Agung Joko Sulaksono K7407038 4
Agung Joko Sulaksono K7407038 4
id
SKRIPSI
Oleh:
Agung Joko Sulaksono
K7407038
SKRIPSI
Oleh:
Agung Joko Sulaksono
K7407038
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri jasa di negara-negara maju berkembang dengan
pesat, begitu pula halnya di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi barang-barang selain kebutuhan dasar
seperti makanan pokok, pakaian dan perumahan juga makin meningkat. Begitu
juga dengan kebutuhan untuk mengkonsumsi produk-produk jasa yang timbul dari
kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan. Konsumsi
jasa, terutama travel, penginapan, restoran, hiburan, cafe, komunikasi, kesehatan
dan keuangan adalah sektor jasa yang banyak dikonsumsi dan memiliki pengaruh
yang besar atas perkembangan perekonomian.
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan
yang diinginkan dari pasar sasaran yang telah ditentukan. Alat-alat itu membentuk
suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Payne (1993) bauran pemasaran jasa
dapat dikembangkan dalam tujuh variabel, yaitu products, people, physical
evidence atau packaging, process, place, promotion, dan pricing. Menurut Palmer
(1998), salah satu faktor dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam
industri jasa adalah physical evidence, diantaranya adalah brosur, gedung dan
penampilan karyawan.
Bukti fisik (physical evidence) dari suatu perusahaan memegang peranan
yang besar pada penyajian service (Hoffman & Bateson, 1997). Berdasarkan
karakteristik pelayanan yang tidak berwujud, konsumen mengalami kesulitan
untuk menilai kualitas dari pelayanan tersebut. Sebagai akibatnya, konsumen
seringkali menyandarkan bukti-bukti nyata yang mengelilingi pelayanan untuk
membantu konsumen dalam menilai kualitas pelayanan tersebut. Penyediaan bukti
fisik yang menarik akan memberikan peluang yang positif terhadap kemungkinan
commit
peningkatan daya saing cafe di antara to user cafe sejenis. Menurut Hoffman
banyaknya
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
& Bateson (1997), bukti fisik (physical evidence) dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu fasilitas eksterior, fasilitas interior, dan komunikasi fisik.
Menurut Hoffman & Bateson (1997), kegunaan dari physical evidence
adalah untuk memudahkan alur dari aktifitas yang menghasilkan pelayanan.
Physical evidence dapat memberikan informasi kepada konsumen bagaimana
terjadinya proses dari pelayanan tersebut, contohnya adalah buku menu dan brosur
yang menjelaskan tentang penawaran suatu perusahaan dan mempermudah proses
pemesanan pada konsumen. Selain itu yang termasuk dalam physical evidence
adalah desain interior, area parkir, tata ruangan, kartu bisnis, nota, seragam dan
penampilan karyawan.
Fandy Tjiptono (2002: 68) menyatakan bahwa :
Bauran pemasaran dan keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran
pemasaran memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang
ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian
perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan
atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada
gilirannya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas
pelanggan kepada perusahaan.
Perubahan gaya hidup masyrakat Solo dapat dilihat dari kegemaran anak-
anak mudanya nongkrong di sejumlah coffee shop yang ada di berbagai sudut kota
Solo. Semakin hari, bisnis cafe cukup menjanjikan, mengingat kebutuhan untuk
nongkrong, terutama anak muda. Seiring dengan tumbuhnya cafe tersebut,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memenuhi luas ruangan. Bentuknya kotak dan disusun persegi, dengan meja kecil
terletak di tengah. Sangat nyaman ketika diduduki untuk bersantai, atau sembari
browsing memanfaatkan hotspot yang ada. Nuansa musik tetap disajikan. Sebuah
televisi plasma menempel di dinding dengan tayangan video klip musik dari menu
stasiun teve berbayar. Pada berbagai sisi tembok dipajang pigura yang berisi foto
aneka grup band luar negeri, seperti The Beatles. Secara keseluruhan
mencerminkan ruangan yang cocok bagi penggemar musik. Masih di sisi indoor,
konsumen bisa berkaraoke ria di ruang VIP.
Pada sisi outdoor, konsumen akan menempati sebuah tenda kecil dengan
meja kayu bundar. Angin sepoi malam bisa dinikmati sembari berinternet.
