Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

PERANCANGAN SISTEM INTERLOCK PADA SLURRY PUMP


MENGGUNAKAN DCS YAMATAKE-DEO HARMONAS
PADA PABRIK II PHONSKA IV PT PETROKIMIA GRESIK
Yuniar Dwi Aman Kurniawan1), dan Budi Setiyono, ST. MT.2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia

1)Email: yuniardwiak@student.undip.ac.id

Abstrak
PT. Petrokimia Gresik dahulunya merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) namun sekarang tergabung menjadi salah satu anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia Holding Company (Persero). Pasa saat ini PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa
Pabrik yang berfungsi untuk memproduksi produk-produk pupuk maupun non pupuk yang
digunakan sebagai bahan baku kembali maupun bahan yang dikonsumsi masyarakat. Unit –unit
tersebut antara lain adalah Pabrik I (Pabrik Pupuk Nitrogen), Pabrik II (Pabrik Pupuk Fosfat),
dan Pabrik III (Pabrik Pupuk Asam Fosfat).
PT. Petrokimia Gresik telah menggunakan teknik otomatisasi dalam proses produksinya.
Salah satu teknologi otomatisasi yang digunakan oleh PT. Petrokimia Gresik adalah Distributed
Control System. DCS ini digunakan untuk pengontrolan dan monitor jalannya proses produksi
pada Unit Produksi Pabrik II Phonska IV.
Salah satu pengontrolan pada DCS yang paling penting dalam Unit Produksi Pabrik II
Phonska IV adalah Sistem Interlock. Dibutuhkan teknologi kontrol otomatis pada Slurry Pump
untuk pengamanan proses produksi dan peralatan pabrik serta keselamatan pekerja. Selain itu
dibutuhkan teknik pengontrolan agar hasil produksi stabil dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.

