NASAKH
Disusun Oleh :
Luqmanul Hakim
Dosen Pengampu:
Program Magister
SUMATERA UTARA
2023
Naskh Al-Quran Dengan Hadits
A. Nasakh.
Nasakh menurut Bahasa ialah memindahkan dan menghilangkan. Sedangkan menurut
istilah: mengangkat suatu hukum syariah dengan dalil syariah yg datang belakangan.1
D. Pembagiaan Nasakh.
Kitab-kitab ulumul quran telah menjelaskan secara terperinci tentang ini, dan para ulama
telah membagikannya kedalam 4 bagian3, yaitu:
1. Nasakh Al-Quran dengan Al-Quran.
para ulama telah sepakat bahwa hal ini ada di dalam Al-Quran, seperti tentang masa iddah
bagi para Wanita yang awalnya masa iddah mereka satu tahun penuh sebagaimana dijelaskan
pada surah Al-Baqarah;240 yang dinasakh hukumnya dengan 3 masa suci dijelaskan dalam
surah Al-Baqarah;234.
1
. Hisyam Kamil Hamid Musa, Khulasah fi ulumul Quran, no cetak;2023\11871,cairo, hal;69.
2
Imam suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Quran.
3
Hisyam Kamil Hamid Musa, Khulasah fi ulumul Quran
Nasakh Sunnah dengan Sunnah terbagi menjadi 4 bagian, yaitu;
a. Nasakh Sunnah Mutawatir dengan yang Mutawatir
Para ulama membolehkannya.
b. Nasakh sunnah Ahad dengan Mutawatir
para ulama memperbolehkannya.
c. Nasakh Hadits Ahad dengan Hadits Ahad.
Para ulama memperbolehkannya
d. Nasakh Sunnah Mutawatir dengan Hadits Ahad.
Mayoritas ulama tidak membolehkannya, karena Mutawatir adalah sesuatu yang Qath’I
dan Ahad merupakan Dzanni.
Qathi adalah sesuatu yang maknanya satu dan tidak mungkin ada makna lainnya.
Contoh Firman Allah SWT;
ِل ِم
لَّذَك ِر ْثُل َح ِّظ اُاْلْنَثَيْي
Dari ayat ini tidak ada penafsiran lain kecuali bagian laki-laki itu seperti 2 perempuan
dalam warisan.
Hadits Mutawatir adalah Hadits yg diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin
bersekongkol dalam kebohongan.
Dalil mereka yang melarang:
- Q.S Annahl ayat 44
4
Muhammad Ibrahim Hifnawi, Syarah Kawakib Sathi’ ala Nadzmi Jam’il Jawami’ lissuyuthi, Maktabah Iman,
Cairo, jilid 2, hal584-586.
َوَاْنَزْلَنٓا ِاَلْيَك الِّذْك َر ِلُتَبَنِّي ِللَّناِس َم ا ُنِّزَل ِاَلْيِه ْم َو َلَعَّلُه ْم َيَتَف َّك ُرْو َن
Pandangan mereka bahwa Allah berfirman tugas Nabi hanya menyampaikan wahyu dari
Allah, dan nasakh tidak termasuk menyampaikan (Bayan).
Sanggahan:
1. Dari ayat tersebut tidak ada pembatasan hanya kepada bayan, karena ayat tersebut tidak ada
huruf hashr.
2. Kalau kita setuju dengan pembatasan bayan, maka Ketika Rasulullah menyampaikan wahyu
juga didalamnya ada penghapusan suatu hukum.
3. Pembatasan tugas nabi hanya menyampaikan Al-Quran itu berarti meniadakan tugas Sunnah
Nabi sebagai sumber Syariah, dan kita juga melihat banyak hukum dalam islam yang diambil
hanya dari Hadits Nabi Muhammad SAW.
َوِاَذا َبَّد ْلَنٓا ٰاَيًة َّم َك اَن ٰاَيٍۙة َّوالّٰل ُه َاْع َلُم َمِبا ُيَنِّزُل َقاُلْٓو ا ِاَمَّنٓا َاْنَت ُمْف َت َبْل َاْك َثُرُه ْم اَل َيْع َلُمْو َن
َوَم ا َآَتاُك ُم الَّرُس وُل َفُخ ُذ وُه َوَم ا َنَه اُك ْم َعْنُه َفاْنَتُه وا
Nasakh Al-Quran dengan Hadits Ahad para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, ada
Sebagian yang membolehkan dan ada juga yg memperbolehkan.
Al-Quran itu dzanni dalalah sama dengan Hadits Ahad sebagaimana pendapat Jumhur
ulama ushul dan kaum zahiri yaitu salah satu madzhab dalam fiqih yg diinisiasi oleh Dawud
Azzahiri bin Khalafah (W.883 M), sebagaimana kebolehan Nasakh Hadits Mutawatir dengan
Ahad.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa ada kebolehan penerima warisan mendapatkan wasiat
mayyit dari hartanya dan ini telah dihapus dengan hadits Nabi Muhammad SAW:
قال رسول اهلل ال وصية لوارث
Sumber Pustaka.
5
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/hukum-wasiat-kepada-ahli-waris-tpRgm