Disusun Oleh :
Puji syukur tak lupa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta kemampuan berfikir dengan baik, sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul
“Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Bagi Pamong Praja” ini bisa selesai tepat waktu.
Selanjutnya, karya tulis ilmiah ini dibuat guna mengikuti Kompetisi Week of Writing
(WOW) 2018. Tak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, adapun pihak-pihak yang telah membantu
dalam penulisan tersebut adalah:
1. Orangtua penulis yang tak lelah memberikan dukungan dan doa, sehingga karya tulis
ini dapat diselesaikan.
2. Dosen pembimbing yang selalu memberikan saran dan bimbingan.
3. Teman-teman penulis yang selalu memotivasi dan memberikan inspirasi serta ide-ide
kreatif yang mendukung karya tulis ilmiah ini.
4. Pihak-pihak lain yang turut terlibat dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak sekali kekurangan-kekurangan
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar kedepannya
penulis bisa berkarya dengan lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Ringkasan 4
1. Pendahuluan 5
2. Pembahasan 7
3. Kesimpulan dan Saran 17
Daftar Pustaka 19
3
Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Bagi Pamong Praja
MOCHAMMAD ZHAFRAN RIZKY HERNANTO
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
zhafran98@gmail.com
RINGKASAN
4
Bab I
Pendahuluan
5
5. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
6. Untuk mengetahui tipe – tipe kepemimpinan
7. Untuk mengetahui factor-faktor uang mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan
8. Untuk mengetahui peran jiwa kepemimpinan bagi seorang Pamong Praja
6
Bab II
Pembahasan
7
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
2.3 Tugas Kepemimpinan
8
atau mengurangi untuk diginakan dalam rangka penyelesaian tugas
bersama.
5. Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang muncul
atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuaensi-
konsekuansinya dan utnu ng ruginya.
6. Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan
merumuskan gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkat lalu
menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut,.
Lebih lanjut keating mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang
berhubungan dengan kekompakan dalam kelompok
2.4.1 Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua
arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
9
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun
dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan
dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan
untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan
dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin
seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus
mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
10
2.5 Gaya Kepemimpinan
11
prilaku orang lain. Ermaya, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan
bagaiman cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu.
Gaya pemimpian menurut Hersey & Blanchard, adalah pola-pola prilaku
konsisten yang mereka terapkan dalam rangka bekerja dengan dan melalui orang
lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu.pola-pola itu timbul pada diri
orang-orang pada waktu mereka memulai memberikan tanggapan dengan cara
yang sama yang sama dalam kondisi serupa , pola itu membentuk suatu kebiasan
tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang lagi bekerja
dengan pemimpin itu.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpiann adalah “suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin
dama mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan
bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan
efektiv.
Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu
gaya otoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya
dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan
otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya
kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengan kekuatan personal dan
keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
12
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non
pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
13
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
14
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
15
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of
internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of
rewards and punishments)
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
12. Bertindak sebagai seorang aya (father figure)
13. Sebagai kambing hitam (scape goat).[6]
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu
kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu
juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M.
Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
16
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
17
Bab III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan
saran-saran sebagai berikut :
18
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan
dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para
bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (bandung : Alfabeta, 2010)
T. Hani Handoko , Manajemen edisi 2
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2004).
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang :
Bumi Aksara, 1994).
Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung,
1983).
I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung,
1983).
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-
Sumber Benih Kecerdasan, 1981).
Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo,
1999).
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
(Surabaya : 1982).
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung : Angkasa, 1983).
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.
[1] Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa
Promo, 1999) h. 253.
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,
1996) h. 88.
[3] Maman Ukas, Op. cit., h. 261-262.
[4] Ibid, h. 262-263.
[5] Nanag Fattah, Op. cit., h. 102..
[6] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-
Sumber Benih Kecerdasan, 1981) h. …
[7] Ibid, h. 38-39
[ ] Ibid, hal. 468-469
http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/kepemimpinan-dalam-manajemen-
pendidikan.html
20