Kata Kunci: Otomatisasi, DCS, Interlock, Slurry pump

1. PENDAHULUAN Kujang dan PT Pupuk Kalimantan Timur. PT


Petrokimia Gresik sendiri bergerak dibidang
Teknologi bidang kontrol dan instrumentasi usaha utama produksi pupuk dan menghasilkan
memiliki peranan yang besar untuk memenuhi beberapa produk kimia sampingan. PT
kebutuhan otomatisasi, baik skala kecil Petrokima Gresik memiliki 3 pabrik, yang
maupun lingkup yang lebih besar. Tidak dapat masing-masing pabriknya menghasilkan
dipungkiri bahwa setiap industri, perusahaan, produk yang berbeda. Pabrik I memproduksi
ataupun bangunan modern saat ini pupuk berbasis gas nitrogen, sering disebut
membutuhkan sumber daya manusia sebagai pabrik amoniak-urea (amurea), Pabrik
berkualitas yang memiliki kemampuan dalam II memproduksi pupuk majemuk (NPK,
bidang teknologi otomatisasi tersebut. Phonska, dan SP-36) berbasis fosfat,
PT. Petrokimia Gresik berlokasi di Gresik, sedangkan Pabrik III memproduksi asam fosfat
Jawa Timur, Indonesia. PT. Petrokimia Gresik dan beberapa bahan kimia lain sebagai
dahulunya merupakan perusahaan Badan penunjang produksi Pabrik I dan II. PT
Usaha Milik Negara (BUMN) namun sekarang Petrokima Gresik menghasilkan 4.310.00
tergabung menjadi salah satu anak perusahaan ton/tahun untuk mensuplai kebutuhan pupuk
dari PT Pupuk Indonesia Holding Company seluruh Indonesia.
(Persero) bersama dengan beberapa perusahaan Unutk mendukung proses produksi pupuk,
pupuk milik negara seperti PT Pupuk PT. Petrokimia Gresik menerapkan teknologi
Sriwijaya, PT Pupuk Iskandarmuda, PT Pupuk bidang kontrol dan instumentasi pada proses
produksinya. Pada makalah ini akan dibahas adalah proses pengaturan jumlah berat dari
tentang perancangan sistem interlock pada bahan baku yang dibutuhkan.
slurry pump yang terdapat pada Pabrik II 2. Unit Solid Raw Material
Phonska IV PT Petrokimia Gresik. Unit ini berfungsi untuk membawa bahan
Adapun tujuan penulisan laporan Kerja baku padat (KCL, Urea, Za, Filler). Pada unit
Praktek ini adalah untuk mencoba mempelajari ini ada beberapa proses yang di kontrol antara
dan memahami perancangan sistem interlock lain: jumlah berat dari tiap bahan baku padat
pada slurry pump menggunakan DCS dan level dari bahan baku yang terletak pada
Yamatake-DEO Harmonas pada Pabrik II tangki penampung.
Phonska IV PT Petrokimia Gresik. 3. Unit Pneutralizer
Unit ini terjadi proses reaksi dari bahan baku
cair (asam sulfat, asam phosphat, dan
II. DASAR TEORI amoniak). Terdapat proses yang dikontrol oleh
2.1 Proses Produksi Pabrik II Phonska IV DCS yaitu: suhu, tekanan, level, serta berat dari
bahan baku cair yang ada di dalam unit
Salah satu unit produksi yang memproduksi
pneutraliezer.
pupuk di PT. Petrokima Gresik adalah Pabrik II
4. Unit Granulation
Phonska IV. Pupuk yang dihasilkan adalah
Pada unti ini terjadi Proses pembentukan biji
majemuk phonska. Pada Pabrik II Phonska IV
pada pupuk phonska. Terdapat proses yang
kapasitas produksi pupuk mencapai 600.000
dikontrol oleh DCS yaitu: kecepatan motor
ton/tahun.[3] Proses produksi pupuk phonska
yang digunakan untuk memutar tangki, suhu,
pada Pabrik II Phonska IV melalui beberapa
dan berat pupuk yang dihasilkan dalam tangki
tahap sesuai dengan gambar berikut.
Granulator.
5. Unit Final Product
Unit ini merupakan tahap akhir pada proses
pembuatan pupuk phonska sebelum ke proses
pengepakan atau packing. Unit dryer, unit
chruser, unit cooler, dan unit Screen
merupakan bagian dari unit ini. Proses yang
dikontrol pada tiap unit dalam unit final
product yaitu: suhu dan jumlah berat dari
pupuk yang dihasilkan disetiap bagian.