Asyiknya, pertunjukkan band berada di sisi outdoor ini. Konsumen bisa melihat
langsung band yang tampil tanpa mengalami halangan pandangan mata. Tampilan
fisik luar dari cafe Rocketz terlihat sangat asri, dengan banyaknya tanaman yang
tumbuh dapat menambah rasa sejuk di luar ruangan cafe.
Meskipun saingan usaha cafe sejenis semakin banyak bertebaran di kota
Solo, konsumen cafe Rocketz tetap loyal dalam melakukan keputusan pembelian
di cafe tersebut. Sejak kehadirannya di dunia bisnis beberapa tahun silam, cafe
Rocketz menyadari persaingan di lini bisnis yang dirasakan semakin berat. Namun
manajemen masih tetap memberikan keoptimisannya. Untuk mempertahankan
loyalitas konsumen, Rocketz berkomitmen pada peningkatan layanan dan kualitas
produk. Selain itu setiap tiga bulan sekali dilakukan penyegaran tata letak meja
sampai ke urusan interior.
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan suatu penelitian yang berkaitan dengan bauran pemasaran
jasa. Penelitian tersebut tertuang dalam judul: “Pengaruh Physical Evidence
Terhadap Loyalitas Konsumen Cafe Rocketz Solo Pada Tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh physical evidence secara simultan terhadap
loyalitas konsumen cafe Rocketz Solo.
2. Untuk mengetahui pengaruh physical evidence secara parsial terhadap loyalitas
konsumen cafe Rocketz Solo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran pengetahuan tentang Konsep
Physical Evidence berkaitan dengan mata kuliah Manajemen Pemasaran.
b. Dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada serta sebagai landasan untuk pengadaan penelitian lebih
lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan, sebagai masukan bagi perusahaan tentang physical evidence
yang dapat menciptakan suasana nyaman yang nantinya akan berpengaruh
pada loyalitas konsumennya.
b. Bagi Universitas, memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai bahan
studi lebih lanjut bagi yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan topik ini serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis
ilmiah di perpustakaan.
c. Bagi peneliti, menerapkan teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti
perkuliahan yang berhubungan dengan masalah pemasaran jasa sehingga dapat
diharapkan ilmu tersebut dapat diterapkan dengan baik dan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang
relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan
pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah
sebagai berikut:
1. Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama perusahaan dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan dalam upaya
memperoleh keuntungan. Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar
hidup yang mencakup kegiatan menyelidiki dan mengetahui apa yang
diinginkan oleh konsumen, kemudian merencanakan dan mengembangkan
sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi kegiatan konsumen tersebut dan
kemudian memutuskan yang terbaik untuk menentukan harga,
mempromosikan, dan selanjutnya mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Menurut Kotler dalam buku Harini (2008) definisi pemasaran adalah
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut William J. Staton dalam buku
Harini (2008) definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Maka dari beberapa pengertian di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
2) Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3) Variability/ heterogeneity/ inconsistency
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa,
kapan, dan di mana jasa tersebut di produksi.
4) Perishability
Yaitu jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
5) Lack of ownership
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang,
konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang
dibelinya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas
(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan). Jasa
tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai di kemudian hari.
Menurut Payne (1993) bauran pemasaran jasa dapat dikembangkan
dalam tujuh variabel, yaitu products, people, physical evidence atau packaging,
process, place, promotion, dan pricing. Menurut Philip Kotler (2000) bauran
pemasaran jasa terdiri dari:
1) Produk (Product)
Adalah suatu penawaran berwujud dan tidak berwujud yang dilakukan
perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan bentuk, merek,
dan pemasaran produk yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhannya.
2) Harga (Price)
Adalah sejumlah uang yang dibayar pelanggan untuk suatu produk tertentu.
Penetapan harga merupakan suatu masalah yang sangat peka bagi
commit
perusahaan dalam penjualan to user karena pada dasarnya harga
produknya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
13
Bila proses ini dilakukan secara tepat, maka pelanggan akan merasa puas
dan mempunyai penilaian yang baik terhadap perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
jasa sangat mempengaruhi sistem pemasaran yang digunakan dalam
perusahaan. Hal ini berkaitan dengan jasa pelayanan yang diberikan terhadap
kepuasaan pelanggan. Untuk mempertahankannya maka diperlukan jasa
pelayanan yang baik pada pelanggan.
