Anda di halaman 1dari 83

Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN BAHAN

Keterangan

Keterangan:
Spesifikasi ini disusun oleh Pejabat pembuat Komitmen berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/ produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produk dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional / SNI;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

I. PASAL 1
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah Rehabilitasi dan Renovasi Fasilitas Pendidikan
Yayasan Putra Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2023 (Single Years
Contract) yang terdiri dari:
1. Pekerjaan Pendahuluan Dan Smk3
2. Pekerjaan Rekonstruksi Gedung Utama (Gedung A)
3. Pekerjaan Pagar
4. Pekerjaan Pos Security
5. Pekerjaan Rehabilitasi Bangunan Existing (Gedung B)
6. Pekerjaan Rehabilitasi Bangunan Terbuka (Gedung C)
7. Pekerjaan Landscape
8. Pekerjaan Interior Dan Exterior

Lokasi Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Fasilitas Pendidikan Yayasan Putra Provinsi
Nusa Tenggara Barat : Jl. Pejanggik No.33 Kota Mataram.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
setelah dilakukan penunjukkan oleh Pejabat Pembuat komitmen, termasuk dalam

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 74
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

pekerjaan ini
adalah:.
1. Identifikasi lokasi dan dokumen pekerjaan dalam rangka menyiapkan material yang
akan yang digunakan lebih awal dan tahap–tahap berikutnya, material yang perlu
dilakukan pemesanan/indent, serta keperluan–keperluan lainnya yang bersifat segera
ditindak lanjuti apabila kontrak dan SPMK telah ditanda tangani.
2. Rapat-rapat persiapan Pra Kontrak ( Pre Award Meeting ), Pembahasan Manajemen
mutu Kontrak yang diajukan Penyedia Jasa Konstruksi dan mengurus administrasi
lainnya seperti Jaminan Penawaran dan Jaminan Uang Muka (jika uang muka
diberikan).
3. Menyiapkan Lapangan seperti tata letak direksi keet, barak pekerja dan gudang
material dan dapat menyiapkan bahan-bahan untuk segera di buat di lokasi pekerjaan.
4. Menyiapkan administrasi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan
seperti, format pelaporan (harian dan mingguan) dan koordinasi antar dinas terkait
untuk memulai pekerjaan setelah SPMK ditanda tangani.

C. BESTEK DAN GAMBAR


1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek
mengenai pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa Konstruksi bila ada hal-hal yang kurang jelas pada Gambar maupun
RKS agar pada saat penjelasan pekerjaan bisa dipertanyakan.
3. Sebelum melakukan atau membuat harga penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan mempelajari dokumen lelang hingga benar-benar memahami sehingga
harga yang ditawar adalah harga yang dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ditambah keuntungan 11% sebagai jasa pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Penawaran yang telah dimuat dalam dokumen penawaran adalah merupakan dasar
kontrak dalam pelaksanaan yang tidak dapat lagi di ubah atau menjadi alasan
kurangnya biaya dikarenakan tidak telitinya dalam membaca dokumen lelang sewaktu
pelaksanaan. Karena dalam pelaksanaan nantinya yang mengikat adalah Kontrak
beserta lampirannya (Gambar kerja dan Detail, Spesifikasi Teknik dan Dokumen
Lelang lainnya yang disepakati).

D. RENCANA KERJA
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyusun Rencana
Kerja yang kemudian diajukan kepada Pengguna Anggaran sebagai lampiran dari
Program manajemen mutu.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar
bagi direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kelambatan pekerjaan.

E. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN EXISTING


Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian, dan
pembuangan, bangunan dan struktur lain yang dibongkar sehingga memungkin-kan
pembangunan atau perluasan atau perbaikan struktur yang mempunyai fungsi yang sama
seperti struktur yang lama (atau bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 75
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan menurut Spesifikasi, yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas bahan
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

1. Pengajuan Kesiapan Kerja


Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan harus
segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan tertulis yang
memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus dila-porkan
kepada Direksi Pekerjaan.

2. Kewajiban Kontraktor untuk Mengamankan Bahan dan Struktur Lama


Apabila terjadi penambahan struktur existing yang terdapat didalam bagian pekerjaan,
Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan ijin kerja serta metode yang akan digunakan dan
diaplikasikan kepada Direksi Lapangan agar tidak terjadi kerusakan pada bagian struktur
lainnya. Setiap kerusakan atau, kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas
sementara, atau setiap kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan akibat
kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya Kontraktor.

3. Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan


Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan Pemilik Tanah
dan menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk pembuangan
akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang diamankan.

4. Pengaturan Lalu Lintas


Jembatan, gorong-gorong dan struktur lain yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh
dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi, Pemeliharaan Lalu Lintas.

5. Prosedur Pembongkaran
a. Pelepasan Struktur
Struktur atap existing yang akan dibongkar atau bagian struktur lainya bila disyaratkan
oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa
menimbulkan kerusakan pada bagian bangunan lainya.

b. Pembongkaran Struktur
Pekerjaan pembongkaran struktur existing seperti Struktur atap, Kolom dan balok harus
dilakukan dengan hati – hati dan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi lapangan
serta diawasi setiap langkah – langkah pekerjaan pembongkaran struktur existing agar
tidak berdampak pada struktur bangunan yang akan dipertahankan.

c. Bahan Yang Diamankan


Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum pekerjaan
pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 76
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Kontraktor. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta
oleh Direksi Pekerjaan. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan,
semua beton yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong
dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan. Bahan – bahan struktur atap, kusen atau yang masih
bernilai aset, pihak Kontrakor Pelaksana wajib mengamankan dan mengumpulkan bahan
tersebut dan berkoordinasi dengan pihak Madrasah untuk dilaporkan kepada Pemda
Setempat agar segera dilakukan perhitungan nilai aset yang akan dilelang.

d. Bahan Yang Dibuang


Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamanakan dapat
dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

F. PENGUKURAN PEMASANGAN BOUWPLANK


1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Kelas Kuat II, Kelas Awet III dengan
ukuran tebal 2 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50
m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari tepi galian atau sesuai dengan keadaan
setempat.
4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau
rata Waterpass dan Theodolite.
5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaporkan kepada Konsultan Supervisi/Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
6. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

G. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


1. Mobilisasi Personil
 Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
 Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan
persetujuan.
 Konsultan Supervisi/Tim Teknis. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar
personel inti (key personel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.
 Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi)
menurut cakupan pekerjaannya.
 Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan
yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
2. Mobilisasi Peralatan
 Penyedia Jasa Konstruksi harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu Lintas Jalan Raya,
pihak Kepolisian, dan Badan Lingkungan.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 77
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Mobilisasi dan pemasangan peralatan harus sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
 Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya dan
tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
 Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/ peralatan
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak
mencemari air dan tanah.
3. Mobilisasi Material
 Penyedia Jasa Konstruksi harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
 Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu
diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisidan
diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, harus segera
diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
4. Jalan Kerja
 Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi syarat
untuk lalu lintas kendaraan roda 4 atau lalu lintas kerja dengan aman.
 Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan memperbaiki jalan masuk atau
jalan lingkungan setempat, gorong-gorong jembatan lingkungan setempat yang
rusak akibat lalu lintas kegiatan pekerjaan.
5. Jam Kerja
 Penyedia Jasa Konstruksi menentukan sendiri jam kerja bagi petugas dan pekerja
yang dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dengan tetap memperhitungkan
waktu penyelesaian pekerjaan dan dengan mengingat peraturan perburuhan yang
berlaku di tiap daerah yang bersangkutan.
 Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat mencapai target
pelaksanaan fisik/tepat pada waktunya ataupun karena sifat/syarat pelaksanaan
 pekerjaan tidak boleh terputus maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat melaksanakan
pekerjaan diluar jam kerja/lembur bila perlu sampai malam hari.
 Dalam hal Penyedia Jasa Konstruksi akan bekerja di luar jam kerja/lembur maka
Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan kepada Konsultan
Supervisipekerjaan secara tertulis sekurang- kurangnya 24 jam sebelumnya.
6. Demobilisasi
 Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
Konstruksi pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan
dan perlengkapan dari tanah milik Owner dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.

H. GAMBAR DAN UKURAN


1. Apabila terdapat ketidak jelasan dalam ukuran pada gambar, maka Penyedia Jasa
Konstruksi wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Konsultan Supervisi/Tim
Teknis.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti semua Gambar-gambar dan Rencana Kerja
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 78
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan-tambahan dan perubahan yang


dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) baik pekerjaan
sipil maupun elektrikal.
3. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka penyedia diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi/Konsultan MK Pekerjaan/Konsultan MK.
4. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan yang lain, maka
gambar yang memakai skala lebih besar yang berlaku.
5. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan keresahan bagi Penyedia Jasa Konstruksi wajib menanyakan pada
Konsultan MK lapangan/Direksi dan Penyedia Jasa Konstruksi mengikuti
keputusannya.
6. Pelaksanaan pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut semua bahan-bahan yang diperlukan, menyediakan
tenaga kerja berikut Konsultan MKan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
7. Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk
penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
8. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan konstruksi beton bertulang,
konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan
pengolahan tanah, baik menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang
disediakan oleh Direksi jika diduga terdapat kekurangan, maka penyedia diwajibkan
mengadakan Konsultasi dengan Direksi/Konsultan MK sebelum melaksanakan
pekerjaan.
9. Pihak penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi dam memperhitungkan didalam harga penawaran.
10. Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga
lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam
hari, penyedia harus meminta persetujuan kepada Direksi?Konsultan MK terlebih
dahulu.
11. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan sempurna kepada
pemberi pekerjaan/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan termasuk pembersihan.

I. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


1. Bahan–bahan yang boleh ditempatkan di Lokasi pekerjaan hanyalah bahan – bahan
yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar.
2. Apabila satu bahan yang disyaratkan pada Dokumen Pengadaan ini tidak terdapat
dipasaran, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengkonsultasikan penggantiannya
pada Konsultan Supervisidan direksi.

J. STANDAR dan DASAR HUKUM


Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya
1) Undang – undang No. 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 79
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

2) Undang – undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;


3) Undang – undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
5) Peraturan Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Bangunan Gedung;
7) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018. Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 01PRT/M/2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 08/PRT/M/2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat
Standar Jasa Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan
Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
14) Peraturan Menteri PUPR Nomor Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara dan Lampirannya ;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
16) Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 47/SE/DC/2020 Tanggal 27 Oktober 2020 tentang
Petunjuk Teknis Standarisasi Desain dan Penilaian Kerusakan Sekolah dan
Madrasah;
17) Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Keselamatan
Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
Permen PU No. 05 Tahun 2014 SMK 3;
18) Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 16/M-IND/PER/2011
tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri;
19) Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
20) Peraturan – peraturan Daerah setempat yang berlaku;
21) SNI Nomor: 2834 – 2000 - Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal.
22) SNI 2410 – 2002 - Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsion.
23) SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 80
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

24) SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton


25) SNI 0225 : 2011/amd : 2013 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011)
26) SNI 1727 - 2013 – Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
27) SNI 2847 – 2013 - Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
28) SNI 2049 – 2015 - Semen Portland.
29) SNI 2847;2019 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
30) SNI 1726;2019 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
31) SNI 1726;2019 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.

K. PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan – pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku untuk
seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan proyek ini, disesuaikan
3. dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-
perintah direksi/Konsultan MK.
4. Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat dan berlaku
resmi di Negara RI, apabila tidak terdapat yang dapat diberlakukan terhadap pekerjaan
tersebut, maka harus digunakan atau setidak-tidaknya standar dari pabrik produsen
bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut yang diberlakukan.

L. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


Penyedia Jasa Konstruksi dan sub-Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan
pengujian atas mutu pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing, seperti pengujian mutu beton dengan standart Karakteristik (K) yang
tercantum dalam dokumen lelang bila diperlukan atau diminta, semua biaya-biaya untuk
kebutuhan tersebut diatas, ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan sub-Penyedia
Jasa Konstruksi yang bersangkutan. Beberapa yang harus dilakukan uji material:
1. Pengujian beton (SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Silinder)
2. Pengujian baja (SNI 2052-2017 Baja Tulangan Beton).
3. Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu ukuran
4. dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima) ton diambil 1
(satu) contoh uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya dan sebanyak-banyaknya 3
(tiga) contoh uji.
5. Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing,
maksimum 1,0 meter.
6. Pengujian bata ringan (SNI 3402-2008 Cara uji berat isi beton ringan struktural).
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 81
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

7. Pengujian Instalasi listrik (SNI 0225:2011 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011)
8. Dan lain-lain.
9. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi

M. GAMBAR-GAMBAR “ AS-BUILT DRAWING “


1. Penyedia Jasa Konstruksi atau sub-Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
membuat gambar-gambar "As Built Drawing" sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilakukan di lapangan secara kenyataannya, untuk kebutuhan pemeriksaan dan
maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi
Tugas, setelah disetujui oleh Konsultan SupervisiKonstruksi (dibuat rangkap-3 (tiga)),
dan Pemberi Tugas.
2. Pada akhir pekerjaan pelaksanaan yang telah disetujui dan diterima oleh pihak
Konsultan SupervisiKonstruksi, maka sub-Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan membuat "As Built Drawing" yang setelah diteliti dan disetujui oleh pihak
Konsultan SupervisiKonstruksi dan Konsultan Perencana diserahkan kepada Pemberi
Tugas dalam rangkap-3 (tiga) set, lengkap dibukukan.

