riwayat alergi yang diderita klien atau keluarga klicn. Baik alergi obat-
obatan ataupun kebutuhan akan makan minum.
E :Events /Environment surrounding the injury: ie. Exactly what happencd Pengkajian
sekunder dapat dilakukan dengan cara mengkaji data dasar klien yang kemudian
digolongkan dalam SAMPLE..
2. Pemeriksaan Fisik
Fokus pengkajian fisik adalah pada kemampuan fungsional pasien. Metode dan
langkah pemeriksaan fisik dengan: Insepksi , palpasi, perkusi dan auskultasi dengan
melakukan Pemeriksaan Head to Toe dari ujung rambut hingga ujung kaki
a. Aktivitas / istirahat
Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Takikardi, frekuensi tak teratur (disritmia), S3 atau S4 / irama jantung gallop,
nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal, tanda
homman (bunyi rendah sehubungan dengan denyutan jantung, menunjukkan
udara dalam mediastinum).
c. Psikososial
Ketakutan, gelisah.
d. Makanan / cairan
Adanya pemasangan IV vena sentral / infusc tekanan.
e. Nyeri / kenyamanan
Perilaku distraksi, mengerutkan wajah. Nycri dada unilateral meningkat
karena batuk, timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau regangan, tajam atau
nyeri menusuk yang diperbcrat oleh napas dalam.
f. Pernapasan
Pernapasan meningkat takipnea, peningkatan kerja napas, penggunaan otot
aksesori pemapasan pada dada, ckspirasi abdominal kuat, bunyi napas menurun/
hilang (auskultasi a mengindikasikan bahwa paru tidak mengembang dalam
rongga pleura), fremitus menurun, perkusi dada : hipersonor diatas terisi udara,
observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama bila trauma, kulit : pucat,
sianosis, berkeringat, mental: ansictas, gelisah, bingung, pingsan. Kesulitan
bernapas, batuk, riwayat bedah dada / trauma : penyakit paru kronis, inflamasi /
infeksi paru (empicma / efusi), keganasan (mis. Obstruksi tumor).
g. Keamanan
Adanya trauma dada, radiasi / kemoterapi untuk keganasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan merupakan suatu keadaan di mana seseorang berada pada
suatu kondisi ancaman kematian yang memerlukan pertolongan segera guna
menghindari kecacatan dan kematian. Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari
kasus kegawatdaruratan adalah dilakukan Pendidikan kesehatan dengan simulasi
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu: pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survey primer untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survey
sekunder.
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan. Semoga pembaca dengan
adanya makalah pengkajian pada pasien kegawatdaruratan (Inititial Assessment) ini
pembaca dapat memahami bagaimana mengkajian dalam kegawatdaruratan.
DAFTAR PUSTAKA
Mancini MR,Gale AT,(2011). Emergency care and the law. Maryland:Aspen Publication
https://www.academia.edu/10950378/pengkajian_kegawatdaruratan