2.2 Granulation Process (Proses


Gambar 1 Proses produksi Pabrik II Phonska Pembentukan Granul)
IV Granulation merupakan proses utama
Seluruh tahap yang ada pada tiap unit dalam dalam pembuatan produk dengan hasil akhir
proses pembuatan pupuk phonska di Pabrik II berbentuk butiran - butiran granul. Raw
Phonska IV berjalan secara otomatis dan material dengan bantuan spray slurry hasil dari
dikendalikan oleh DCS (Distributed Control pipe reactor beserta umpan produk yang akan
System) yang terdapat di dalam ruang kontrol. di-recycle diumpankan ke dalam Granulator
Pada tiap unit untuk proses produksi pupuk Rotary Drum. Raw material yang awalnya
phonska juga terdapat beberapa proses yang berupa butiran bubuk halus menggumpal
dikendalikan oleh DCS. Bebrapa proses karena adanya reaksi dengan spray slurry.
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Dibantu putaran dari Granulator Drum
1. Unit Raw Material gumpalan tersebut diolah sedemikian rupa
Unit ini berfungsi membawa semua bahan baku sehingga menghasilkan produk akhir berupa
yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk butiran butiran granul. Flow Diagram Unit
phonska. Pada tahap ini terdapat beberapa Granulation ditunjukan pada gambar 2[4]
proses yang dikontrol oleh DCS salah satunya
granulator hingga kadar airnya mencapai 1 –
1.5 % menggunakan udara pengering dengan
aliran searah. Udara panas dipanaskan dalam
furnace 02-B-301 yang menggunakan bahan
bakar gas alam sebelum digunakan pada
dryer.[6]
Udara yang keluar dari dryer mengandung
sejumlah amonia yang lepas dari produk, debu,
dan air yang teruapkan dari produk saat
dikeringkan. Udara akan dimasukkan ke dalam
cyclone 02-D-322 untuk memisahkan sebagian
besar partikel yang terbawa gas. Partikel
Gambar 2. Diagram Proses Screen tersebut dikembalikan ke recycle product,
Pada unit proses produksi Pabrik II sedangkan udara panas yang membawa gas
Phonska IV Raw Material berupa KCL, ZA, dikirim menuju scrubbing unit untuk proses
Urea, dan bahan Filler dicampurkan dengan absorbsi amonia dan debu-debu yang masih
slurry hasil dari Pre-Neutralizer, serta Amonia tersisa. Produk yang keluar dryer selanjutnya
dan Asam Fosfat cair di dalam unit dikirim menuju unit screening.[6]
granulation. Terkadang air (berbentuk slurry)
dapat ditambahkan secara langsung ke dalam 2.5 Slurry Pump
granulator agar granul yang dihasilkan lebih Pompa slurry adalah sebuah pompa
seragam, akan tetapi hal ini tidak umum sentrifugal pompa lobus atau pompa selang
dilakukan. Air tersebut di pompa menggunakan peristaltik di prinsip fisika yang meningkatkan
slurry pump 22M301A dan 22M301B yang tekanan campuran partikel cair dan padat (alias
berasal dari proses Scrubbing water. [4] bubur), melalui gaya sentrifugal (impeller yang
berputar).
2.3 Scrubbing Water Process
Proses Scrubbing water ini adalah salah
satu proses penyerapan partikel-partikel limbah
cair yang bertujuan membersihkan air dan
menangkap unsur hara yang untuk dilakukan
daur ulang atau digunakan kembali ke dalam
produksi. Di proses ini juga dikontrol
Gambar 4. Slurry Pump
menggunakan DCS (Distributed Control
Pompa ini banyak digunakan untuk
System) dalam mengatur aliran air melalui
mengangkut zat korosif / abrasif dan tingkat
pompa slurry maupun pompa scrubber.
slurry yang tinggi dibanyak industry seperti
Gambar 3 adalah proses scrubbing.[6]
emas, perak, bijih besi, timah, baja, batu bara,
titanium, tembaga, pasir mineral, dan bahan
kimia. Contoh pompa slurry dapat dilihat pada
gambar 4.[7]

2.6 Distributed Control System (DCS)


Distributed Control System (DCS)
merupakan suatu sistem yang mendistribusikan
berbagai fungsi yang digunakan untuk
Gambar 3. Diagram Proses Scrubbing water mengendalikan berbagai variabel proses dan
unit operasi proses menjadi suatu pengendalian
2.4 Dryer Process (Proses Pengeringan) yang terpusat pada suatu control room dengan
Dryer 02-M-362 berbentuk rotary drum. berbagai fungsi pengendalian, monitoring, dan
Dryer ini akan mengeringkan padatan keluaran optimasi.[3]
Secara umum, DCS terdiri dari beberapa kebutuhan air pada proses granulasi. Pada unit
komponen, yaitu: Reaction & Scrubbing terpasang 2 slurry pump
a. Human Interface Station (HIS) dengan Tag name masing-masing 22-MP-301A
HIS merupakan media antarmuka antar dan 22-MP-301B. Letak slurry pump pada
manusia dengan mesin sebagai operator unit Reaction & Scrubbing dapat
dengan proses yang dikontrol pada plant.
dilihat pada gambar 5.
b. Field Control Station (FCS)
FCS merupakan control unit untuk
mendengalikan variabel-variabel yang
dikendalikan pada proses. FCS adalah otak
dari DCS yang mengeksekusi kontrol dan
mengkomputasi kontrol di lapangan.
c. Jaringan komunikasi
Merupakan sarana pertukaran data antara
operator station, control station, dan proses
menggunakan jaringan komunikasi.
Gambar 5. Letak slurry pump pada unit Reaction &
2.6 Sistem Interlock Scrubbing
Sistem interlock adalah suatu cara untuk Rancangan sistem interlock slurry pump
mengamankan jalannya proses serta pada 2 slurry pump 22-MP-301A dan 22-MP-
pengamanan perlatan dari unit yang paling
301B akan berhenti ketika Motor penggerak
kecil sampai keseleuruhan sistem. Dimana alat
pengaman tersebut terkait satu dengan yang dryer 22-M-362 berhenti atau stop. Sistem
lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan interlock ini dimaksudkan agar ketika proses
yang akan bekerja secara serentak apabila produksi dihentikan atau pada proses
kondisi proses atau alat mengalami
gangguan.[5] granulation dan dryer berhenti. Supply air ke
Interlock juga dilengkapi dengan sistem unit granulation ikut berhenti. Hal tersebut
bypass berupa switch. Hal ini dimaksudkan dikarenakan pipa supply air dari slurry pump
apabila diperlukan kita bisa menonaktifkan
pernah mengalami kejadian pipa pecah yang
interlock tersebut sehingga tidak berfungsi,
misalnya untuk keperluan mengakibatkan proses produksi berhenti
pemeriksaan/perbaikan atau terjadi kerusakan selama hampir 7-8 jam.
pada sistem interlock yang mana perbaikannya
hanya bisa dilakukan pada saat pabrik tidak
beroperasi. Selanjutnya untuk menjaga
keandalan dari sistem interlock ini agar setiap
ada kesempatan dilakukan tes simulasi.
Sistem interlock ada dua macam, yaitu
sistem OR dan sistem AND. Ada dua tahapan
sistem pengamanan, yaitu Alarm dan Shut
Down / Trip.