N. SHOP-DRAWING
Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan
yang membutuhkan penjelasan-penjelasan, dimana hal-hal tersebut tidak terdapat dalam
gambar-gambar kerja, maka Penyedia Jasa Konstruksi dan sub-Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan membuat gambar-gambar shop drawing untuk kebutuhan tersebut dan
mendapat persetujuan dari Konsultan SupervisiKonstruksi, dibuat rangkap-3 (tiga).
O. FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROYEK
1. Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat foto foto
dokumentasi proyek meliputi :
 Foto-foto eksisiting/kondisi awal lapangan yang memberikan informasi lapangan
dan kondisi lapangan.
 Foto-foto kegiatan pekerjaan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet, penempatan
peralatan-peralatan lapangan (beton-batcher), penempatan material, fabrikasi baja
dll.
 Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain Galian tanah, pemasangan
utility box, pemasangan kansteen, pemasangan penutup lantai trotoar, dan
pembesian, bekisting, pekerjaan beton (untuk penutup saluran) sebelum dan
sesudah pengecoran.
 Dan lain-lain kegiatan yang diangggap perlu oleh Konsultan SupervisiKonstruksi.
2. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 25%, 50%, 75% dan seterusnya
sampai dengan 100% (setiap peningkatan progress 25%) dan kondisi pada waktu
selesainya masa pemeliharaan.
3. Foto-foto dicetak dalam ukuran post card (dicetak berwarna) masing-masing 2 (dua)
eksemplar untuk Pemberi Tugas dan 1 (satu) eksemplar untuk Konsultan
SupervisiKonstruksi, Shoft copy diserahkan kepada Pemberi Tugas, tiap stage/tahap
disyaratkan minimal 10 (sepuluh) foto.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 82
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

II. PASAL 2
A. JENIS DAN URAIAN PEKERJAAN
A.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pemagaran sementara lokasi Proyek dimaksudkan untuk pengaman proyek dan
dilaksanakan sebelum aktifitas dilapangan dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk
menjamin keamanan kerja didalam lingkungan proyek dan sekaligus sebagai pemisah
aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar pengaman ini dibuat berdinding seng
BJLS 25 dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh, dibangun mengitari
lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai pengaman.Tahapan
pelaksanaannya adalah :
 Melakukan pengukuran untuk menentukan batas-batas yang termasuk kedalam
wilayah proyek, sehingga panjang (volume) sesuai dengan yang tertuang dalam
dokumen BOQ.
 Pemasangan kayu usuk 5/7 dan perancah/dolken sebagai penyangga/penopang,
dimana bagian bawah dilakukan pengecoran untuk memperkokoh tiang pagar.
Pemasangan seng BJLS 25.

1) Papan Nama Proyek :


Papan nama proyek dengan ukuran 120 x 150 cm yang di buat dari Kertas Vinyl di
cetak, tiang dan rangka menggunakan kayu kelas II / usuk 5 x 7 cm. Tulisan Papan
nama dapat di baca dari dua arah yang berarti tulisannya dari dua sisi / Rangkap
dengan mencantumkan antara lain :
a. Instansi : Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa
Tenggara Barat Satuan Kerja Pelaksanaan
Prasarana Permukiman PPK Prasarana
Strategis dan Bina Penataan Bangunan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Nama Pekerjaan : Rehabilitasi dan Renovasi Fasilitas Pendidikan
Yayasan Putra Provinsi Nusa Tenggara Barat
c. Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2023
d. Pelaksana/Penyedia Jasa : .........................................................
e. Jangka Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender
f. Nilai Kontrak : .........................................................

2) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat tempat kerja Direksi (Direksi keet), Barak
penyimpanan Bahan dan Barak Tenaga Kerja yang berukuran sesuai dengan
kebutuhan, khusus untuk Direksi Keet Penyedia Jasa Konstruksi menyiapakan ukuran
dan material nya sebagai berikut :
a. Ruangan berukuran Minimal 3 m x 4 m;
b. Rangka dinding menggunakan kayu atau baja ringan dengan penutup Kalsiboard,
Triplek atau PVC;
c. Rangka atap menggunakan Baja Ringan dengan penutup Spandek, seng

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 83
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

d. gelombang atau sintetis gelombang;


e. Memiliki Daun pintu dan daun jendela lengkap pengonci dan penggantung, Daun
jendela minimal dapat berfungsi untuk sirkulasi udara.
f. Menggunakan Rangka Plafond dengan baja ringan Hollow dengan penutup, PVC,
triplek atau kalsiboard.
g. Didalam Ruangan direksi tersedia tempat duduk dan meja yang dapat berfungsi
ganda yaitu sewaktu-waktu bisa dijadikan tempat rapat dan juga berfungsi sebagai
tempat kerja Direksi sehari – hari; isi lainnya adalah papan white board serta
kalender, dan kotak Obat P3K;
h. Poin 3a sd 3f ini seluruhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

3) Pengukuran Lapangan Minimal menggunakan pesawat ukur T0 / waterpas yang dapat


meliput seluruh area pekerjaan dengan output untuk menunjang pelaksanaan sesuai
dokumen Lelang, Hasil pengukuran tersebut membantu Penyedia Jasa Konstruksi
dalam pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :
a. Beda tinggi / elevasi area pelaksanaan
b. Jarak – jarak berupa panjang dan lebar
c. Hasil pengukuran sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan
d. Pengukuran dilakukan dari awal pekerjaan, menentukan letak titik duga dan
jarak-jarak titik obyek yang akan dilaksanakan.
e. Hasil akhir dari pengukuran dapat memberikan gambaran eksisiting sebagai
gambar awal / Shop drawing dan hasil akhir setelah selesainya seluruh pekerjaan
yang diliput dari awal sehingga menghasilkan gambar Asbuilt Drawing.
f. Semua dokumentasi hasil pengukuran yang dilakukan akan diserahkan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi bersama gambar-gambar awal / shop drawing dan
gambar-gambar akhir / asbuilt drawing.
4) Sebelum pelaksanaan dilakukan, terlebih dahulu Penyedia Jasa Konstruksi melakukan
pembersihan lapangan awal yaitu dengan penebangan pohon di area yang akan
dibangun trotoar sesuai jumlah pohon pada volume pekerjaan yaitu sebanyak 10
pohon. Penebangan pohon tersebut dilakukan hingga tuntas sampai ke akarnya setelah
itu di bawa keluar area pekerjaan. Pekerjaan dapat dimulai apabila semua lokasi telah
bersih dari pohon-pohon yang telah ditebang.
5) Pembersihan di lokasi pekerjaan dilakukan terhadap setiap kali saat pelaksanaan masih
berlangsung dan setiap material/bahan yang tidak dipakai agar dikeluarkan dari areal
pekerjaan, agar tidak menggangu jalannya pekerjaan. Dan pada akhir pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kebersihan di area pekerjaan,
ataupun kerusakan lokasi akibat pekerjaan dan wajib melakukan pembersihan dari
bekas beton cor dan semen campuran lainnya yang masih ada dilokasi pekerjaan dan
meratakannya kembali hingga bersih dan rapi.

A.2 PEKERJAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


1. Setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
harus menerapkan SMKK.
2. Penyedia jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan penyedia jasa yang memberikan layanan:
 konsultansi manajemen penyelenggaraan konstruksi;

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 84
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 konsultansi konstruksi Konsultan Supervisi; dan


 pekerjaan konstruksi.
3. SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar keamanan,
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
4. Standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus memperhatikan:
 Keselamatan keteknikan konstruksi;
 keselamatan dan kesehatan kerja;
 keselamatan publik; dan
 keselamatan lingkungan.
5. Penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melakukan:
 identifikasi bahaya;
 penilaian risiko dan pengendalian risiko atau peluang (haz,ard identification nisk
assessmenf opportunify) pekerjaan konstruksi; dan
 sasaran dan program keselamatan konstruksi, yang dibuat berdasarkan tahapan
pekerjaan (work breakdown stntcture) .
6. Ketentuan mengenai SMKK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Perincian Kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paling sedikit
mencakup:
1. Penyiapan RKK, antara lain:
 Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi yang sesuai dengan
dokumen tender pada BAB IV Lembar Data Pemilihan (LDP) Pasal F, point 5;
Peserta menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai tabel jenis pekerjaan
dan identifikasi bahayanya di bawah ini (diisi oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak):

No. Uraian Identifikasi


Pekerjaan Bahaya
1. Pemasangan 1 m2 Atap Terjatuh dan Tertimpa
Jurai/Limasan Rangka Material
Atap Baja Ringan
(Canai Dingin) Profil
C75

 Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan


 Penyiapan formulir.
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:
 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction);
 Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing);
 Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box
Meeting);
 Pelatihan Keselamatan Konstruksi;
 Sosialisasi HIV/AIDS;
 Simulasi Keselamatan Konstruksi;
 Spanduk (Banner);
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 85
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Poster; dan
 Papan informasi K3.
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
a. APK antara lain:
 Jaring pengaman (Safety Net);
 Tali keselamatan (Life Line);
 Penahan jatuh (Safety Deck);
 Pagar pengaman (Guard Railling);
 Pembatas area (Restricted Area);
 Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
 Perlengkapan keselamatan bencana.
b. APD antara lain:
 Helm pelindung (Safety Helmet);
 Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
 Tameng muka (Face Shield);
 Masker selam (Breathing Apparatus);
 Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
 Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
 Sarung tangan (Safety Gloves);
 Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
 Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap);
 Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
 Jaket pelampung (Life Vest);
 Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
 Celemek (Apron/Coveralls).
4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:
 Asuransi dan kesehatan;
 Surat izin laik operasi alat dan material;
 Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh
lembaga/instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan;
 Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
 Perizinan terkait lingkungan kerja.
5. Personel Keselamatan Konstruksi, antara lain:
 Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
 Petugas tanggap darurat;
 Petugas P3K;
 Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
 Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
 Petugas kebersihan lingkungan.
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:
 Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
 Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan,
tensi meter, dan lain-lain);
 Peralatan pengasapan (Fogging);
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 86
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Obat pengasapan; dan


 Ambulans.
7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:
 Rambu petunjuk;
 Rambu larangan;
 Rambu peringatan;
 Rambu kewajiban;
 Rambu informasi;
 Rambu pekerjaan sementara;
 Jalur evakuasi (Escape Route);
 Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
 Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
 Lampu putar (Rotary Lamp); dan
 Lampu selang lalu lintas.
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan
dengan kebutuhan lapangan, antara lain:
 Arsitek;
 Ahli Teknik Bangunan Gedung.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan
Konstruksi, berupa:
 Pemeriksaan dan pengujian peralatan;
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
 Sirine;
 Bendera K3;
 Lampu darurat (Emergency Lamp);
 Pemeriksaan lingkungan kerja:
- Limbah B3
- Polusi suara
 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
 Program inspeksi dan audit eksternal;
 Pelaporan dan penyelidikan insiden;
 Patroli keselamatan; dan/atau
a. Petugas K3 menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi menyediakan untuk
selalu di lapangan, memberi arahan K3 kepada setiap tenaga kerja yang terlibat dalam
pekerjaan di lapangan;
b. Menyiapkan Rambu-rambu selama pelaksanaan yang terbuat dari cetakan kertas Vinyl
dengan rangka Kayu usuk 4 x 6 cm untuk yang berdiri, dimana rambu-rambu yang di
buat mampu sebagai media visual yang efektif menciptakan lingkungan kerja yang
aman, dan lalu lintas pengguna jalan juga dapat diberikan rasa aman selama
c. pelaksanaan, adapun isi yang penting dari rambu-rambu tersebut minimal :
 Mengingatkan pekerja dari Potensi Bahaya dan bagaimana menghindari bahaya
yang terjadi di area kerja
 Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat
 Membantu pekerja atau lingkungan sekitar saat proses evakuasi dalam keadaan
darurat
 Warna Rambu K3 sebagai berikut :
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 87
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

- Warna MERAH : Mengidentifikasi DANGER / BAHAYA, FIRE /


KEBAKARAN dan STOP, digunakan untuk mengidentifikasi Bahaya yang
dapat menyebabkan kematian atau cedera serius seperti bahan Kimia cair
mudah terbakar, emergency STOP dan Pemadam Kebakaran.

- Warna ORANGE : menunjukkan WARNING / PERINGATAN / AWAS,


digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang dapat menyebabkan
kematian atau cedera serius biasanya di pasang ditempat alat kerja berbahaya
seperti : benda tajam, piasu berputar, mesin gerinda dan lainnya.

- Warna KUNING : menunjukkan COUTION / WASPADA, digunakan untuk


menunjukkan situasi bahaya seperti tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di
area penyimpanan bahan yang mudah terbakar yang dapat menyebabkan luka
ringan atau sedang.

- Warna HIJAU : menunjukkan EMERGENCY / SAFETY, digunakan untuk


menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, Material Safety
Data Sheet (MSDS), dan peralatan K3, serta instruksi2 umum yang
berhubungan dengan praktik kerja yang aman.

- Warna BIRU : menunjukkan NOTIC / PERHATIAN digunakan untuk


menunjukkan instruksi tindakan / informasi keselamatan (bukan bahaya),

seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.

A.2 PEKERJAAN SIPIL /STRUKTUR


1. Pekerjaan Tanah
a. Lingkup Pekerjaan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 88
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir dengan penyelesaian
dan pembentukan galian / urugannya harus mengikuti kemiringan / elevasi dan
ukuran-ukuran sesuai Gambar Rencana dan arahan Konsultan Supervisi.
 Pekerjaan ini termasuk pekerjaan pengupasan (stripping) dan perataan (grading)
tanah pada
 daerah / area yang di atasnya akan didirikan bangunan, jalan dan perkerasan.
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

b. Persyaratan, Spesifikasi, Standar Bahan, Peralatan dan Pekerja


Prosedur Umum
1) Pekerjaan Galian
 Lebar galian harus dibuat cukup lebar sesuai dengan Gambar Kerja untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkannya
kepada Konsultan Supervisiuntuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai petunjuk Konsultan
Supervisisebelum menempatkan bahan urugan.
 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Penyedia
Jasa Konstruksi harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi/Tim Teknis, sampai kedalaman di mana daya dukung yang sesuai
tercapai.
 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian.
 Untuk menggali tanah lunak, Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang
galian.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan
dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Penyedia Jasa
Konstruksi harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Supervisitanpa tambahan
biaya dari owner / user.
 Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan
standar seperti excavator.
 Bila ditemukan batu-batuan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukannya
kepada Konsultan Supervisi/Tim Teknis yang akan mengambil keputusan sebelum
penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memberitahu Konsultan Supervisi/Tim Teknis, dan pekerjaan
dapat dilanjutkan kembali setelah Konsultan Supervisi/Tim Teknis menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
2) Pekerjaan Urugan dan Timbunan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 89
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan
lokasi pengerjaan urugan / timbunan telah disetujui Konsultan Supervisi.
 Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan
sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi
penumpukan harus disetujui Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal
14 (empat belas) hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 (tujuh)
hari atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
3) Pekerjaan Pemadatan
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai
untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah
kohesif digunakan stamper untuk memadatkan bahan urugan berbutir. Pemadatan
hanya dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
 Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi syarat, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan.
 Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi/Tim Teknis.
 Pemadatan dilakukan setiap urugan setebal 20 cm.
4) Spesifikasi Bahan / Material Pekerjaan Tanah
 Pasir urug, sirtu, dan tanah urug. Khusus untuk tanah urug tidak menggunakan tanah
lempung
 Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-bahan
lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki
gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
 Bila menurut pendapat Konsultan Supervisi/Tim Teknis suatu bahan tidak dapat
diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat
diijinkan, dalam hal ini bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil
dari 50 mm tidak diijinkan digunakan dan persentase pasir harus berjumlah
cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang seragam
dengan nilai kepadatan yang sesuai.
 Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan
urugan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12
(dua belas) jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi
penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.
 Setiap lapisan bahan urugan bila kering harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
 Sisa-sisa galian dari lokasi area kerja harus dikeluarkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi, dengan biaya dan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
5) Pengujian Tanah

