Khotbah Iman Timbul Dari Pendengaran Firman
Khotbah Iman Timbul Dari Pendengaran Firman
Roma 10:16-21
Tidak taat dan membantah pada-Nya tidak hanya menjauhkan dari hadirat-Nya, malah
mereka akan terbuang, ditawan dan diasingkan dan berakhir tragis dalam berbagai
penghukuman. Senada dengan pernyataan ini, Yeremia mengecam Israel karena tidak
mendengar Tuhan Allah (5:21).
Teman teman pemuda, remaja, dan kakak-kakak Pembina remaja. Melalui firman
Tuhan dihari ini ada beberapa hal yang menjadi catatan atau poin penting yang dapat
kita ambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Menjadi pendengar yang setia, tidaklah mudah, butuh perjuangan, bahkan harus
dengan iman. Sebab pendengaran berhubungan dengan iman, bahkan bagian dari iman.
Dibutuhkan kecerdasan untuk mendengar, karena ini berdampak pada hati dan pikiran
seseorang. Jika kita mau untuk konsisten belajar mendengar suara Tuhan lewat firman-
Nya, kita akan merasa bahwa kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, bahkan
lebih erat dari hubungan orang tua dan anak. Namun sekali lagi itu hanya akan terjadi
kita mau menjadi pendengar yang setia. Mendengar berarti menunjukkan kedekatan
hubungan yang akrab. Mendengar berarti menyimak dan mau mengerti tentang
kehendak Dia yang memanggil.
2. Orang yang bertumbuh dan beriman adalah mereka yang selalu mendengar suara
Tuhan.
Hal ini dipahami bahwa orang yang mau bertumubuh dalam iman adalah mereka yang
tidak pernah menjauhkan diri dari persekutuan ibadah, dan terbuka terhadap setiap
didikan dan ajaran dari orang tua/guru/kakak-kakak Pembina remaja. Dalam artian
bahwa ketika kita beribadah, kita diberikan kesempatan untuk mendengarkan firman
yang kita yakini bahwa itu adalah suara Tuhan yang diperdengarkan-Nya lewat
pembacaan dan pemberitaan firman. Namun memang perlu diakui bahwa dijaman saat
ini, mendengar firman saat beribadah merupakan suatu kebiasaan yang sudah usang.
Banyak anak pemuda dan remaja sementara khotbah, masuk keluar tempat ibadah,
main hp, merokok, dll dengan berpikir bahwa bersekutu dengan menyanyi dan berdoa
saja cukup. Hal-hal seperi inilah yang harus kita ubah dari generasi kita. Generasi kita
ini harus menjadi generasi yang mencintai firman agar iman kita dapat kita wariskan
yang tentunya membawa dampak yang baik dan benar kepada anak, cucu kita.
Didalam kitab Amsal 8:32-34 menekankan juga bahwa pendengaran terhadap didikan
akan menjadikan kita bijak, dan ditekankan juga bahwa kita tidak boleh
mengabaikannya. Hal ini merujuk pada bahwa ajaran dan didikan mengenai firman
Tuhan bisa datang dari mana saja, termasuk dari orang-orang sekitar kita yaitu orang
tua/saudara/teman. Didapati bahwa sering kali pemuda dan remaja tidak mau
mendengarkan kata orang tua atas dasar kedewasaan. Karena sudah dewasa, merasa
tidak perlu mendengarkan didikan dan ajaran orang tua atau orang yang lebih tua.
Padahal berapapun usia kita, dimanapun kita berada, penting bagi kita untuk tetap
terus mendengar didikan dan nasihat dari orang-orang sekitar kita dan melakukannya
sesuai dengan kehendak Tuhan, agar kehidupan kita bertumbuh dalam iman. Buah nya
adalah kita menjadi orang yang penuh kasih, orang yang menjadi berkat bagi banyak
orang, bukan hanya bagi orang yang baik dengan kita, tetapi bagi mereka yang
melakukan yang kurang baik bagi kita, sehingga nama Tuhan dimuliakan.
Teman-teman yang diberkati dan dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, hari ulang
tahun Pekabaran injil dan pendidikan Kristen ke-192 mengingatkan kepada kita semua,
bahwa injil diberitakan lewat pendengaran, maka biarlah lewat pendengaran kita,
kehidupan kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan Yesus terus memberkati
setiap kita yang mau hidup sesuai dengan kehendak-Nya, dan terus membantu kita
untuk mengenal suara Tuhan yang sesungguhnya dan peka terhadap kehendak-Nya.
Amin…