Gambar 6 Loop Diagram Slurry Pump


III. PEMBAHASAN
3.1 Sistem Interlock pada Slurry Pump
Slurry Pump terdapat pada unit Reaction &
Scrubbing yang berfungsi untuk menyalurkan
air yang tercampur unsur hara (berbentuk
slurry) ke unit Granulation untuk mensuplai
 Terdeteksi fault CMDDISFL (reff: 03)
 Terjadi fault pada motor (Tag:
22MP301AFA)
 Terdeteksi fault UNCMDFL (reff:01)
 Tombol Emergency Stop ditekan (Tag:
ES)

3.2 Perancangan Sistem Interlock pada


Slurry Pump.
Gambar 7 Digital Component motor 22-MP-301A DCS Yamatake-DEO Harmonas
menggunakan software RTC Editor untuk
Dari gambar di atas D1, dan P1 adalah
register untuk status motor dapat digunakan mendesain program sistem control dari suatu
untuk menyalakan & mengaktifkan Digital proses. Desain sistem interlock slurry pump
Component, sedangkan I1 untuk Input untuk dengan menggunakan RTC Editor dapat
menyalakan Digital Component dan I2 untuk
dijelaskan dengan loop diagram.
Output untuk mematikan Digital Component.
OP menandakan status kerja dari Digital Loop diagram menjelaskan kondisi apa
Component Slurry Pump (START/STOP). saja yang dapat menyebabkan motor slurry
UNCMD FL mengindikasikan adanya
pump bekerja dan kondisi apa saja yang dapat
kesalahan kinerja berupa adanya perubahan
kerja pada Digital Component namun tidak ada menyebabkan motor berhenti bekerja. Berikut
perintah dari Operator. CMDDISL tampilan RTC Editor.
mengindikasikan kesalahan pada Digital
Component yang tidak merespon perintah yang
diberikan oleh Operator. UNCMD FL dan
CMDDISL adalah salah satu fitur pengamanan
dari DCS Yamatake DEO-Harmonas.

Gambar 8. Logika Masukkan Slurry Pump


Dari gambar di atas, Motor 22-MP-301A
bekerja apabila kendali motor dialihkan ke Gambar 7. Tampilan RTC Editor
local switch (Tag: 22P301A_LOC) dan switch
on pada local switch ditekan (Tag: Berikut tahap-tahap perancangan sistem
22LCSP301AON). interlock slurry pump menggunakan RTC
Editor:
1. Membuka RTC Editor
2. Membuat block input berupa DI
(Digital Input)
3. Mengatur blok input
Gambar 12. Logika Keluaran Slurry Pump 4. Menghubungkan blok input ke Run
Berdasarkan Gambar 4.6 Motor 22-MP- Status Motor dryer 22-M-362
301A berhenti bekerja apabila memenuhi salah 5. Membuat blok logic (OR)
satu dari syarat berikut:
 Tombol Switch off pada Local Switch
6. Menghubungkan ke DigComp Motor
pompa 22-MP-301A
ditekan (Tag: 22LCSP301AOFF)
2. Perlu adanya pemeliharaan, evaluasi, dan
modifikasi terhadap peralatan pabrik
sehingga efisiensi produksi dapat dijaga
bahkan ditingkatkan.
3. Tersedia peralatan penunjang untuk
pembelajaran pekerja pemula.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://petrokimia-gresik.com , diakses