3. Tinjauan Tentang Physical Evidence
a. Pengertian Physical Evidence ( Bukti Fisik )
Menurut Palmer (1998), salah satu faktor dalam marketing mix yang
perlu diperhatikan dalam industri jasa adalah physical evidence. Bukti fisik
(physical evidence) adalah sarana fisik, lingkungan terjadinya penyampaian
jasa, antara penyedia jasa dan konsumen berinteraksi dan setiap komponen
lainnya yang memfasilitasi penampilan yang ditawarkan (Zeithaml & Bitner,
1996). Bukti fisik (physical evidence) adalah lingkungan fisik perusahaan
tempat jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa dan konsumen berinteraksi,
ditambah elemen tangible apa saja yang diinginkan untuk mengkomunikasikan
atau mendukung peranan jasa itu (Lupiyoadi, 2001). Berdasarkan penjabaran
tersebut dapat di simpulkan bahwa bukti fisik (physical evidence) adalah
struktur fisik dari sebuah perusahaan yang merupakan komponen utama dalam
membentuk kesan sebuah perusahaan. Bukti fisik (physical evidence) memiliki
peranan penting untuk menarik minat konsumen agar datang ke suatu
perusahaan dan melakukan pembelian.
Menurut Hoffman & Bateson (1997), bukti fisik (physical evidence)
dari suatu perusahaan memegang peranan yang besar pada penyajian service
(pelayanan). Berdasarkan karakteristik pelayanan yang tidak berwujud,
konsumen mengalami kesulitan untuk menilai kualitas dari pelayanan tersebut.
Sebagai akibatnya, konsumen seringkali menyandarkan bukti-bukti nyata yang
mengelilingi pelayanan untuk membantu konsumen dalam menilai kualitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
2) Peripheral evidence, merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak
akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, namun
perannya penting dalam proses produksi jasa. Contoh: tiket pesawat.
b. Elemen-elemen Dalam Physical Evidence
Elemen-elemen dalam physical evidence ini sangat diperlukan dalam
memajukan perusahaan, karena hal ini dapat mempengaruhi penilaian
pelanggan terhadap jasa perusahaan. Menurut Hoffman & Bateson (1997),
bukti fisik (physical evidence) dibagi menjadi tiga kategori, yaitu fasilitas
eksterior, fasilitas interior, dan komunikasi fisik. Sedangkan Tjiptono (2006)
mengelompokkan bukti fisik (physical evidence) sebagai berikut:
1) Fasilitas eksterior, meliputi:
a) Desain eksterior
b) Signage
c) Tempat parkir
d) Lingkungan sekitar
2) Fasilitas interior, meliputi:
a) Desain interior
b) Peralatan
c) Layout
d) Kualitas Udara
3) Komunikasi fisik, meliputi:
a) Kartu nama (business card)
b) Seragam karyawan
c) Brosur
d) Situs internet
e) Kartu anggota (member card)
Secara umum elemen-elemen dalam physical evidence dibagi menjadi
tiga elemen, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
1) Fasilitas eksterior
Menurut Fandy Tjiptono (2006) fasilitas eksterior merupakan lingkungan
atau penampilan luar dari sebuah perusahaan yang dapat menarik perhatian
konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu dalam mendesain
bagian luar perusahaan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Desain eksterior
Menurut tjiptono (2006) desain eksterior merupakan kerangka bentuk
atau rancangan pada bagian luar ruangan. Eksterior selalu dikaitkan
dengan seni atau keindahan, dimana eksterior adalah cerminan awal dari
pengunjung dalam beraktivitas pada sebuah cafe. Eksterior memiliki
peran yang sangat penting untuk menimbulkan kesan nyaman bagi
pengunjung dalam beraktivitas.
b) Signage
Menurut Tjiptono (2006) signage merupakan setiap jenis grafik visual
yang dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-
tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/ di luar bangunan. Tanda-tanda
ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang digunakan sebagai label
(nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk arah.
c) Tempat parkir
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman
parkir dan atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan
fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana
umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas,
kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa.
Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh pemerintah,
badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas parkir
untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang
diusahakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
d) Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar merupakan keadaan daerah sekeliling atau kawasan
yang terletak mengelilingi tempat pelayanan jasa tersebut.
2) Fasilitas interior
Menurut Fandy Tjiptono (2006) fasilitas interior merupakan penampilan di
dalam sebuah perusahaan. Dalam merancang lingkungan interior harus
dapat menampilkan suasana yang nyaman dan aman bagi pelanggan.
Fasilitas yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang
berasal dari dalam, meliputi:
a) Desain interior
Dalam masalah perancangan tata ruang, digunakan istilah desain interior
dikarenakan oleh sistem dan sifat kerjanya. Desain adalah suatu sistem
yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan. Pengertian desain interior
adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam
dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan
teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi aspek-aspek
geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang diwujudkan
dalam gaya-gaya kontemporer.
Lawson (1993) menjelaskan tujuan dari desain interior sebuah restoran
adalah untuk menciptakan suasana yang mendukung makanan atau jasa
yang ditawarkan dan membuat suasana makan lebih mengesankan,
sehingga dapat membuat konsumen akan datang kembali dan
merekomendasikan restoran tersebut kepada orang lain.
b) Peralatan
Peralatan adalah segala keperluaan yang digunakan manusia untuk
mengubah lingkungan sekitar, termasuk dirinya dan orang lain, dengan
menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
commit
peralatan merupakan hasil to user yang diciptakan manusia untuk
dari teknologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
19
d) Kualitas Udara
Kualitas udara merupakan tingkat baik buruknya campuran dari berbagai
gas yang tidak berwarna dan tidak berbau (seperti oksigen dan nitrogen)
yang memenuhi ruangan.
3) Komunikasi fisik
Menurut Fandy Tjiptono (2006) komunikasi fisik adalah jenis fisik lain
yang merupakan bagian dari bukti fisik suatu usaha, yang meliputi:
a) Kartu nama (business card)
Kartu bisnis adalah sebuah keharusan bagi seorang profesional. Dengan
kartu nama, seseorang membuka diri bahwa dirinya siap mengeksplorasi
peluang. Karena itu, kartu nama vital untuk memperluas jaringan. Kartu
nama adalah strategi marketing kita kepada semua orang. Seorang
profesional wajib memiliki kartu nama. Kartu nama hendaknya diberikan
kepada siapa pun yang berhasil kita jumpai dan memiliki kepentingan
dengan kita.
b) Seragam karyawan
Seragam karyawan adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan
oleh anggota suatu organisasi sewaktu berpartisipasi dalam aktivitas
organisasi Menurut Lillicarp & Cousins (1994) karyawan harus
memperhatikan penampilannya pada saat bekerja. Penampilan karyawan
sangatlah penting dalam suatu restoran, karena hal tersebut dapat
memberikan kesan yang baik ataupun buruk terhadap para tamu. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penampilan karyawan:
(1) Seragam (6) Rambut
(2) Kebersihan badan (7) Gigi
(3) Sikap badan (8) Kaki dan sepatu
(4) Kulit (9) Kaos kaki
(5) Tangan dan kuku (10) Perhiasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
c) Brosur
Brosur merupakan selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat,
tetapi lengkap mengenai perusahaan atau organisasi demi mempertinggi
prestisnya. Selain brosur, dalam memperkenalkan menu hidangan, cafe
juga membuat suatu daftar nama makanan dan minuman yang disediakan
perusahaan yang biasa disebut dengan buku menu. Menurut Lillicarp &
Cousins (1994) menu bagi tamu adalah lebih dari sekedar daftar makanan
dan minuman. Menu dapat membangun sebuah ketertarikan konsumen
yang akhirnya mempengaruhi pengalaman makan secara keseluruhan.
Menurut Gordon-Davis & Van Rensburg (2002), desain menu harus
merefleksikan atmosphere suatu restoran. Pencetakan dan pemakaian
warna dalam menu harus sesuai dengan logo restoran. Menu sebagai
penunjang harus mempunyai efek visual yang menarik dan menyediakan
informasi yang cukup tentang produk yang dijualnya.
