Rangkuman Mustholah Hadits SMT II
Rangkuman Mustholah Hadits SMT II
❖ المحكمialah hadits maqbul yang tidak bertentangan dengan hadits maqbul yang lain.
❖ مختلفف الحفديثialah hadits maqbul yang bertentangan dengan hadits maqbul lain tetapi masih bisa dikompromikan ( امكان ااجمعا ا
) بينهعن.
➢ Misalnya jika ada hadits maqbul (shahih/hasan) bertentangan dengan semisalnya dalam maknanya secara dhohir dan
menurut para ulama masih bisa untuk mengkompromikan tujuannya (madlulnya) menjadi diterima (maqbul).
➢ Contoh : hadits ( = ) ال عدوى وال طيرةmenafikan adanya ketularan ()عدوى, sedangkan di hadits yang lain
)(فر من المجذوم فرارك من األسد = menetapkan adanya ketularan ()عادوى. Para ulama mengompromikan kedu hadits ini dan
sepakat bahwa kedua hadits tersebut memiliki beberapa makna 1.
❖ Cara mengkompromikan hadits.
Dari kedua hadits tersebut para ulama menarik beberapa kesimpulan : hadits pertama menunjukkan arti bahwa allah yang
telah memberi penyakit terhadap makhluq bukan karena ketularan oleh penyakit lain. Sedangkan hadits kedua, perintah untuk
menjauhi orang lepra ( ) اجفااا امااااجعما و اadalah agar orang (ketika terkena lepra) tidak meyakini bahwa itu tertular orang lain,
karena semua penyakit itu datangnya dari allah, sehingga ia terhindar dari dosa meyakini datangnya penyakit dari selain allah.
❖ Konsekuensi terhadap 2 hadits maqbul yang saling bertentangan
➢ Jika bisa dikompromikan, maka harus dikompromikan dan wajib mengamalkannya.
➢ Jika tidak bisa dikompromikan, maka:
1. Jika hadits tersebut menasakh hadits yang lain, maka yang diamalkan adalah hadits yang menasakh
(nasikh).
2. Jika masih belum diketahui, maka harus mentarjihnya terlebih dahulu (bagi yang ahli) kemudian
mengamalkan hadits yang rojih (unggul).
3. Jika kedua hadits tidak ada yang mengungguli, (dan itu sangat jarang) maka sebaiknya kita mauquf
(abstain) untuk mengamalkannya hingga tampak mana hadits yang rojih.
❖ Pentingnya ilmu tentang “ikhtilaful hadits”
Bagian ini merupakan bagian terpenting dari ilmu hadits, sehingga mengharuskan para ulama untuk mengetahuinya, dan
yang paling mumpuni dalam bidang ini adalah para imam yang ahli dalam ilmu fiqh, hadits, dan para ahli ushul fiqh yang sangat
mendalam pemahamannya sehingga tidak sulit bagi mereka meneliti hadits tersebut kecuali sangat jarang sekali.
❖ Karangan para ulama
2
1. اختالف الحديثoleh Imam syafii
2. تأويل مختلف الحديثoleh Ibn qutaibah Abdullah bin muslim
3. مشكل اآلثارoleh Abu ja’far Ahmad bin salamah
❖ النسخsecara bahasa adalah ( اإلزاجةmenghilangkan) atau ( اجنقلmemindah). Sedangkan menurut istilah adalah
Pengangkatan/penghapusan hukum terdahulu yang dilakukan oleh syari’ (Allah wa Rosuluh) dengan menggunakan hukum baru.
❖ Pentingnya Nasikh-Mansukh
Mengetahui hadits yang menasakh dan yang dinasakh adalah sangat penting dan sulit. Dan diantara para ulama yang paling
banyak membahas tentang hal ini adalah Imam As-Syafi’i , dan beliau merupakan ulama yang pertama kali membahas tentang
masalah Nasikh-Mansukh.
1
Pendapat ini menurut Imam Ibnu Hajar al Asqolaniy
2
Kitab ini merupakan karangan pertama yang membahas masalah ikhtilaful hadits
1|Mustholah Hadits Smt II
(( )) الضعيف
❖ Definisi : ialah hadits yang tidak mencakup syarat-syarat diterimanya hadits.
❖ Tingkatan hadits dhaif tergantung pada tingkat kedhaifannya : ضعيفاجدا,ااجعنكا, اجواهياdan yang paling jelek ialah ( اجعوضوعhadits
palsu).
❖ Sanad yang paling lemah : ( langsung dilihat di kitab ae )
❖ Contohnya : hadits yang diriwayatkan oleh imam at tirmidzi melalui hakim al atsram dari abu tamimah al-hujaimi dari abu
hurairah , Nabi bersabda : ( ) من اتى حائضا أوامرأة في دبرها أو كاهنا فقد كفر بما انزل على محمد.
Imam tirmidzi setelah mentakhrij hadits ini berkata : kita tidak mengetahui hadits ini kecuali dari yang diriwayatkan oleh
Hakim al Atsram, kemudian beliau berkata “Imam bukhari mendhaifkan hadits ini dari segi sanadnya “. Menurut mushonnif,
karena didalam sanadnya terdapat hakim al atsram yang didhaifkan oleh para ulama diantaranya al Hafidz Ibn hajar al Asqolani
.