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 90
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan.
 Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan
diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan
Supervisi/Tim Teknis/PPK.
 Jasa-jasa laboratorium.
 Konsultan Supervisian pekerjaan pengurugan.
 Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
 Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Supervisi/Tim Teknis/PPK.
 Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
 Biaya Pengujian
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila
hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian
memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi
sendiri.
 Prosedur Pengujian.
 Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase
relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan
yang dibandingkan dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density
kering secara teoritis.
 Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui
Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
c. Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan)
 Semua bahan dan hasil kerja harus memenuhi uraian dan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak dan sesuai dengan persetujuan Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Apabila diminta Konsultan Supervisidan atau Tim Teknis, Penyedia Jasa Konstruksi
harus membantu menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan
 pemeriksaan serta pengujian bahan / material di lapangan.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan contoh yang ditunjuk dan diminta oleh
dalam rangka pengujian mutu.
 Biaya untuk penyedia tenaga, pengambilan contoh serta biaya lainnya yang terkait
dengan pengujian mutu dibayar oleh Penyedia Jasa Konstruksi terkecuali bila
ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak.

d. Metode, Persyaratan, dan Jadwal / Time Schedule Pelaksanaan


1) Pekerjaan Galian
 Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai
elevasi yang ditentukan atau telah disetujui Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Semua bahan galian harus dikumpulkan dan atau ditumpuk pada tempat
tertentu sesuai petunjuk Konsultan Supervisi. Bila disetujui Konsultan
Supervisi/Tim Teknis, bahan galian tersebut dapat digunakan untuk bahan
urugan atau dibuang dari lokasi proyek.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 91
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan atau petunjuk Konsultan Supervisi/Tim Teknis yang disebabkan
karena kesalahan Penyedia Jasa Konstruksi, kelebihan penggalian tersebut tidak
dapat dibayar dan Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki daerah tersebut
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
 Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak
patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan
yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa Konstruksi tanpa biaya
tambahan atau waktu.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan
pada daerah elevasi akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah elevasi
akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar
asli dan batu besar dengan volume lebih dari 0.5 cm3 atau berukuran lebih
besar dari 100 cm yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan atau
diledakkan.
2) Pekerjaan Urugan
Penempatan Bahan Urugan
 Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
 Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis
demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus
dipadatkan dengan baik.
 Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
 Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan.
 Kecuali ditentukan syarat khusus, alat pemadat tangan (manual) tidak diijinkan
sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
 Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan
sebelum pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Supervisi.
 Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
Supervisi/Tim Teknis.
3) Pekerjaan Pemadatan
a) Umum
 Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar
air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai
kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada
seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan
dengan merata menggunakan stamper atau alat pemadatan lain yang telah
disetujui.
 Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan
dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan
cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang
sama.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 92
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus untuk


setiap 600 m3 atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan
kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat
memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas tambahan.
 Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian
rupa agar efisien.
b) Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal
Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan berdasarkan
metoda ASTM D1557 (AASHTO T180) yang umum dikenal sebagai Modified
Proctor Test.
c) Konsultan Supervisian Kelembaban
Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan
dan permukaan yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang
disyaratkan. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan melakukan pemadatan
sampai
dicapai kadar air sesuai dengan yang disyaratkan. Penyedia Jasa Konstruksi harus
melembabkan bahan urugan atau permukaan yang akan diurug bila kondisinya
terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai dicapai
kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.
d) Pemadatan
 Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang
dikupas atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan Supervisi/Tim Teknis, untuk
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi tersebut. Penyedia Jasa
Konstruksi harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan
pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan
pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberitahukannya kepada Konsultan Supervisiagar dapat ditentukan
perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur / konstruksi harus diawasi
selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan Supervisi/Tim
Teknis sebelum pekerjaan dilanjutkan.
4) Pembuangan Bahan Galian
Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urugan.
Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat yang
ditentukan.

2. Pekerjaan Lantai Kerja


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat serta
pelaksanaan pekerjaan lantai kerja, seperti: di bawah pekerjaan pondasi, sloof dan
sejenisnya, sebagaimana yang tercantum dalam Gambar Rencana.
b. Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan
secara khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : split =
1 : 3 : 5.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 93
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

c. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


1) Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah di bawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
2) Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa kemiringannya dengan
waterpass.
3) Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisitidak boleh
ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Supervisiberhak membongkar pekerjaan
di atasnya bilamana lantai kerja tersebut belum disetujui olehnya. Tebal dan peil
lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus dalam
gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

a. Baja Tulangan
Tanda Kelas Baja Beton Tulangan dan sifat mekanis

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 94
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Toleransi Besi Tulangan Beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton


1) Detail tulangan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 95
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

1) Panjang Penyaluran, penyambungan (stek)


a) Panjang penyaluran minimal untuk besi beton adalah 40D, artinya 40 mm
di kalikan diameter besi yang akan disalurkan atau disambung.
b) Kait atau tekukan besi disesuaikan dengan detil pada gambar struktur.
c) Jika terdapat ketidakjelasan panjang penyaluran dan kait pada gambar
kerja, maka panjang penyaluran dan kait harus sesuai dengan SNI 2847-
2013
2) Kait Standar
Istilah “kait standar” seperti digunakan dalam Standar ini harus berarti salah
satu berikut ini:
a) Bengkokan 180 derajat ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari
65 mm pada ujung bebas batang tulangan.
b) Bengkokan 90 derajat ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas
batang tulangan.
c) Untuk sengkang dan kait pengikat:
• Batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 derajat
ditambah
• perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 derajat ditambah
• perpanjangan 12db pada ujung bebas batang tulangan; atau
• Batang tulangan D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135 derajat
ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan.

3) Diameter bengkokan minimum


a) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan,
selain dari untuk sengkang dan pengikat dengan ukuran D-10 hingga D-
16, tidak boleh kurang dari nilai dalam tabel:

SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan


b) Diameter dalam bengkokan untuk sengkang dan pengikat tidak boleh
kurang dari 4db untuk batang tulangan D-16 dan yang lebih kecil. Untuk
batang tulangan yang lebih besar dari D-16, diameter bengkokan harus
sesuai dengan tabel 7.2 pada SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural
untuk bangunan.
c) Diameter dalam bengkokan pada tulangan kawat las untuk sengkang dan
pengikat tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat ulir yang lebih besar
dari D-7 dan 2db untuk semua kawat lainnya. Bengkokan dengan
diameter dalam kurang dari 8db tidak boleh berada kurang dari 4db dari
persilangan las yang terdekat.
4) Pembengkokan
a) Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila
diizinkan lain oleh insinyur profesional bersertifikat.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 96
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

b) Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak boleh


dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditunjukkan dalam
dokumen kontrak, atau diizinkan oleh insinyur profesional bersertifikat.

Sumber: SNI 2052:2017 Baja tulangan beton

2) Uji Tarik Baja Tulangan Beton dan Modulus Elastisitas


a) Maksud dan Tujuan
 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk
melakukan pengujian kuat tarik baja beton.
 Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja
beton, regangan, modulus elastisitas, dan parameter lainnya. Pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.
b) Ruang Lingkup
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan-persyaratan, ketentuan-
ketentuan, dan cara pengujian serta laporan hasil uji.
c) Pengertian yang dimaksud dengan :
 Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam
konstruksi beton bertulang;
 Nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat
benda uji mengalami, leleh pertama;
 Nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja
pada saat benda uji putus;
 Grafik tegangan-regangan didapatkan ketika pengujian tarik baja. Modulus
elastisitas baja tulangan ditentukan berdasarkan kemiringan awal kurva
tegangan-regangan di daerah elatis dimana antara mutu baja yang satu dan
yang lainnya tidak banyak variasi. Ketentuan SK SNI T-15-1991-03
menetapkan bahwa nilai modulus elastisitas baja adalah 200 MPa
 Contoh baja beton adalah batang-batang beton yang panjangnya tertentu,
yang diambil dari tempat penyimpanan secara acak serta dianggap
mewakili sejumlah baja beton yang akan digunakan sebagai bahan struktur
sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi/ Tim Teknis.
 Benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan dimensi
tertentu, yang dibuat / diambil dari contoh-contoh baja beton.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 97
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

d) Jumlah contoh-contoh disyaratkan sebagai berikut :


 Jumlah contoh dari setiap jenis dan ukuran baja beton yang diperlukan
untuk pengujian kuat tarik beton dan modulus elastisitas ditetapkan
berdasarkan ketentuan yang berlaku;
 Jika suatu konstruksi beton akan menggunakan lebih dari satu jenis dan
ukuran baja beton, maka setiap jenis dan ukuran harus dilakukan pengujian
kuat tarik dan modulus elastisitas;
 Pengambilan contoh-contoh untuk setiap jenis dan ukuran baja beton
dilakukan secara acak berdasarkan ketentuan yang berlaku;
 Dimensi setiap contoh ditentukan berdasarkan bentuk, dimensi, dan jumlah
benda uji.
e) Pengelolaan Contoh
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
 Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat
diketahui;
 Label contoh meliputi :
 Nomor contoh;
 Jenis dan grade baja beton;
 Dimensi contoh;
 Asal pabrik;
 Petugas / teknisi yang mengambil contoh;
 Tanggal pengambilan contoh;
 Contoh-contoh baja beton harus ditempatkan pada tempat yang baik
sehingga terhindar dari pengaruh korosi dahaya destruksi lainnya.
f) Sistem Pengujian Sistem pengujian yang digunakan sesuai dengan
persyaratan, berikut :
 Pengujian kuat tarik baja beton untuk setiap contoh uji dilakukan secara
ganda (duplo), sehingga untuk setiap contoh harus disiapkan 2 (dua) buah
benda uji;
 Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir laboratorium yang
berisi :
- identitas benda uji dan contoh;
- teknisi pengujian;
- tanggal pengujian;
- penanggung jawab pengujian;
- pencatatan data pengujian;
- nama laboratorium dan instansi penguji;
 Hasil pengujian harus ditandatangani oleh penanggung jawab.
b. Pekerjaan Bekisting
a) Umum
 Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan
dan pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi, sesuai dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan
pekerjaan beton, sebagaimana yang tertera di dalam gambar. Pada dasarnya,

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 98
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

bekisting adalah konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum


mengeras.
 Semua bekisting beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua
persyaratan yang tercantum di dalam dokumen ini, PBI 1971, PUBI 1982,
PKKI 1961 dan semua perintah yang disampaikan oleh Konsultan
Supervisiselama pelaksanaan Pekerjaan.
b) Persyaratan bahan
Cetakan beton menggunakan tego film tebal minimum 9 mm. dan harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang
baik sehingga tidak diperlukan lagi pekerjaan plesteran/acian, dan acian sudut
pada beton.
Untuk Bekisting yang ditanam dalam tanah seperti pile cap, foot plate, sloof
(bukan sloof gantung), dan lain-lain, menggunakan bekisting batako
c) Pelaksanaan pekerjaan
 Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu mengajukan Gambar-gambar
Rencana dari bekisting kepada Konsultan Supervisiuntuk disetujui, sebelum
pekerjaan dimulai. Gambar tersebut harus mencantumkan secara jelas
konstruksi dan bahan dari bekisting, sambungan-sambungannya,
kedudukannya dan sistim rangkanya. Semua biaya yang diperlukan
sehubungan dengan perencanaan bekisting ini harus sudah termasuk ke dalam
biaya konstruksi dengan batas pemakaian maksimal.
 Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan
getaran yang ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari
bekisting antara tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan.
Bilamana menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan
pekerjaan beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5
cm, balok 5/7, 6/10
 Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah
terjadinya defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut:
- Semua balok atau pelat lantainya 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah
bentang.
- Semua balok cantilever dan pelat lantainya 0,4% dari bentang, dihitung dari
ujung bebas.
d) Pembongkaran bekisting
 Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban
struktur dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.
 Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban
struktur harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai
kekuatan yang dipersyaratkan seperti yang disebutkan di bawah ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi/Tim Teknis.

Tabel Umur Bekisting dan Pemakaian pada Beton Struktur


Lama Presentase Batas
Bagian Struktur Pembongk Kekuatan pemakaia
aran Rencana n (kali)

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 99
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Bagian tengah 28 hari 100 3


balok
Pelat lantai 21 hari 80 3
Sloof 2 hari 25 3
Kolom beton 4 hari 25 4

c. Kawat Pengikat Baja Tulangan


Kawat (K) pengikat adalah kawat lunak untuk mengikat baja tulangan dengan syarat
harus terbuat dari baja lunak dengan diameter ≥ 1,0 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Untuk keperluan pengikatan berkas tulangan yang terdiri dari: > 2 tulangan batang
sejajar, diameter kawat pengikatnya; ≥ 2,5 mm dan jarak pengikatan harus ≤ 24 x dp
batang yang diikat terkecil.
Kawat baja (BJ), ialah kawat baja dengan karbon rendah, terbagi dalam 2 jenis yaitu
BJKB (Kawat Baja Biasa) dan BJKL (Kawat Baja Lunak). Tampak: permukaan
kawat baja harus bebas dari karat, retakan-retakan, serpih-serpih dan cacat lainnya
yang dapat mengurangi nilai kegunaannya (untuk baja lapis seng, harus halus dan
rata). Harus memenuhi syarat-syarat SNI 03 - 6861.2 – 2002, SII. 0162 – 81.
d. Pekerjaan Perancah Luar
a) Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada
saat pelaksanaan.
b) Persyaratan bahan
Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah scafolding yang lengkap
serta bagian luarnya dipasang jaring-jaring luar. scafolding yang dipakai dengan
jumlah yang memenuhi syarat harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang
silang beserta perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari
anyaman tambang plastik atau nylon.
c) Pelaksanaan pekerjaan
 Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar
sehingga tidak membahayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun
keadaan sekelilingnya. Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan
bangunan yang dikerjakan dan dicat dengan warna yang mencolok.
 Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar
harus dipasang tangga dilengkapi dengan bordes mendatar.
 Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scafolding secara kuat, rapih
dan tidak kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi
perlindungan serta rasa nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.
e. Peralatan Bantu
a)Semua peralatan bantu, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
pekerjaan beton pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi. Sebelum mulai di lapangan dengan pekerjaan beton

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 100
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

yang sesungguhnya, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan detail lengkap


mengenai program kerja, jumlah dan tipe peralatan, organisasi dan personalia di
lapangan dan sebagainya kepada Konsultan Supervisi.
a)Konsultan Supervisiakan minta penggantian peralatan, dan personalia bilamana
ada hal-hal yang dianggap tidak cocok.
f. Selimut Beton
a) Tebal selimut beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
b) Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang
umum sebesar 70 mm.