Lillicarp & Cousins (1994) menjelaskan bahwa cara penyampaian menu
sangat penting dalam mempengaruhi pilihan konsumen. Pemakaian
bahasa pada menu harus mudah dimengerti oleh konsumen. Selain itu
penulisan pada menu harus menggunakan ejaan yang benar, bahasa yang
sesuai dan urutan yang benar antara hidangan pembuka sampai penutup.
Pada penulisan menu selain dituliskan nama makanan, hendaknya juga
dituliskan penjelasan menunya. Misalnya: bahan utama, metode
pembuatan beserta hiasannya.
d) Situs internet
Situs internet merupakan suatu program komputer yang berisi keterangan
atau informasi mengenai perusahaan atau organisasi secara luas dan
dapat diakses melalui web browser dan ditampilkan di layar komputer.
e) Kartu anggota (member card)
Kartu anggota merupakan kartu keanggotaan yang diberikan oleh suatu
perusahaan sebagai simbol bagian masuk dalam suatu golongan atau
kelompok dimana kartu ini akan memberikan keuntungan bagi
commit to user
konsumen, seperti diskon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
13
14
15
kapan hendak membeli, dengan bagaima cara membeli, dan dimana akan
membeli.
4) Pembeli (buyer), adalah orang yang melakukan pembelian nyata.
5) Pemakai (user), adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa.
Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua
peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan
dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program
pemasaran yang sesuai dengan pembeli.
Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang
sederhana dan ada pula yang kompleks. Sebuah proses pengambilan keputusan
pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan
tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli. Dalam tahap ini konsumen
merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan
mempengaruhi perilaku berikutnya. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
C. Kerangka Berpikir
Setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dimana salah satunya
adalah cafe, harus dapat membangun hubungan yang baik dengan konsumennya.
Dimana salah satu caranya adalah dengan mengembangkan bauran pemasaran.
Bauran pemasaran jasa merupakan salah satu faktor penting penentu konsumen
untuk memberikan kontribusinya lagi ke badan usaha di masa yang akan datang.
Loyalitas konsumen berkaitan erat dengan kepuasan yang dirasakan konsumen.
Seorang konsumen akan merasa puas terhadap produk atau jasa dengan harga
yang ditetapkan, lokasi, penyampaian promosi, pelayanan karyawan, bukti fisik
yang menarik dan proses yang mudah dan bersikap positif terhadap produk atau
jasa tersebut maka konsumen akan menunjukkan minat yang lebih tinggi sehingga
akan melakukan pembelian terhadap produk atau jasa tersebut kembali.
Physical evidence merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran
yang perlu diperhatikan oleh sebuah industri jasa dalam hal ini adalah cafe.
Karakteristik jasa adalah tidak berwujud. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dinilai
sebelum digunakan. Hal tersebut merupakan masalah bagi konsumen, yaitu dalam
commit to user
pengambilan keputusan konsumen. Maka konsumen memerlukan bukti-bukti fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
H1
Physical Evidence (X)
Fasilitas Eksterior
H2
Loyalitas
Fasilitas Interior
Konsumen (Y)
Komunikasi Fisik
commit to user
30
D. Hipotesis
Menurut Duwi Priyatno (2010: 9) “Hipotesis adalah jawaban sementara
tentang rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya”.
Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga physical evidence yang terdiri dari: fasilitas eksterior, fasilitas interior,
dan komunikasi fisik secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas konsumen cafe Rocketz Solo.
2. Diduga physical evidence yang terdiri dari: fasilitas eksterior, fasilitas interior,
dan komunikasi fisik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas konsumen cafe Rocketz Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
sebagian atau populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel penelitian harus
berhati-hati dan memenuhi aturan pemilihan sampel. Namun demikian, physical
evidence yang diciptakan oleh suatu perusahaan cafe tidak semata-mata
ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya,
rancangan penelitian, dan pelaksanaan serta pengolahannya.
Menentukan besarnya sampel adalah salah satu masalah penyelidikan
yang pelik, karena sulit merumuskan keriteria bagi sifat representatif dan
kewajaran yang ditentukan sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting
sebagai syarat sampel sebab data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang
terbatas itu digunakan sebagai dasar untuk meramalkan sesuatu didalam populasi
dan merupakan kesimpulan penelitian.
