Anda di halaman 1dari 7

OUTSOURCING MENURUT

UU:13/2003

Oleh: Prof. Dr. Alloysius Uwiyono, SH, MH.

“Landasan Yuridis
Outsourcing”
• Pasal 1 butir (15): Hubungan Kerja.

• Pasal 64: Jenis perjanjian outsourcing.

• Pasal 65: Outsourcing “Pekerjaan”.

• Pasal 66: Outsourcing Pekerja/Buruh.


2

1
PASAL.1. Butir 15.

“Hubungan Kerja adalah hubungan antara


pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan Perjanjian Kerja, yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.”

PASAL 64

“Perusahaan dapat menyerahkan sebagian


pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lainnya melalui perjanjian pemborongan
“pekerjaan” atau perjanjian “jasa
pekerja/buruh” yang dibuat secara tertulis”

2
I. OUTSOURCING “PEKERJAAN” (Ps.65)

Pemberi
Pekerjaan

Ps. 1 (15)

Penerima
Pekerjaan

Ps.65 (6)

B B B B B B B 5

OUTSOURCING “PEKERJAAN” (Ps.65)

• Pekerjaan yg dpt diserahkan (65 ayat 2):


1. Pekerjaan yg terpisah dr keg. Utama
2. Perush. Pemb. Pek. dpt memberikan
perintah langsung/ tidak langsung
3. Pekerjaan penunjang perusahaan scr
keseluruhan
4. Tdk menghambat proses produksi scr
lgs.
• Pt. Penerima pek. ber-BH (ayat 3)
6

3
• Ayat 2 & 3 tdk terpenuhi, Hubungan
Kerja berpindah ayat 8
• Syarat-syarat kerja & kondisi kerja
sama (ayat 4)
• PKWT atau PKWTT (ayat 6 & 7) sesuai
demgan Pasal 59
• Hub. Kerj. Sbgmn dimaksud ayat (1)
diatur dalam Perjanjian Kerja antara
pekerja dengan Penerima Pekerjaan.
7

PERJ. KERJ. WKT. TERTENTU (Ps.59)


• Pekerjaan ttt yg menurut jenis dan sifat
atau kegiatan,pekerjaannya akan
selesai dalam wkt tertentu (ayat 1)
- sekali selesai atau sementara
- Maksimum dalam wkt 3 thn
- Musiman
- Pekerjaan dalam masa trial and error
• Tidak untuk pekerjaan yang bersifat
tetap (tidak selesai dalam waktu ttt)
(ayat 2) 8

4
• Jangka waktu paling lama 2 thn
perpanjangan paling lama 1 tahun
• Perpanjangan dilakukan 7 hari sebelum
perjanjian kerja berakhir (ayat 5)
• Pembaharuan dilakukan stlh melewati
30 hari masa jeda, dilakukan 1 x dalam
wkt plg lama 2 tahun (ayat 6)
• Bertentangan dengan ayat (1), (2), (4),
(5), dan (6) berubah menjadi PKWTT
9

II. OUTSOURCING “PEKERJA” (Ps. 66)

menempatkan TK
PT. PJP PT. PENG
mempekerjakan Pek.

Ps. 66 (2a) Ps. 1 (15)

TK TK TK TK Pek Pek Pek Pek

10

5
• Dilihat dari pekerjaannya tidak untuk
melaksanakan kegiatan pokok atau yg
berhub langsung dng proses prod. (ayat 1)

• Dilihat dari Perush. Peny. Jasa Pek. (ayat2)


a. Memp. Hub. Kerja dng buruh (2a)
b. Memp. PKWT atau PKWTT (2b)
c. Bertanggung jawab atas perlindungan
buruh (2c)
d. Harus ber-BH (ayat 3)
11

• Dilihat dari perjanjiannya


harus memuat pasal-pasal sbg mana
dimaksud dlm UU ini (ayat 2d)
• Bertentangan dgn ayat (1), (2a), (2b), (2d),
dan ayat (3), Hub. Kerja berpindah

12

6
KESIMPULAN
• Perjanjian Kerja Outsourcing pada dasarnya
adalah “Perjanjian Kerja Tanggung-
Menanggung” yang menimbulkan “Hubungan
Kerja Tanggung-Menanggung”.
• “Suatu Hubungan Kerja dimana unsur
pekerjaan, perintah, dan upah terdapat dalam
hubungan kerja antara Perusahaan Pemberi
Pekerjaan /PPJTK dengan Buruh dan antara
Perusahaan Penerima pekerjaan/Pengguna
dengan Buruh”.
13

“TERIMAKASIH”

14

Anda mungkin juga menyukai