Pencampuran dan Penakaran


1) Rancangan campuran proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan
dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
2) Campuran percobaan Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan proporsi
campuran serta material yang diusulkan dengan membuat dan menguji
campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan.
3) Persyaratan sifat campuran:
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan slump yang dibutuhkan
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Supervisidalam
beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah
beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan
udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran akan
menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
 Bila hasil dari pengujian 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat beton di bawah
nilai yang disyaratkan, Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan
melakuakna pengecoran beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang
rendah tersebut dapat dipastikan dan sampai telah diambil tindakan-
tindakan yang akan menjamin produksi beton memenuhi persyaratan secara
memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat tekan 28 (dua puluh
delapan) hari yang disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan
pekerjaan harus diperbaiki
 Konsultan Supervisi dapat pula menghentikan pekerjaan dan / atau
memerintahkan Penyedia Jasa Konstruksi mengambil tindakan perbaikan
untuk meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3
(tiga) hari, dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa Konstruksi harus
segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat
memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 (tujuh) hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 101
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Supervisiakan menelaah kedua hasil pengujian 3 (tiga) hari dan 7 (tujuh)


hari, dan segera memerintahkan penerapan dari tindakan perbaikan apapun
yang dipandang perlu.
 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 (tiga) hari saja, terkecuali Penyedia Jasa
Konstruksi dan Konsultan Supervisikeduanya sepakat pada perbaikan
tersebut.
4) Pengukuran Agregat
 Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari jumlah
kantung semen.
 Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat jenuh
air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati
keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala menyiram
timbunan agregat dengan air.
 Pada pengecoran di celah-celah sempit, seperti list plank, dan lain-lain,
split yang digunakan harus disaring menggunakan saringan sebesar 0.5 cm.
5) Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal
dari tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi
yang merata dari material.
 Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan
peralatan untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
secara teliti dalam masing-masing penakaran.
 Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air
ditambahkan.
 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan
sebelum seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu
pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 mᶟ atau kurang haruslah
1.5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik
untuk tiap tambahan 0.5 mᶟ dalam ukuran.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan
Supervisidapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia,
 sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran
dengan tenaga manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

g. Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan) Pengujian Beton


1) Frekuensi pengambilan sample beton:
a) Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga
frekuensi pengujian yang disyaratkan SNI 03 – 2847 – 2002 hanya akan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 102
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 untuk suatu mutu beton,
maka satu pasang benda uji harus diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih
secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang
digunakan adalah kurang dari lima.
b) Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 40 m 3, maka
pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kuat tekan
diserahkan dan disetujui oleh Konsultan Supervisi/Tim Teknis
c) Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari dua contoh
(satu pasang) uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada
umur beton 28 (dua puluh delapan) hari atau pada umur uji yang ditetapkan.
d) Jumlah benda uji boleh ditambahkan sesuai kebutuhan Konsultan Supervisiyang
telah disetujui oleh Tim Teknis.
e) Benda uji tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
f) Pengujian kuat tekan beton sesuai SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton.

2) Adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (MM)
Plat Lantai 10 ± 2
Balok 10 ± 2
Kolom 10 ± 2
Pondasi 10 ± 2

Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar waktu pemakaian
saat penuangan mortar pada formwork / bekisting.
a) Uji silinder harus dilakukan pada setiap truck ready mix, dan pembuatan sampel
uji beton masing-masing 2 (dua) benda uji.
b) Masing-masing benda uji dberi kode sesuai dengan bagian struktur yang
dilaksanaka atau dicor.
c) Tidak diijinkan melakukan pengecoran sebelum dilakukan uji slump dan hasilnya
sesuai dengan tabel di atas.
d) Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5,
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
e) Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah kuat tekan pada umur 28
hari adalah f’c 25 MPa.
f) Selimut beton sesuai Gambar Kerja, jika tidak disebutkan dalam Gambar Kerja,
maka selimut beton yang digunakan adalah sesuai SNI 2847:2013 Persyaratan
beton struktural untuk bangunan gedung :

Tebal Selimut
Minimum (mm)
a) Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan tanah

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 103
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

b) Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca: 50


Batang D-16 hingga D-56
Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau kawat ulir 40
D16 dan yang lebih kecil
c) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca
atau beton tidak langsung berhubungan dengan tanah:
Pelat,dinding,pelat berusuk :
Batang D-44 dan D-56 40
Batang D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok,Kolom : Tulangan utama, pengikat, sengkang,
40
lilitan spiral
Komponen struktur cangkang,pelat lipat : Batang D-19
20
dan yang lebih besar
Batang D-16,jaring kawat polos P16 atau ulir D16 dan
15
yang lebih kecil
Sumber: SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
 Benda uji kuat tekan beton adalah silinder diameter 150 mm. dengan tinggi 300
mm.
 Instansi penguji kuat tekan beton ditentukan oleh Konsultan Supervisidimana
instansi yang dipilih adalah instansi yang terakreditasi.
 Kuat tekan suatu mutu beton dapat dikategorikan memenuhi syarat apabila:
- Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan mempunyai nilai yang
sama atau lebih besar dari f’c.
- Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil
uji contoh silider mempunyai nilai dibawah f’c melebihi dari 3.5 MPa (f’c – 3,5
MPa)
(Sumber: SNI 03 – 2847 – 2002 : pasal 7.6.3).(3))
- Apabila hasil pengujian silinder beton memberikan hasil di bawah persyaratan,
maka harus ditindak lanjuti uji langsung di lapangan.

h. Metode, Persyaratan, dan Jadwal /Time Schedule Pelaksanaan


Pelaksanaan Pekerjaan Beton
1) Pekerjaan Pembesian
a) Kait dan Pembengkokkan
 Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan minimal sesuai
ketentuan SNI 2847-2013 atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan
 atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam Gambar.
 gambar Rencana atau disetujui oleh Konsultan Perencana.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 104
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Membengkokkan dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam


keadaan dingin.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850˚C.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 ˚C
yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
 Pemotongan
 Panjang baja tulangan beton yang melebihi ketentuan (kecuali lewatan)
harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang
disetujui Konsultan Supervisi.
 Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin,
peralatan dan alat utilitas lainnya, tulangan beton harus dipotong sesuai
dengan besar atau ukuran bukaan.
b) Penempatan dan Pengencangan
 Sebelum pemasangan, tulangan beton harus bebas dari debu, karat,
kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
 Semua tulangan beton harus dipasang dengan baik, sesuai dengan mutu,
dimensi dan lokasi. Penahan jarak dengan bentuk balok persegi atau
gelang-gelang harus dipasang pada setiap m² atau sesuai petunjuk
Konsultan Supervisidan Tim Teknis. Batu, bata atau kayu tidak diijinkan
digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
 Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no.
AWG 16 (φ 1.62 mm). Las titik dapat dilakukan pada baja lunak pada
tempat-tempat yang disetujui Konsultan Supervisi.
c) Sebelum pengecoran beton, lakukan pekerjaan pemeriksaaan
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut beton, lokasi dari
sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.
2) Cetakan Beton
a) Cetakan beton harus presisi sesuai ukuran beton yang tertera pada Gambar
Kerja, dirakit dengan kuat dan baik.
b) Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan beton harus dicek dulu oleh
Konsultan Supervisi/Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
c) Semua angkur, baut, pipa dan benda–benda lain yang diperlukan ditanam
dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
d) Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan
e) kotoran–kotoran lain pada saat mengecor.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 105
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

3) Pengadukan dan Alat Aduk


a) Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan harus menggunakan Concrete
Mixer (Molen) dengan mutu beton sesuai yang dijelaskan dalam dokumen
ini.
b) Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisiseluruh operasi harus
dikontrol / diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Supervisi.
4) Penuangan Beton
a) Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Supervisi. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan
Supervisiselambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
a) Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir
(maksimum 1 meter) atau tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari
ketinggian lebih dari 1.5 meter untuk mencegah terjadinya segregasi karena
penuangan kembali atau pengaliran adukan. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menggunakan alat bantu pipa tremie sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
b) Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c) Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh material
asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d) Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk
kembali setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 (satu)
jam. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
5) Pemadatan Beton
a) Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
Vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran
dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “over vibration” dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton.Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi
atau keropos.
b) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik.
c) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
d) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“initiual set” atau yang telah mengeras dalam batas di mana beton akan
menjadi plastis karena getaran.
e) Pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Konsultan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 106
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Supervisidapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan


sudah disiapkan dan memenuhi syarat.
6) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
a) Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu
konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak Construction Joint
dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan Supervisidapat merubah
letak Construction Joint tersebut.
b) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
c) Construction Joint harus diusahakan berbentuk garis miring atau sedapat
mungkin dihindarkan adanya Construction Joint tegak kalaupun diperlukan
maka harus dimintakan persetujuan dari Konsultan Supervisi.
d) Sebelum pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan grout sebelum beton dituang.
e) Untuk penyambungan beton lama dengan yang baru, herus menggunakan
bahan additive Bonding Agent (lem beton) yang disetujui Konsultan
Supervisi.
f) Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga mutu hasil pengecoran daerah
pertemuan / joint dan daerah-daerah rawan keropos lainnya.
g) Pemberhentian pengecoran harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
h) Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menjaga keutuhan dan kerapian letak
tulangan dan sparing Mekanikal & Elektrikal (ME) pada saat pengecoran
lantai.
i) Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya
untuk pengamanan, perlindungan dan lain-lain yang dapat menjamin
kontinuitas pengecoran.
j) Penyedia Jasa Konstruksi harus memastikan bahwa lekatan pada sambungan
kolom lama dengan kolom yang baru bersifat monolit.
7) Pengerjaan Akhir
a) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
telah digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati
badan beton, harus dibuang dan dipotong kembali paling sedikit 2.5 cm di
bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang
disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
 Konsultan Supervisiharus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau
fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian
lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen. Sedang untuk
keropos yang masuk dan dilewati yang merusak struktur harus di grouting.
Mutu grouting harus memiliki kuat tekan 2 (dua) kali kuat tekan beton
struktur.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 107
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Bilamana Konsultan Supervisimenyetujui pengisian lubang besar akibat


keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh, membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus
dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir)
harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi
dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya
dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
b) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi:
 Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana yang
 diperintahkan Konsultan Supervisi, harus digaruk dengan mistar bersudut
untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah
pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan
rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang
atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
 Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin misalnya pada
ramp, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain
sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Supervisi,
sebelum beton mulai mengeras.
 Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton.
Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan,
ketidak rataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal di tempat.

8) Cacat pada Beton (Defective Work)


a) Konstruksi beton yang keropos (honey comb).
b) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e) Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
f) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Tim Teknis dan Konsultan
Supervisimenyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat
yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti /
diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 108
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

g) Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Konsultan Supervisi.
h) Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan baik dan memuaskan.
i) Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Penyedia Jasa
Konstruksi.
j) Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
Konsultan Supervisi.
k) Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Konsultan Supervisiharus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi. Pengisian / injeksi dengan air semen harus diadakan
dengan perincian atau metoda yang paling memadai / cocok.
9) Perbaikan Permukaan Beton
a) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan Supervisiuntuk
memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
b) Penyedia Jasa Konstruksi, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak
sesuai dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki
atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan Supervisi).
c) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran bekisting. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan
melebihi kekuatan beton. Beton keropos tidak boleh ditambal manual,
penambalan harus di-grouting dengan mesin tekanan hydrolis.
d) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan:
 Semprotan pasir ringan.
 Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
 Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,
biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
 Tambalan semen.
 Mengikir dan menggerinda.
e) Hasil pekerjaan beton (kolom, balok, dll) yang ekspose harus sudah siap untuk
difinishing cat.
f) Mutu beton yang tidak sesuai dengan persyaratan menjadi tanggung jawab
penuh Penyedia Jasa Konstruksi.
g) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat bak tandon untuk perawatan beton
di setiap lokasi proyek.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 109
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

3. Pekerjaan Pondasi Batu Kali


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada
gambar. Pekerjaan harus meliputi pengadaan tenaga, seluruh material, galian, penyiapan
pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai
dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan, dan dimensi seperti
yang ditunjukkan pada gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Spesifikasi Bahan / Material Pekerjaan Pondasi Batu Kali
1) Semen
a. Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
 Sesuai dengan SNI 15-2049-1994, Semen portland.
 "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845).
b. Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen
yang digunakan pada perancangan proporsi campuran.
c. Pabrik semen yang digunakan harus menerapkan sistem manajemen lingkungan
(ISO 14001)
2) Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
 “Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33).
 SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.
b. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun
 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat, bundel
tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsong-selongsong.
 Pada cetakan yang tipis seperti list plank dan lain-lain menggunakan agregat
yang lebih kecil
3) Air
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
 Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama.
 Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat
dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat
dengan air yang dapat diminum.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 110
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,


terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode
uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus
dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109)
4) Batu Kali
a) Batu kali / batu belah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu kali.
b) Batu harus bersih, sejenis batu hitam yang keras, mempunyai muka lebih dari 3
(tiga) sisi tanpa alur atau retak, harus dari macam yang diketahui awet dan bukan
batu glondong. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah.
c) bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau
ketidaksempurnaan lainnya.
d) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling
megunci bila dipasang bersama. Sesuai persetujuan Konsultan Supervisi.
e) Ukuran batu yang akan digunakan untuk pasangan batu kali adalah 15 - 20 cm.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali


1) Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Supervisi/ Tim Teknis.
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan
contoh-contoh material : batu kali,  pasir untuk mendapat persetujuan dari MK
3) Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan
air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan
dibuang ke area lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang harus
dikeringkan.
4) Campuran adukan untuk pasangan pondasi batu kali adalah 1pc : 8 Ps.
5) Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi
harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh, integral dan
sempurna.
6) Pemasangan Batu
 Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan pengelompokan dan
batu yang berukuran sama.
 Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok, dari batu yang terpasang.
Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih
besar dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
 Pemasangan batu kali untuk pondasi / dinding penahan tanah harus diberi dasar
pasir setebal 10 cm, disiram air hingga padat. Batu kali harus bersih dari kotoran

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 111
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

dan tanah, pemasangan harus bersilang. Semua permukaan bagian dalam harus
terisi adukan (mortar) sesuai dengan campuran yang digunakan, lubang antar
batu yang besar harus diisi dengan batu yang lebih kecil, sehingga tidak ada
rongga di dalam pasangan.
 Dalam proses pengerasannya harus selalu dibasahi dengan disiram air sehari sekali
selama 3 (tiga) hari. Selama pasangan tersebut belum sempurna membentuk
pondasi / dinding penahan tanah yang direncanakan, profil-profil tidak boleh
dicabut. Pengurugan dengan tanah harus menunggu pasangan pondasi / dinding
penahan tanah benar-benar kering dan dilakukan setelah mendapat ijin dari
Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
7) Penempatan Adukan
 Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh dibasahi,
cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus dibasahkan dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi dari batu ke batu yang
sedang dipasang.
 Tebal dari adukan, landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm - 5 cm dan
harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara batu
yang dipasang.
 Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan semen yang makin mengeras.
Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan dan batu dipasang lagi dengan
adukan segar.

