Ditulis oleh :
Al-Ustadz Idral Harits Thalib Abrar
Dikutip dari :
Majalah Qudwah Edisi 07
-1-
Kebiasaan bangsawan Arab ketika itu ialah
menyerahkan bayi-bayi mereka kepada keluarga
badui (Arab) di pedalaman. Tujuannya untuk
disusukan dan diasuh oleh mereka selama
beberapa waktu. Alasannya ialah agar anak-anak
mereka terdidik menjadi orang yang berani, lugas,
dan sehat. Karena udara dan lingkungan di
pedalaman yang masih bersih.
-2-
Halimah dan suaminya bertolak dengan
menunggangi seekor keledai betina yang kurus
dan membawa seekor kambing. Demi Allah, tidak
ada setetes pun susu yang keluar. Dan mereka
tidak pula dapat tertidur karena tangis anak
mereka yang sedang kelaparan. Air susu Halimah
sudah kering dan tidak mengenyangkannya. Pada
kambing itu juga tidak ada sesuatu yang dapat
diberikan kepada anaknya. Akan tetapi, semuanya
mengharapkan pertolongan dan kelapangan.
-3-
mereka adalah untuk mendapatkan kebaikan
(upah) dari ayah bayi yang mereka susukan. Kalau
anak tersebut dalam keadaan yatim, apa yang
akan diperbuat oleh ibu dan kakeknya? Sebab
itulah kami tidak mau membawa beliau.
-4-
Aku pun menemui keluarga anak yatim itu
(Muhammad shalallah ‘alaihi wasallam) dan
membawanya. Tidak ada yang mendorongku
membawanya selain karena tidak ada Iagi anak
yang Iain.
-5-
Esok paginya, suamiku berkata, ’Ketahuilah, hai
Halimah, demi Allah. Engkau sudah mengambil
satu jiwa yang diberkahi.’
-6-
Akhirnya, kami tiba di rumah kami, di
perkampungan Bani Sa'ad. Aku tidak tahu apakah
ada tanah yang lebih tandus dan gersang daripada
tanah kami ini. Tiba-tiba, kambing-kambing kami
mendatangi kami dalam keadaan kenyang dan
penuh susu.
-7-
Sudah tiba waktunya, kami mengembalikannya
kepada ibunya. Padahal, kami berharap dia masih
tinggal bersama kami. Karena melihat berkah
yang dilimpahkan Allah kepadanya.
-9-
Halimah dan suaminya segera memeluk
Muhammad shalallah ‘alaihi wasallam dengan
penuh kasih sayang, sambil bertanya, ”Ada apa?"
- 10 -
Halimah mengelak, "Aku khawatir dia ditimpa
sesuatu, maka aku kembalikan dia kepada Anda,
sebagaimana yang Anda inginkan."
- 11 -
menatap langit dan meIetakkan kedua tangannya
di tanah. Pergilah, bawalah dia dengan aman."
YATlM PIATU
- 13 -
Akhirnya, Muhammad shalallah ‘alaihi wasallam
tinggal sebatang kara. Hanya bersama Ummu
Aiman, inang pengasuh yang setia.
Sumber : https://t.me/Majalah_Qudwah/1126
- 14 -