❖ Hukum Periwayatannya :
Para ahli hadits memperbolehkan meriwayatkan hadits dhaif dengan 2 syarat :
1. Tidak berhubungan dengan masalah Aqidah (spt Sifat-sifat Allah )
2. Tidak berhubungan dengan masalah hukum syariat yang berkaitan dengan Halal – Haram.
Yakni, boleh meriwayatkannya jika hanya sekadar untuk fadhoilul a’mal, member nasihat, mendorong
untuk berbuat baik. Dan dianjurkan untuk berhati-hati jika meriwayatkannya tanpa sanad, maka jangan berkata (قنلاا
) سولاهللااك ااakan tetapi katakanlah ( ) وياعاا سولاهللا اك ا.
❖ Hukum mengamalkannya :
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengamalannya, menurut jumhur bahwa disunnahkan mengamalkan hadits dhaif jika
berupa fadhoilul a’mal, tapi dengan 3 syarat :
1. Kedhaifannya tidak terlalu lemah.
2. Memiliki Landasan/payung hukum secara jelas dan kuat.
3. Dalam mengamalkannya berkeyakinan ( اإلحتينطberhati-hati).
❖ Karangan ulama : (bisa dilihat sendiri )
***
2. Gugur secara samar, tidak ada yang mengetahui hadits ini kecuali imam- imam yang benar-benar cerdas dalam melihat
mata rantai hadits dan illat-illatnya sanad. Ada dua macam :
a. اجعدجسا
b. اجعاسلااجخفيا
)(المعففلق
❖ Definisi : ialah hadits yang dibuang rowinya pada permulaan sanad baik satu rowi atau lebih. Atau bahkan semua sanadnya
dibuang.
❖ Macam2nya :
1. Membuang semua rowi dan langsung berkata ( ) قنلا سولاهللا
2. Membuang semua rowi kecuali sahabat atau sahabat dan tabi’in .
❖ Contohnya bisa dilihat sendiri di kitab.
❖ Hukumnya :
Hadits muallaq ini ditolak ( ) مادودkarena tidak memenuhi syarat diterimanya hadits, yaitu اتصال
السد. Itu karena dibuangnya rowi dan kita tidak tahu tentang keadaan rowi yang dibuang.
❖ Hukum hadits muallaq yang terdapat pada Shahih bukhori dan Shahih muslim.
Hukum ditolaknya hadits muallaq ini mutlak untuk semua hadits muallaq, jika hadits muallaq ini terdapat pada kitab yang
pasti shahih ( Bukhori dan Muslim ) , maka memiliki hukum khusus, yaitu :
1. Jika diriwayatkan menggunakan shighot Jazm (spt : احكى,اذكا, ) قنلmaka dianggap sebagai hadits shahih.
2. Dan jika menggunakan shighot Tamridh (spt : ي احك ا,اذكا, ) قيلmaka belum tentu shahih ( bisa shahih, hasan atau
dhaif).
***
) ( المعفففضففل
❖ Definisi : ialah hadits yang didalam sanadnya gugur dua orang rowi atau lebih secara berurutan.
❖ Hukum : Para ulama sepakat bahwa hukum hadits اجععاااضاالitu Dha’if . dan hadits ini lebih rendah daripada mursal atau
munqothi’ karena banyaknya rowi yang terbuang.
❖ Berkumpulnya hadits Mu’dhol dan Mu’allaq.
Hadits mu’dhol dan mu’allaq masing-masing memiliki keumuman dan kekhususan :
a. Hadits mu’dhol berkumpul dengan mu’allaq dalam satu bentuk hadits ; yaitu jika dibuangnya 2 rowi secara
berurutan dalam permulaan sanad. Maka hadits ini disebut mu’dhol (karena dibuangnya 2 rowi secara berurutan)
dan mu’allaq ?(karena rowi dibuang pada permulaan sanad).
b. Hadits mu’dhol dan muallaq terpisah dalam dua bentuk hadits :
➢ Jika 2 rowi yang dibuang ada di tengah sanad , maka disebut Mu’dhol
➢ Jika hanya satu rowi yang dibuang pada awal sanad, maka disebut Mu’allaq.
****
) ( المنقطع
❖ Definisi : ialah hadits yang terputus sanadnya baik diawal, tengah maupun akhir sanad. Oleh karena itu maka hadits munqothi’
mencakup hadits mursal, mu’allaq dan mu’dhol.
❖ Hadits munqothi’ menurut ulama mutaakhirin (kontemporer)
Yaitu hadits yang terputus sanadnya tetapi tidak mencakup hadits mursal, mu’allaq dan mu’dhol, sehingga munqothi’ itu
adalah istilah untukhadits yang terputus sanandnya selain 3 hadits tersebut, baik terputusnya sanad itu dalam satu tempat atau
lebih.
❖ Hukum : hadits munqothi’ hukumnya dhaif menurut kesepakatan para ulama ahli hadits.
***
) ) المدلفففس
❖ Definisi : التدليسadalah menyamarkan cacatnya sanad hadits dan memperindah dhohirnya sanad.
❖ Pembagiannya : التدليسdibagi menjadi 2 macam :
1( Tadlisul Isnad, : ialah seorang rowi meriwayatkan dari rowi lain yang meriwayatkan dari gurunya (rowi pertama),
tetapi rowi tersebut membuang rowi diatasnya tersebut dan langsung menyebutkan gurunya