tanggal 14 Oktober 2015.
[2] https://perpus.petrointernal.com , diakses
Gambar 8. Loop Diagram slurry pump dengan tanggal 14 Oktober 2015.
sistem interlock [3] Rahmawati, Ratri, Roudlotun N F K. 2015.
Gambar diatas merupakan hasil “Pabrik Pupuk Phonska I Departemen
perancangan sistem interlock slurry pump dari Produksi IIA PT. Petrokimia Gresik”,
run status motor dryer 22-M-361. Universitas Diponegoro
[4] Ari, Muhammad, Rizki A A. 2015.
IV. PENUTUP “Departemen Produksi IIB PT Petrokimia
Gresik”, Universitas Diponegoro
4.1 Kesimpulan
1. Tahapan proses produksi pupuk Phonska [5]http://instrumentcontrolling.blogspot.co.id
terdiri dari pengumpan bahan baku, pre- /2012/06/sistem-interlock-sistem-
granulasi, penyiapan slurry, granulasi, interlock.html,”Sistem Interlock” diakses
pengeringan, pengayakan, pelapisan dan tanggal 16 Oktober 2015
pewarnaan, serta pengemasan produk. [6] Dewi, Atiqoh Sabrina, Tuty Indraswati.
2. Unit Produksi Pabrik II Phonska IV 2015. “PT Petrokimia Gresik Departemen
menggunakan Distributed Control System Produksi II A”, Universitas Diponegoro
(DCS) dalam proses otomatisasinya. [7] Afrino, Rendi, 2015, “Sistem Pengontrolan
3. Sistem interlock adalah suatu cara untuk Flow Hot Oil Menggunakan Control Valve
mengamankan jalannya proses serta di BB Distilasi PT Pertamina (Persero)
pengamanan perlatan dari unit yang paling Reinero Unit II Planju”, Universitas
kecil sampai keseleuruhan sistem. Diponegoro
4. Pada sistem interlock yang dibuat berfungsi [8] Semit, Arwanjer, Tantri I, Ovi Candra W.
sebagai input I0 Digcomp 22-MP-301A & 2014. “DCS Pada Unit Solid Raw Material
22-MP-301B untuk mematikan motor 22- pabrik II Phonska IV PT. Petrokimia
MP-301A & 22-MP-301B. Gresik”, Institut Sepuluh November
5. Kontrol otomatisasi dalam suatu proses [9] _____, “Yamatake DEO Harmonas #1 of 2
dibutuhkan untuk pengamanan alat dan User Manual”, PT. Yamatake Berca
keselamatan pekerja. Indonesia, 2002.
6. Kontrol otomatisasi proses dapat [10] _____, “Yamatake DEO Harmonas #1 of
menghasilkan produk yang sesuai dengan 2 User Manual”, PT. Yamatake Berca
standar yang telah ditentukan. Indonesia, 2002.
7. Unit Produksi Pabrik II Phonska IV
menggunakan Distributed Control System
(DCS) dalam proses otomatisasinya.

4.2 Saran
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan hal yang harus diutamakan di
semua daerah kerja perusahaan.
BIOGRAFI PENULIS

Yuniar Dwi Aman


Kurniawan lahir di Salatiga
pada tanggal 24 Juni 1995.
Menempuh pendidikan di TK
Pertiwi, SD Negeri
Bumiharjo I, SMP Negeri 2
Demak, dan SMA Negeri 1
Demak. Saat ini sedang
menempuh pendidikan di S1 Teknik Elektro,
Universitas Diponegoro, Semarang

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Budi Setiyono, ST. MT


NIP. 197005212000121001

Anda mungkin juga menyukai