Menurut Joseph F. Hair (1998: 166) penentuan besarnya sampel untuk
populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk
penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini :
In addition to its role in determining statistical power, sample also affects
the generalizability of results by the ratio of observations to independent
variables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1,
meaning that there should be five observations for each independent
variable in the variate. As this ratio fall below 5 to 1, the researcher
encounters the risk of “overfitting” the variate to the sample, making results
too specific to the sample and thus lacking generalizability. Although the
minimum ratio is 5 to 1, desired level is between 15 to 20 observations for
each independent variable. When this level is reached, the result should be
generalized if the sample is representative. However, if a stepwise
procedure is employed, the recommended level increases to 50 to 1. In cases
for which the available sample does not meet these criteria, the researcher
should be certain to validate the generalizability of the results.
44
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiono (2006: 56) “Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan teknik quota sampling, yaitu menentukan jumlah populasi yang dijadikan
sampel sejumlah 60 responden dengan menggunakan rumus Joseph F. Hair
(1998). Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan cara
accidental sampling, yaitu secara kebetulan. Sampel dalam populasi ini adalah
para pelanggan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada saat
dilakukan penelitian di lokasi penelitian.
45
b. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) mengatakan bahwa “Sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Penelitian
tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat
yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono (2006: 137) mengatakan bahwa
“Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data,
sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi”. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari konsumen selaku
responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket, untuk memperoleh
data mengenai loyalitas konsumen atas physical evidence yang ditampilkan
oleh cafe Rocketz Solo. Data sekunder mengenai cafe Rocketz diperoleh dari
internet dan dokumen yang berupa keterangan mengenai keadaan cafe Rocketz.
2. Metode Pengumpulan Data
Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai
metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut Sugiyono (2006: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”. Sedangkan menurut Husein Umar (2003: 74) berpendapat bahwa
“Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
b. Macam-macam Angket atau Kuesioner
Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari
sudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2007) angket dibedakan atas:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
47
48
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Cacah objek
X = Skor butir
Y = Skor total
(Duwi Priyatno, 2010).
Instumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation)
adalah positif dan lebih besar dari 0,3 (Sugiono, 2006).
b) Reliabilitas
Duwi Priyatno (2010: 97) menyatakan bahwa “Uji reliabilitas digunakan
untuk mengetahui konsistensi alat
commit ukur, apakah alat pengukur yang
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
D. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui pengaruh physical evidence yang terdiri dari tiga elemen yaitu
fasilitas eksterior, fasilitas interior, dan komunikasi fisik yang diciptakan cafe
Rocketz Solo pada tahun 2011 terhadap loyalitas konsumen yang dilakukan oleh
pengunjung di cafe Rocketz Solo tahun 2011, maka rancangan penelitian disusun
sebagai berikut:
Atribut physical evidence pada cafe Rocketz Solo adalah atribut X
merupakan bukti atau wujud fisik yang diciptakan dan atribut Y merupakan
loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen yaitu suatu keadaan dimana seorang
konsumen setia untuk melakukan penggunaan atas barang/jasa di tempat itu. Pola
dari loyalitas konsumen tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi melalui
suatu proses belajar dan berdasarkan pengalaman masa lalu dari konsumen itu
sendiri dalam melakukan penggunaan layanan yang konsisten sepanjang waktu..
Dimensi physical evidence terdiri dari tiga elemen yaitu : Fasilitas eksterior,
adalah fisik eksterior atau tampilan fisik luar dalam suatu fasilitas layanan jasa.
Fasilitas eksterior yang terlihat dari luar dapat menarik konsumen untuk
berkunjung pada cafe Rocketz Solo. Selanjutnya yaitu fasilitas interior, adalah
fisik interior atau wujud fisik yang berada di dalam ruangan suatu fasilitas layanan
jasa. Setiap cafe memilki fasilitas interior yang berbeda sesuai dengan konsep
yang dibuatnya. Elemen physical evidence selanjutnya yang dapat mempengaruhi
loyalitas konsumen adalah komunikasi fisik. Komunikasi fisik dalam konteks
physical evidence adalah semua wujud fisik lain yang menjadi bukti dari layanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
b. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas,
sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara
individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar
variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.
Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Singgih Santoso (2001:
206) “Pedoman suatu model regresi yang mempunyai persoalan
multikoliniearitas adalah: Mempunyai nilai VIF lebih besar dari 5, maka
variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel
lainnya”.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi
satu ke observasi lain. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan
hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression
Standardized Predicted Value. Menurut Singgih Santoso (2001: 210)
menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut
adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heterokedastisitas.
d. Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis
berbentuk sebaran normal ataucommit
tidak. to user penelitian ini, data untuk setiap
Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
53
54
𝑅2 𝑘 − 1
𝐹=
1 − 𝑅2 𝑛 − 𝑘
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah observasi
k = Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung F tabel atau probabilitas nilai
F atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung Ft abel atau probabilitas nilai
F atau signifikansi 0,05.
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig, jika probabilitas < 0,05, maka
dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
variabel bebas (physical evidence) terhadap variabel terikat (loyalitas
konsumen) dan model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat.
Atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama antara variabel independen (physical evidence)
terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen).
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen (physical evidence) terhadap variabel dependen (loyalitas
konsumen).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 > 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
(physical evidence) terhadap variabel dependen (loyalitas konsumen).
commit to user
2) Tingkat signifikasi ( 𝛼 ) = 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
3) Rumus uji t
𝑏𝑖
𝑡=
𝜎 𝑏𝑖
Keterangan:
𝑏𝑖 = Koefisien regresi
𝜎 𝑏𝑖 = Standar error koefisien regresi
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung t tabel atau probabilitas nilai t
atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung t tabel atau probabilitas nilai t
atau signifikansi 0,05.
Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t atau
signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara
parsial antara variabel bebas (physical evidence) terhadap variabel terikat
(loyalitas konsumen). Atau jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
d. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase total
variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas secara bersama-
sama. Menggunakan Adjusted R Square karena dalam regresi ini menggunakan
lebih dari dua variabel bebas.
Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model
Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan
sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Physical Evidence Terhadap
Loyalitas Konsumen Cafe Rocketz Solo Pada Tahun 2011” ini menggunakan tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga variabel bebas tersebut yaitu fasilitas
eksterior, fasilitas interior, dan komunikasi fisik. Satu variabel terikatnya adalah
loyalitas konsumen. Berdasarkan data induk penelitian penyebaran angket kepada
konsumen yang menjadi pelanggan atau telah melakukan keputusan minimal
pembelian minimal dua kali di Cafe Rocketz Solo, maka variabel fasilitas
eksterior (X1), variabel fasilitas interior (X2), variabel komunikasi fisik (X3), dan
loyalitas konsumen (Y), diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik
Statistics
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0
57
skor maksimum 28,00; mean 24,6167; median 25,00; modus 26,00; standar
deviasi 2,13201; skewness -0,856; dan Std. Error of skewness 0,309. Variabel
fasilitas interior diperoleh skor minimum 22,00; skor maksimum 32,00; mean
28,0833; median 29,00; modus 31,00; standar deviasi 2,78185; skewness -0,563;
dan Std. Error of skewness 0,309. Variabel komunikasi fisik diperoleh skor
minimum 25,00; skor maksimum 36,00; mean 30,4667; median 30,50; modus
28,00; standar deviasi 2,66469; skewness 0,133; dan Std. Error of skewness
0,309. Variabel loyalitas konsumen diperoleh skor minimum 17,00; skor
maksimum 24,00; mean 21,6167; median 22,00; modus 22,00; standar deviasi
1,69837; skewness -0,830; dan Std. Error of skewness 0,309.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
a
Coefficients
Collinearity Statistics
1 (Constant)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
61
b
Model Summary
commit
Gambar 6. Plot Fasilitas Eksterior (X1)todengan
user Loyalitas Konsumen (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
65
b
Model Summary
66
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
a. Hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel physical evidence
secara simultan terhadap loyalitas konsumen Cafe Rocketz Solo.
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel physical evidence secara
simultan terhadap loyalitas konsumen Cafe Rocketz Solo.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 7. ANOVA
b
ANOVA
Total 170,183 59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
a. Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat.
Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.
c. Nilai Probabilitas
Tabel 8. Coefficients
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
68
69
70
71
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik oleh penulis tentang “Pengaruh Physical
Evidence Terhadap Loyalitas Konsumen Cafe Rocketz Solo Pada Tahun 2011”
adalah sebagai berikut : dari semua variabel bebas yang telah diteliti, ternyata
semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Adapun variabel
bebas diantaranya; fasilitas eksterior (X1), variabel fasilitas interior (X2), variabel
komunikasi fisik (X3) serta variabel terikat yang dipengaruhi adalah loyalitas
konsumen (Y). Untuk variabel fasilitas eksterior (X1) diwakili oleh 4 indikator
yaitu: desain eksterior, signage, tempat parkir, dan lingkungan sekitar; variabel
fasilitas interior (X2) diwakili oleh 4 indikator yaitu: desain interior, peralatan, lay
out, dan kualitas udara; variabel komunikasi fisik (X3) diwakili oleh 5 indikator
yaitu: kartu nama, seragam karyawan, brosur, situs internet, dan kartu member.
Melalui analisis regresi linier berganda dapat dilihat bahwa dari ketiga
variabel bebas, variabel yang mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap
loyalitas konsumen adalah variabel fasilitas interior (X2). Serta dapat dilihat
bahwa dari ketiga variabel bebas, variabel yang mempunyai pengaruh yang paling
lemah terhadap loyalitas konsumen yaitu variabel komunikasi fisik (X3).
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas ternyata terdapat
pengaruh physical evidence yang terdiri atas: fasilitas eksterior, fasilitas interior,
dan komunikasi fisik terhadap loyalitas konsumen di Cafe Rocketz Solo Tahun
2011. Sehingga dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1. Dengan mengetahui pengaruh physical evidence, maka dapat dijadikan
masukan, bahan pertimbangan, serta referensi dalam mengambil kebijakan-
kebijakan bagi pihak perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan
loyalitas konsumen.
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
C. Saran
Setelah menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran-saran
kepada cafe Rocketz Solo sebagai berikut:
1. Dari hasil angket diketahui bahwa variabel yang mempunyai nilai paling
rendah adalah variabel komunikasi fisik. Komunikasi fisik perlu diberikan
untuk memberikan kemudahan bagi konsumen. Misalnya, buku menu yang
komunikatif dapat memudahkan konsumen dalam memilih menu. Sehingga
pihak cafe Rocketz perlu menampilkan gambar dan penjelasan dari semua jenis
makanan dan minuman yang disediakan agar konsumen tertarik dan mudah
dalam menentukan jenis makanan dan minuman yang di pesan.
2. Dari hasil angket bahwa sigma skor untuk fasilitas eksterior (X1), indikator
yang paling rendah adalah tempat parkir. Tempat parkir yang terletak di
eksterior cafe disediakan untuk menarik konsumen. Misalnya, lahan parkir
yang luas akan menarik kedatangan konsumen untuk berkunjung, sehingga
pihak cafe Rocketz perlu menata tempat parkirnya untuk memberikan
kemudahan dan kenyaman bagicommit to user
konsumen dalam menempatkan kendaraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
3. Dari hasil angket bahwa sigma skor untuk fasilitas interior (X2), indikator yang
paling rendah adalah peralatan. Peralatan perlu diberikan karena akan
memberikan kenyaman bagi konsumen yang berkunjung. Misalnya, meja dan
kursi yang disediakan bagi konsumen harus bervariasi agar konsumen dapat
memilih sesuai dengan kebutuhannya, baik untuk rapat ataupun bersantai. Cafe
Rocketz sebaiknya menyediakan berbagai bentuk meja dan kursi sesuai dengan
target pasar yang dituju, sehingga konsumen merasakan kenyamanan saat
berkunjung di cafe Rocketz.
4. Dari hasil angket bahwa sigma skor untuk komunikasi fisik (X3), indikator
yang paling rendah adalah situs internet. Situs internet perlu diperhatikan
karena dapat memberikan informasi bagi konsumen, sehingga pihak cafe
Rocketz perlu menambah content dan memberikan informasi yang selalu up
date di situsnya agar konsumen mengetahui dan mendapatkan informasi yang
jelas mengenai berita dan event-event yang akan diselenggarakan di cafe
Rocketz.
commit to user