4. Pekerjaan Rangka Baja Ringan


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan Pemasangan rangka baja
ringan pada Pembangunan Ruang Kelas baru dan Rehab Gedung existing yang
teridentifikasi penggantian Rangka atap. Rangka batang terdiri dari rangka pengisi
(web), rangka utama bawah (bottom chord) dan rangka utama atas (top chord)
membentuk bidang segitiga. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur
rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng. Seluruh rangka
tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
jumlah yang cukup. Konstruksi kuda kuda baja ringan dibuat sesuai dengan perhitungan
struktur dari aplikator yang memiliki sertifikat.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda di workshop permanen dengan menggunakan alat
bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (prefabrikasi)
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 112
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka


kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur tritisan, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
rangka batang yang membentuk bidang segi tiga dengan ketebalan material dasar
minimal 1,00 mm yang terdiri dari:
1. Usuk
profil lip-channel: 75.1,0 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja 1,00 mm)
lapisan anti karat AZ 100 gr/m2 dengan Mutu G550
2. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik): 32.45 (tinggi
profil 32 mm dan ketebalan dasar baja 0,45 mm) lapisan antu karat AZ100 gr/m2
3. Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Pelapisan : Zinc Aluminium
- Kelas : AZ 100
- katebalan pelapisan : AZ 100 gr/m2
- Jenis : Hot-dip zinc
- komposisi : 95% zinc, 5% bahan campuran
4. Properti makanikal baja (Steel mechanical properties)
- Baja Mutu Tinggi G 550
- Kekuatan Leleh Minimum : 550 Mpa
- Tegangan Maksimum : 550 Mpa
- Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
- Modulus geser : 80.000 Mpa

c. Pelaksanaan Pekerjaan
Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melampirkan
 Brosur asli
 Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun yang dikeluarkan oleh spesialis
Penyedia Jasa Konstruksi yang mempunyai pengalaman atau referensi kerja lebih
dari 10 tahun.
 Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil
pengujian jenis dan ketebalan lapisan antikarat Zinc Aluminium 100 gr /m2
 Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil
pengujian kuat tarik bahan baja ringan minimal G550 Mpa.
 Sertifikasi tukang dari pabrikan
 Surat Penunjukan Fabrikatror dari Prinsipal
b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat) seperti pada pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan
surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 113
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

c. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana dan Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan kuda kuda Baja Ringan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda baja ringan dilakukan onsite atau di workshop permanen
dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
e. Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
f. Pihak Penyedia Jasa Konstruksi bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi
proyek.
d. Jaminan Struktural
 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi
kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Bentuk jaminan struktur harus diwujudkan
dalam bentuk Surat Garansi dari Fabrikator dan berlaku paling tidak 10 (sepuluh)
tahun dari masa serah terima bangunan.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).

2) Bahan Penutup Atap Selolusa Bitumen


a. Lingkup Pekerjaan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 114
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Lingkup Pekerjaan Penutup atap adalah pekerjaan Pemasangan Penutup atap selulosa
bitumen bergelombang 97.200.0,3 cm pada pembangunan Ruang Kelas baru dan Rehab
Gedung existing yang teridentifikasi penggantian Penutup
atap.
b. Persyaratan Bahan
- Penutup atap selulosa bitumen bergelombang 97.200.0,3 cm dengan jarak reng
45 cm (AS) overhang 5 cm dan dikerjakan oleh aplikator bersertifikat garansi.
- Spesifikasi :
- Panjang : 200 cm
- Lebar : 97 cm
- Profil : 7 corrugation + 6 flats
- Pengulangan : 14,6 cm
- Tinggi gelombang : 3,8 cm
- Lebar gelombang : 9,7 cm
- Berat/lembar : 6,1 kg
- Berat/m2 : 4,14 kg/m2
- Tebal : 0,3 mm
- Jarak reng : 45 cm
- Skrup : 18 buah/lembar

c. Pelaksanaan Pekerjaan
Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melampirkan
 Brosur asli
 Surat pernyataan garansi struktur 15 tahun yang dikeluarkan oleh spesialis
Penyedia Jasa Konstruksi yang mempunyai pengalaman atau referensi kerja lebih
dari 10 tahun.
 Surat Penunjukan Fabrikatror dari Prinsipal
b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan penutup selulosa bitumen bergelombang 97.200.0,3 cm,
sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) seperti pada pasal diatas. Produk
yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
c. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi spesifikasi penutup atap selulosa bitumen
bergelombang 97.200.0,3 cm dan jumlah baut pada setiap sambungan.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana dan Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.

Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan selulosa bitumen bergelombang 97.200.0,3


cm
1. Pasang reng dengan jarak reng 45 cm dari as ke as.
2. Pasang atap Selulosa Bitumen mulai dengan lembar pertama
- Overlap kesamping = 1 gelombang
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 115
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

- Overlap keatas 20 cm
- Jumlah sekrup perlembar = 18 pcs (formasi 6 + 3 + 6 + 3)
3. Pasang atap selulosa bitumen dibaris kedua, mulai dengan ½ lembar atap agar
terbentuk pola zig zag /susun bata
4. Lanjutkan pemasangan lembar berikutnya hingga baris kedua penuh.
- Untuk baris ke tiga mengulang sama seperti baris pertama
- Untuk baris keempat mengulang sama seperti baris kedua.

Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi kebocoran atau kerusakan penutup
atap selulosa bitumen bergelombang 97.200.0,3 cm akibat human error. Bentuk jaminan
struktur harus diwujudkan dalam bentuk Surat Garansi dari Fabrikator dan berlaku
paling tidak 10 (sepuluh) tahun dari masa serah terima bangunan.
d. Bahan List Plank
- Listplank menggunakan bahan kalsiplank 1 x 20 cm ( dipasang 2 susun).

A.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. Pekerjaan Beton Non Struktural
a. Lingkup Pekerjaan
1) Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton praktis dan bagian lain sesuai
dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis dengan hasil yang baik dan
sempurna.
2) Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan:
a) Pekerjaan beton bertulang non struktural
Pekerjaan yang dimaksud, meliputi:
 Pekerjaan sloof praktis.
 Pekerjaan balok praktis / balok lintel.
 Pekerjaan ring balok.
 Pekerjaan kolom praktis.
 Pekerjaan kolom, ring latai praktis kusen.
b) Pekerjaan beton tumbuk / beton tanpa tulangan
Pekerjaan yang dimaksud, meliputi:
 Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.
3) Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII – 0051 – 74, SII –
0013 – 81, dan SII – 0136 – 84.

b. Spesifikasi Bahan / Material


Bahan-bahan / material yang digunakan berupa semen, agregat kasar, agregat halus, baja
tulangan, kawat pengikat besi beton, air, bekisting dan sebagainya sesuai dengan yang
dipakai pada beton konstruksi yang telah tercantum dalam dokumen ini. Demikian juga
mengenai cara penyimpanan dan penggunaannya.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 116
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Beton Bertulang Non Struktural
a) Campuran dan mutu beton non struktural
 Campuran adalah 1pc : 3ps : 5sp.

b) Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya harus sesuai SNI
2847:2013.
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan
bantalan beton (beton decking) sesuai dengan SNI 2847:2013.
c) Bekisting
 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk (deformasi) dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
 Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d) Cara pengadukan
 Cara pengadukan harus menggunakan molen
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e) Pengecoran beton bertulang non struktural
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
 pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Supervisi.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton /
vibrator dengan jumlah sesuai kebutuhan atau sesuai arahan Konsultan
Supervisi. Penggunaan vibrator harus menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 117
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Supervisi.
f) Pembongkaran bekisting
 Pembongkaran bekisting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai
kekuatan yang maksimal.
 Pekerjaan pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis
dari Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
 Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
g) Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk:
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap seluas
9 m2.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar bangunan setiap
seluas 9 m2.
 Ukuran kolom praktis harus seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Pemasangan kolom praktis harus ditanam dalam pondasi batu kali sedamam
minimal 30 cm.
h) Pekerjaan pembuatan balok praktis/lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok:
 Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
balok setiap luas 9 m² pasangan dinding bata yang tinggi.
 Ukuran balok praktis seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i) Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau seperti
terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam dokumen ini.
j) Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring
balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus
diperkuat angkur ∅ 8 mm setiap jarak 50 cm yang terlebih dahulu telah ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini. Bagian yang
tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.
2) Pekerjaan Beton Tumbuk
a) Beton tumbuk / beton tidak bertulang dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas
keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton.
Campuran beton tumbuk adalah 1 pc : 3 ps : 5 sp.
b) Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Tebal
lapisan beton tumbuk adalah 5 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata Merah


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan pasangan dinding batu bata merah dan
plesteran sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis dengan hasil yang baik
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 118
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

dan sempurna seperti pada pekerjaan dinding kamar mandi menggunakan pasangan
trasram.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Semen
Semen yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
2) Agregat Halus / Pasir
Agregat halus / pasir yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tercantum pada dokumen ini.

3) Air
Air yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
dokumen ini.
4) Batu Bata Merah
Batu bata merah harus memenuhi syarat-syarat:
 Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling tegak lurus,
tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.

 Ukuran dan toleransi


Panjang
Modul Tebal (mm) Lebar (mm)
(mm)
M - 5a 65 ± 2 90 ± 3 190 ± 4
M - 5b 65 ± 2 100 ± 3 190 ± 4
M - 6a 52 ± 3 110 ± 4 230 ± 5
M - 6b 55 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6c 70 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
M - 6d 80 ± 3 110 ± 6 230 ± 5
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
 Dimensi batu bata merah yang digunakan untuk konstruksi bangunan gedung dan
perumahan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm. (Sumber: SNI 6897:2008).
 Kuat tekan
Kekuatan Tekan Rata-Rata
Koefisien
Kelas Batu Bata
Variasi Izin
Kg/cm² N/mm²
50 50 5,0 20%
100 100 10 15%
150 150 15 15%
(Sumber: SNI 15-2094:2000)
 Kuat tekan batu bata merah untuk kelas 25 adalah sebesar 25 Kg/cm² atau 2,5
N/mm². (Sumber: SNI 6897:2008).
 Penyerapan air
Penyerapan air maksimum bata merah pasangan dinding adalah 20%.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 119
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Garam yang membahayakan


Garam yang mudah larut dan membahayakan Magnesium Sulfat (MgSO4),
Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2SO4), dan kadar garam maksimum
1,0%, tidak boleh menyebabkan lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup
dengan tebal akibat pengkristalan garam.
 Batu bata yang pecah / retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sample bata yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi. Batu bata yang ternyata tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari proyek.
 Kerapatan semu
Kerapatan semu minimum bata merah pasangan dinding 1,15 gram/cm².

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pasangan Dinding Batu Bata Merah
a) Pasangan batu bata / batu merah, dengan menggunakan adukan / campuran 1pc :
5ps dan 1pc : 3ps untuk pasangan transram area basah.
b) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah
basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding pada gambar
yang menggunakan simbol adukan trastram / kedap air digunakan adukan rapat
air dengan campuran sesuai Gambar Kerja.
c) Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
d) Setelah bata terpasang dengan adukan, naat / siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
f) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
g) Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 12 x 12 cm
atau sesuai gambar, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm ( polos ),
sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm (lapangan) dan jarak 15 cm (tumpuan).
h) Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus
cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.
i) Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang
angkur besi beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan dulu
agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.

3. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 120
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

a) Bahan-Bahan
a. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.
Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995,
seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang setara. Semen yang
digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak. Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond SBR,
Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara
b. Adukan dan Plesteran Siap Pakai.
Adukan khusus untuk pemasangan bata merah harus terdiri dari bahan semen, pasir
silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan
kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-300 buatan PT Cipta Mortar Utama.
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata merah harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata
dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air
dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama dan TR.30
buatan tiga roda.
c. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan Supervisi.

b) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
 Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap
air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai, tergambar
atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang
terlihat dan tempat – tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain
tersebut di atas.
 Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
b. Pencampuran.
Umum.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 121
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
 Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
 Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran
tidak diijinkan digunakan.
c. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
 Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
 Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari
dua minggu. Bidang
 permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan
siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
d. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
 Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan
siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
 Plesteran Permukaan Beton.
 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
e. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
 Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan MK Lapangan.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 122
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

f. Pengacian.
 Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak
dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
 Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
g. Pemeriksaan dan Pengujian.
 Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Penyedia Jasa
Konstruksi setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan MK
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.
 Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

4. Pekerjaan Kusen Alumunium Pintu, Jendela, Boven dan Daun Pintu


1) Keterangan Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen
dan pintu/jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Standar/ Rujukan
a. International Organization of Standarization (ISO)
1. ISO 9001:2015 – Design, development and manufacture of aluminium
profile and aluminium architechtural product. Design, development and
manufacture and project construction of aluminium architechtural
product for high rise and residential building .
2. ISO 14001:2015 – Integrated Aluminium Manufacture : Aluminium
Profile and Finished Good (Comprise Aluminium Doors Window and
Curtain Wall) .
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1. SNI 07-0603-1989- Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur
c. British Standar (BS)
1. BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
2. BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
3. BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
d. American Society for Testing and Materials (ASTM)
1. ASTM B221M-91 – Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bars,
Rods, Wire Shapes and Tubes
2. ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan
Curtain Wall
3. ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain
Wall
4. ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan
Curtain Wall
e. American Architectural Manufactures Association (AAMA)
1. AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Aluminium
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 123
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

f. Japanese Industrial Standar (JIS)


1. JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Aluminium Extrusi
2. JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Aluminium
g. Spesifikasi Teknis
1. Dimensi : 4” atau sesuai gambar rencana/BOQ
2. Tebal profil aluminium : 1.35 mm
3. Ultimate strength : 28.000 pci
4. Yield strength : 22.000 pci
5. Shear strength : 17.000 pci
6. Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah
18 mikron (warna ditentukan kemudian).
3) Deskripsi Sistem
a. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan
kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum
tekanan angin yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau mengubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi
kriteria perencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat permuaian dari material yang berhubungan tidak boleh
menimbulkan suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang
terbuka. Kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain.
Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.
4. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban hidup : pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama
pada waktu perawatan, seperti meja (stool) dan cladding diharuskan
disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan menahan beton
terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi kerusakan.
5. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada
setiap m’ unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
6. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior
bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m2/minimal.

4) Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 124
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi


tipe aluminium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan ke lokasi pekerjaan.
2. Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang
ditunjuk Pengawas Lapangan atau harus dilengkapi dengan data-
data pengujian.
Data –data ini harus meliputi pengujian untuk :
- Ketebalan lapisan
- Keseragaman warna
- Berat
- Karat
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/m2 untuk
masing-masing tipe.
- Ketahanan terhadap udara minimal 16 m3/jam
- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15 kg/m2
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Gambar Detail Pelaksanaan
1. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,
pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem
pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor
dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan
dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan
akhir penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk
menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi
Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
1. Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai
ketentuan Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan
cacat.
2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapan
harus ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan
dilindungi terhadap gesekan dan kerusakan, sebelum setelah
pemasangan. Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
ceceran adukan, pelesteran cat dan lainnya.
d. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis
yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi
semua pintu untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang
rusak dengan biaya Kontraktor.

5) Bahan – Bahan
a. Aluminium
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 125
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

1. Aluminium untuk kusen dan untuk daun pintu/jendela adalah dari


jenis aluminium alloy yang memenuhi ketentuan ISO 9001:2015, ISO
14001:2015, JIS H 4100, JIS H 8602, SNI 07-0603-1989 dan ASTM B221
M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik dengan
lapisan clear anodized minimal 18 mikron yang diberi lapisan
warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema
Warna yang ditentukan kemudian. Tebal profil minimal 1,35 mm
(merk YKK, Alcan, Indal) powder coating dengan ukuran dan
bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui
2. Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
3. Kode Produk : SF100
Warna Standar : TW01 (Ivory White)/TW02 (White)/TK10
(Black)/YB1C (Brown)
b. Alat Pengencang dan Aksesori
1. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri
300 dengan pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi
elektronik antara alat pengencang dan komponen yang
dikencangkan.
2. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal
minimal 2 mm.
3. Penahanan udara dari bahan vinyl.
4. Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat.
c. Gasket
Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
Bahan : EPDM
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
d. Sealant Dinding (Tembok)
Bahan : single komponen
Type : silicone sealant
e. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain-lain
Bahan : stainless steel (SUS)
f. Joint Sealer
Sambungan antara profile horizontal dengan vertikal diberi sealer yang
berserat guna menutup celah sambungan profile tersebut. Sehingga
mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284. 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber

6) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Fabrikasi

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 126
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan


sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor
disetujui Pengawas Lapangan.
b. Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai
dengan bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi
yang telah ditentukan.
c. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
d. Pemasangan Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi
komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan
dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus
ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan
yang harus diterimanya.
e. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
f. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai
harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm.
g. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau
adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik
Lacquer film.
h. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan elemen baja
harus dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik
pembuat, untuk mencegah kerusakan komposisi aluminium.
i. Berbagai kelengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada
bagian aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan
reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
j. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
k. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang
dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi.
l. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan
jendela aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan
yang dipergunakan dengan memperoleh persetujuan pengawas
lapangan.
m. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium boleh dibawa
ke lapangan /halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-
benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
n. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
o. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu
manis) halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-
cacat yang mempengaruhi permukaan.
p. Detail pertemuan Kusen pintu dan jendela harus lurus dan rata serta
bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
q. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
brosur serta persyaratan teknis yang benar.
r. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi ”sealent”.
s. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 127
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

t. Semua aluminium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan


harus tetap dilindungi dengan ”Lacquer Film”.
u. Ketika pelaksanaan pekerjaan pelesteran, pengecatan dinding dan bila
kusen, aluminium telah terpasang, maka kusen tersebut harus tetap
terlindungi oleh Lacquer Film atau plastik tipe agar kusen tetap
terjamin kebersihannya.
v. Kecuali disebutkan atau ditunjukan dalam gambar detail, pemasangan
kusen aluminium dipasang pada posisi tengah/center terhadap tebal
dinding.

5. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan kaca harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi.

b. Persyaratan Spesifikasi Bahan / Material


1) Standar:
 ANSI: American National Standard Institute. 97.1-1975-Safety Mateliars Used in
Building.
 ASTM: American Society for Testing and Materials. E6 – P3 Proposed
Specification for Sealed Insulating Glass Units.
 Batas Toleransi : Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan,
kesikuan dan cacat mengikuti pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
2) Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
3) Semua kaca yang digunakan adalah kaca kualitas baik, rata, tidak bergelombang
penggunaan menyesuaikan Gambar Kerja.
4) Tebal kaca sesuai dengan Gambar Kerja.

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pemasangan kaca pada daun pintu jendela sesuai Gambar Kerja.
2) Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca berkembang tidak pecah.
3) Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka terutama
pada sudut-sudutnya.
4) Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca daun pintu jendela semua sudutnya harus
ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
5) Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak / pecah
atau tergores harus diganti.
6) Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Supervisi/ Tim Teknis.
7) Kaca yang sudah terpasang diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang
lain

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 128
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

8) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi/Tim Teknis.

6. Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
penggantung dan pengunci dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang berfunsi dengan baik dan
sempurna.
2) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan / disyaratkan dalam Gambar Kerja.
b. Spesifikasi Bahan / Material
1) Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
 Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel /
bebas dan anti karat.
 Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) pada ruang panel yang dipakai adalah
kunci berbahan stainless steel atau logam anti karat.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
 Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.
2) Pekerjaan Engsel, cassement
a) Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas
baik, dipasang 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
Contoh dimensi dan kapasitas engsel:

b) Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai,


kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan
kerapihannya, dipasang sesuai dengan Gambar Kerja.
c) Untuk jendela digunakan casement kualitas baik, kapasitas disesuaikan dengan
dimensi dan berat jendela

Contoh:

d) Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel custom atau pabrikan dibuat khusus untuk
keperluan masing-masing pintu disesuaikan dengan berat pintu,

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 129
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

pemasangan dilakukan dengan cara pengelasan dan difinishing kembali sesuai


warna yang diinginkan.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk kusen
alumunium diberi penguat dari kayu atau plat pada tempat engsel dipasang.
4) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

7. Pekerjaan Rangka Plafond dan Penutup Plafond


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan plafond harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi/Tim Teknis.
3) Untuk bagian interior Bangunan Baru dan Rehabilitasi menggunakan type WP-01.
4) Untuk bagian exterior (selasar) Bangunan Baru dan Rehabilitasi menggunakan type
WP-110
5) Penutup akhir pinggir plafond PVC digunakan list PVC sesuai gambar Detail.
6) Untuk ruangan dalam dan luar yang berakhiran dengan dinding tembok digunakan
List PVC WL-A1 dan untuk di tritisan yang berbatasan dengan Listplank
menggunakan List PVC WL-LP
b. Spesifikasi Bahan/Material
1) Plafond PVC memiliki ketebalan 8 mm
2) Rangka Plafond (Metal Hollow Galvalume) Rangka Induk 38.38.0,30 mm dipasang
dengan jarak 80 Cm dan ditambahkan penggantung rangkanya. Rangka bantu
18.38.0,30 mm dipasang dengan jarak 60 cm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
membuat Shop Drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai Gambar Kerja.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh aplikator yang resmi dan berpengalaman. serta alat
bantu yang memadai.
c. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.

d. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal: permukaan merupakan bidang
miring/tegak sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 130
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus,
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus
saling tegak lurus.
e. Bahan penutup langit-langit adalah PVC dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
g. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata dan tidak melendut.
h. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil
dari PVC dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
i. Rangka Plafond digunakan Metal Hollow Galvalum rangka induk 38.385.0,30 mm
dipasang tiap jarak 100 cm, rangka bantu hollow galvalum 18.38. 0,30 mm jarak 40
x 60 cm dengan penggantung pipa baja ringan hollow 18.38. 0,30 mm dipasang tiap
jarak 1 m2 dan kelengkapan lainnya (seperti digambar) dilaksanakan sesuai gambar
j. Untuk rangka Hollow galvalum di laksanakan dengan penutup plafon PVC dengan
kualitas menengah dilaksanakan sesuai gambar Kerja, Pelaksanaan pekerjaan ini
harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang sudah terpasang sebelum
melaksanakan penutupan langit.
k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole atau akses panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak plafond PVC di sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/pemeliharaan Elektrikal.
l. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki pekerjaan plafond yang rusak, cacat.
Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya dan atas biaya tersebut ditanggung Penyedia Jasa Konstruksi
m. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Supervisi.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.

8. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan finishing lantai dan dinding harus sesuai dengan
yang disebutkan / ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Supervisi/Tim Teknis. Produk ukuran disesuaikan dengan gambar rencana dan warna harus
sesuai dengan skema warna yang ditentukan kemudian

b. Spesifikasi Bahan / Material


1. Lantai Keramik 40 x 40 cm bermotif KW I type Polish pada Ruang Kelas, Ruang
Guru, Ruang Kepala, Ruang UKS, dan type Unpolish pada area selasar, memiliki
presisi pinggiran yang rapi dan rata hingga hasil pemasangan lurus pada nat-nat
keramik, tidak retak dan mempunyai daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2, dipasang
sesuai dengan gambar rencana.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 131
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

2. Plint keramik ukuran 10 x 40 cm bermotif KW I dipasang disetiap dinding bagian


dalam (sesuai dengan gambar rencana pemasangan). Pemasangan dilakukan rata
dengan dinding dan sesuai dengan nat keramik lantai.
3. Lantai dalam KM/WC keramik 25 x 25 cm tipe Unpolish, memiliki presisi pinggiran
yang rapi dan rata hingga hasil pemasangan lurus pada nat-nat keramik tidak retak
dan mempunyai daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2, digunakan sesuai dengan
gambar rencana.
4. Dinding Keramik KM/WC 25 x 40 cm motif KW I bermotif, memiliki presisi
pinggiran yang rapi dan rata hingga hasil pemasangan lurus pada nat-nat keramik
tidak retak dan mempunyai daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2, digunakan sesuai
dengan gambar rencana.
5. Untuk penutup meja wastafel pada toilet pria dan toilet wanita menggunakan 25 x
25 cm motif KW I.
6. Ram yang disediakan sebagai fasilitas disabilitas harus dilengkapi dengan keramik
tactile/Guiding blok yang jalurnya sesuai dengan petunjuk gambar, dengan
spesifikasi, tebal badan keramik 3-6cm dan tebal marka 3-5cm, warna dan motif
sesuai petunjuk gambar
7. sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu
mengajukan contoh bahan untuk mendapat persetujuan dari direksi lapangan. Bahan
tersebut
8. harus disimpan ditempat yang terlindung sehingga tetap kering dan bersih.
a) Bahan pengisi siar, bahan perekat, motif / corak dan warna keramik harus disetujui
(tertulis) Konsultan Supervisidan Tim Teknis.

9. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam
Gambar Kerja kecuali ditentukan lain dan harus sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi/Tim Teknis.

b. Spesifikasi Bahan / Material


1) Umum
 Cat harus diproduksi dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen lingkungan,
dibuktikan dengan sertifikat (ISO 14001).
 Cat yang digunakan tidak boleh mengandung VOC (Volatile Organic Compound),
yaitu bahan kimia organik yang dapat menguap dan dapat mencemari udara, baik
pada saat proses produksi, aplikasi sampai dengan barang jadi dan digunakan oleh
end user.
 Cat harus tahan terhadap pengaruh cuaca, tahan terhadap gesekan dan mudah
dibersihkan, mengurangi pori-pori dan tembus uap air, tidak berbau, daya tutup
tinggi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 132
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Penyedia Jasa


Konstruksi sudah harus mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Konsultan
Supervisi.
 Penyedia Jasa Konstruksi menyiapkan bahan, melampirkan brosur dan bidang
pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
 Pilihan warna ditentukan Tim Teknis atau sesuai petunjuk dari Konsultan
Supervisi, setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up).
 Cat harus dalam kaleng / kemasan yang masih tertutup patri / segel, dan masih
jelas menunjukkan nama / merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan
nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik / merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar
 kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan /
mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi dalam negeri.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisiproyek
untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas minimal 5 (lima) galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
2) Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
 Water-based sealer alkali resist untuk permukaan pelesteran, beton, papan PVC
dan panel kalsium silikat.
3) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
 Waterbase untuk permukaan interior, beton
 Untuk eksterior harus menggunakan cat khusus eksterior atau
wethershield/weathercoat atau yang sejenis.

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
a) Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 133
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut / pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala di atas 38 °C.
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak
jauh di atas permukaan cat yang baru dan basah.
b) Permukaan Plesteran dan Beton
 Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka atau kadar air
maksimum 15%. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus
dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
 Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
 Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
c) Permukaan barang Besi
 Permukaan besi yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan dengan sikat kawat/amplas besi.
 Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
 Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

2) Selang Waktu antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan


a) Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan / atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan
bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang
sudah disiapkan di atas.
b) Sebelum melakukan pengecatan permukaan dinding yang akan dicat harus
dilakukan uji kelembaban, nilai dari uji kelembaban (misal: menggunakan alat
Protimeter Mini harus menunjukkan daerah berwarna hijau atau kuning) harus
memenuhi persyaratan nilai kelembaban yang disyaratkan yaitu maksimal 18 %
dengan kadar keasaman maksimal pH 8.

3) Pelaksanaan Pengecatan
a) Umum

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 134
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut, dan ceruk / lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
 Permukaan besi / baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi
lapisan cat dasar terlebih dahulu
b) Proses Pengecatan
 Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
 Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut:
- Permukaan Interior Plesteran
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan.
- Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan khusus eksterior.
- Permukaan Eksterior dinding setengah area selasar.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis oile-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan khusus eksterior
- Permukaan Besi
Cat Dasar : 1 (satu) lapis zinc chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
 Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan / atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
c) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
 Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
 Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5
liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 135
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup
warna lapis di bawahnya).
d) Metode Pengecatan
 Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas/roll.
 Cat dasar untuk permukaan besi / baja diberikan dengan kuas/roll/spray

4) Pekerjaan yang Tidak disetujui


Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Supervisi/Tim Teknis harus diulang
dan diganti. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan
Konsultan Supervisi/Tim Teknis. Biaya untuk hal ini ditanggung Penyedia Jasa
Konstruksi, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

5) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

10. Pekerjaan Stainless Steel


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam
Gambar Kerja kecuali ditentukan lain dan harus sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi/Tim Teknis.

b. Spesifikasi Bahan / Material


1) Stainless steel yang digunakan harus grade SS304
2) Ukuran, bentuk sesuai gambar kerja.
3) Pengelasan harus menggunakan las argon dan di las penuh

c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Konsultan
Supervisiuntuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
2) Sebelum pengelasan dilakukan, harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau karat
yang menempel, agar las dapat menempel dengan sempurna.
3) Welder atau operator las wajib hukumnya memakai kedok / masker safety
dilengkapi kaca hitam pada saat melakukan pengelasan.
4) Las/welding harus menggunakan las argon stainless dengan grade yang sama
dengan bahan pipa stainlessnya.
5) Pengelasan sambungan-sambungan horisontal, vertikal atau siku dan lengkung
harus dikerjakan.
6) dengan rapi, rata dan halus, dan tidak menyebabkan deformasi material.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 136
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

7) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan aksesoris) harus dilakukan oleh


aplikator yang ahli dan berpengalaman.
8) Semua pipa yang sudah selesai dilas harus dicek kembali, apakah masih terdapat
celah pada sambungannya.
9) Pada bekas las harus dirapikan dengan mesin gerinda hingga rata tanpa merusak
permukaan sekitarnya.
10) Bekas gerinda harus kembali dihaluskan dan digosok dengan batu hijau agar
mengkilap dan sama dengan permukaan pipa.
11) Semua pipa yang telah selesai terpasang harus dibungkus dengan plastik.
12) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada Gambar Rencana dan detail shop
drawing subkon, kecuali ditentukan lain.
13) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
14) Syarat Pemeliharan
 Apabila pemasangan railing kurang rapi harus segera diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga pekerjaan railing stainless steel yang
sudah selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian yang menimbulkan
kerusakan dan tanpa cacat.
15) Syarat Penerimaan
16) Hasil pemasangan railing harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat, kokoh
dan sempurna.

11. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL


a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang diajukan dalam ganbar rencana.
 Pekerjaan ini dilaksanankan pada tempat-tempat seperti yang dianjurkan
dalam gambar.
b. Pengendalian pekerjaan
 Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standart dan spesifikasi dari pabrik.
 Bahan – bahan yang harus memenuhi standart antara lain.
- AA The aluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E84 American Standart for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi udara
- DIN 52212 Penyerapan Sura
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikasif
c. Komponen

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 137
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium


ekstrussion.
 Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
 Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari
material aluminium ekstrussion.
 Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian sealant.
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Seanlant
- Warana akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari
pabrik
- Lokasi sealant antar panel dengan komponen lain.
d. Bahan - bahan
 Bahan : Aluminium composite
- Tebal : 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetlene dan
0,5mm Aluminium Aluminium.
- Length (mm) : 2440 mm, 4880 mm or custum
- Width (mm) : 1220 mm or custom
- Bending Strengh : 45-50kg/4mm
- Heat Deformation : 200o C
- Sound Insulation : 24-39 Db
- Finished : Flouracarbond factory firished/PVdF Coating
- Warna : Lihat gambar
- Merek : Alucobond, SEVEN atau setara
 Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.
 Bahan yang digunakan (produksi Jerman) atau setara.
 Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh
bahan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas.
Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm

12. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATURE
1. Lingkup Pekerjaan Meliputi Instalasi titik lampu, Instalasi stop kontak, Instalasi grup
MCB / Kabel transfer NYM 3 x 2,5 mm termasuk pengadaan accesoriesnya seperti :
 Lampu TL LED 2 X 36W, Saklar tunggal, saklar ganda, stop kontak pada ruang
Kelas, Ruang Guru, Ruang Kepala dan Mushola.
(Pemasangan disesuaikan dengan gambar rencana)
 Lampu Downlight LED 12 W, Lampu Download LED18W saklar tunggal, saklar
ganda, stop kontak pada selasar dan Toilet. ( Pemasangan disesuaikan dengan
gambar rencana).
 Over spaning dari meter listrik ke Hinger Box MCB NYM 3 x 4 mm dan Hinger
Box lengkap dengan MCB masing-masing 6 A (dilaksanakan sesuai gambar).
2. Pengujian/test dan percobaan.
3. Persyaratan Umum :

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 138
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan


Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta
tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
 Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari MK
 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
sehingga dapat berdiskusi dengan MK pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan MK.
 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
 Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
 Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan
instalasi listrik yang memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku.
 Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi
persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan instansi yang berwenang lainya
( PUIL 2011, Peraturan Menteri PUTL No. 023 & 024 PRT 1978, PUPIPP DPMB
dan Depnaker).
 Pelaksnaan pekerjaan instalasi listrik harus bekerja sama dengan Penyedia Jasa
Konstruksi bidang-bidang lainnya.

4. Bahan/Material
a. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan telah terlebih dahulu
mengajukan contoh yang disetujui Direksi.
b. Kabel Instalasi Listrik :
1. Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYM untuk kabel
penerangan yang ditanam menggunakan pipa dalam tembok dan di atas plafond
dengan diameter pipa minimal 5/8” sesuai gambar, setara merk Kabelindo,
Sucoco, kabel metal atau Suprin atau Focus.
2. Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus dipasang
inbow. Untuk memasang instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan
conduit/pipa PVC dengan diameter 5/8” atau sesuai keperluan. Demikian juga
dengan sambungan instalasi listrik antar bangunan.
3. Untuk kabel penerangan digunakan kabel berukuran 1,5 mm2 dan kabel stop
kontak mengguanakan kabel berukuran 2,5 mm2.
4. Ardhe / Grounding digunakan kabel BC 16 mm2.
c. Saklar dan Stop Kontak:

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 139
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

1. Saklar dan Stop kontak harus dipasang inbow. Saklar dan Stop kontak harus
mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
2. Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak kurang lebih 120 cm dari muka
lantai, kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang kurang lebih 40 cm dari
muka lantai, sesuai gambar Kerja
3. Accessories saklar dan stop kontak masing – masing digunakan bahan dengan
mutu menengah.
4. Grouping lampu dilakukan dengan zonasi berjajar.
d. Lampu yang digunakan:
1. Lampu TL LED 2 x 36W.
2. Lampu Downlight LED 12 W
3. Lampu Downlight LED 18 W

13. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING


13.1 PLUMBING
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of
quantity.
13.1.1 Instalasi Sistem Air Bersih
Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara
lengkap sehingga sistem dapat bekerja secara baik.
 Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih
dari pompa di ruang mesin sampai ke titik-titik distribusi air bersih
sesuai dengan gambar perencanaan.
Persyaratan Bahan dan Peralatan
 Persyaratan Bahan dan Peralatan
Pemipaan
a) Pipa dan fitting air bersih harus menggunakan bahan jenis Poly
Prophylene (PPr).
b) Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum
dalam buku Pedoman Plambing Indonesia.
c) Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan
pemasangan.
d) Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke
arah katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa
naik/turun harus benar-benar tegak.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 140
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

e) Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan


kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
f) Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short
elbow, standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak
diperkenankan.
g) Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki
tahanan aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali
yang disyaratkan pada buku ini.
h) Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat
pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
i) Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai
ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran.
j) Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap
ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran
lainnya, dengan dop/blind flange untuk pipa baja dan copper,
pemanasan press untuk pipa PPR/PVC.
k) Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan
udara kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama,
agar kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa
dapat terbuang sama sekali.
l) Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan
bantu, dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu.

Pengujian Instalasi Pemipaan


 Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan
pipa-pipa serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang.
 Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai
dikerjakan dan siap untuk dilakukan pengujian.
 Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada
sistem pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan
kerja, minimum 10 kg/cm2.
 Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan
tekanan.
 Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari
sebab-sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan
mengharuskan.
 Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.

13.1.2 Instalasi Sistem Air Kotor/Limbah


Lingkup Pekerjaan
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) existing.
 Persyaratan Bahan dan Peralatan
Pipa dan Fitting

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 141
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

a) Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan


dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal
dari satu merk serta mengikuti SNI 8153 : 2015 tentang sistem
plumbing pada bangunan gedung.
b) Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik
pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu meng-
gunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
c) Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan
potongan pipa dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan
membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa
dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada Direksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi dan mendapat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.
d) Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan
cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu
'Persyaratan Teknis ME'.
Sambungan
a) Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 Mm atau lebih kecil
mengguna-kan perekat solvent cement.
b) Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm
menggunakan sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.

 Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
a) Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus
dari satu merek.
b) Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
c) Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded
fitting" sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan
dalam sistem pemipaan.
d) Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE
Sanitair atau COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS
BEND dengan floor clean out.
e) Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas
muka banjir alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan
minimum sebesar 1%.
f) Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-
kurangnya 15 cm di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk
keperluan lain.
h) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak
tumpuan pada pipa air kotor dan bekas.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 142
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

i) Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan


koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat
adanya penembusan-penembusan beton lantai maupun dinding.
j) Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan
gambar pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa
tercakup pula dalam gambar tersebut.
k) Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah
masuknya gas yang berbau kedalam ruangan.
l) Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk
ke inlet, sistem permipaan air kotor bangunan, harus dipasang
penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk mencegah
penyumbatan di dalam pipa.
m) Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung
lemak dipasang clean out di setiap belokan dan pada pipa
vertikal utama (di setiap pintu shaft).
n) Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan
cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu
'Persyaratan Teknis ME'.
 Pengujian Sistem
a) Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
b) Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent
tertinggi.
c) Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi
penurunan muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.

13.1.3 Instalasi Sistem Pembuangan Air Hujan


 Lingkup Pekerjaan
a) Pembuatan saluran gedung ke saluran drainase luar bangunan
(saluran air hujan tapak).
 Pekerjaan Sistem Buangan Air Hujan
a) Persyaratan Bahan dan Peralatan Bantu
Bahan pipa talang,
Jenis : PVC AW 4 inchi
Roof drain : sesuai gambar,
b) Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
- Pipa Tegak
1) Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari
baja.
2) Jarak maksimum antara klem adalah 300 cm atau
pada setiap jarak sejauh jarak lantai ke lantai.
- Pipa Datar

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 143
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

1) Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja


seperti penggantung pada pipa air bersih.
2) Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan
berikut ini,
 diam. 50 mm atau lebih kecil, setiap 200 Cm
 diam. 65 mm atau lebih besar, setiap 300 cm dengan
kemiringan minimum sebesar 1 persen.
- Pipa yang ditanam dalam tanah
1) Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan
dengan pipa datar harus diberi dudukan dari blok beton.
2) Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi
sampai ke bak titik sambung dengan saluran drainase
tapak dengan kemiringan minimum 0.5 persen.
Sambungan
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50
mm meng- gunakan solvent cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari
50 mm menggunakan sambungan rubberring.

13.1.4 Pekerjaan Alat-Alat Sanitair dan Aksesorisnya


Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang
berhubungan seperti ditunjukkan dalam gambar,  meliputi  penyediaan
bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar,  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga
dan alat yang diperlukan
a. Bahan – Bahan
1) Water Closet dan Washtafle
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk
Bahan  porselen,  produk dalam negeri (TOTO tipe CW663
J), lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna
standard).
 Wastafel
- Wastafel Bahan  porselen,  produk  dalam negeri (setara
TOTO tipe LW247CJ), lengkap dengan keran, siphon  dan
perlengkapan lainnya (warna standard).
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
2) Keran, Floor Drain dll
 Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk
Pantry atau yang setara)
 Keran Lavatory TOTO tipe TX126LE
 Floor Drain (TOTO tipe TX1BN)

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 144
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Barang-barang  yang  akan dipasang harus  benar-benar  mulus  dan


tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh
untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.

b. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan  semua peralatan/perlengkapan saniter harus  dilakukan
oleh   ahli pemasangan barang  sanitair   yang   berpengalaman.
Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
 Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
 Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada
bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan
dipasang kuat dan diuji.
 Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai
ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat.
 Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa
sehingga puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di
atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
 Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada
ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
 Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian
rupa pada meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi
bagian depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang
dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
 Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan
Pengawasan Lapangan.
 Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
 Pemasangan alat-alat sanitair lain
 Kaca  cermin  dan tempat alat-alat pada wastafel  harus  dipasang
sipat  datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang
akan dipakai  harus tidak  bercacat sedikitpun. Floor drain  harus
dipasang dengan saringannya, dan  dipasang rapih. Semua sela-
sela  antara  floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan
1 Pc : 2 Ps. Pasangan  harus sedemikian sehingga bidang atas
floor drain  rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper holder
hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat sabun
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 145
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi
pemasangan pada dinding  100 cm di atas lantai.

13.1.5 Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran Ringan


 Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam
jenis dry chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas tabung
sesuai dengan kelas Pemadaman 2A-10B/NFPA.10 atau 2A/SKBI
atau minimum 6 kG.
 Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non
Corrosive dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang
mempunyai Discharge Nozzle.
 Tabung APAR dipasang di dalam kotak FHC.

14. PEKERJAAN TANAMAN


a. PERSYARATAN UMUM :
- Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana
- Pekerjaan yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
- Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS
ini dan tanaman dapat hidup dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil
pekerjaan tanaman dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput dan perdu
sebagai penambah elemen penghijauan pada area lansekap lokasi dan dapat juga
memperindah lingkungan.
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
a. Pengolahan tanah
b. Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
c. Pemberian air (pengairan yang baik)
d. Penggunaan dosis pupuk yang tepat
e. Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.

b. P e r s y a r a t a n B a h a n T a n a m a n
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam spesifikasi teknis, memenuhi standart spesifikasi bahan tanaman yang
telah dipilih dan disetujui oleh pimpinan proyek.
Adapun spesifikasi tanaman sebagai berikut :
1. Tanaman Arachis ditanam memiliki kerapatan setiap 10 cm
2. Tanaman Calathea ditanam memiliki kerapatan setiap 20 cm

c. Persyaratan persiapan dan pelaksanaan.


1. Pengadaan / Penyediaan Bibit Tanaman
- Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai berasal dari stok nursery
yang sudah dalam keadaan yang telah di check ketersediaan tanaman
tersebut di pasaran agar tidak terjadi perubahan jenis tanaman karena tidak

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 146
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

tersedia, serta tidak menunjukan gejala-gejala tanaman akan mengering dan


mati.
- Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam,
siap untuk dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan
terbungkus atau dalam wadah/polybag tanaman pada saat tanaman
disimpan atau belum ditanam.
- Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana tanaman tersebut
berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan melakukan penyamaan
tinggi tanaman dengan menaikan atau menurunkan bola akar pada lubang
tanaman.

2. Pengiriman Tanaman
Dalam memperhitungkan cara-cara pengangkutan yang baik untukmengurangi
kerusakan tanaman maka beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Kendaraan untuk pengangkutan harus tertutup pada bagian
depan dan samping, sedangkan dibagian belakang dan bagian atas
terbuka.
- Dahan dan daun dikurangi dan ditinggalkan seperlunya
kemudian diikat supaya tidak rusak. Perakaran dibungkus dengan
karung dan diikat dengan kuat, jika dibungkus dengan bahan plastik
maka bahan itu harus dilepas sebelum tanaman ditanam.
- Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak diperkenankan dengan
posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang arah
angin, tetapi posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak
tumbuhnya daun mengarah ke bibir bak kendaraan sebelah belakang,
atau searah dengan arah angin.
- Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang
cukup dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau memungkinkan)
sebaiknya pengangkutan dilakukan malam hari.
- Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan dengan hati-hati, jangan
sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya.
- Keteledoraan dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart
umum dapat membuat tanaman tidak diterima di lapangan, karena
dapat memungkinkan tanaman rusak atau mati.

15. PEKERJAAN MEUBELAIR DAN ALAT BERMAIN


I. MEJA SISWA
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Meja siswa terbuat dari bahan plastik yang diprodeksi dipabrik.
 Untuk kualitas meja setara dengan produksi dari informa, ACE dan lain-lain
yang setara.
II. KURSI SISWA
- Ukuran : Lihat Gambar

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 147
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

- Konstruksi :
 Kursi siswa terbuat dari bahan plastik yang diprodeksi dipabrik.
 Untuk kualitas meja setara dengan produksi dari informa, ACE dan lain-lain
yang setara.
III. MEJA ½ BIRO UNTUK GURU
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Meja guru merupakan hasil produksi pabrik dengan kualitas pabrik yang
disetujui oleh konsultan dan direksi proyek.
 Untuk kualitas meja setara dengan produksi dari informa, ACE dan lain-lain
yang setara.
IV. KURSI GURU
- Kursi guru yang dimaksud adalah fabrikasi (buatan pabrik)
- Kerangka dari besi stenless
- Sandaran menggunakan busa yang dilapisi bahan kain
- Untuk kualitas setara cheetos.

V. LEMARI LOOKER
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Lemari loker terbuat dari bahan fabrikasi.
 Untuk kualitas meja setara dengan produksi dari informa, ACE dan lain-lain
yang setara.

VI. WHITE BOARD/PAPAN TULIS


- Bahan Papan tulis menggunakan triplek mika warna putih polos t = 4 mm
- Dibingkai dengan kayu kelas II tebal 2 cm dan dibingkai difinishing dengan cat

VII. JUNGKAT-JUNGKIT
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Rangka utama terbuat dari pipa pipa galvanish.
 Tempat duduk terbuat dari bahan yang aman untuk anak-anak seperti sadel
sepeda atau bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
teknis.
 Di bagian tempat duduk menggunakan bantalan pegas atau ban mobil bekas
yang ditanam.
 Pengecatan dilakukan dengan spray tidak disarankan menggunakan kuas.

VIII. AYUNAN
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Rangka utama terbuat dari pipa pipa galvanish.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 148
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Tempat duduk terbuat dari bahan yang aman untuk anak-anak seperti bahan
fiber atau bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
teknis.
 Pengecatan dilakukan dengan spray tidak disarankan menggunakan kuas.

VIII. SELUNCURAN
- Ukuran : Lihat Gambar
- Konstruksi :
 Rangka utama terbuat dari pipa pipa galvanish.
 Bahan untuk seluncuran terbuat dari bahan yang aman untuk anak-anak
seperti bahan fiber atau bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas
dan direksi teknis.
 Pengecatan dilakukan dengan spray tidak disarankan menggunakan kuas.

1. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada bangunan lama akibat pembangunan
gedung ini sehingga antara gedung yang lama dan yang baru menjadi satu
bagian yang utuh.
2. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan kerja, bekas-bekas bongkaran begisting
dan lain-lain.
3. Pemerataan tanah bekas-bekas galian, timbunan yang masih belum rapi.
Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada penyerahan kedua seluruh
pekerjaan sudah dalam kondisi sempurna dan rapi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 149
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

TABEL SPESIFIKASI TEKNIS

Perhitungan Volume

N PEKERJAAN DESKRIPSI
O
1.1. Kolom : Dihitung penuh tidak dikurangi balok dan plat
1.2. Balok : Panjang dihitung bersih, dikurangi kolom dan tebal
Pekerjaan Sipil / plat
1
Struktur 1.3. Plat : Luas dikurangi void dan kolom
1.4. Galian : Dihitung berdasarkan gambar dengan acuan dimensi
dan tinggi elevasi yang direncanakan
1.1. Finishing lantai : Luas dihitung bersih batas dinding dalam
1.2. Finishing plafond : Luas dihitung bersih batas dinding dalam.
1.3. Pasangan bata : Panjang pasangan dihitung bersih dikurangi
2 Pekerjaan Arsitektur
kolom struktur, luas kusen dan kolom non struktur.
1.4. Volume dinding agar dikurangi volume pasangan dinding
homogeneous tile/keramik.

MEREK
YANG
URAIAN DIPILIH
N
PEKERJA DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI / MATERIAL PENYEDIA
O
AN JASA
KONSTRUK
SI
1. Pekerjaan  Site Mix yang dinyatakan dengan hasil
Beton uji lab bahan seperti pasir dan semen
Struktur untuk mengetahuin job mix design
yang akan digunakan agar memenuhi
kriteria beton yang disyaratkan.
Tiga Roda, Gresik,
 Semen PC
Bosowa, Tonasa
 Pasir
 Split Lokal
 Air
Bekisting
 Bekisting Kolom, balok ring, kolom
praktis, balok late tebal: 9 mm
Lokal
 Bekisting pondasi footplat dan sloof:
Batako
 Paku kayu 5 – 12 mm
Baja Tulangan Krakatau Steel,
Mutu: Master Steel
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)
Halaman 150
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Ulir/Deform/Sirip: fy 420 MPa (BjTS


420 B warna merah)
 Polos/Plain: fy 280 MPa (BjTP 280)
3 Pekerjaan  Mutu G550
Usuk dan  Zinkcalum Coating (AZ 100)
Reng Baja  Tegangan leleh minimum (minimum
Ringan yield strength) : 550 MPa
 Modulus elastisitas :
2,1 x 105 MPa
 Modulus geser :
8 x 104 MPa
 Usuk
profil lip-channel: 75.1,0 (tinggi profil
75 mm dan ketebalan dasar baja 1,0 smart truss,
mm) lapisan anti karat AZ 100 gr/m2 Pratama truss,
 Reng Taso
Profil yang digunakan untuk reng
adalah profil top hat ( U terbalik):
R32.45 (tinggi profil 32 mm) lapisan
anti karat AZ100 gr/m2
 Lolos uji tes lab:
- Mutu baja
- Ketebalan profil
- Kadar lapisan anti karat (coating)
- Salt spray testing
Akurat dan kuat, garansi 10 tahun
(setifikat)
4 Pekerjaan Penutup atap Onduline, Gutta
Penutup - Material : Selulosa Bitumen
Atap - Panjang Efektif : 200 cm
- Lebar Efektif : 97 cm
- Profil : 7 corrugation + 6 flats
- Tipe : DR
- Jarak Reng : 45 cm
- Ketebalan (TCT) : 3 mm
- Berat/lembar : 6,1 Kg
- Berat/m2 : 3,9 kg/m2
- Luas Gross : 1,94 m2
- Sudut : >10° (jarak reng 45 cm)
- Coverage survace : 1,3 m2
 Listplank 2x8/200 mm Deco Plank,
Kalsiplank, GRC
 Finishing cat weathershild Propan, Jotun,
Dulux

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 151
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

PEKERJAAN ARSITEKTUR
(PEKERJAAN NON STRUKTURAL)
5 Pekerjaan Rangka plafond metal hollow Pratama truss,
Plafond galvalum Extra truss, smart
 Rangka induk jarak 80 cm (38.38.0,3 truss,
mm)
 Rangka bagi jarak 60 cm (18.38.0,3
mm)
 Connector
 Ceilling batten, tebal: 0.30 mm (TCT)
 Top cross rail, tebal 0.30 mm (TCT)
 Plafon Indoor: tipe WP-01 alfapon, wifon,
 Plafond Outdoor : WP-110 indofon
 List plafond : WL-A1 & WL-LP
6 Pekerjaan Batu bata merah Lokal
Pasangan  Ukuran sesuai dengan SNI 15-2094-
Dinding 2000
 Kuat tekan sesuai dengan SNI 15-
2094:2000
 Bentuk standar bata ialah prisma segi
empat panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaan rata dan tidak retak-
retak
 Plesteran : Pasir, Semen
 Acian Dinding : Acian Instan Tiga Roda, Mortar
Utama
7 Pekerjaan Kusen Pintu, Kusen Jendela,Daun YKK, Alexindo
Kusen Pintu, Daun Jendela, Bouven
alumunium Aluminium :
 Aluminium Alloy 6063, harus asli
(tidak terbuat dari bahan serap/sisa)
 Frame kusen digunakan aluminium 4
x 1 3/4" tb 1,15 mm warna Putih susu
 Frame Rangka Daun Jendela
Casemen Aluminium 1 1/3" x 2" tb.
1,15 mm warna putih susu
 Frame Rangka dan Grill Aluminium 1
1/3" x 2" tb. 1,15 mm warna putih
susu
 Daun pintu menggunakan bahan
multiplek rangkap finish HPL

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 152
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Penggantung Jendela digunakan


Casemen 6" CMT FB27 USD32D
 Setiap pertemuan frame kusen dengan
dinding tembok di bubuhi dengan
silikon hingga merata pada bagian
dalam dan bagian luar
 Harus dikerjakan oleh aplikator yang
ditunjuk oleh pabrikan.
8 Pekerjaan  Syarat mutu sesuai dengan SNI 15- Asahimas
Kaca 0047-2005 tentang kaca lembaran
Dimensi dan jenis kaca yang
digunakan sesuai dengan gambar
kerja.
9 Aluminium  Tebal : 4mm terdiri dari 0,5mm Seven, Alucobond
Composite Aluminium, 3mm Polyetlene dan
Panel (ACP) 0,5mm Aluminium Aluminium.
 Length (mm) : 2440 mm, 4880 mm or
custum
 Width (mm) : 1220 mm or custom
 Bending Strengh : 45-50kg/4mm
 Heat Deformation : 200o C
 Sound Insulation : 24-39 Db
 Finished : Flouracarbond factory
firished/PVdF Coating
 Warna : Lihat gambar
10 Pekerjaan Keramik Lantai : Roman,Asia Tile,
Finishing  Mutu permukaan: ISO 10545-2 Niro
Lantai dan  Panjang, lebar, ketebalan: ISO 10545-
Dinding 2
 Kelurusan sisi: ISO 10545-2
 Kesikuan: ISO 10545-2
 Type/seri sesuai petunjuk Konsultan
 Perencana
 Lebar naat menggunakan tile spacer
tebal 1.5 mm, lebar nat jadi 2mm
Leveling menggunakan tile leveling
11 Pekerjaan  Pipa Stainless Steel Ø 2,5” & 1", tebal BlueStar, Tetsura,
Railing 1.00 mm lengkap dengan aksesoris Baja Nusantara

12 Tittle  Menggunakan stainless steel Custom


Building  Tulisan Embose
Jenis font menggunakan:
Monsterrat/oswald
13 Pekerjaan  Bahan Acrilic Custom

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 153
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

Signage
14 Pekerjaan  Cat dinding dalam Propan,Jotun,
Pengecatan  Cat exterior area selasar (mudah Dulux
dibersihkan/easy to clean)
 Cat dinding luar (weathershield)
 Cat listplank (weathershield)
 Cat besi
 Warna/tekstur harus disetujui
PPK/TimTeknis/Owner/Konsultan
Supervisi/Konsultan Perencana
dengan dibuatkan Berita Acara

15 Pekerjaan  Penerangan dan stop kontak dipakai Kabelindo,


Instalasi jenis NYM 3 x 2,5. Sucoco, focus
Listrik  Overspaning NYY 3 x 4
 Stop Kontak 200 W Panasonic,
 Saklar Single Krisbow, philips
 Saklar Double
 MCB 6 A Schneider, ABB
 MCB 10 A
 Conduit (PVC High Impact Ø 20 mm) Legrand, Clipsal
16 Pekerjaan  Lampu TL LED 2x36 Watt Inlite, Philips,
Penerangan  Lampu Downlight LED 12 Watt Panasonic
dan Daya  Lampu Downlight LED 18 Watt
17 Pekerjaan  Closet Jongkok TOTO, American
Sanitari  Closet Duduk + Aksecories ( Jet Standar,
Washer )
 Urinoir + Aksesoris
 Wastafel Tanam + Aksesoris
 Wastafel + Aksesoris
 Bioseptic Kapasitas 1 m3 Biotech, Biofill,
 Bioseptic Kapasitas 2 m3 Biocell
 Watertank 1100 L
 Peresapan (Buis beton Ø 80 cm) Lokal
Instalasi Pipa Air Kotor Wavin, Rucika,
 Pipa PVC AW Ø 4” Maspion.
 Pipa PVC AW Ø 2”
Instalasi Pipa Air Bersih
 Pipa PVC AW Ø 1”
 Pipa PVC AW Ø ½ ”
 Kran air Ø 1/2 " tipe T23B13 Setara TOTO
 Stop Kran Ø 1/2 " tipe TX403sv

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 154
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

 Floor Drain Stainless 2” American Standar


 Handrail tipe T113 BP3 for disable
panjang 80 cm Setara TOTO
 handrail tipe T113 BP6 for disable
Setara TOTO
panjang 60 cm
18 Gerbang emas,
Pekerjaan
 Paving K-250 Varia beton
Hardscape

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 155
Bab XII – Spesifikasi Teknis dan Gambar

16. P E N U T U P
1. Apabila dalam Dokumen Pengadaaan ini untuk menguraikan bahan - bahan dan
pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi pelaksana atau diselenggarakan Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana”, maka
hal ini dianggap seperti betul - betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk
dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian - bagian yang betul -
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Dokumen
Pengadaaan ini harus diselenggarakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana dan
dianggap seperti benar - benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka
tetap diadakan/ dikerjakan Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana.
4. Hal - hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, Konsultan Supervisidan konsultan perencana.
Pejabat Pembuat Komitmen
Prasarana Strategis dan Bina Penataan Mataram, 07 Februari 2023
Bangunan Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Dibuat Oleh :
Konsultan Individu

PURWANTO JOKO ASTRIYO, ST., MT.


NIP. 19860905 201012 1 004
Fakhi, ST
Team Leader

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi (dengan Pascakualifikasi)


Halaman 156

Anda mungkin juga menyukai